Kemandirian Ekonomi Melalui Sertifikasi Hutan Rakyat (Kasus di Gunungkidul) Ir. Murbani Dishutbun Kab. Gunungkidul 6 Februari 2009 Bogor - Indonesia
Kondisi Hutan Rakyat Luas hutan di kabupaten Gunungkidul saat ini adalah 43.767,5 ha yang terdiri dari hutan rakyat 30.546 ha dan hutan negara 13.221,5 ha Rata-rata tingkat kepemilikan lahan garapan petani yang sempit (rata-rata 0,56 ha/kk) Potensi HR di Gunungkidul terdiri atas potensi hasil hutan kayu, baik kayu perkakas maupun kayu bakar, hasil hutan non-kayu berupa: daun, hijauan makanan ternak, dan buah-buahan serta tanaman semusim (hasil tumpangsari) Belum ada unit manajemen pengelolaan secara utuh, masih berskala kelompok tingkat dusun Pemanenan menggunakan sistem tebang butuh
Potensi Hutan Rakyat Penggunaan lahan sangat intensif (tumpangsari, agroforestry, dll) Hutan Rakyat sebagai penopang kebutuhan selain pertanian dan ternak Hutan Rakyat/Tanaman Jati sudah menjadi budaya bagi masyarakat Gunungkidul Luas Hutan Rakyat (30.546 Ha) lebih luas dari hutan negara (13.221 Ha) Menghasilkan lebih dari 70.000 meter kubik per tahun
DATA ANGKUTAN KAYU GUNUNGKIDUL TAHUN 2004-2008 100,000.00 80,000.00 m3 60,000.00 40,000.00 20,000.00 0.00 2004 2005 2006 2007 2008 tahun total jati
Permasalahan Hutan Rakyat Kelestarian terancam karena kebutuhan industri meningkat Kurang kompetitif ; akibat dari pengaruh penggunaan bibit dan curah hujan yang fluktuatif Posisi tawar petani dalam penjualan kayu rendah Pengelolaan hutan rakyat dalam kelompok tingkat dusun kecuali pemungutan hasil/produksi masih bersifat individu (tebang butuh)
Sertifikasi Hutan Sertifikasi hutan merupakan salah satu instrumen yang bertujuan untuk mendorong terjadinya praktek pengelolaan hutan yang lestari sesuai dengan kaidahkaidah kelestarian fungsi produksi, ekologi, dan sosial, dengan mengaitkannya pada perdagangan hasil hutan. Sertifikasi PHBML diharapkan dapat: meningkatkan pengakuan secara luas atas model pengelolaan hutan yang telah dilakukan oleh masyarakat, serta lebih memberdayakan masyarakat (dan kelembagaan masyarakat) dalam mengelola hutan. Sertifikasi diharapkan juga memunculkan insentif-insentif bagi masyarakat, baik dari pasar maupun dukungan kebijakan pemerintah.
Pengajuan Sertifikasi HR Lestari Skema : Sertifikasi PHBML LEI Lembaga Sertifikasi : PT. TUV International Indonesia, Jakarta. Pemohon Sertifikasi : Koperasi Wana Manunggal Lestari Gunungkidul. Unit Manajemen : Seluas 815,18 Ha terdiri dari 3 unit manajemen, yaitu : Desa Girisekar, Dengok, dan Kedungkeris.
Hasil Unit manajemen hutan rakyat telah mendapatkan sertifikat PHBML (pada Bulan September 2006) seluas 815,18 Ha, terdiri dari 3 sub unit manajemen, yaitu: Unit manajemen HR Desa Girisekar seluas 401,83 Ha yang dikelola oleh Paguyuban Kelompok Tani Sekar Pijer; meliputi Dusun Pijenan, Jeruken, dan Blimbing. Unit manajemen hutan rakyat Desa Dengok seluas 229,10 Ha yang dikelola oleh Paguyuban Pengelola Hutan Rakyat Ngudi Lestari; meliputi Dusun Dengok IV, Dengok V, dan Dengok VI. Unit manajemen hutan rakyat Desa Kedungkeris seluas 184,25 Ha yang dikelola oleh Paguyuban Kelompok Tani Hutan Rakyat Margo Mulyo; meliputi Dusun Kedungkeris, Pringsurat, dan Sendowo Kidul.
Manfaat Sertifikasi 1. Peningkatan pengetahuan petani dalam mengelola hutan rakyat 2. Terbentuknya lembaga pengelola hutan rakyat (KTHR PPHR KWML) 3. Insentif berupa prioritas pembangunan dari pemerintah daerah (dukungan Pokja HRL) 4. Peningkatan harga produk kayu, walaupun belum signifikan 5. Menjadi tempat belajar bagi daerah lain 6. Kemandirian ekonomi masyarakat melalui wadah koperasi
Kemandirian Ekonomi Sebelum adanya sertifikasi PHBM, kemandirian ekonomi masyarakat ditunjukkan dengan : Tanaman kehutanan (jati) sebagai tabungan/investasi jangka panjang Petani mengusahakan bibit unggul dengan harapan mendapat kualitas kayu yang baik Memelihara ternak untuk tabungan/cadangan pengeluaran jangka menengah Budidaya tanaman pertanian/semusim untuk keperluan pengeluaran jangka pendek
Lanjutan.. Berbagai usaha ekonomi masyarakat : Pengembangan Lahan Bawah Tegakan : empon-empon, tanaman cadangan pangan, HMT Budidaya lebah madu Home Industri Pengolahan HR ; mebel, kerajinan dan pertukangan Aktivitas ekonomi non kehutanan ; perdagangan, peternakan, pemanfaatan limbah pertanian
PENUTUP Pengelolaan hutan rakyat lestari melalui sertifikasi secara garis besar diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menunjang pembangunan Kabupaten Gunungkidul dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya hutan itu sendiri secara seimbang baik ekonomi, sosial maupun lingkungan