BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V KONSEP PERENCANAAN

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab IV Analisa Perancangan

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

Syarat Bangunan Gedung

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)


RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI OTISTA JAKARTA TIMUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

Transkripsi:

BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran secara fungsi maupun keselarasan lingkungan. 4.1.1 Analisa Pemilihan Lokasi Analisa letakan berdasarkan analisa kebutuhan terhadap fungsi bangunan yang pemilihan lokasi tapak merupakan analisa dimana bangunan ini di akan di rencanakan dan mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RUTRW) di Jakarta timur. Analisa pemilihan tapak ini berdasarkan beberapa Kriteria antara lain : Studi Lokasi dipinggiran sungai Ciliwung, yang diharapkan dapat mengurangi keberadaan rumah kumuh pinggiran sungai dan berkurangnya sampah yang dibuang ke sungai. Lokasi Strategis menuju beberapa wilayah dan dekat dengan fasilitas kota seperti perkantoran, pasar, kampus, sekolah dan sebagainya. Kemudahan aksesibilitas antar kota dengan menggunakan kendaraan umum terhadap lokasi bagi penghuni maupun pengunjung. Peruntukan Tapak yang sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Rencana Tata Ruang Wilayah (RUTRW). Kawasan Tapak Terpilih Dengan analisa diatas maka terpilihlah suatu lokasi di Kelurahan Bidaracina, Otista, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur antara lain : Kesesuaian peruntukan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Rencana Tata Ruang Wilayah (RUTRW) kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur yaitu Rumah Susun. Kemudahan Pencapaian Lokasi tapak dengan menggunakan angkutan umum. Terletak dipinggiran sungai Ciliwung. Kemudahan aksesibilitas antar kota. Otista merupakan salah satu titik tengah yang berhubungan dengan beberapa wilayah kota lainnya seperti Jakarta utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Bekasi. Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 28

Dekat dengan fasilitas kota seperti perkantoran, pasar, kampus, sekolah, stadion olahraga, rumah sakit dan sebagainya. 4.1.2 Analisa Makro Kawasan Tapak berada di Jl. Otto Iskandardinata Raya 84 Jatinegara, Jakarta Timur (warna merah) yang merupakan salah satu titik tengah yang berhubungan dengan beberapa wilayah lain dengan kemudahan aksesnya dan beberapa fasilitas kota seperti stadion olahraga, sekolah, universitas, pasar, rumah sakit dan stasiun kereta. Dengan adanya potensi wilayah berupa fasilitas dan kemudahan akses ini diharapkan tercapai semua kebutuhan penghuni rusun. Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 29

4.1.3 Analisa Mikro Kawasan Lokasi tapak : Jl. Otto Iskandardinata Raya 84 Jatinegara Luas Tapak : 1.1 Ha KDB : 60% KLB : 2.4 GSB : 8 Meter GSS : 10 Meter (pasal 8 permen pu no.63 th 1993) Jumlah Lantai Maksimal : 4 Lantai Batas Barat : Sungai ciliwung, pinggiran sungai berpotensi sebagai ruang terbuka hijau dengan view utama ke arah sungai dan di harapkan dapat menjadi daerah resapan air hujan dan banjir, taman warga, serta menumbuhkan kepedulian akan kebersihan sungai dan pinggiran sungai. Batas Timur : Jalan raya Otista, pinggiran jalan raya berpotensi sebagai tempat usaha bagi penghuni rusun namun juga mempunyai kendala yaitu faktor kebisingan lalu lintas kendaraan sehingga perlu dipikirkan untuk jarak penempatan rusun atau penahan kebisingan. Batas Utara : Jalan Tanjung lengkong, merupakan jalan kendaraan menuju permukiman warga dengan lalu lintas 2 arah Batas selatan : Permukiman warga 4.1.4 Analisa Iklim Tapak Tabel Faktor radiasi matahari Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 30

Tapak terletak pada Iklim tropis dengan suhu udara yang panas dan kering, radiasi matahari yang kuat dengan suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25-38 C. Intensitas cahaya dan radiasi matahari (sumber : SNI 03-6389 - 2000 : Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung) akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bentuk massa bangunan, orientasi unit dan bukaan, peletakan ruang servis,dan fasilitas ruang luar lainnya. 4.1.5 Analisa Kebisingan Kebisingan tinggi terletak pada sisi timur tapak karena keberadaanya yang dekat dengan jalan raya otista, diatasi dengan penempatan bangunan berupa kios dan pohon peneduh sepanjang sisi jalan, Pada kebisingan sedang disisi utara diberi jarak untuk massa bangunan agar tidak terlalu dekat dengan jalan. Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 31

