Ketut Indraningrat Fakultas Ekonomi Universitas Jember

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penawaran produk atau jasa dengan merangsang unsur unsur emosi

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang

PENGARUH PENERAPAN EXPERIENTIAL MARKETING STRATEGIC JURUSAN DESAIN POLITEKNIK NEGERI TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan penjualan (Musfar dan vivi, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel penelitian dan Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil data yang telah diuji melalui uji asumsi klasik dan telah

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI HERITAGE COFFEE BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Persepsi konsumen terhadap Experiential Marketing Street Gourmet

Penulis1 et al., Template untuk Penulisan Artikel Ilmiah Mahasiswa UNEJ...

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, CUSTOMER RELATIONSHIP MARKETING

PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

public service yang menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para

ABSTRACT. Key words: consumer behavior, experiential marketing, customer loyalty. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN HARMONI CAFE AND RESTO MALANG SKRIPSI

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) BANDUNG BARAT BRANCH OFFICE)

Oleh : Nur Baety Isnaeny Manajemen ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan pemasaran sudah tidak lagi ditujukan untuk pertukaran atau

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS (Studi Pada Pelanggan Taman Indie Resto Malang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI

KATA KUNCI: kebijakan brand image, atribut produk, atribut tak berwujud, manfaat bagi pelanggan, harga relatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AWAN SETIYAWAN NIM. B

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Citra Merek Dalam UKM Kelompok Seni Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL,CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords : Experiential Marketing, Customer Loyalty

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN MENGENAI TINGKATAN ARTI MEREK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS MEREK PADA PRODUK THE BODY SHOP YOGYAKARTA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek Perkebunan Teh Kaligua merupakan kawasan wisata agro dataran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB Ι PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive dengan

ANALISIS PENGARUH KEMASAN PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA MASYARAKAT UMUM DI BEKASI ( Studi Kasus pada UKM Putri Bakery ) Oleh : Kopita Komal

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan dan minuman berkembang dengan pesat di

ABSTRAK. retail marketing mix, loyalitas konsumen, harga, tata letak, dan personalia

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER. mengisi daftar pernyataan dalam kuesioner ini dengan tujuan sebagai data untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah kemajuan komunikasi dan teknologi informasi, serta perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 3 No. 1 Jan 2016

ANALISAH PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN HERBS SPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat konsumen sebagai manusia rasional dan emosional yang menginginkan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Dalam penulisan skripsi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory, dimana penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PLAZA HOTEL SEMARANG

Ilham et al., Analisis Pengaruh Merek, Persepsi Harga dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli...

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 6 Experience Marketing

Analisa Pengaruh Kepuasan Experiential marketing Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Celebrity Fitness Surabaya

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA MELALUI VARIABEL INTERVENING KEPERCAYAAN MEREK ( Studi Kasus Pada JNE Cabang Semarang)

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan ataupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Pelaku bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mulai menanamkan konsep experiential marketing dan nilai pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Merek adalah sebuah aset perusahaan. Begitu besarnya peran merek dalam UKDW

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMART PHONE SAMSUNG GALAXY PADA PT. SAMSUNG ELECTRONICS CABANG MAKASSAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Loyalitas menurut Aaker (dalam margaretha, 2004:297) dinyatakan sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian. dalam penelitian varifikatif dan deskriptif. Menurut Sugiyono (2009: 54)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

ANALISIS PENGARUH KETEPATAN WAKTU, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN CV.

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

Transkripsi:

Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 9, No 2 Juli 2015 Hal 123-133 PENGARUH STRATEGIC EXPERIENTIAL MODULES (SEM s) DAN EMOTIONAL BRANDING TERHADAP BRAND LOYALTY CITRA HAND & BODY LOTION PADA MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 123 Ketut Indraningrat Fakultas Ekonomi Universitas Jember enemat-09@yahoo.com Abstract: The purpose of this study is to analyze the effect of sense, feel, think, act, relate, that is usually called as Strategic Experiential Modules (SEM s), and emotional branding on brand loyalty Citra Hand & Body Lotion. The sample consists of 70 students of the Faculty of Economics Universitas Jember. The research used multiple regression analysis to test the hypothesis. Results show that there are positive effect of sense, think, act, relate and emotional branding on brand loyalty. But, there is negative effect of feel on brand loyalty. Keywords: Sense, Feel, Think, Act, Relate, Emotional Branding, and Multiple Regression. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh sense, feel, think, act, dan relate,yang biasa disebut dengan Modul Eksperiental Strategis, dan pengaruh emotional branding terhadap kesetiaan merek produk Citra Hand & Body Lotion. Sampel penelitian terdiri dari 70 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember.Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif darisense, think, act, relate,dan emotional branding terhadap brand loyalty. Namun, terdapat pengaruh negatif dari feel terhadap brand loyalty. Kata Kunci: Sense, Feel, Think, Act, Relate, Emotional Branding, dan Regresi berganda Pendahuluan Konsep pemasaran tradisonal dimana perusahaan menitikberatkan pada tujuan penjualan telah mengalami revolusi menjadi konsep pemasaran modern dimana saat ini kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler dan Keller, 2007:19). Kegiatan pemasaran tidak hanya bertumpu pada kegiatan marketing mix perusahaan, namun perusahaan juga harus lebih mengenal pelanggan

124 dengan cara memberikan pengalaman dan menggugah rasa emosional pelanggannya. Pengalaman yang nyata serta menggugah rasa emosional pelanggan merupakan cara yang paling jitu untuk menarik perhatian pelanggan. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan experiential marketing dan emotional branding. Experiential marketing memiliki lima dimensi utama untuk membangkitkan emosi pelanggan, yaitu dengan menggunakan strategic experiential modules (SEM s), yang terdiri atas aspek sense, feel, think, act dan relate. Suatu perusahaan dapat memberikan pengalaman nyata yang tidak akan mudah dilupakan oleh pelanggan akan produk (Schmitt, 2005) dengan experiential marketing. Sedangkan dengan melakukan pendekatan emotional branding perusahaan dapat menghubungkan pelanggan secara tidak sadar dengan perusahaan dan produk dari perusahaan tersebut dalam suatu metode yang mengagumkan secara emosional (Gobe, 2005). Kedua strategi tersebut dapat menciptakan suatu kesetiaan akan merek (brand loyalty) dalam waktu jangka panjang. Hal ini dikarenakan hubungan emosional antara pelanggan dengan perusahaan begitu kuat. Menurut Schmitt (1999:63) dalam memberikan pengalaman kepada pelanggan, terdapat lima dimensi yang ada di dalam pendekatan experiential marketing. Dimensi tersebut biasa disebut dengan strategic experiential modules (sem s), yaitu sense, feel, think, act dan relate. Dimensi sense berkaitan dengan penciptaan keutuhan sebuah kesan pertama pada produk. Sense dapat muncul melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa dan aroma. Dimensi sense dalam experiential marketing digunakan untuk menciptakan diferensiasi suatu produk dan perusahaan, untuk memotivasi atau mendorong konsumen, dan menambah nilai pada produk. Untuk menciptakan kesan yang kuat, baik melalui iklan, packaging, ataupun website, seorang pemasar perlu memilih warna yang tepat sejalan dengan profil perusahaan. Selain itu pilihan gaya (styles) yang tepat juga tidak kalah pentingnya. Perpaduan antara bentuk, warna dan elemen elemen lain membentuk berbagai macam gaya antara lain minimalis, ornamentalis, dinamis dan statis. Konsep feel di sini sangatlah berbeda dengan kesan sensorik karena hal ini berkaitan dengan suasanan hati dan emosi jiwa seseorang. Dimensi ini

