BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

PENGARUH ATRIBUT PERUSAHAAN DAN FAKTOR AUDIT TERHADAP AUDIT KETERLAMBATAN (AUDIT DELAY) PADA INDUSTRI OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengaruh penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum (intitusi/ perusahaan/ responden)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

WIWI WIDIA NINGSIH 2C EB19

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah profitabilitas perbankan syariah yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek penelitian meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan LQ-45 terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangan perusahaan pada tahun 2010-2014. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh perusahaan LQ- 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 yang berjumlah 45 perusahaan setiap tahunnya. Sampel perusahaan tersebut kemudian dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Setelah dilakukan seleksi pemilihan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan maka diperoleh 24 perusahaan setiap tahunnya yang memenuhi kriteria sampel sehingga keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 120 perusahaan. Tabel 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian No Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 Jml 1 Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI 2 Perusahaan yang tidak termasuk kelompok LQ 45 3 Perusahaan maufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan dan tahunan di BEI tahun 2013 45 45 45 45 45 225 21 21 21 21 21 105 (0) (0) (0) (0) (0) (0) 4 Perusahaan yang tidak memiliki (0) (0) (0) (0) (0) (0) kelengkapan data selama tahun 2013 Jumlah Perusahaan Sampel 24 24 24 24 24 120 44

4.2 Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif dilihat menggunakan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Dalam penelitian ini pergantian auditor, kompleksitas operasi perusahaan, dan subsequent events tidak dianalisis karena merupakan variabel dummy. Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat dalam table 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Delay 120 13,00 90,00 59,1500 18,51579 Size 120 29,35 34,38 31,5694 1,35118 ROA 120 -,02,62,1190,09692 DER 120,04,92,4906,25156 Valid (listwise) N 120 Sumber : Data Diolah, 2015 45

Dari hasil analisis deskriptif pada tabel diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Nilai minimum audit delay adalah sebesar 13 yang diperoleh PT Bank BRI Tbk sedangkan nilai maksimum audit delay adalah sebesar 90 yang diperoleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Nilai rata-rata audit delay adalah sebesar 59,15 hari dengan standar deviasi sebesar 18,51579. 2. Nilai minimum ukuran perusahaan adalah sebesar 29,35 yang diperoleh PT London Sumatera Tbk sedangkan nilai maksimum ukuran perusahaan adalah sebesar 34,38 yang diperoleh PT Bank Mandiri Tbk. Nilai rata-rata ukuran perusahaan adalah sebesar 31,5694 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,35118. 3. Nilai minimum ROA sebesar -0,02 yang diperoleh PT Indika Energy Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai maksimum ROA adalah sebesar 0,62 yang diperoleh PT Indika Energy Tbk pada tahun 2010. Nilai rata-rata ROA perusahaan adalah sebesar 0,1190 dengan standar deviasi sebesar 0,09692. 4. Nilai minimum resiko bisnis sebesar 0,04 yang diperoleh PT Perusahaan Gas negara Tbk sedangkan nilai maksimum resiko bisnis sebesar 0,92 yang diperoleh PT Bank Tabungan negara Tbk. Nilai rata-rata resiko bisnis perusahaan adalah sebesar 0,4906 dengan standar deviasi sebesar 0,25156. 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam 46

penelitian ini pengujian normalitas dilakukan uji statistik kolmogorov-smirnov. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 120 Unstandardized Residual Normal Parameters a,b Std. 15,06494668 Mean,0000000 Deviation Absolute,084 Most Extreme Differences Positive,084 Negative -,037 Kolmogorov-Smirnov Z,920 Asymp. Sig. (2-tailed),365 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Daftar Pustaka Dari hasil uji kolmogorov-smirnov di atas, dihasilkan nilai Asymp. Sig. (2- tailed) sebesar 0,365. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual dalam model regresi ini terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 0,05. 47

4.3.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan nilai VIF, jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model regresi tersebut. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Size,336 2,976 Aud,847 1,181 ROA,731 1,367 DER,291 3,442 KOM,840 1,191 SUB,864 1,157 a. Dependent Variable: Delay Sumber : Data Diolah, 2014 Dari hasil analisis uji multikolinieritas di atas, dihasilkan nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat 48

masalah multikolinieritas dalam model regresi ini dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplots, jika grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastistas pada model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data Diolah Dari hasil analisis uji heteroskedastisitas di atas, pada grafik scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala 49

heteroskedastisitas dalam model regresi dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. 4.3.4 Autokorelasi Autokorelasi dapat diartikan adanya kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan time series. Untuk mendiaknosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui uji Durbin Watson (Ghozali, 2006). Hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model Durbin-Watson 1 2,026 a 2.4 Predictors: (Constant), SUB, ROA, KOM, Aud, Size, DER 2.5 Dependent Variable : Delay Dari hasil pada tabel 4.5 di atas, dihasilkan Durbin Watson sebesar 2,026. Nilai ini akan dibandingkan dengan DW tabel dengan jumlah sample 120, jumlah variabel bebas 6 dan tingkat kepercayaan 5% di dapat nilai batas bawah (dl) = 1,5987 dan batas atas (du) = 1,8082. Oleh karena nilai DW 2,026 berada di antara 50

batas atas (du) = 1,8082 dan (4-du) = 2,1918, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 4.4 Analisis Regresi Linier Berganda Regresi berganda adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan tujuan untuk menaksir rata-rata populasi variabel dependen dengan dasar nilai tertentu dari variabel independen. Hasil analisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini : Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 179,882 52,836 3,405,001 Size -3,628 1,809 -,265-2,005,047 Aud 16,599 4,935,280 3,363,001 1 ROA -59,071 17,097 -,309-3,455,001 DER -16,038 10,452 -,218-1,534,128 KOM -6,911 4,132 -,140-1,672,097 SUB -2,225 4,159 -,044 -,535,594 a. Dependent Variable: Delay Sumber : Data Diolah, 2015 51

Dari hasil analisis regresi linier berganda di atas, maka model persamaan regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : DELAY=179,882-3,628Size+16,599Aud-59,071ROA-16,038DER-6,911KOM-2,225SUB Dari hasil model persamaan regresi diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Nilai intercept konstanta sebesar 179,882. Hasil ini dapat diartikan bahwa apabila besarnya nilai seluruh variabel independen adalah 0, maka besarnya nilai audit delay akan sebesar 179,882. 2. Nilai koofisien regresi variabel ukuran perusahaan adalah sebesar -3,628. Hasil ini dapat diartikan bahwa apabila variabel ukuran perusahaan naik satu satuan, maka audit delay akan menurun sebesar 3,628 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan. 3. Nilai koofisien regresi variabel pergantian auditor sebesar 16,599. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan melakukan pergantian auditor, maka audit delay perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 16,599 satuan dengan asumsi semua variabel independen lain konstan. 4. Nilai koofisien regresi variabel ROA sebesar -59,071. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa apabila ROA bertambah 1 satuan, maka audit delay perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 59,071 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan. 5. Nilai koofisien regresi variabel resiko bisnis sebesar -16,038. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai variabel resiko bisnis naik satu satuan maka audit 52

delay perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 16,038 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan. 6. Nilai koofisien regresi variabel kompleksitas perusahaan sebesar -6,911. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa apabila nilai variabel kompleksitas perusahaan naik satu satuan maka audit delay perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 6,911 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan. 7. Nilai koofisien regresi variabel subsequent events sebesar -2,225. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa apabila nilai variabel subsequent events naik 1 satuan maka audit delay perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 2,225 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan. 4.5 Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1 (0 < R 2 < 1). dimana semakin tinggi nilai R 2 suatu regresi atau semakin mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik. Hal ini berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Penelitian ini menggunakan nilai adj R 2 karena mampu mengatasi bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi. Hasil analisis koefisien determinasi adalah sebagai berikut : 53

Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,581 a,338,303 15,45973 a. Predictors: (Constant), SUB, ROA, KOM, Aud, Size, DER b. Dependent Variable: Delay Sumber : Data Diolah, 2015 Dari hasil uji koefisien determinasi di atas dihasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,303. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa seluruh variable independen dapat menjelaskan model penelitian atau variable dependen adalah sebesar 30,3% sedangkan sisanya 69,7% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian. 4.7 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistic t. Hasil uji statistic t dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini : 54

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 179,882 52,836 3,405,001 Size -3,628 1,809 -,265-2,005,047 Aud 16,599 4,935,280 3,363,001 1 ROA -59,071 17,097 -,309-3,455,001 DER -16,038 10,452 -,218-1,534,128 KOM -6,911 4,132 -,140-1,672,097 SUB -2,225 4,159 -,044 -,535,594 a. Dependent Variable: Delay Sumber : Data Diolah, 2015 Adapun hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 4.7.1 Pengujian Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel ukuran perusahaan. Hipotesis pertama penelitian ini menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Besarnya koefisien regresi ukuran perusahaan yaitu -3,628 dan nilai signifikansi sebesar 0,047. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena signifikansi 0,047 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa 55

ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay sehingga hipotesis pertama penelitian ini dapat didukung. 4.7.2 Pengaruh Pengujian Pergantian Auditor Terhadap Audit Delay Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel pergantian auditor. Hipotesis kedua penelitian ini menyatakan bahwa pergantian auditor berpengaruh positif terhadap audit delay. Besarnya koefisien regresi pergantian auditor yaitu 16,599 dan nilai signifikasi 0,001. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena nilai signifikansi 0,001 < 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa pergantian auditor berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay perusahaan sehingga hipotesis kedua dalam penelitian dapat didukung. 4.7.3 Pengaruh Pengujian Profitabilitas Terhadap Audit Delay Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel profitabilitas. Hipotesis ketiga penelitian ini menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay. Besarnya koefisien regresi profitabilitas yaitu -59,071 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena signifikansi 0,001 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat didukung kebenarannya. 4.7.4 Pengaruh Pengujian Resiko Bisnis Terhadap Audit Delay Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel resiko bisnis. Hipotesis keempat penelitian ini 56

menyatakan bahwa resiko bisnis berpengaruh positif terhadap audit delay. Besarnya koefisien regresi resiko bisnis yaitu -16,038 dan nilai signifikansi sebesar 0,128. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan karena nilai signifikansi 0,128 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa, resiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay sehingga hipotesis keempat penelitian ini gagal didukung. 4.7.5 Pengaruh Pengujian Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel kompleksitas perusahaan. Hipotesis kelima penelitian ini menyatakan bahwa kompleksitas perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay. Besarnya koefisien regresi kompleksitas perusahaan yaitu - 6,911 dan nilai signifikansi sebesar 0,097 Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan karena signifikansi 0,097 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kompleksitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay perusahaan sehingga hipotesis kelima penelitian ini tidak dapat didukung. 4.7.6 Pengaruh Pengujian Subsequent Events Terhadap Audit delay Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel subsequent events. Hipotesis keenam penelitian ini menyatakan bahwa subsequent events berpengaruh posistif terhadap Audit Delay. Besarnya koefisien regresi subsequent events yaitu -2,225 dan nilai signifikansi sebesar 0,549. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut 57

tidak signifikan karena signifikansi 0,549 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa subsequent events tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay sehingga hipotesis keenam penelitian ini tidak dapat didukung. 4.8 Pembahasan 4.8.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Semakin besar ukuran perusahaan akan menurunkan audit delay perusahaan. Auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan besar memiliki kecenderungan untuk mempertahankan kliennya dengan memberikan servis terbaik termasuk kecepatan proses audit yang dilakukannya. Lebih jauh, perusahaan besar biasanya memiliki berbagai keunggulan. Pertama, perusahaan memiliki sumber daya yang besar, tenaga kerja yang kompeten, peralatan teknologi yang mendukung system informasi akuntansi yang canggih sehingga dapat menghasilkan data yang akurat dan lebih cepat. Kedua, perusahaan memiliki system pengendalian internal yang baik, semakin kecil risiko salah saji sehingga laporan keuangan dapat dipercaya. Risiko audit yang kecil ini membuat sampel (bukti) menjadi lebih sedikit, kepercayaan auditor terhadap kewajaran asersi manajemen semakin tinggi, dan ruang lingkup audit menjadi kecil. Hal tersebut membuat auditor memerlukan waktu yang lebih sedikit dalam proses auditnya. 58

Menurut Rachmawati (2008) besar kecilnya ukuran perusahaan dipengaruhi oleh kompleksitas operasi perusahaan, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan yang berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aset, total pendapatan, atau total penjualan. Perusahaan yang besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay karena perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor ketat oleh investor pengawas permodalan dan pemerintah. Hasil ini sesuai penelitian Ahmad dan Abidin (2008); Modugu et al (2012) menghasilkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. 4.8.2 Pengaruh Pergantian Auditor Terhadap Audit Delay Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pergantian auditor berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay. Apabila perusahaan melakukan pergantian auditor maka akan meningkatkan audit delay perusahaan. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang sama. Perusahaan diharapkan bisa memilih auditor pengganti yang berkompeten dibidangnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan masing-masing sehingga proses penyelesaian audit atas laporan keuangan bisa dilaksanakan tepat waktu (Giri, 2010). 59

Saat ini, pergantian auditor mendapat perhatian yang serius bagi perusahaan karena perusahaan mengalami kekhawatiran pada auditor baru yang melakukan pemeriksaan terhadap sistem pembukuan dan menilai rendah standar mutu pembukuan perusahaan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan pergantian auditor seperti berakhirnya kontrak kerja tanpa adanya perpanjangan penugasan baru, konflik kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan yang memicu pergantian manajemen dan pergantian auditor, ataupun pergantian auditor dilakukan agar bisa bekerjasama dan mendapatkan opini sesuai dengan keinginan manajemen untuk dipertanggungjawabkan dalam RUPS (Srimindarti, 2006). Pergantian auditor secara wajib dengan sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak yang menjadi fokus perhatiannya. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien, sebaliknya jika pergantian auditor secara wajib, maka perhatian utama beralih kepada auditor. Apabila perusahaan mengalami pergantian auditor, tentunya auditor baru membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada di dalamnya sehingga hal ini menyita waktu auditor dalam melaksanakan proses auditnya. Hasil ini sesuai penelitian Rustiarini dan Sugiharti (2013) membuktikan bahwa pergantian auditor berpengaruh secara positif pada audit report lag. Perusahaan yang mengalami pergantian auditor akan mengangkat auditor yang 60