4.1.6 Analisa Orientasi Untuk orientasi ke arah timur ditempatkan kios karena letaknya yang strategis dekat dengan jalan raya otista yang sering dilalui publik dan diharapkan mampu meningkatkan ekonomi penghuninya. Untuk orientasi ke arah utara dan selatan sebagai orientasi unit rusun untuk meminimalkan masuknya radiasi panas matahari yang masuk ke dalam ruangan unit sehingga dapat mengganggu kenyamanan dalam ruang bagi penghuni. Orientasi arah barat sebagai orientasi ruang publik dan taman yang mengarah ke sungai ciliwung agar menumbuhkan kepedulian dari warga terhadap kebersihan sungai karena sungainya sendiri merupakan bagian dari ruang publik. 4.1.7 Analisa Luas dan Kepadatan Bangunan Alisa luas dan kepadatan bangunan mengacu pada SNI 0328461992, Tentang Tata Cara Perencanaan Kepadatan Bangunan Rumah Susun. Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 32

Luas lahan = 11000 m2 KDB = 28% Luas Lantai Dasar KLB = 1.2 Luas Total Bangunan Luas Bangunan Hunian Luas sirkulasi hunian Luas hunian efektif Jumlah Unit Rusun D = 6m2 + (20% x 6/orang) = 28% x 11000 = 3080 m2 = 1.2 x 11000 = 13200 m2 = 13200 3080 = 10120 m2 = 20% x 10120 m2 = 2024 m2 = 10120 2024 = 8096 m2 = 8096 m2 = 299 unit 27 m2 D = Kebutuhan ruang dalam unit rusuna = 7.2 m2/orang Jumlah Total Penghuni = 8096 m2 = 1124 orang 7.2 m2/orang Asumsi KK = 4 orang Jumlah KK = 1124 = 281 KK 4 Jumlah Ketinggian Lantai Bangunan (n) = luas total bangunan = 13200 = 4,3 ~ 4 Lt Luas lantai dasar 3080 4.1.8 Analisa Harga Sewa Permenpera no.18/2007 menyebutkan bahwa besarnya tarif sewa tidak lebih dari 1/3 pendapatan MBR. Sehingga kemampuan MBR didekati dengan rasio 30% atau 1/3 dari pendapatan yang dibelanjakan untuk perumahan. Pendekatan perhitungan harga sewa : Type Penghasilan Harga Sewa per bulan 27 Rp. 1.750.000 30% x 1.750.000 = 525.000 36 Rp. 2.000.000 30% x 2.000.000 = 600.000 Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 33

Pemilihan sistem struktur untuk rusunawa ini didasari oleh pertimbangan : Pertimbangan bentuk bangunan dengan masing-masing fungsi dengan ketinggian 4 lantai Pertimbangan estetika Pertimbangan kekuatan dan ketahanan bangunan Pertimbangan kemudahan pelaksanaan A. Sub struktur Pondasi dibuat dengan berbagai macam cara dan bentuk yang sangat dipengaruhi oleh : Berat bangunan yang harus didukung Jenis tanah dan daya dukung tanah Bahan bangunan untuk pondasi yang tersedia Bangunan berjumlah 4 lantai dengan ketinggian lantai ke lantai 3.5 M Jenis pondasi sebagai bahan pilihan antara lain : Pondasi Bored pile Pondasi foot plat B. Upper struktur 1. Komponen vertikal : Kolom atau tiang merupakan penyalur beban untuk diteruskan ke pondasi yang dimensinya disesuaikan dengan area bebas. 2. Komponen Horisontal : Sistem rangka lantai, beban diteruskan oleh plat beton secara langsung dan melalui rangka lantai kolom atau dinding. Sistem lantai komposit, kekuatan susunan struktur akan meningkat bila unsur-unsur tersebut berlaku bersama sebagai satu kesatuan. Digunakan struktur portal karena pertimbangan fungsi bangunan,bentuk unit bangunan yang modular, kekuatan dan ketahan dalam jangka panjang, bentuk massa bangunan, faktor ekonomis serta ketersediaan bahan. 4.1.10 Perlengkapan Bangunan a. Penghawaan Sistem penghawaan yang digunakan pada rumah susun adalah menggunakan sistem penghawaan alami yaitu menggunakan ventilasi silang. Pengudaraan silang pada tropis lembab efektif untuk memperbaiki suhu ruangan. Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 34

