BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum acara pidana dan hukum pidana merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Hukum acara pidana adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Meskipun hakim dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh serta rekomendasi pihak manapun juga, tetapi dalam melaksanakan tugas pekerjaanya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah termasuk perbankan/building society (sejenis koperasi di Inggris),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat) seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam melakukan kehidupan sehari-hari, seringkali tidak pernah lepas dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang sedang dilaksanakan, baik sejak masa pemerintahan Orde Baru maupun masa reformasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM MENGADILI PERMOHONAN KASASI PENGGELAPAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 373 K/Pid/2015)

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari sebuah adegan di film Arwah Goyang Karawang, Julia

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

Abstrak. Kata kunci: Peninjauan Kembali, Kehkilafan /Kekeliranan Nyata, Penipuan. Abstract. Keywords:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB I PENDAHULUAN. diperiksa oleh hakim mengenai kasus yang dialami oleh terdakwa. Apabila

narkoba masih belum popular dan oleh jaringan pengedar hanya dihadikan sebagai Negara transit saja. Belakangan ini Indonesia telah dijadikan Negara

Penulisan Hukum (Skripsi)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana penipuan merupakan salah satu tindak pidana terhadap harta benda yang sering terjadi dalam masyarakat. Modus yang digunakan dalam tindak pidana penipuan juga semakin beragam dan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit bagi para korbanya. Ketentuan mengenai tindak pidana penipuan terdapat dalam Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP). Hukum pidana berdasarkan materi yang diaturnya dibagi menjadi dua yaitu hukum pidana materil dan hukum pidana formil. Hukum pidana materil adalah kumpulan aturan hukum yang menentukan pelanggaran pidana, menetapkan syaratsyarat bagi pelanggar pidana untuk dapat dihukum, menunjukkan orang dapat dihukum dan dapat menetapkan hukuman atas pelanggaran pidana. Sementara itu, hukum pidana formil adalah kumpulan aturan hukum yang mengatur cara mempertahankan hukum pidana materil terhadap pelanggaran(adami Chazawi,2001:8). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) selanjutnya di sebut dengan KUHAP merupakan suatu landasan yuridis dalam praktek beracara di pengadilan atas suatu tindak pidana demi terciptanya penegakan hukum dan keadilan. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menjelaskan bahwa tujuan dari hukum acara pidana adakah untuk mencari dan mendapatkan setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, yaitu kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan sesuatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana 1

2 telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan (Andi Hamzah, 2011:7-8). Proses peradilan berakhir dengan putusan akhir (voniss), dalam putusan itu hakim menyatakan pendapatnya tentang apa yang telah dipertimbangkan dan putusannya. Setiap putusan hakim merupakan salah satu dari tiga kemungkinan : 1. Putusan Pemidanaan atau penjatuhan pidana dan/atau tata tertib; 2. Putusan bebas; 3. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum (Andi Hamzah, 2011:285-286). Terhadap putusan yang dirasakan belum memenuhi rasa keadilan dapat di ajukan upaya hukum baik oleh terdakwa maupun penuntut umum. Upaya hukum di bagi menjadi dua yaitu upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa dan upaya hukum luar biasa. Upaya hukum biasa terdiri dari banding dan kasasi, sedangkan upaya hukum luar biasa terdiri dari peninjauan kembali dan kasasi demi kepentingan hukum. Upaya hukum terhadap putusan pengadilan negeri adalah banding. Tidak semua putusan pengadilan negeri dapat di ajukan banding sebagaimana disebutkan dalam Pasal 67 KUHAP, bahwa terdakwa atau penuntut umum berhak untuk meminta banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum di jatuhkan jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang di dakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat (2) KUHAP). Upaya hukum yang dapat dilakukan terhadap putusan lepas dari segala tuntutan hukum yaitu dengan mengajukan kasasi tanpa proses banding terlebih dahulu. Terhadap putusan lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut kurang tepatnya penerapan hukum dapat di ajukan kasasi menurut Pasal 244 KUHAP, dengan alasan dalam Pasal tersebut hanya tertera putusan bebas yang tidak dapat di ajukan kasasi.

