BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media komunikasi massa di waktu ini, dengan dukungan berbagai peralatan yang semakin canggih, berkembang dengan pesat untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Selama ini media massa memegang peranan sebagai sumber informasi yang sangat penting bagi masyarakat. Di antara berbagai media massa, televisi memiliki peran terbesar dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. Televisi merupakan sumbangan ilmu pengetahuan terbesar. Hal ini dapat dirasakan karena dengan menonton televisi seseorang dapat dengan mudah memperoleh informasi yang sedang menjadi topik terhangat untuk dibicarakan. Selain itu dengan menonton televisi secara berulang akan berakibat munculnya sebuah pola pikir yang lama kelamaan akan dapat membentuk sikap, perilaku dalam diri seseorang. Televisi adalah media audio visual yang memiliki daya jangkau yang luas tanpa mengenal batas geografis, sistem politik, sosial, dan budaya masyarakat, sekaligus memiliki daya tarik yang dapat mempengaruhi sikap, pandangan, gaya hidup, orientasi dan motivasi masyarakat (Effendy, 2003). Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari orang. Dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Saat ini televisi menjangkau lebih dari 90% penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu, saat ini bisa dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan tanpa batasan usia. Siaran-siaran televisi
akan memanjakan orang-orang pada saat-saat luang seperti liburan, sehabis kerja bahkan dalam suasana sedang bekerjapun orang-orang masih menyempatkan diri untuk menonton televisi. Tayangan televisi yang mengandung unsur kekerasan dapat meningkatkan level kecenderungan agresi terhadap orang lain, baik pada anak maupun orang dewasa. Selain sebagai sumber informasi, televisi juga menampilkan banyak tayangan yang kurang layak dan terlalu dini bagi anak-anak untuk mengkonsmsi tayangan tersebut. Seperti kisah percintaan, dan kekerasan yang saat ini banyak ditampilkan di televisi. Ironisnya bahkan pemain di film tersebut masih berusia anak-anak dan remaja sebagai tokoh utama dalam film tersebut. Salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku agresi adalah intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi. Media komunikasi televisi memiliki fungsi social untuk menyajikan informasi, menghibur, serta mendidik. Pada kenyataannya, tayangan televisi beberapa tahun terakhir ini didominasi oleh tayangan yang menampilkan kekerasan, perkelahian, pemukulan, pembunuhan dan sebagainya (Widiastuti, 2002). Menurut Baron, Byrne, & Branscombe (2006), ketika menonton televisi, individu dapat mengidentifikasikan diri terhadap tokoh dalam tayangan program televisi tersebut. Dalam hal ini, adanya sebuah reaksi emosional yang muncul terhadap kegembiraan (joys), dukacita (sorrows), dan ketakutan (fears) yang dialami oleh tokoh tersebut. Bahaya lain yang timbul dari tayangan kekerasan yang berulang-ulang dan berjangka panjang adalah timbulnya ketidakpekaan terhadap kekerasan
(desensitisattion). Efek desensitisation adalah pengurangan respon emosional terhadap kekerasan di televisi. Artinya, individu menjadi resisten terhadap rasa sakit dan penderitaan orang lain, terdapat penerimaan kekerasan sebagai realitas yang wajar dalam kehidupan sehari-hari (Baron & Byrne, 2000). Contohnya, jika ada orang kecopetan, bukan berteriak atau menangkap pencopetnya tetapi menonton saja adegan kemalangan itu sambil merasa beruntung bukan dirinya yang dicopet. Anderson & Bushman (dalam Baron, Byrne, & Branscombe, 2006) menambahkan, media massa memang memiliki efek negatif. Salah satu contohnya yaitu penelitian partisipan yang memainkan video games kekerasan seperti Mortal Combat dan Street Fighter menunjukkan adanya suatu penurunan dalam perilaku menolong. Dari hasil survey dan pencarian fenomena empirik oleh peneliti, menemukan bahwa pernah terjadi tindak agresivitas yang dilakukan oleh SMA SARASWATI sehingga dijadikan sampel penelitian oleh peneliti. Contoh tindakan yang pernah dilakukan yaitu pernah terlibat tawuran antar sekolah beberapa tahun lalu dan yang paling mencengangkan, peneliti menemukan berita tentang alumni SMK SARASWATI membawa catatan merakit bom di Makodam dan berhasil ditangkap petugas penjaga di Kodam IV/Diponegoro, Banyumanik, Semarang ( www.citizenjurnalism.com ). Sejak tahun 1946, hasil-hasil penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya perilaku agresif yang berarti mempunyai
hubungan signifikan terhadap meningkatnya perilaku agresif (Anderson & Bushman, 2002). Intensitas menonton tayangan kekerasan di televisi terbukti berhubungan positif dan signifikan terhadap perilaku agresif remaja (Murray, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Proborini (2012) mengenai hubungan eksposur dalam video game dengan perilaku agresif siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suruh Salatiga juga memiliki hubungan yang signifikan (p = 0,041 < 0,05). Berlawanan dengan hasil penelitian Nando (2011) menyatakan bahwa perilaku menonton film kekerasan tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku agresi remaja SMK Pelita Bogor (p = 0,256 > 0,05). Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti karena terdapat perbedaan hasil dari peneliti sebelumnya, sehingga peneliti ingin mengkaji kembali dalam bentuk skripsi dengan judul : Hubungan eksposur kekerasan di televisi terhadap jenis agresifitas yang dilakukan siswa kelas XI SMK SARASWATI Salatiga. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan yang signifikan antara eksposur kekerasan di televisi dengan jenis perilaku agresif siswa kelas XI SMK SARASWATI Salatiga?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara eksposur kekerasan di televisi dengan jenis perilaku agresif siswa kelas XI SMK SARASWATI Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 1.4.1 Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau rujukan bagi penelitian yang memusatkan perhatian tentang hubungan eksposur kekerasan di televisi dengan jenis perilaku agresif pada remaja. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat diantaranya: 1.4.2.1 Bagi siswa: sebagai bahan masukan agar mengetahui tingkat perilaku agresif pada remaja. 1.4.2.2 Bagi orang tua: sebagai bahan masukan bagi para orang tua untuk mengawasi tayangan yang sesuai bagi anaknya dan sebagai sumber informasi mengenai pengaruh eksposur kekerasan di televisi dengan jenis perilaku agresif pada remaja. 1.4.2.3 Peneliti yang mendatang: menjadi bahan rujukan kepada peneliti yang akan melakukan penelitian terhadap permasalahan yang sama. Serta dapat menambah khasanah keilmuan kita tentang seberapa
besar hubungan eksposur kekerasan di televisi dengan jenis perilaku agresif pada remaja. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi dibagi atas lima (5) bab yaitu : Bab I Pendahuluan, berisi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, berisi : Eksposur Kekerasan di Televisi, Perilaku Agresif, Contoh kasus dampak tayangan di televisi, Temuan lain yang relevan, Hipotesis Penelitian. Bab III Metode Penelitian, berisi : Jenis Penelitian, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Instrumen Pengumpulan Data, Uji Validitas dan Reliabilitas, Analisis Data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi : Deskripsi Subjek Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Deskriptif, Analisis Korelasi, Uji Hipotesis, Pembahasan. Bab V Penutup, berisi : kesimpulan, dan saran.