baru, dimana butuh waktu yang cukup lama bagi auditor yang baru dalam mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada didalamnya. 4.8.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay Hasil penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Semakin besar ukuran perusahaan akan menurunkan audit delay perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan, serta menunjukkan indikator dari keberhasilan perusahaan. Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita baik untuk perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kabar baik cenderung menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. Profitabilitas yang tinggi atau laba juga menandakan harga saham akan meningkat pada tahun sekarang maupun mendatang yang akan dijadikan perhitungan dalam membuat keputusan bisnis bagi investor, sehingga dijadikan pertimbangan sendiri bagi perusahaan agar mempercepat waktu audit dan publikasi laporan keuangan ke publik. Contoh: Mempercepat penugasan audit, sampel menjadi lebih sedikit, dan memperbanyak jumlah auditor untuk efisiensi waktu. Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat profitabilitas negatif akan membawa reaksi negatif dari pasar dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaan. Jika suatu perusahaan mengalami kerugian, auditor cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelasaikan proses audit atau membutuhkan jangka waktu pelaporan audit yang lebih lama. Beberapa faktor 61

yang mengkaitkan Profitabilitas negatif (rugi) dengan waktu audit (audit delay) adalah pertama, ketika rugi terjadi perusahaan akan cenderung menunda berita buruk. Kedua, sebuah perusahaan yang mengalami rugi akan meminta auditor menjadwalkan audit lebih dari biasanya misalnya terlambat memulai proses audit atau memperlama proses audit. Ketiga, auditor akan lebih berhati-hati dalam melakukuan proses audit pada perusahaan yang rugi jika auditor meyakini bahwa kerugian perusahaan kemungkinan disebabkan karena kegagalan perusahaan atau kecurangan manajemen. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Subekti dan Widiyanti (2004) yang menemukan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap waktu audit (audit delay) sehingga waktu untuk menyelesaikan audit menjadi lebih pendek. 4.8.4 Pengaruh Resiko Bisnis Terhadap Audit Delay Hasil penelitian ini membuktikan bahwa resiko bisnis tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Besar kecilnya resiko bisnis tidak akan mempengaruhi audit delay perusahaan. Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien akan gagal mencapai tujuannya, yang berhubungan dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah (Arens dkk, 2005, dalam Wondabio, 2006:5). Resiko bisnis dalam hal ini adalah kemampuan membayar hutang. Kemampuan perusahaan untuk melunasi hutanghutangnya pada kenyataannya tidak secara signifikan mempengaruhi audit delay 62

pada perusahaan. Selain itu sesuai dengan kualitas standar pekerjaan auditor seperti yang telah diatur dalam SPAP melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki total hutang besar dengan jumlah debtholder yang banyak atau perusahaan dengan hutang yang kecil dan jumlah debtholder yang sedikit tidak akan mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auditor yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu untuk menyelesaikan proses pengauditan hutang. Hasil ini berbeda dengan penelitian Ahmed dan Hossain (2010) membuktikan bahwa resiko bisnis berpengaruh positif terhadap audit report lag. 4.8.5 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Besar kecilnya kompleksitas operasi perusahaan industri tidak akan mempengaruhi audit delay perusahaan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa baik perusahaan dengan kompleksitas perusahaan yang besar maupun kompleksitas yang kecil akan melaporkan laporan audit dengan rentang waktu yang sama. Hasil ini disebabkan kedua jenis perusahaan tersebut akan lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan audit untuk menjaga image atau citra perusahaan di mata publik. Hasil berbeda dengan penelitian Aktas dan Kargin (2011), bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 63

4.8.6 Pengaruh Subsequent Events Terhadap Audit Delay Hasil penelitian ini membuktikan bahwa subsequent events tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Besar kecilnya subsequent events tidak akan mempengaruhi audit delay perusahaan. Subsequent events merupakan sejumlah transaksi atau beberapa peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan tersebut. Penelaahan subsequent events perlu dilakukan oleh auditor untuk menentukan apakah terjadi sesuatu yang mempengaruhi penilaian atau pengungkapan atas laporan keuangan yang sedang diaudit. Subsequent events setelah laporan audit diterbitkan akan mempengaruhi publikasi laporan keuangan secara material (Taylor dan Glezen, 1991 dalam Bestari dan Riani, 2014). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Bestari dan Riani (2014) karena subsequent events yang dialami oleh perusahaan tidak terlalu kompleks, sehingga tidak mempengaruhi audit delay. Sehingga seberapa banyak subsequent events, tidak akan mempengaruhi rentang waktu pelaporan audit. 64