3 Salah satu kasus permohonan kasasi terhadap putusan lepas dari segala tuntutan hukum oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara penipuan yaitu terhadap putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor:226/PID.B/2014/ PN.TNG. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang dalam perkara tersebut menyatakan terdakwa terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, akan tetapi perbuatan tersebut tidak merupakan suatu tindak pidana dan melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum. Terhadap putusan tersebut Jaksa Penuntut Umum beranggapan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang telah salah dalam menerapkan hukum.hasil dari permohonan kasasi tersebut Hakim Mahkamah Agung dalam putusan Nomor:1085 K/PID/2014 yang memutuskan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor:226/PID.B/2014/ PN.TNG. dan menjatukan pidana penjara selama 2 tahun karena terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, bersama sama-sama melakukan penipuan secara berlanjut. Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis hendak mengkaji lebih lanjut tentang upaya permohonan kasasi yang di lakukan oleh Penuntut Umum dengan menggunakan putusan Mahkamah Agung Nomor: 1085 K/PID/2014 sebagai studi kasus dalam penulisan hukum (skripsi) dengan judul PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM BERDASARKAN JUDEX FACTI SALAH MENERAPKAN HUKUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA PENIPUAN( STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR : 1085 K/PID/2014) B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut 1. Apakah permohonan kasasi Penuntut Umum berdasarkan judex facti salah menerapkan hukum memutuskan lepas dari segala tuntutan hukum sesuai Pasal 253 KUHAP?

4 2. Apakah pertimbangan Hakim Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi dan menjatuhkan pidana penjara selama 2 tahun sesuai dengan Pasal 256 KUHAP? C. Tujuan Penelitian Tujuan adanya suatu penelitian ada dua macam yaitu, tujuan obyektif adalah tujuan yang berasal dari tujuan penelitian itu sendiri dan tujuan subyektif yang berasal dari penulis sendiri. Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penulisan hukum ini : 1. Tujuan Obyektif a. Mengetahui kesesuaian judex facti salah menerapkan hukum sebagai dasar pengajuan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan lepas dari segala tuntutan hukum dalam perkara penipuan dengan ketentuan Pasal 253 KUHAP. b. Mengetahui kesesuaian pertimbangan Mahkamah Agung dalam memeriksa dan memutus permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan lepas dari segala tuntutan hukum dalam perkara penipuan sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 256 KUHAP. 2. Tujuan Subyektif a. Menambah dan memperluas wawasan penulis di dalam ilmu hukum khususnya dalam bidang hukum acara pidana. b. Memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian hukum ini antara lain : 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meberikan sumbangan pemikiran di bidang Ilmu Hukum khususnya Hukum Acara Pidana.

5 b. Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai acuan terhadap penelitian sejenis pada tahap yang selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang di teliti. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir ilmiah, serta untuk kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu hukum yang telah diperoleh. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah merupakan unsur yang paling penting dalam penelitian untuk mendapatkan bahan hukum dengan validitas tinggi. Tanpa suatu metode maka seorang peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan, merumuskan dan memecahkan masalah dalam mengungkapkan suatu kebenaran. Penelitian hukum merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsipprinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum yang berguna untuk menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2010: 35). Berdasarkan penjelasan di atas adapun metode penelitian yang di gunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis penelititan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif memiliki definisi yang sama dengan penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder. Sehingga dalam penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan agumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam meyelesaikan masalah yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 55-56). 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian hukum ini tentunya sejalan dengan sifat ilmu hukum itu sendiri.

6 lmu Hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat preskriptif dan terapan, sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, Ilmu Hukum mempelajari tujuan hukum, konsep-konsep hukum, norma- norma hukum, kaidah-kaidah hukum, validitas aturan hukum, dan nilai-nilai keadilan. Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam melaksanakan aturan hukum. Sifat preskriptif hukum ini menjadi sesuatu yang substansial di dalam Ilmu Hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2013 : 41-42). 3. Pendekatan Penelitian Kaitanya dengan penelitian hukum normatif, terdapat beberapa pendekatan penelitian hukum. Pendekatan-pendekatan yang di gunakan yang di gunakan dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang (Statute approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan komparatif (comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan penelitian hukum yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kasus. Pendekatan kasus dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasuskasus yang berkaitan dengan isu hukum yang terdapat dalam putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Yang menjadi kajian pokok dari pendekatan kasus adalah ratio decidendi atau reasoning, yaitu pertimbangan pengadilan untuk sampai kepada suatu putusan (Peter Mahmud Marzuki, 2013 : 133-134). Pendekatan kasus (case approach) dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dengan studi putusan Mahkamah Agung Nomor.1085 K/PID/2014 untuk mengetahui tentang pengajuan kasasi penuntut umum atas dasar Judex Factie keliru menafsirkan tindak pidana penipuan dan argumentasi hukum hakim Mahkamah Agung menjatuhkan putusan mengabulkan permohonan kasasi. 4. Sumber dan Jenis Bahan Hukum Sumber-sumber penelitian hukum dibedakan menjadi dua yaitu ahan hukum primer dan bahan hukum sekunder Bahan hukum primer merupakan bahan hukum