125 bukan sekedar menyangkut keindahan, tetapi suasana hati dan emosi jiwa yang dapat membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kekecewaan dan kesedihan. Pada umumnya seseorang dapat benar benar merasakan feel pada saat mengkonsumsi sebuah produk maka akan timbul perasaan yang kuat dari emosi jiwa seseorang. Perusahaan mengharapkan bahwa feel yang timbul di jiwa pelanggannya adalah perasaan yang menyenangkan dan kebanggaan diri karena mengkonsumsi produk tersebut. Dimensi think muncul dari intelektual pelanggan dengan tujuan untuk menciptakan kognitif, pengalaman pemecah masalah yang berasal dari pelanggan. Pelanggan di dorong untuk lebih kreatif dalam menyampaikan aspirasinya untuk kemajuan suatu produk dari perusahaan. Oleh karena itu pemasar perlu berhati hati dalam melakukan pendekatan dimensi think dan tidak perlu provokatif serta berlebihan mendorong pelanggan karena dapat merugikan. Dengan membuat pelanggan berpikir berbeda, hal ini akan berakibat mereka mengambil posisi yang berbeda pula. Terkadang posisi yang diambil ini bertentangan dengan harapan pemasar. Dimensi act berkaitan dengan perilaku yang nyata dan gaya hidup seseorang. Hal ini berhubungan dengan bagaimana membuat orang berbuat sesuatu dan mengekspresikan gaya hidupnya. Pendekatan act memberi konsumen suatu cara alternatif untuk mengerjakan sesuatu berdasarkan gaya hidupnya. Ada berbagai cara untuk mengkomunikasikan pendekatan act, namun pemilihan sarananya harus hati hati dan cepat sehingga daat mebangkitkan pengalaman yang diinginkan. Dimensi relate berkaitan dengan budaya seseorang dan kelompok referensinya yang menciptakan identitas sosial. Seorang pemasar harus mampu menciptakan identitas sosial bagi pelanggannya dengan produk yang ditawarkan. Pada pendekatan relate, di dalamnya terdapat dimensi sense, feel, think dan act. Perusahaan yang berhasil melakukan keempat dimensi sebelumnya, maka perusahaan akan bisa melakukan pendekatan relate terhadap pelanggannya. Pendekatan relate memiliki dampak atau berimplikasi terhadap hubungan dengan orang lain, kelompok sosial, etnik maupun gaya hidup orang dari berbagai daerah. Brand adalah komoditas atau jasa yang dikemas dalam sebuah pesona emosional, dipatenkan dalam sebuah image atau logo (Ball, 2007).

126 Pesona emosional adalah sebuah pengalaman sensoris yang diciptakan lewat desain konseptual dari sebuah brand (Ball, 2007). Branding merujuk pada kumpulan hal hal yang dipercaya dan dipegang pembeli mengenai perusahaan beserta produk atau jasanya, baik positif maupun negatif. Definisi ini bergeser menjadi lebih dari sekedar nama, logo, atau identitas grafik. Emotional branding berfokus dari bagaimana esensi suatu brand bisa dikomunikasikan. Emotional branding adalah saluran dimana orang secara tidak sadar berhubungan dengan perusahaan dan dengan produk dari perusahaan tersebut dalam suatu metode yang mengagumkan secara emosional. Emotional branding yang kuat dihasilkan dari kemitraan dan komunikasi. Membangun emosi yang tepat adalah investasi terpenting yang bisa perusahaan buat dalam suatu merek. Hal tersebut adalah janji yang perusahaan buat kepada konsumen, yang memberi akses kepada konsumen untuk menikmati dunia merek tersebut. Citra Hand & Body Lotion telah mengaplikasikan strategi experiential marketing dan emotional branding. Terbukti dengan hasil bahwa selama beberapa tahun terakhir Citra Hand & Body Lotion telah mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar Hand & Body Lotion di Indonesia. Citra Hand & Body Lotion memberikan pengalaman nyata secara menyeluruh kepada pelanggannya, pada saat sebelum, selama dan sesudah mengkonsumsi produknya. Pelanggan tidak hanya berhubungan dengan produknya saja, namun pelanggan juga dapat berhubungan dengan perusahaan, bahkan pelanggan diberi kebebasan untuk mengutarakan aspirasi atau pendapat mereka. Hal tersebut terbukti adanya salah satu fasilitas unggulan dari perusahaan, yaitu Rumah Cantik Citra dimana pelanggan dapat merasakan pengalaman mengenai produk dan layanan jasa yang diberikan perusahaan secara gratis. Citra di dunia maya, melalui website resmi, menyediakan forum komunitas untuk pelanggannya, fasilitas yang di dapat adalah pelanggan bebas untuk berdiskusi maupun berbagi informasi antar pelanggan dan berkonsultasi mengenai kecantikan kepada pakar kecantikan yang disediakan oleh perusahaan Citra. Pangsa pasar Citra Hand & Body Lotion terbukti luas dengan banyaknya jumlah mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang menggunakan produk Citra Hand & Body Lotion. Mahasiswi Fakultas

127 Ekonomi Universitas Jember merasa bahwa Citra Hand & Body Lotion dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan harga yang masih terjangkau. Di samping itu, mereka merasa nyaman dengan adanya forum konsultasi gratis di situs Citra mengenai kecantikan kulit, sehingga mereka dengan mudah berkonsultasi masalah atau kendala mengenai kecantikan kulit. Metodologi Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai explanatory research dan confirmatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal dan menguji keterkaitan antara beberapa variabel melalui pengujian hipotesis atau penelitian penjelasan (Singarimbun dan Efendi, 1995:256). Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Jember, tahun angkatan 2006 2009 dengan jumlah populasi sebanyak 700 mahasiswi, maka sampel ditentukan 10% dari jumlah populasi, sehingga jumlah sampel sebanyak 70 mahasiswi. Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified sampling, sedangkan teknik penentuan responden menggunakan purposive sampling, yaitu dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan respondenya (Arikunto, 2000:28). Syarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Responden merupakan mahasiswi program S1 Reguler; b. Responden merupakan mahasiswi angkatan tahun 2006 2009 yang masih aktif di perkuliahan; c. Responden telah menggunakan produk Citra Hand & Body Lotion minimal selama tiga bulan berturut turut; d. Responden pernah membuka website Citra. Berdasarkan tinjauan teori dijelaskan bahwa strategic experiential modules (sem s) dan emotional branding memiliki pengaruh terhadap brand loyalty. Variabel independen dalam penelitian ini adalah strategic experiential modules (sem s) yang terdiri dari lima dimensi, yaitu sense, feel, think, act dan relate, serta emotional branding. Variabel dependen yakni brand loyalty.

128 Sense (X 1) βx 1iy Feel (X 2) βx 2iy Think (X 3) Act (X 4) βx 3iy βx 4iy Brand Loyalty (Y) Relate (X 5) βx 5iy Emotional Branding (X 6) βx 6iy Gambar 1. Kerangka Konseptual Sumber : Schmitt (1999) dan Gobé (2005) Variabel independen (X), yaitu variabel bebas yang tidak tergantung variabel lain. Yang termasuk variabel independen adalah : variabel x 1 : sense, variabel x 2 : feel, variabel x 3 : think, variabel x 4 : act, variabel x 5 : relate, variabel x 6 : emotional branding. Variabel dependen (Y), yaitu variabel yang terikat pada variabel lain. Dalam hal ini yang merupakan variabel dependen adalah brand loyalty Citra Hand & Body Lotion pada mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Analisis Regresi Linier Berganda Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Teknik analisis data ini digunakan pada penelitian yang dirancang untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, berdasarkan variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini diformulasikan sebagai berikut : Yi = βx1iy + βx2iy + βx3iy + βx4iy + βx5iy + βx6iy + ei

129 Dimana : Y i X 1i X 2i X 3i X 4i X 5i X 6i β ei = brand loyalty = sense = feel = think = act = relate = emotional branding = koefisien variabel bebas = variabel pengganggu Hasil dan Pembahasan Hasil Analisisis Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode regresi berganda, maka diperoleh hasil perhitungan antara pengaruh strategic experiential modules (sem s) dan emotional branding terhadap brand loyalty, sebagai berikut : Tabel 1: Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Unstandardized Standardized Variabel Coefficients Coefficients Sig. Sense (X 1 ) 0,560 0,560 0,000 Feel (X 2 ) -0,052-0,052 0,578 Think (X 3 ) 0,495 0,495 0,000 Act (X 4 ) 0,718-0,718 0,000 Relate (X 5 ) 0,394 0,394 0,000 Emotional Branding (X 6 ) 0,584 0,584 0,000 Dependent Variabel : Brand Loyalty (Y) 1) Pengaruh sense (X 1 ) terhadap brand loyalty (Y) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, menghasilkan nilai β = 0,560 dan signifikansi = 0,000. Artinya variabel sense (X 1 ) mempunyai pengaruh positif terhadap brand loyalty (Y). Berdasarkan hasil analisisis maka, dapat disimpulkan hipotesis pertama dapat diterima atau dengan

130 kata lain terdapat pengaruh positif antara variabel sense terhadap variabel brand loyalty. Dimensi sense yang ditampilkan Citra Hand & Body Lotion melalui tampilan fisik produknya mampu menciptakan kesan awal bagi pelanggan, khususnya mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Desain produk yang feminim serta variasi iklan yang selalu menonjolkan keindahan kulit serta kecantikan wanita Indonesia berhasil menggugah hati pelanggan, sehingga dalam benak dan pikiran mereka telah tumbuh rasa loyal untuk menggunakan Citra Hand & Body Lotion. 2) Pengaruh feel (X 2 ) terhadap brand loyalty (Y) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, menghasilkan β = - 0,052 dan signifikansi = 0,578. Artinya variabel feel (X 2 ) mempunyai pengaruh negatif terhadap brand loyalty (Y) karena tingkat signifikansi di atas 5%. Berdasarkan hasil analisisis maka, dapat disimpulkan hipotesis pertama ditolak atau dengan kata lain terdapat pengaruh negatif antara variabel feel terhadap variabel brand loyalty. Pendekatan feel yang dilakukan Citra Hand & Body Lotion tidak cukup kuat untuk membangun loyalitas dalam benak pelanggan, khususnya mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Hal ini dikarenakan Citra Hand & Body Lotion kurang memahami suasana hati pelanggan. Citra Hand & Body Lotion kurang bisa menangkap apa yang sebenarnya bisa membuat pelanggan menjadi loyal terhadap Citra Hand & Body Lotion. 3) Pengaruh think (X 3 ) terhadap brand loyalty (Y) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, menghasilkan nilai β = 0,495 dan signifikansi = 0,000. Artinya variabel think (X 3 ) mempunyai pengaruh positif terhadap brand loyalty (Y). Berdasarkan hasil analisisis maka, dapat disimpulkan hipotesis pertama dapat diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh positif antara variabel think terhadap variabel brand loyalty. Pendekatan lewat dimensi think yang dilakukan Citra Hand & Body Lotion sudah cukup baik. Hal ini divisualisasikan lewat banyaknya variasi iklan Citra Hand & Body Lotion yang bersambung. Artinya pelanggan diminta berpikir untuk melanjutkan cerita selanjutnya, bahkan Citra pernah

131 mengadakan lomba untuk pelanggannya mengenai lanjutan cerita iklan Citra Hand & Body Lotion. Di sinilah Citra Hand & Body Lotion mencoba merangsang kreativitas pelanggan. Hal tersebut dapat membangun loyalitas pelanggan dalam jangka waktu panjang. 4) Pengaruh act (X4) terhadap brand loyalty (Y) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, menghasilkan nilai β = 0,718 dan signifikansi = 0,000. Artinya variabel act (X4) mempunyai pengaruh positif terhadap brand loyalty (Y). Berdasarkan hasil analisisis maka, dapat disimpulkan hipotesis pertama dapat diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh positif antara variabel act terhadap variabel brand loyalty. Citra Hand & Body Lotion sengaja membangun image produk dikhususkan untuk wanita Indonesia. Hal tersebut terlihat dalam varian produknya. Pelanggan, khususnya mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang menggunakan Citra Hand & Body Lotion merasa produk tersebut telah mencerminkan jati dirinya sebagai wanita Indonesia karena aroma yang diciptakan oleh Citra khusus untuk wanita Indonesia, sehingga menimbulkan kepercayaan diri pada saat menggunakannya. Hal tersebut membawa pelanggan pada tingkat loyalitas yang diharapkan oleh Citra Hand & Body Lotion pada jangka panjang. 5) Pengaruh relate (X 5 ) terhadap brand loyalty (Y) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, menghasilkan nilai β = 0,394 dan signifikansi = 0,000. Artinya variabel relate (X 5 ) mempunyai pengaruh positif terhadap brand loyalty (Y). Berdasarkan hasil analisisis maka, dapat disimpulkan hipotesis pertama dapat diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh positif antara variabel relate terhadap variabel brand loyalty. Citra Hand & Body Lotion berusaha menjaga hubungannya dengan pelanggan. Hal ini terlihat dibukanya saluran antara pelanggan dengan perusahaan. Citra berusaha menampung saran dan kritik dari pelanggan, bahkan pelanggan diperbolehkan untuk berkonsultasi kepada pakar kecantikan kulit Citra melalui suatu forum diskusi melalui website Citra. Hubungan yang baik antara pelanggan dan perusahaan akan membangun

132 suatu loyalitas merek yang tinggi, sehingga pelanggan akan loyal terhadap merek Citra Hand & Body Lotion. 6) Pengaruh emotional branding (X 6 ) terhadap brand loyalty (Y) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, menghasilkan nilai β = 0,584 dan signifikansi = 0,000. Artinya variabel emotional branding (X 6 ) mempunyai pengaruh positif terhadap brand loyalty (Y). Berdasarkan hasil analisisis maka, dapat disimpulkan hipotesis pertama dapat diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh positif antara variabel emotional branding terhadap variabel brand loyalty. Strategi emotional branding yang dilakukan oleh Citra Hand & Body Lotion berjalan dengan lancar. Hal ini terlihat dari interaksi Citra Hand & Body Lotion kepada pelanggannya. Citra tidak hanya menciptakan suatu merek hand & body lotion yang monoton, namun Citra menciptakan suatu merek yang dinamis, yang dapat menggugah rasa emosional pelanggannya. Mulai dari logo yang menggambarkan wanita Indonesia, bentuk produk, produk itu sendiri serta hubungan pelanggan dengan merek dan perusahaan Citra. Semua jalur terbuka dengan lebar. Pelanggan diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya. Sikap yang dibentuk Citra inilah yang nantinya akan membuat pelanggan loyal dengan merek Citra Hand & Body Lotion, karena ketika pelanggan sudah merasa senang dan nyaman, maka mereka tidak akan mau untuk berpindah ke merek lain. Kesimpulan Pada umumnya kelima dimensi dalam experiential marketing atau yang biasa disebut dengan strategic experiential modules (sem s) yaitu sense, feel, think, act dan relate serta ditambah dengan penggunaan strategi emotional branding dapat menciptakan suatu keterikatan atau loyalitas terhadap merek (brand loyalty). Citra Hand & Body Lotion sudah cukup baik dalam mengaplikasikan strategic experiential modules (sem s) dan emotional branding sehingga pelanggannya akan merasa loyal terhadap produknya. Saran Perusahaan perlu memperhatikan secara khusus dalam melakukan pendekatan dimensi feel, Citra harus lebih berhati hati dan benar benar

133 memahami bagaimana suasana hati dan jiwa pelanggannya sehingga dapat tercermin dalam produknya. Jika hal tersebut sudah diatasi, maka Citra tidak perlu cemas karena loyalitas merek akan didapatkan dari pelanggannya. Daftar Referensi Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Ball, 2007. International Business. New York: Mc Graw Hill. Gobé, Marc. 2005. Emotional Branding : Paradigma Baru untuk Menghubungkan Merek dengan Pelanggan. Erlangga. Jakarta Kotler dan Keller. 2006. Marketing Insight : Experiential Marketing, Marketing Management. Person Education Inc. Upper Saddle River. New Jersey Schmitt, Bernd H. 1999. Experiential Marketing : How to Get Customers to Sense, Feel, Think, Act and Relate to Your Company and Brands. The Free Press. New York Schmitt, Bernd H. 2005. Experiential Marketing Gives You A Competitive Edge. Pitch Magazine Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.