BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap

dokumen-dokumen yang mirip
Perwujudan Konsep Kewaktuan Bahasa Indonesia dalam Buku Cerita Dwibahasa Spiderman Saves The Day/Spiderman Menyelamatkan Dunia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian yang penulis lakukan berkaitan dengan bentuk kewaktuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Inggris bahasa Madura Enggi Bunten. Madura yang digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. linguistik (Austin & Sallabank, 2011). Melalui bahasa, seseorang dapat. dimaksudkan oleh penyampai pesan kepada orang tersebut.

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem

Perwujudan Konsep Kewaktuan Bahasa Indonesia dalam Buku Cerita Dwibahasa Spiderman Saves The Day/Spiderman Menyelamatkan Dunia

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran bahasa asing. Terjemahan semantik atau semantic

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

Jurnal Sastra Indonesia

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada bab ini peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

Petunjuk untuk mempelajari materi mata kuliah PGTK2204 Tips untuk mempermudah Anda mempelajari bahasa Inggris

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yakni

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

2015 ANALISIS MAKNA KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA MIZU

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran ilmu bahasa atau linguistik. Cakupan linguistik itu sendiri

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara tertentu. Pada awalnya majas lebih sering digunakan didalam karya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

MANAJEMEN DATA Manajemen (data) adalah rangkaian kegiatan yang kait-mengkait yang terdiri atas perencanaan/perancangan, penjaringan dan pengorganisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah dan Permasalahan. Sintaksis adalah studi adanya aturan-aturan dari hubungan kata-kata satu sama

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB 4 PENUTUP. dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap masalah kewaktuan. Terdapat bahasa yang mempunyai sistem yang mengungkap masalah kewaktuan secara gramatikal, seperti bahasa Inggris, Perancis, dan Arab. Ada pula bahasa yang tidak mempunyai sistem tersebut. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang tidak mempunyai sistem gramatikal untuk mengungkap masalah kewaktuan tersebut. Masalah kewaktuan yang dimaksud di sini adalah yang dalam bahasa Inggris terwujud sebagai present tense, past tense, present perfect tense, past perfect tense, present continuous tense, present perfect continuous tense

2 dan sebagainya 1. Bentuk-bentuk tersebut memang tidak terdapat dalam sistem bahasa Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, penulis kerap menemukan buku-buku berbahasa Indonesia yang merupakan terjemahan dari buku-buku berbahasa asing yang mengungkap masalah kewaktuan secara gramatikal. Hal ini berarti bahwa saat menerjemahkan buku berbahasa asing tersebut ke dalam bahasa Indonesia, dapat terjadi sebuah peralihan bentuk kewaktuan tersebut dalam bahasa Indonesia. Bentuk perwujudan masalah kewaktuan dalam bahasa Indonesia inilah yang akan penulis paparkan. Sebagai contoh adalah kalimat I have been waiting for you for a year. Bentuk terjemahan bahasa Indonesia dari kalimat tersebut adalah saya telah menunggumu selama setahun. Akan tetapi, terjemahan tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya mewakili kalimat bahasa Inggrisnya. Terdapat masalah-masalah kewaktuan yang sulit untuk diterjemahan. Konsep waktu have been waiting tidak terealisasikan sepenuhnya karena jika diartikan ke bahasa Indonesia hanya terwakili oleh kata telah. Sebenarnya, bentuk have been waiting tersebut berarti telah dan masih akan terus menunggu sampai saat seseorang mengungkapkan kalimat tersebut (present perfect 1 Benny H. Hoed dalam disertasinya, Kala dalam Novel: Fungsi dan Penerjemahannya, menyebut konsep ini sebagai kala. Menurut Gonda (1954: 248) dalam Hoed (1992: 88), Verba dari rumpun yang disebutnya Indonesian languages tidak mengandung makna temporal (kala) maupun modalitas. Yang ada ternyata unsur-unsur leksikal yang memberi tambahan makna kewaktuan pada suatu peristiwa. Unsur leksikal ini juga mengandung makna keaspekan (sudah, belum), temporal, dan modalitas (hendak, mau).

3 progressive tense). Pekerjaan menunggu telah dilakukan sejak suatu waktu yang sudah lampau, tetapi masih berlangsung sampai saat diujarkan atau diungkapkan. Mengenai masalah kewaktuan, Samsuri (1985: 416) mengungkapkan bahwa bahasa Indonesia masih menggunakan latar belakang kewaktuan berupa kalimat. Kalimat yang dimaksud Samsuri adalah kalimat rapatan waktuan. Kalimat ini terbentuk dari dua kalimat pemadu yang salah satunya menyatakan peristiwa, tindakan, atau keadaan, yang dilatarbelakangi oleh kalimat lain sebagai waktu terjadinya hal-hal itu. Dua kalimat pemadu (atau lebih) ini dihubungkan oleh perapat waktuan seperti waktu, ketika, sejak, dan sesudah. Contoh: (1) Ia tiba di sekolah ketika bel berdering. (2) Bapak pergi sejak dua hari lalu. Seperti yang dingkapkan Gonda (1954: 248) dalam Hoed (1992: 88), verba dari rumpun yang disebutnya Indonesian languages tidak mengandung makna temporal (kala) maupun modalitas. Yang ada ternyata unsur-unsur leksikal yang memberi tambahan makna kewaktuan pada suatu peristiwa. Penulis ingin melihat bentuk-bentuk kewaktuan yang ada dalam bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris. Masalah kewaktuan dalam bahasa Indonesia ini akan dilihat melalui buku cerita dwibahasa karena buku dwibahasa juga mengandung unsur terjemahan di dalamnya.

4 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini akan melihat bentuk-bentuk kewaktuan pada buku cerita dwibahasa, yakni buku cerita berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Bisa terdapat transformasi bentuk dari bahasa Inggris yang mengungkap masalah kewaktuan secara gramatikal ke dalam bahasa Indonesia yang tidak demikian halnya. Masalah yang penulis coba pecahkan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bentuk-bentuk kewaktuan apa sajakah yang muncul dalam bahasa Indonesia berdasarkan buku cerita dwibahasa Spiderman Saves The Day/Spiderman Menyelamatkan Dunia? 2. Apakah bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris mewujudkan bentuk kewaktuan yang secara gramatikal terkadung dalam bahasa Inggris? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah ingin menjelaskan bentuk-bentuk kewaktuan dalam bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris. Dalam penelitian ini, penulis akan mencari bentuk-bentuk kewaktuan yang ada dalam data buku cerita dwibahasa Spiderman Saves The Day/Spiderman Menyelamatkan Dunia, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kemudian, penulis akan membandingkan bentuk-bentuk kewaktuan yang ada dalam kedua bahasa tersebut.

5 Untuk menjawab masalah penelitian yang telah disebutkan pada bagian 1.2, penulis akan mengungkapkan perbandingan bentuk-bentuk kewaktuan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan cara pengungkapan kewaktuan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris yang mempunyai sistem gramatikal untuk mengungkap kewaktuan. Dengan demikian, penulis dapat melihat bentuk-bentuk kewaktuan apa saja yang muncul dalam bahasa Indonesia berdasarkan data yang digunakan. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan konsep kewaktuan dalam bahasa Indonesia. Penelitian mengenai konsep kewaktuan ini difokuskan pada penelitian mengenai perwujudan kategori kala dan aspek. Dalam hal ini, penulis akan membatasi penelitian sebagaimana yang telah dirumuskan dalam permasalahan penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis akan melihat dan memaparkan bentuk kewaktuan dalam bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris melalui buku cerita dwibahasa. Buku cerita dwibahasa yang penulis gunakan berjudul Spiderman Saves the Day/Spiderman Menyelamatkan Dunia selanjutnya juga disebut sebagai SMD. Cerita dalam buku tersebut merupakan adaptasi dari film yang sudah sangat terkenal, yakni Spiderman. Buku ini diadaptasi oleh Acton Figuera berdasarkan film oleh

6 David Koepp yang ceritanya berdasarkan pada komik Marvel. Versi bahasa Indonesianya diterjemahkan oleh Rosi L. Penulis memilih buku cerita dwibahasa sebagai sumber data karena buku ini mempunyai sifat naratif yang di dalamnya mengungkapkan peristiwa yang jalinmenjalin dalam hubungan waktu. Jalinan waktu tersebut mengaitkan sejumlah peristiwa yang membentuk jalan cerita. Dengan demikian, akan terdapat berbagai bentuk ungkapan kewaktuan baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia yang akan dianalisis. Adapun pertimbangan lain adalah buku ini menampilkan cerita dalam dwibahasa sehingga penulis dapat melihat perwujudan konsep kewaktuan secara langsung. Berdasarkan observasi penulis di perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), penulis juga belum menemukan penelitian yang menggunakan buku cerita dwibahasa sebagai sumber data. Dengan alasanalasan yang telah dikemukakan, penulis akhirnya menggunakan buku cerita dwibahasa ini sebagai data. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian, menurut Nawawi dan Hadari (1992: 67), adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Penelitian kali ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik deskriptif analitis. Metode

7 deskriptif merupakan prosedur atau cara pemecahan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diteliti. Adapun metode yang penulis gunakan dalam hal penyediaan data adalah metode simak. Disebut demikian karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa, dalam kaitannya dengan konsep kewaktuan, yang ada dalam buku cerita dwibahasa. Menurut Mahsun (2005: 90), Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Dalam Mahsun (2005: 90) juga disebutkan bahwa metode simak mempunyai teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Hal ini berarti, penulis dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau sekelompok informan, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam penelitian ini, penulis menyadap penggunaan bahasa yang digunakan dalam buku cerita dwibahasa sebagai informan, yakni dalam kaitannya dengan perwujudan konsep kewaktuan dalam bahasa Indonesia. Penulis melakukan beberapa langkah sebelum menentukan data penelitian. Data dipilih berdasarkan observasi dengan melihat buku-buku cerita anak dwibahasa yang beredar di toko-toko buku di Jakarta. Setelah melakukan observasi, penulis menentukan buku cerita SMD sebagai sumber data dengan alasan-alasan yang telah diungkapkan pada bagian 1.4. Dari data yang penulis peroleh tersebut, penulis menganalisisnya berdasarkan kerangka teori yang dirumuskan pada bab kedua.

8 Pada bagian analisis, penulis mencari bentuk-bentuk kewaktuan yang terdapat di dalam data. Kemudian, penulis memberi penomoran pada setiap kalimat yang ada serta memberi terjemahan harfiah di samping mencantumkan terjemahan yang terdapat dalam data. Terjemahan harfiah dicantumkan untuk membandingkan kemunculan bentuk kewaktuan serta untuk melihat tipe terjemahan yang terdapat dalam data. Analisis akan dilakukan dengan membandingkan bentuk-bentuk kewaktuan yang muncul pada bentuk bahasa Inggris, terjemahan harafiah, serta terjemahan yang terdapat dalam data. Kerangka teori didapatkan dari penelusuran pustaka dan juga melihat pada penelitian-penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya. Teori-teori yang diperoleh akan digunakan untuk menganalisis data dari buku cerita SMD. Setelah melakukan analisis terhadap data yang diperoleh, penulis akan menarik sebuah kesimpulan yang merangkum semua hasil analisis data. Dengan demikian, penulis berharap agar semua masalah penelitian ini dapat dijawab secara tuntas. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian mengenai bentuk kewaktuan dalam hal kategori aspek dan kala dalam bahasa Indonesia masih sedikit terutama dalam tataran skripsi. Penelitian ini akan membuka pembicaraan mengenai konsep kewaktuan dalam bahasa Indonesia, terutama mengenai penanda kategori aspek dan kala, khususnya dalam tataran skripsi.

9 Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi dunia penerjemahan di Indonesia karena dapat pula dijadikan sebagai pedoman penerjemahan. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dalam bentuk skripsi yang terdiri atas empat bab. Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang subbabnya terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, metode penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bagian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pembaca mengenai penelitian yang penulis lakukan. Setelah memberikan garis besar penelitian pada bab pendahuluan, penulis akan menjelaskan kerangka teori yang penulis gunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Bab kedua merupakan uraian dari teori-teori yang digunakan dalam penelitian mengenai bentuk kewaktuan, baik yang terdapat dalam bahasa Indonesia maupun yang dibahas dalam linguistik umum. Melalui bab ini, penulis berharap agar pembaca mengetahui kerangka analisis dalam penelitian ini. Dalam bab ketiga, peneliti menganalisis data yang telah didapatkan dan mengaitkannya dengan teori mengenai bentuk kewaktuan, yakni kategori aspek dan kala. Penulis akan memaparkan kalimat-kalimat yang terdapat dalam data dan membuat terjemahan harafiah dari kalimat-kalimat tersebut. Dengan hal ini, pembaca diharapkan melihat uraian mengenai bentuk penanda kategori aspek dan kala yang penulis temukan dalam buku cerita anak terjemahan yang penulis jadikan sumber

10 data. Melalui terjemahan harafiah ini pula dapat terlihat perbandingan kategori aspek dan kala dalam bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Bab yang terakhir atau bab keempat berisi konklusi atas penelitian yang telah dilakukan. Bab terakhir ini juga merupakan rangkuman dari seluruh penelitian yang telah dilakukan. Melalui bab terakhir ini, pembaca dapat melihat apakah penulis telah menjawab permasalahan penelitian penulis dengan tuntas atau belum. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang bagi penelitian selanjutnya.