7 yang bersifat autoritatif. Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim. Sedangkan bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentarkomentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 181). Sumber hukum yang di gunakan dalam penelitian hukum ini adalah : a. Bahan hukum primer 1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana(KUHP). 3) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). 4) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 5) Undang-Undang Nomor 8 tahun 2004 tentang Peradilan Umum 6) Undang-Undang Nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan Republik Indonesia. 7) Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1085 K/PID/2014. b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder digunakan sebagai pendukung dari bahan hukum primer yang digunakan terdiri atas jurnal baik internasional maupun nasional, pendapat para ahli, buku-buku, literatur, tulisan-tulisan, bahan hukum dari internet dan sumber lainya yang memiliki korelasi untuk mendukung penelitian ini. 5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik pengumpulan bahan hukum yang mendukung dan berkaitan dengan pemaparan penulisan hukum ini adalah studi kepustakaan (Library research) atau studi dokumen. Studi dokumen adalah suatu alat pengumpulan bahan hukum yang dilakukan melalui bahan hukum tertulis dengan mempergunakan content analisys (Peter Mahmud Marzuki, 2013: 21). Studi dokumen ini berguna untuk mendapatkan landasan teori dengan mengkaji dan mempelajari buku-buku, peraturan perundangundangan, dokumen, laporan, arsip dan hasil penelitian lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8 6. Teknik Analisis Bahan Hukum Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode silogisme yang menggunakan pola berpikir deduktif.penggunaan metode deduksi ini berpangkal dari pengajuan premis mayor, kemudian diajukan premis minor,kemudian dari kedua premis tersebut ditarik suatu kesimpulan.hadjon dalam pemaparannya mengemukakan bahwa di dalam logika silogistik untuk penalaran hukum yang merupakan premis mayor adalah aturan hukum,sedangkan premis minornya adalah fakta hukum.dari kedua hal tersebut kemudian ditarik suatu konklusi (Peter Mahmud Marzuki,2013: 89-90). Penelitian ini, yang menjadi premis mayor adalah Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). sedangkan premis minornya adalah fakta hukum (Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1085 K/PID/2014) dari kedua hal tersebut kemudian dapat ditarik suatu konklusi guna mendapatkan jawaban atas permasalahan kesesuaian Pasal 253 KUHAP dalam pengajuan kasasi oleh Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Tigaraksa dan alasan hukum Hakim Mahkamah Agung menjatuhkan putusan mengabulkan permohonan kasasi yang berkaitan dengan Hukum Acara Pidana. F. Sistematika Penulisan Hukum Supaya lebih mudah dalam melakukan pembahasan, analisa serta penjabaran isi dari penulisan hukum ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan hukum ini sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan hukum. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini penulis akan menguraikan mengenai kerangka teori dan kerangka pemikiran. Dalam kerangka teori penulis akan menguraikan tinjuan umum

9 tentang kasasi, tinjauan umum tentang penuntut umum, tinjauan umum tentang Judex Factie, tinjauan umum tentang putusan pengadilan, tinjauan umum tentang tindak pidana penipuan. Sedangkan dalam kerangka pemikiran penulis akan menampilkan bagan kerangka pemikiran. BAB III : PEMBAHASAN Bab ini penulis akan membahas dan menjawab permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya : apakah permohonan kasasi Penuntut Umum berdasarkan judex facti salah menerapkan hukum memutuskan lepas dari segala tuntutan hukum sesuai Pasal 253 KUHAP? dan Apakah pertimbangan Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi dan menjatuhkan pidana penjara selama 2 tahun sesuai dengan Pasal 256 KUHAP?. BAB IV : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian hukum yang dilakukan, berisi simpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN