Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM INTEGRASI 33 KV PT. PERTAMINA RU IV CILACAP AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN RFCC DAN PLBC

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Studi Kestabilan Sistem dan Pelepasan Beban (Load Shedding) Berdasarkan Standar IEEE di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV

Analisa Stabilitas Transien pada Sistem Kelistrikan PT. Pupuk Kalimantan Timur (Pabrik KALTIM 1), Akibat Reaktivasi Pembangkit 11 MW.

Analisis Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban Sistem Kelistrikan Distrik II PT. Medco E&P Indonesia, Central Sumatera

Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban di Perusahaan Minyak Nabati

TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN DI PT. WILMAR NABATI GRESIK AKIBAT ADANYA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN FASE 2

Analisa Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang di Pomaala (Sulawesi Tenggara)

Analisis Stabilitas Transien di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Akibat Penggantian Sebuah Unit Pembangkit GTG 18 MW Menjadi STG 32 MW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.

Analisa Stabilitas Transien dan perancangan pelepasan beban pada Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang di Pomaala (Sulawesi Tenggara)

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Badak NGL

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

PERHITUNGAN CCT (CRITICAL CLEARING TIME) UNTUK ANALISIS KESTABILAN TRANSIENT PADA SISTEM KELISTRIKAN 500KV JAWA-BALI

Analisa Transient Stability dan Pelepasan Beban Pengembangan Sistem Integrasi 33 KV di PT. Pertamina RU IV Cilacap

Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW

ANALISA STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.CHANDRA ASRI,CILEGON AKIBAT INTEGRASI PLN

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern saat ini, tenaga listrik memegang peranan penting dalam

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

Tugas Mingguan Peserta OJT Angkatan 13 Th. 2009

Erik Tridianto, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS

STUDI STABILTAS TRANSIEN DI PT PERTAMINA UP IV CILACAP AKIBAT PENAMBAHAN PABRIK BARU

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada Joint Operating

Analisis Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ), Tuban.

Analisis Stabilitas Transien Dan Perancangan Pelepasan Beban Pada Sistem Kelistrikan Tabang Coal Upgrading Plant (TCUP) Kalimantan Timur

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN DAN MEKANISME PELEPASAN BEBAN DI PT. PERTAMINA RU IV CILACAP AKIBAT INTEGRASI DENGAN PLN

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

TUGAS AKHIR - TE

SIMULASI PELEPASAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN RELE FREKUENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK CNOOC SES LTD.

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear

ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN MEKANISME PELEPASAN BEBAN AKIBAT PENAMBAHAN PEMBANGKIT 1x26,8 MW PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.

SIMULASI PELEPASAN BEBAN DENGAN RELAYFREQUENCY PADA SISTEM TENAGA LISTRIK CNOOC SES Ltd.NORTH BUSINESS UNIT MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP PERILAKU SISTEM TENAGA LISTRIK SULAWESI SELATAN DALAM KEADAAN TRANSIEN

STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri atas sistem


BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan frekuensi nominalnya. peningkatan kualitas sistem kelistrikannya agar didapatkan sistem yang dapat bekerja

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

Studi koordinasi Proteksi pada Joint Operating Pertamina-Petrochina di Tuban akibat Integrasi Sukowati Plant

Studi Load Shedding pada Sistem Kelistrikan Pengeboran Minyak Lepas Pantai, Kasus di Perusahaan X

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-136

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

BAB 3 PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK. CNOOC SES Ltd NORTH BUSINIESS UNIT DENGAN TEGANGAN OPERASI 13.8 KV

Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak

Simulasi Perbaikan Transient Dengan Memanfaatkan Reclosing Circuit Breaker Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT. Asahimas Flat Glass Tbk

ANALISIS SETTING WAKTU RELE PENGAMAN DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA DENGAN MEM- PERTIMBANGKAN TRANSIENT STABILITY ASSESSMENT

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

ANALISA KESTABILAN TRANSIEN DAN KOORDINASI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 3 MW YANG TERHUBUNG KE PLN 20 KV

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Studi Koordinasi Rele Pengaman Sistem Tenaga Listrik di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

Studi Aliran Daya Optimum Mempertimbangkan Kestabilan Transien Sistem Menggunakan Simulasi Domain Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang,

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

SIMULASI PELEPASAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN RELE FREKUENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK CNOOC SES Ltd. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

Mesin Arus Bolak Balik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK di REGION 4 PT. PLN (Jawa Timur dan Bali)

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

Koordinasi Proteksi Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Sympathetic Trip Di Kawasan Tursina, PT. Pupuk Kaltim

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

II. SISTEM PENGAMAN TENAGA LISTRIK DAN ENERGI BUSUR API

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

Transkripsi:

B19 Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC Firdaus Ariansyah, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: priyadi@ee.its.ac.id, margo@ee.its.ac.id Abstrak - Keseimbangan daya antara kebutuhan beban dengan kapasitas pembangkitan generator merupakan salah satu parameter dari kestabilan operasi sistem tenaga listrik. Namun dalam pengoperasian sistem tenaga listrik akan selalu terjadi perubahan beban sehingga pembangkit perlu menyesuaikan daya keluarannya melalui governor maupun pengaturan eksitasi. Hal ini perlu dilakukan agar kestabilan sistem tetap terjaga. Adanya penambahan beban pada sistem kelistrikan di PT Pertamina RU IV Cilacap mengakibatkan penambahan pembangkit dan pabrik baru. Akibatnya sistem kelistrikan di PT Pertamina RU IV Cilacap berubah karena perlu menambahkan sistem bus 33 kv. Untuk mengetahui batas kestabilan yang baik pada sistem kelistrikan suatu industri, maka ditetapkan standar batas kemampuan normal frekuensi, tegangan, dan sudut rotor. Standar yang digunakan mengacu pada IEEE Std C37.106-2003 (Revisi dari ANSI/IEEE C37.106-1987) mengenai pengamanan frekuensi abnormal turbin dengan menggunakan metode pelepasan beban. Kata Kunci: Kestabilan transien, Beban RFCC dan Beban PLBC. I. PENDAHULUAN Keseimbangan daya antara kebutuhan beban dengan kapasitas pembangkitan generator merupakan salah satu parameter dari kestabilan operasi sistem tenaga listrik. Namun dalam pengoperasian sistem tenaga listrik akan selalu terjadi perubahan beban sehingga pembangkit perlu menyesuaikan daya keluarannya melalui governor maupun pengaturan eksitasi. Hal ini perlu dilakukan agar kestabilan sistem tetap terjaga. Semakin berkembangnya sistem tenaga listrik di industri maka semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Masalah seperti adanya gangguan dari lepasnya generator, gangguan hubung singkat, starting motor ataupun efek dari perubahan beban yg mendadak akan menyebabkan sistem keluar dari daerah kestabilannya. Kecepatan pembangkit memberi reaksi terhadap perubahan yang terjadi pada sistem menjadi faktor penentu dari kestabilan sistem. Kestabilan mesin pembangkit sangat bergantung pada kemapuan sistem kendalinya, dimana sistem kendali dikatakan handal apabila mampu mengendalikan mesin tetap beroperasi dalam keadaan normal dan berada di daerah kestabilannya meskipun sistem mengalami gangguan. Pada situasi dimana adanya penambahan kapasitas pembangkit dengan daya cukup besar atau beban besar hilang dari sistem atau bahkan terjadi gangguan pada saluran tranmisi, stabilitas sistem harus cukup kuat untuk mempertahankan diri terhadap perubahan beban yang relatif besar, dimana ini akan berdampak pada keseimbangan sistem. Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan adanya perubahan pada kestabilan sistem terutama kestabilan frekuensi, kestabilan tegangan dan kestabilan sudut rotor. Karena kestabilan di kelistrikan industri berkaitan dengan kemampuan sistem dalam mempertahankan kondisi kestabilan sehingga peralatan dapat bekerja dengan baik dan memiliki efisiensi tinggi, jadi perlu dilakukan adanya penanganan khusus untuk menjaga sistem tetap dalam keadaan stabil saat terjadi gangguan, salah satunya yaitu mekanisme pelepasan beban atau load shedding. II. KESTABILAN TRANSIEN Dalam keadaan operasi sistem tenaga listrik yang normal terdapat keseimbangan antara daya mekanis pada prime mover dengan daya listrik atau beban pada sistem. Dalam keadaan seimbang, daya mekanik dan daya elektrik bergerak secara bersamaan dengan kecepatan konstan. Ketika terjadi gangguan, maka terjadi perbedaan daya elektrik dan mekanik dari generator. Kelebihan daya elektrik membuat perlambatan putaran rotor generator, hal ini disebebakan semakin terbebaninya generator. Namun kelebihan daya mekanik membuat percepatan pada putaran rotor, hal ini disebabkan semakin ringan beban yang ditanggung generator. Bila gangguan tidak segera dihilangkan, maka perlambatan atau percepatan putaran rotor generator mengakibatkan hilangnya sinkronisasi dalam suatu sistem [1]. Berdasarkan Paper IEEE definition and classification of power system stability, kestabilan sistem tenaga listrik dibagi menjadi tiga kategori yaitu [2]:

B20 Gambar 2. Standar Frekuensi Gambar 1. Klasifikasi Kestabilan Sistem Tenaga 1. Kestabilan sudut rotor Stabilitas sudut rotor tergantung pada kemampuan untuk mempertahankan atau mengembalikan keseimbangan antara torsi elektromagnetik dan torsi mekanik setiap mesin sinkron dalam sistem tersebut. Ketidakstabilan ini dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan ayunan sudut beberapa generator sehingga menyebabkan hilangnya sinkronisasi generator satu dengan generator lain. 2. Kestabilan frekuensi Kestabilan frekuensi mengacu pada kemampuan sistem untuk tetap mempertahankan nilai frekuensi nominal agar tetap stabil mengikuti perubahan sistem yang berubah secara tiba-tiba akibat ketidakseimbangan pasokan daya pembangkit dengan daya yang diserap beban. Perputaran turbin sangat erat kaitannya dengan frekuensi sistem tenaga listrik. 3. Kestabilan tegangan Stabilitas tegangan mengacu pada kemampuan suatu sistem tenaga untuk mempertahankan tegangan pada kondisi stabil pada semua bus dalam sistem tenaga listik setelah terjadi gangguan dari kondisi operasi awal yang diberikan. Hal ini tergantung pada kemampuan untuk mempertahankan/mengembalikan keseimbangan antara permintaan beban dan suplai beban dari sistem tenaga listrik. Ketidakstabilan frekuensi dapat mengakibatkan terjadinya penurunan atau naiknya tegangan dari beberapa bus. Standar yang Digunakan untuk Analisis Kestabilan Transien Dalam menentukan suatu sistem tenaga listrik stabil atau tidak yaitu dengan mengevaluasi respon tegangan dan frekuensi sistem. Standart yang dipakai untuk menentukan sistem stabil atau tidak yaitu : Standar Frekuensi yang digunakan adalah standar Untuk Steam Turbin Generator (IEEE Std C37.106-2003) Standart tegangan yang digunakan adalah standart IEEE 1159-1995. Gambar 3. Standar Tegangan Pelepasan Beban (Load Shedding) Pelepasan beban merupakan salah satu langkah untuk mempertahankan kestabilan. Jika terjadi gangguan seperti generator outage mengakibatkan daya yang tersedia tidak mampu melayani beban, sehingga untuk menjaga sistem tidak black out maka diperlukan pelepasan bebanberdasarkan standar ANSI/IEEE C37.106-1987, terdapat 2 skema pelepasan beban ketika terjadi gangguan antara lain adalah pelepasan beban 3 langkah dan pelepasan beban 6 langkah. Tabel dibawah adalah pelepasan beban 3 langkah di frekuensi 50 Hz [3] Step Tabel 1. Standar Pelepasan Beban 3 Langkah Frequency Trip Point (Hz) Percen t Percent of Load Shedding Fixed Time Delay (cycles) on Relay 1 49,02 98,84 10 6 2 49,08 98,16 15 6 3 48,75 97,5 As required to arrest decline before 48,5 Hz

B21 III. SISTEM KELISTRIKAN Sistem kelistrikan PT. Pertamina RU IV Cilacap yang baru dapat ditujukan pada gambar dibawah ini : 12 152G501C 15 18,75 13,8 80 % Akibat dari penambahan beban pada sistem kelistrikan di PT. Pertamina RU IV Cilacap mengakibatkan perlunya penambahan pembangkit dan pabrik baru. Penambahan tersebut juga mengakibatkan berubahnya sistem kelistrikan dengan adanya penambahan sistem bus 33 Kv dan berkembangnya daerah utility menjadi 4 daerah utility. Tabel 3.Data Motor No Motor ID KV HP KVA RPM Poles 1 260K101AM 3,3 2700 2612 300 20 2 84K202C 3,3 2000 1965 300 20 3 053P101CM 3,3 1250 1076 1500 4 4 011P102AM 3,3 1500 1289 1500 4 5 014K102ABCM 3,3 2500 2437 250 24 6 46P101AM. 3,3 1000 910 3000 2 Gambar 4. Single Line Diagram PT. Pertamina RU IV Cilacap PT. Pertamina Refinery Unit I (Unit Pengolahan) IV Cilacap memiliki sebuah sistem yang cukup besar dengan sistem kelistikan yang juga cukup kompleks. Sebelumnya PT Pertamina RU IV Cilacap memiliki 8 unit pembangkit yang diantaranya terdiri 4 unit berkapasitas 20 MW dan 4 unit pembangkit berkapasitas 8 MW. Total Substation di PT. Pertamina RU IV Cilacap berjumlah 32 substation. dimana masing masing substation memiliki beban statis dan motor. Sedangkan untuk sistem kelistrikan di PT. Pertamina RU IV Cilacap dibagi menjadi 3 utility yaitu utility I, II dan IIa. Adanya penambahan beban pada sistem kelistrikan di PT Pertamina RU IV Cilacap mengakibatkan penambahan pembangkit dan pabrik baru. Akibatnya sistem kelistrikan di PT Pertamina RU IV Cilacap berubah karena perlu menambahkan sistem bus 33 kv. Selain itu 3 daerah utility berkembang menjadi 4 daerah utility yaitu tambahan utility III. Tabel 2.Data Kapasitas Generator No ID MW MVA KV PF 1 51G1 8 10 13,8 80 % 2 51G2 8 10 13,8 80 % 3 51G3 8 10 13,8 80 % 4 510G2 8 10 13,8 80 % 5 510G301 8 10 13,8 80 % 6 510G201 20 25 13,8 80 % 7 051G101 20 25 13,8 80 % 8 051G102 20 25 13,8 80 % 9 051G103 20 25 13,8 80 % 10 152G501A 15 18,75 13,8 80 % 11 152G501B 15 18,75 13,8 80 % Beban PLBC atau Proyek Langit Biru Cilacap merupakan penambahan beban baru yang dilakukan di PT Pertamina RU IV Cilacap. Hal ini berkaitan dengan adanya varian baru dari produksi PT pertamina yaitu pertalite. Beban PLBC tersebar di semua utility PT Pertamina RU IV Cilacap. Data beban PLBC dapat dilihat pada data berikut : Tabel 3.Data Beban PLBC No ID KV KVA PF 1 PLBC-2_3650HP 13,8 2758 98,73% 2 PLBC-3_200kW2 13,8 219 91,19% 3 PLBC-2_3650HP1 13,8 2758 98,73% 4 PLBC-149HP 13,8 174 85,6% 5 PLBC-630HP 13,8 586 80,2% 6 PLBC-149HP1 13,8 174 85,6% 7 PLBC-630HP2 13,8 586 80,2% 8 PLBC-3_200kW 13,8 219 91,19% 9 PLBC-1 13,8 11690 74,92% 10 PLBC-630HP1 13,8 5000 80% III. SIMULASI DAN ANALISIS TRANSIEN Pemodelan Single Line Diagram PT Pertamina RU IV Cilacap dimodelkan melalui software ETAP 12.6 dengan menggunakan datadata existing dan data peralatan yang digunakan di PT Pertamina RU IV Cilacap. Kemudian simulasi akan dilakukan berkaitan dengan analisis kestabilan sistem ketika mengalami gangguan-gangguan besar seperti generator lepas (generator outage) dan starting motor. 1. Simulasi Kestabilan Transien Generator Lepas Pada kasus generator lepas dari sistem kelistrikan, diasumsikan bahwa terdapat satu generator trip secara tiba-tiba setelah sistem beroperasi selama 1 detik. Generator yang lepas untuk Case A adalah GEN 51G2 (8 MW), Case B adalah GEN 152-G-501A (15 MW), dan Case C

B22 adalah GEN 051G-102 (20 MW) dengan kondisi operasi yang berbeda-beda Tabel 4. Hasil Simulasi Studi Kasus Generator Lepas Menggunakan Load Shedding standar IEEE Frekuensi min Tegangan min kondisi Studi kasus Load shedding 33 kv 13,8 kv 33 kv 13,8 kv f v A - 99,9 96,7 96,4 No Load Shedding TS 1 C 98,7 98,7 95,9 97,6 Load Shedding I TS 2 TS 3 TS 4 A 99,7 99,7 96,3 99,7 No Load Shedding B 98,7 98,7 95,7 91,9 Load Shedding I C 98,8 98,8 97,7 96,6 Load Shedding I A 99,8 99,8 97,1 94,6 No Load Shedding B 99,1 99 95,5 91,8 No Load Shedding C 98,7 98,8 97,9 97,5 Load Shedding I A 98,7 98,7 98,3 97,2 Load Shedding II B 98 97,9 96,1 91,8 Load Shedding II C 98,1 98,1 96,3 94 Load Shedding II 2. Simulasi Kestabilan Transien Generator Lepas Pada kasus motor starting yaitu motor akan beroperasi ketika sistem baru beroperasi selama 1 detik. Respon frekuensi, tegangan, dan sudut rotor akan diamati dengan mempertimbangkan referensi standar tegangan yang berdasar pada IEEE Std C37.106-2003. Motor yang akan beroperasi merupakan motor induksi tiga fasa dengan ID motor yaitu 260K101/102AM yang memiliki kapasitas daya 2700 HP dan 014K102ABCM yang memiliki kapasitas daya 2500 HP. Data yang diamati adalah respon frekuensi, tegangan dan sudut rotor ketika motor di-start. Tabel 5. Hasil Simulasi Studi Kasus Motor Starting Menggunakan Load Shedding standar IEEE Frekuensi min Tegangan min kondisi Studi kasus Load shedding 33 kv 13,8 kv 33 kv 13,8 kv f v A - 99,9 96,7 96,4 No Load Shedding TS 11 B 98,7 98,7 95,9 97,6 Load Shedding I V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari simulasi dan analisis pada Tugas Akhir ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Gangguan lepasnya generator pada sistem di beberapa bentuk operasi menyebabkan penurunan frekuensi pada bus 13,8 kv maupun bus 33 kv. Sehingga perlu dilakukan penanganan untuk mengembalikan kestabilan sistem dengan melakukan pelepasan beban (load shedding) 2. Gangguan starting motor dilakukan pada pola operasi kemungkinan terburuk, sistem masih mampu mempertahankan kestabilannya saat motor starting 2700 HP yang menggambarkan motor terbesar di plan Pertamina RU IV Cilacap terhubung ke sistem. Hal ini juga memberikan jaminan bahwa motor starting akan berhasil pada pola operasi yang lain. 3. Pelepasan beban (load shedding) yang dilakukan telah berhasil mengembalikan kestabilan sistem. Pelepasan beban yang digunakan mengacu pada standart ANSI/IEEE 3 langkah dengan pelepasan beban sebesar 10% untuk langkah 1 dan 15% untuk langkah 2. 4. Di beberapa operasi, Penggunaan frekuensi standart ANSI/IEEE dalam pelepasan beban (load shedding) mampu memperbaiki respon frekuensi lebih baik daripada standart frekuensi yang selama ini digunakan di PT. Pertamina RU IV Cilacap DAFTAR PUSTAKA [1] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006. [2] IEEE/CIGRE Joint Task Force on Stability Terms and Definitions, Definition and Classification of Power System

B23 Stability, IEEE Transactions on Power System, Vol. 19, No. 2, May 2004 [3] ANSI/IEEE C37.106-1987, IEEE Guide for Abnormal Frequency Protection for Power Generating Plants.