Diusahakan menggunakan jendela yang dapat dibuka atau jalusi sehingga angin dapat masuk kedalam ruangan Posisi lubang jendela pada dinding luar akan mempengaruhi tekanan dan arah pergerakan angin dalam ruangan, arah dan pergerakan angin minimal harus melalui tinggi tubuh manusia. b. Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami diperoleh dari bukaan-bukaan jendela yang menghadap utara selatan untuk meminimalkan radiasi panas matahari dan silaunya cahaya matahari. Sedangkan pencahayaan buatan diperoleh dari penerangan listrik. Kelebihan pencahayaan alami ; Relatif murah dan mudah di dapat Tidak membutuhkan energi buatan Tidak diperlukan perawatan Kekurangan pencahayaan alami ; Jarak masuk cahaya terbatas Intensitas cahaya dapat berubah sesuai kondisi lingkungan Kelebihan pencahayaan buatan : Penempatan titik cahaya bisa diatur sesuai kebutuhan Intensitas cahaya bisa diatur dan stabil Kekurangan pencahayaan buatan : Diperlukan perawatan dan penggantian berkala Diperlukan energi listrik yang relatif mahal c. Sistem Sanitasi Sistim pendistribusian air bersih diperlukan untuk ruang-ruang toilet dan pantry air PAM atau deep well bisa menjadi alternative secara umum sistem penyaluran air ada 2 yaitu : Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 35

rusun rusun Reservoir atas Reservoir Bawah reservoir atas Kelebihan : hemat energi Karena hanya memompa air disaat reservoir kosong dan bisa mengalirkan air tanpa menggunakan energy listrik. Kekurangan : saat kran dibuka maka tekanan air pada kran lain akan berkurang sehingga diperlukan booster pump untuk menstabilkan tekananan. Memerlukan tempat di atap untuk meletakan tangki reservoir reservoir bawah Kelebihan : Tidak membutuhkan ruangan diatap Tekanan air stabil karna menggunakan pompa Kekurangan : Bila listrik mati air tidak mengalir Sistem distribusi air kotor padat menggunakan septictank dengan penyaring biologis berbahan fiberglass yang dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan. d. Sistem Pembuangan Sampah Penempatan shaft sampah pada setiap lantai rumah susun Dengan perletakan yang mudah dicapai Tidak mengganggu kegiatan penghuni Tidak mencemari daerah hunian dan dalam keadaan yang selalu tertutup Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 36

Dari shaft sampah diturunkan langsung ke gerobak penampungan yang terdapat pada tiap blok hunian yang kemudian diangkut ke tempat penampungan sampah yang berada diluar hunian, lalu diangkut oleh truk sampah ke tempat pembuangan akhir. Keuntungan dari sistem pembuangan sampah seperti ini adalah penghuni tidak perlu naik turun tangga untuk membuang sampah ke penampungan sampah di lantai dasar. Kerugiannya adalah di perlukan instalasi khusus shaft sampah dan biaya pembuatan instalasi shaft. 4.2 Analisa Non Fisik Analisa non fisik meliputi analisa pelaku, pengguna dengan tujuan dan kegiatannya, meliputi juga kebutuhan ruang, besaran ruang yang di butuhkan untuk mewadahi kegiatan. 4.2.1 Analisa Kegiatan Pengelola Jabatan Ruang Tugas Ruang pengelola Ruang manager, ruang rapat Mengkoordinasikan berlangsungnya kegiatan kepegawaian, keuangan, dan tata usaha dalam rumah susun dan sebagai pengambil keputusan Informasi Ruang informasi, Memberikan informasi Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 37

Ruang tunggu atau menyampaikan infomasi kepada para penghuni atau tamu Administrasi ruang staff dan administrasi Menerima transaksi yang dilakukan yang berhubungan dengan apartemen Mekanikal, elektrikal, dan plumbing Ruang staff M.E.P Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan dari seluruh unsure M.E.P bangunan House keeping Ruang servis Bertanggung jawab atas kegiatan kebersihan dan laundry Pelayanan kesehatan Ruang klinik Melayani kebutuhan kesehatan bagi para penghuni rumah susun bila dibutuhkan security Pos jaga Bertanggung jawab atas keamanan penghuni dan bangunan 4.2.2 Analisa Kegiatan Penghuni kegiatan Kebutuhan ruang arahan perlengkapan Tidur r.multi fungsi Semi public Tempat tidur dan lemari pakaian Berinteraksi dengan keluarga r.multi fungsi Semi public Kursi, meja dan televisi Mandi Kamar mandi private Closet dan bak air Memasak dan dapur servis Rak mencuci piring Makan dan minum r.multi fungsi Semi publik Meja dan kursi Menerima tamu r.multi fungsi Semi publik Meja dan sofa Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 38

4.2.3 Analisa Kegiatan diluar Hunian Olah raga Lapangan olahraga publik Alat olahraga Periksa kesehatan Klinik Publik Obat-obatan Parkir mobil dan Parkir Public Space kosong motor Bermain anak Tempat bermain Semi publik Alat bermain 4.2.4 Analisa Kebutuhan Ruang No Jenis Peruntukan 1 Bangunan untuk hunian 2 Bangunan fasilitas 3 Ruang terbuka 4 Prasarana lingkungan Luas Lahan Maksimum (%) Minimum (%) 50-50 - - 20-20 Program Ruang Unit Rumah Susun Type Kebutuhan Jumlah standar sumber Luas ruang orang 27 r.multi 2 orang 12 m² Studi 12 m² fungsi banding Teras / 1 orang 2.5 m² Studi 2.5 m² jemur banding Km/wc 1 orang 2.5 m² Studi 2.5 m² banding Dapur/ 1 orang 4 m² Studi 4 m² pantry banding Luas per unit 21 m² jumlah @ x 385 unit 8085 m² Sirkulasi 20% 1617 m² Sub Total 9702 m² Pengelola pekerjaan ruang Jumlah orang Standar sumber Luas Kepala pengelola Kepala prs 1 orang 15m² Arsitek Data 15 m² Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 39

Administrasi Administrasi 3 orang 4.5 m² Arsitek Data 13.5 m² Rapat Ruang 12 orang 1.5 m² Arsitek Data 18 m² rapat Tunggu Ruang 6 orang 2 m² Arsitek Data 12 m² tunggu toilet 6 unit 1.8 m² Arsitek Data 11 m² Total 69.5 m² Sirkulasi 20% 14 m² Sub Total 83.5 m² Mesjid kecil ruang Jumlah orang standar sumber Luas Ruang Sholat 281 kk 36m2 / 40kk SNI-03-7013-2004 252 m² Tempat wudhu 30 orang 1.5 m² Arsitek Data 45 m² Gudang 2-3 orang 1.5 m² Arsitek Data 4 m² Toilet 10 unit 1.8 m² Arsitek Data 18 m² Total 319 m² Sirkulasi 20% 63.8 m² Sub total 382.8 m² Balai pengobatan ruang Jumlah orang standar sumber Luas Ruang periksa 4 orang 1.5 m² Arsitek Data 6 m² Administrasi + ruang obat 3 orang 1.5 m² Arsitek Data 4.5 m² Gudang 2-3 orang 1.5 m² Arsitek Data 4.5 m² Ruang tunggu 10 orang 2 m² Arsitek Data 20 m² toilet 6 unit 1.8 m² Arsitek Data 11 m² total 46 m² Sirkulasi 20% 9.5 m² Sub total 55.5 m² Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 40

Taman Kanak-kanak ruang Jumlah orang standar sumber Luas Ruang kelas 60 orang 1.5 m² Arsitek Data 90 m² Ruang guru 8 orang 1.5 m² Arsitek Data 12 m² Gudang 2-3 orang 1.5 m² Arsitek Data 4 m² R kepsek 4 orang 2 m² Arsitek Data 8 m² toilet 4 unit 1.8 m² Arsitek Data 8 m² Total 122 m² Sirkulasi 20% 24 m² Sub total 146 m² Ruang bersama ruang Jumlah orang standar sumber Luas Ruang pertemuan Ruang Pengelola 250 orang 1.5 m² Arsitek Data 375 m² 8 orang 1.5 m² Arsitek Data 12 m² Gudang 2-3 orang 1.5 m² Arsitek Data 4 m² toilet 4 unit 1.8 m² Arsitek Data 8 m² Total 400 m² Sirkulasi 20% 80 m² Sub total 480 m² Lain-lain ruang Jumlah orang standar sumber Luas Pos keamanan 281kk 6 m² / 200kk Arsitek Data 9 m² r. teknisi M&E Arsitek Data 16 m² Ruang pompa Arsitek Data 16 m² Toko-Toko 1124 orang 100 m² / 2500 org SNI-03-7013-2004 100 m² Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 41

Total 141 m² Sirkulasi 20% 28.2 m² Sub total 169.2 m² Rekapitulasi luas bangunan Rusunawa Rusun type 27 = 5535 m² Rusun Type 36 =1656 m² Kios = 321 m² Taman kanak-kanak = 92 m² Balai pengobatan = 92 m² Mekanikal & Elektrikal = 24 m² Pos Jaga = 9 m² Sirkulasi tangga dan selasar = 877 m² Kantor Pengelola = 142 m² Mushola = 250 m² = 8998 m² 4.2.5 Organisasi Ruang Organisasi ruang pada unit rusunawa Organisasi ruang pada tapak Heri Priana 41207120003 / Rusunawa di Otista. 2012 42