III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran jasa yaitu produk, tempat, proses, orang, produktivitas dan kualitas, promosi dan edukasi, bukti fisik, dan harga. Identifikasi bauran pemasaran jasa merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi kegiatan promosi yang dilakukan restoran. Kegiatan promosi pemasaran berperan bagi restoran tidak hanya sekedar memberikan informasi penting mengenai produk dan jasa yang ditawarkan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk pelanggan untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan restoran. Tahap selanjutnya mengidentifikasi bauran promosi Dapur Geulis dibandingkan dengan teori-teori bauran promosi yang ada, yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung. Hal tersebut dilakukan, agar bauran promosi yang telah ada dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dari Dapur Geulis. Setelah bauran promosi diketahui, langkah selanjutnya melakukan indentifikasi atribut-atribut penyusun bauran promosi melalui metode AHP seperti faktor, aktor, tujuan dan alternatif solusi. Sebagai langkah akhir, dilakukan pemilihan alternatif solusi dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan persepsi pakar yang dalam hal ini adalah Presiden Direktur, Direktur, Manajer restoran dan Akademisi. Melalui metode ini, diharapkan alternatif solusi yang diperoleh dapat menjadi rekomendasi terbaik bagi perkembangan Dapur Geulis. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
25 Dapur Geulis Identifikasi Bauran Pemasaran (Jasa) 8 P : 1. Produk 2. Tempat 3. Proses 4. Orang 5. Produktivitas dan Kualitas 6. Promosi dan Edukasi 7. Bukti Fisik 8. Harga Identifikasi Bauran Promosi Restoran saat ini : 1. Periklanan 2. Penjualan Pribadi 3. Hubungan Masyarakat 4. Pemasaran langsung 5. Promosi Penjualan Pengidentifikasian atribut-atribut dengan metode AHP Faktor-faktor yang berpengaruh Aktor yang terlibat Tujuan-tujuan yang ingin dicapai Alternatif-alternatif yang disarankan Penyusunan Struktur Alternatif Solusi Bauran Promosi (Metode AHP) Rekomendasi Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
26 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai dengan Juli 2011 di Dapur Geulis yang berlokasi di Jl. Lodaya No. 6, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan mempertimbangkan bahwa Dapur Geulis merupakan salah satu restoran di Kota Bogor yang sedang mencoba untuk berkembang di tengah persaingan restoran-restoran lainnya yang ada di Kota Bogor. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber secara langsung, meliputi wawancara ataupun hasil pengisian kuesioner. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner dari pihak manajemen Dapur Geulis (presiden direktur, direktur dan manajer restoran) serta satu orang akademisi. Data sekunder merupakan data yang didapat dari pihak lain baik berupa tabel, diagram, grafik, maupun gambar yang bersifat informatif. Data sekunder diperoleh dari data internal perusahaan dan studi literatur berupa jurnal penelitian, skripsi, informasi internet dan buku yang terkait dengan penelitian. 3.4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data primer, sedangkan untuk mendapatkan data sekunder berasal dari studi pustaka dan literatur yang terkait. Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut : 1. Observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap situasi restoran khususnya mengenai bauran promosi Dapur Geulis. 2. Studi Pustaka dengan cara mengumpulkan data dan informasi baik yang berasal dari data internal restoran maupun pihak eksternal seperti pustaka,
27 literatur, laporan-laporan, serta penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. 3. Wawancara dengan pihak terkait yang memahami kegiatan promosi, dalam hal ini presiden direktur, direktur, manajer restoran dan akademisi. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi dan melalui percakapan dua arah atas inisiatif penulis dengan terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan untuk mempermudah informasi dari perusahaan. Wawancara ini juga bertujuan untuk memberikan masukan kepada peneliti dalam menyusun hierarchy. 4. Pengisian kuesioner yaitu membagikan daftar pertanyaan terhadap permasalahan bauran promosi Dapur Geulis kepada pihak manajemen dan praktisi terkait. Jenis kebutuhan data selama penelitian berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Metode pengumpulan data dilakukan sesuai dengan masing-masing tujuan. Hasil metode tersebut, dilakukan analisis secara statistik deskriptif dan AHP. Jenis kebutuhan data disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis Kebutuhan Data No Tujuan Penelitian Jenis Data 1 Mengidentifikasi bentuk bauran promosi 2 Menyusun struktur hirarki bauran promosi 3 Merumuskan prioritas bauran promosi - Primer - Sekunder - Primer - Sekunder Metode Pengumpulan Data - Wawancara - Observasi - Studi Literatur - Wawancara - Observasi - Studi Literatur Analisis Data - Statistik - Deskriptif - Statistik - Deskriptif - AHP - Kuesioner - AHP 3.5. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Pemberian kuesioner diberikan kepada empat responden terdiri dari presiden direktur, direktur, manajer restoran dan akademisi. Pemberian kuesioner dipilih
28 secara sengaja dengan pertimbangan responden mengetahui pelaksanaan bauran promosi Dapur Geulis. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Kemampuan suatu alat analisis untuk memahami kompleksitas sistem dapat meningkatkan kualitas prediksi dan keputusan yang diambil. Salah satu alat (metode) yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk bisa memahami kondisi suatu sistem dan membantu di dalam melakukan prediksi dan pengambilan keputusan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Penerapan metode AHP yang diutamakan adalah kualitas data dari responden, dan tidak tergantung pada kuantitasnya. Oleh karena itu, penilaian AHP memerlukan pakar sebagai responden dalam pengambilan keputusan alternatif. Arti dari para pakar disini merupakan orang-orang kompeten atau benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benarbenar mengetahui informasi yang dibutuhkan. Metode AHP digunakan berdasarkan masukan yang bertujuan untuk menentukan perencanaan promosi yang dilaksanakan untuk mendapatkan strategi yang tepat dan optimal bagi kemajuan perusahaan. Metode AHP, menetapkan prioritas kebijakan dengan menangkap secara rasional persepsi orang, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang intangible (yang tidak terukur) ke dalam ukuran yang biasa, sehingga dapat dibandingkan. Prinsip yang harus dipahami dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan AHP adalah : 1. Decomposition. Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan dekomposisi yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur, jika ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemecahan dapat dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan persoalan tadi. 2. Comparative Judgement. Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena
30 Tahapan atau langkah-langkah dalam analisis data menurut Saaty (1991) adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari beberapa rujukan untuk memperkaya ide atau berdiskusi dengan para pakar atau orang yang menguasai permasalahan untuk mendapatkan konsep yang relevan dengan permasalahan dan mendefinisikan masalah serta mendapatkan solusi yang diinginkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan menggunakan AHP dalam kerangka penentuan perencanaan. Pemecahan masalah dan solusi yang diinginkan adalah mendapatkan skenario optimal dari pengembangan strategi promosi, maka untuk menyusun suatu analisis tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Penyusunan Hierarchy Dalam penyusunan hierarchy atau struktur keputusan dilakukan dengan mengelompokkan elemen-elemen sistem atau alternatif keputusan kedalam suatu abstraksi sistem hierarchy keputusan. 3. Komparasi Berpasangan Penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hierarchy atas pendapat dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan (pairwise comparison). Teknik komparasi berpasangan yang digunakan dalam AHP dilakukan dengan cara membandingkan antara elemen satu dengan elemen lainnya dalam satu tingkat hierarchy secara berpasangan sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing elemen. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik pada setiap elemen yang dibandingkan dengan hasil wawancara langsung dengan responden. Responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengetahui permasalahan tersebut. Untuk mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif tersebut digunakan skala banding secara berpasangan yang dikembangkan oleh Saaty (1991) seperti terlihat pada Tabel 5.
31 Tabel 5. Skala Banding Secara Berpasangan Kepentingan Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai diantara dan pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibanding dengan i Sumber : Saaty, 1991 4. Matrik Pendapat Individu Formulasi matrik individu adalah : C 1 C 2. Cn C 1 1 a 12. a 1n Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibanding elemen lainnya Pengalaman dan penilaian dengan kuat menyokong satu elemen dibanding elemen lainnya Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam kenyataan Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi menguatkan Nilai ini diberikan bila ada dua komponen diantara dua pilihan A=(a ij ) = C 2 1. a 2n..... C n a 1n a 2n. 1 Dalam hal ini C1, C2,.., Cn adalah set elemen pada setiap tingkat keputusan dalam hierarchy, kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi berpasangan membentuk matrik n x n. Nilai aij merupakan nilai matrik
34 sangat terbatas mengingat akan terjadinya penyimpangan dari jawaban yang sebenarnya. f. Matriks Pendapat Gabungan Matriks pendapat gabungan merupakan matrik baru yang elemenelemennya (gij) berasal dari rata-rata geometrik elemen matrik pendapatan individu yang nilai ratio konsistensinya (CR) memenuhi syarat. Tujuan dari penyusunan matrik pendapat gabungan ini adalah untuk membentuk suatu matrik yang mewakili matrik-matrik pendapat individu yang ada. Matrik ini selanjutnya digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi serta vektor prioritas dari elemen-elemen hirarki yang mewakili semua responden. Matrik pendapat gabungan ini menggunakan formulasi berikut :.......(6) Dimana : m = Jumlah responden aij = Matrik individu g. Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hierarchy keputusan terhadap sasaran utama. Jika Cvij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-i pada tingkat ke-j terhadap sasaran utama, maka : Untuk : i = 1,2,3,.,p j = 1,2,3,.,r t = 1,2,3,.,s Keterangan : - -.(7)
35 CHij (t, i-1) = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-1 terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh dari pengolahan Horizontal. VW t(i-1) = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke (i=1) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil pengolahan Vertikal P = Jumlah tingkat hirarki keputusan R = Jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i S = Jumlah elemen yang ada pada tingkat ke i = 1