BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pencegahan atau penurunan AKI di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

Lutfia Kherani Nurhayatun J

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

BAB I PENDAHULUAN. adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya. pada tahun 2000 menjadi 237,6 juta di tahun 2010 (BKKBN, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas seseorang salah satunya adalah penyakit hipertensi.hipertensi atau

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia tentang bahaya pertumbuhan penduduk yang besar dan cepat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB WANITA DI TUWEL

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Warsini 1, Herlina Puri Rahayu 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program keluarga berencana (KB) merupakan bagian yang terpadu

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa pada wanita usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, dimana hipertensi menempati urutan pertama sebesar 31,7% (Depkes, 2008). Data Riskesdas (2007) juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan sekitar 52% dibandingkan laki-laki yaitu sebanyak 48%. Umumnya penderita hipertensi adalah orang yang berusia diatas 40 tahun, namun pada saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang usia muda. Hipertensi pada wanita usia subur sebagian besar terjadi pada usia 25 45 tahun, dan hanya pada 20% terjadi dibawah usia 20 tahun. Wanita usia subur merupakan wanita yang berusia 15-45 tahun, pada masa ini sering terjadi perubahan hormonal didalam tubuh yang disebabkan karena pola hidup yang salah. Hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta atau komplikasi yang

dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Terdapat 478 kasus pada usia subur, yaitu pada usia 15-45 tahun, untuk hipertensi pada wanita usia subur berjumlah 466 orang (Dwijo, 2009). Faktor yang mempengaruhi mempengaruhi terjadinya hipertensi atau peningkatan tekanan darah meliputi kelainan pengaruh gaya hidup, gen, penggunaan kontrasepsi hormonal, status gizi, obesitas, faktor gaya hidup seperti inaktivitas fisik, konsumsi alkohol tinggi serta faktor makanan, dan penyebab sekunder seperti penyakit ginjal dan gangguan endokrin (Davey, 2005). Menurut Baziad (2008), hipertensi (>140/90) dijumpai pada 2-4% wanita pemakai pil kontrasepsi, terutama yang mengandung etilestradiol (Zat Steroida yang terkandung dalam hormon estrogen). Keadaan ini erat kaitannya dengan usia wanita dan lama penggunaannya. Kejadian hipertensi meningkat sampai 2-3 kali lipat setelah 4 tahun penggunaan kontrasepsi yang mengandung estrogen. Jika tekanan darah >160/95 mmhg sebaiknya jangan diberikan kontrasepsi yang mengandung estrogen dan bila tekanan darah >200/120 mmhg, semua jenis kontrasepsi hormonal merupakan kontraindikasi. Setelah penghentian kontrasepsi, biasanya tekanan darah akan normal kembali, tetapi bila hal ini tidak terjadi perlu diberi obat anti hipertensi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah pasangan usia subur (PUS) di Indonesia pada tahun 2013 berjumlah 40.190.591 orang. Dengan jumlah

peserta Keluarga Berencana (KB) aktif wanita se-jawa Bali adalah 15.289.479 peserta, dengan KB suntik 8.114.960 peserta (58,08%), KB pil 3.391.736 peserta (22,18%), KB IUD 2.010.677 peserta (13,15%), KB implant 1.159.662 peserta (7,58%), dan KB MOW (Metode Operasi Wanita) 612.444 peserta (4,01%) (BKKBN, 2013). Penggunaan alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi hormonal selain dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah juga dapat menimbulkan perubahan berat-badan akseptor. Hal ini disebabkan oleh hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah (Nirwana, 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2013), menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi dengan obesitas pada wanita usia subur (WUS) peserta jamkesmas di Puskesmas Wawonasa. Terjadinya perubahan berat-badan pada akseptor KB hormonal juga akan dapat meningkatkan terjadinya hipertensi, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi adalah obesitas. Study Framingham mengatakan bahwa sekitar 10% dari peningkatan berat badan berhubungan dengan kenaikan 7 mmhg tekanan darah sistol. Wanita usia 30 tahun yang memiliki berat badan berlebih berisiko 7 kali terkena hipertensi dibandingkan wanita langsing dengan usia yang sama (Ridwan, 2009). Kelebihan berat badan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke

jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Seseorang yang gemuk lebih mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai risiko terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan wanita yang langsing dengan usia yang sama (Purwati, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Garini (2011), jumlah kasus hipertensi pada wanita usia subur sebanyak 1988 orang (74,6%). Hasil survey awal yang dilakukan pada 10 akseptor pil KB diketahui bahwa 7 orang (70%) diantaranya menderita hipertensi dengan lama rata-rata penggunaan pil KB 2 tahun. Berdasarkan hasil survey didapatkan data jumlah akseptor KB aktif di Kabupaten Purbalingga bulan September 2014 sebesar 68041 akseptor dengan rincian sebagai berikut akseptor IUD sebesar 7,9%, akseptor MOW sebesar 7,4%, akseptor MOP sebesar 1,7%, akseptor implant sebesar12,6%, akseptor kondom sebesar 1,8%, akseptor KB suntik sebesar 48,8% dan akseptor KB pil sebesar 19,8%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa akseptor KB aktif tertinggi di Wilayah Kecamatan Rembang sebanyak 5919 akseptor (8,7%). Diketahui juga angka kejadian hipertensi pada wanita bulan November 2014 sebanyak 153 dengan kejadian hipertensi pada WUS sebanyak 40 responden (26,2%) (BKKBN, 2014). Studi pendahuluan yang penulis lakukan dengan metode wawancara terhadap 10 akseptor KB hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Rembang Kabupaten Purbalingga Desember tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 10 akseptor, 6 (60 %) diantaranya menyatakan mengalami peningkatan berat badan lebih dari 3-5 Kg selama lima tahun penggunaan kontrasepsi, dan merasakan kegemukan (obesitas) serta 4 (40%) akseptor mengatakan berat badannya tetap, saat dilakukan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil 7 responden (70%) mengalami peningkatan tekanan darah dan 3 responden (30%) mengalami tekanan darah yang tetap. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Lama Penggunaan KB Hormonal dan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga tahun 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui KB hormonal masih menjadi pilihan terbanyak dalam berkb pada sebagian besar masyarakat. Manfaat besar yang diperoleh dari penggunaan alat kontrasepsi untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk juga memberikan efek samping bagi para penggunanya. Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi diantaranya yaitu nausea, nyeri payudara, hematoma, gangguan haid, hipertensi, acne, dan penambahan berat badan. Efek samping yang terjadi terhadap kesehatan dikarenakan hormon yang terkandung dalam kontrasepsi tersebut bila digunakan dalam jangka waktu yang lama ternyata dapat menimbulkan berbagai efek, yang salah satunya adalah hipertensi.

Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut Adakah hubungan lama penggunaan KB hormonal dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga Tahun 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan lama penggunaan KB hormonal dan kejadian obesitas dengan kejadian hipertensi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan umur, pekerjaan dan jenis kontrasepsi di Wilayah Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga. b. Mengidentifikasi lama penggunaan KB hormonal, kejadian obesitas dan kejadian hipertensi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga c. Menganalisis hubungan lama penggunaan KB hormonal dan kejadian obesitas dengan kejadian hipertensi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk mendapatkan tambahan teori tentang terjadinya hipertensi sebagai akibat dari penggunaan KB hormonal dan obesitas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS) Diharapkan hasil penelitian ini dapat sebagai gambaran tentang efek sampling dari KB hormonal dan obesitas sehingga Pasangan Usia Subur (PUS) dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai. b. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas Rembang) Diharapkan hasil penelitian ini sebagai tambahan pengetahuan bagi institusi kesehatan (bidan) tentang efek samping KB hormonal dan obesitas sehingga petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan atau pelayanan yang efektif. c. Bagi Tenaga Kesehatan Masukan bagi bidan dan tenaga kesehatan terkait dalam rangka memberikan konseling tentang efek samping penggunaan alat kontrasepsi hormonal. d. Bagi Peneliti Untuk memperluas wawasan peneliti tentang peningkatan berat badan pada akseptor KB hormonal sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan dan penyuluhan agar tidak terjadi masalah hipertensi dan gangguan kesehatan lainnya.

E. Keaslian Penelitian 1. Pramono (2010) tentang Hubungan antara Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik Depoprovera dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Subur di Desa Kepoh Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif corelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan sampling jenuh dengan jumlah populasi sebesar 46 wanita usia subur dan sampelnya sebesar 33 wanita usia subur. Hasil uji statistik diskriptif rata-rata lama pengunaan kontrasepsi hormonal suntik depoprovera adalah 4,4 tahun, jumlah wanita usia subur yang menderita hipertensi berdasarkan tekanan sistolik sebanyak 4 responden (12,12%) dan jumlah wanita usia subur yang menderita hipertensi berdasarkan tekanan diastolic sebanyak 4 responden (12,12%). Berdasarkan hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa tidak ada hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi hormonal suntik depoproveradengan kejadian hipertensi sistolik (r : 0,121, value : 0,504) dan tidak ada hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik depoprovera dengan kejadian hipertensi diastolik (r : 0,174, value : 0,333). P value lebih besar dari alpha 0,05. Sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi hormonal suntik dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Desa Kepoh Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan, pendekatan, teknik sampel dan analisa data yang digunakan. Sedangkan

untuk persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang lama penggunaan kontrasepsi dengan hipertensi. 2. Lestari (2013) tentang Hubungan Lama Penggunaan Metode Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Hipertensi Di RW 02 Kelurahan Ngaliyan Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB yang berdomisili di RW 02 Kelurahan Ngaliyan Semarang dengan jumlah populasi 134 dan sampel yang diperoleh adalah 100 responden. Teknik sampling menggunakan metode purposive sampling. Analisa data bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lama penggunaan metode kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi di RW 02 Kelurahan Ngaliyan Semarang (p=0,034) dan ibu yang lama menggunakan metode kontrasepsi hormonal 2,954 kali beresiko terkena hipertensi dibandingkan dengan ibu yang tidak lama menggunakan metode kontrasepsi hormonal (OR=2,954). Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan, pendekatan, teknik sampel dan analisa data yang digunakan. Sedangkan untuk persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang lama penggunaan kontrasepsi dengan hipertensi 3. Kurniawati (2010) tentang Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Pil KB Kombinasi dengan Tekanan Darah Tinggi pada Wanita Pasangan Usia Subur di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun 2010. Penelitian adalah case control, dilakukan di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, pada Bulan Pebruari-Maret 2010 dengan jumlah sampel 96 responden. Sampel kasus adalah wanita PUS dengan hasil pemeriksaan tekanan darah 140/90 mm Hg. Hasil penelitian adalah pemakaian pil KB kombinasi behubungan bermakna dengan tekanan darah tinggi OR 3,51 (95% CI 1,03 11,91), pernah memakai OR 2,71(95% CI; 0,71 10,32). Faktor yang mempengaruhi hubungan pemakaian pil KB kombinasi dengan tekanan darah tinggi pada wanita PUS adalah umur, riwayat keluarga tekanan darah tinggi dan obesitas. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan, pendekatan, teknik sampel dan analisa data yang digunakan. Sedangkan untuk persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang lama penggunaan kontrasepsi dengan hipertensi.