BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Internal (Internal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini menyebabkan fluktuasi terhadap kondisi ekonomi yang

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan

BAB II LANDASAN TEORI

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN INTERN & KAS

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENGENDALIAN INTERN 1

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan didirikan bertujuan unutk mengembangkan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak

Proses. Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar. Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. (google, wikipedia)

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II KAJIAN TEORI. dapat mencapai laba yang optimal guna perkembangan perusahaan kedepan. Prosedur ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas penerimaan dan pengeluaran kas pada Perusahaan dan Koperasi. Memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi

Pengantar Akuntansi 2 PENGENDALIAN INTERNAL DAN AKUNTANSI KAS

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Commite of sponsoring organization (COSO) Ricchiute (2006:300)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

12/3/2012. Contents. Sistem Akuntansi Dasar. Sistem Akuntansi Dasar. Pengawasan Intern. Pengawasan Intern. Pengawasan Intern

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS. sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma norma, standar atau rencana rencana yang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Internal (Internal Control System) 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal (Internal Control System) Menurut Hall (2011) Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Adanya sebuah sistem dalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena sistem yang baik akan mengantarkan perusahaan kepada tujuannya. Sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi. Untuk itu sebuah sistem yang baik sangat diharuskan untuk dimiliki oleh perusahaan. Pengertian pengendalian Internal Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam pernyataan Standar akuntansi Indonesia (2012 : 319) adalah: Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen, dan personel lain entitas, yang di desain untuk memberikan keyakinan tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu: 1. Keandalan pelaporan keuangan. 2. Efektifitas dan efisiensi operasi. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 4

5 Menurut Reeve (2008 : 207): Pengendalian Internal adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aset perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajiakan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti. Menurut Mulyadi (2010 : 163): Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kendala data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian internal dalam sebuah perusahaan sangat penting, karena mengatur dan menjaga keamanan keuangan perusahaan. Pengendalian internal dapat melindungi aset dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan atau penempatan aset yang tidak tepat. Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap manajemen dan karyawan mengenai pentingnya pengendalian. Salah satu faktor yang memengaruhi lingkungan pengendalian adalah gaya operasi manajemen, manajemen yang selalu mengutamakan sasaran operasi untuk pencapaian tujuan. 2.1.2 Tujuan Pengendalian Intern Menurut Marshall B.rommey dan Paul John Steinbart (2004:230) tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas dan efisiensi operasional Pengendalian internal dimaksudkan untuk mendorong penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan perusahaan. 2. Keandalan pelaporan keuangan Pengendalian internal memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Barterima Umum (PABU). 3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku

6 Manajemen menetapkan perturan-peraturan dan prosedur untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat ditaatinya peraturan dan hukum yang berlaku. Beberapa tujuan dari sistem pengendalian internal kas menurut James Reeve (2009 : 389) adalah menyediakan keyakinan yang memadai bahwa : 1) Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis. 2) Informasi bisnis akurat. 3) Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan tujuan pengendalian internal dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian internal harus mendorong peningkatan efektivitas dan efisien tujuan perusahaan yang disertai dengan keandalan laporan keuangan dan sesuai hukum dan peraturan yang berlaku yang dalam hal ini adalah hukum dan peraturan yang ada di Republik Indonesia. 2. Unsur-unsur Pengendalian Internal Pengendalian internal mempunyai arti yang sempat dan luas. Dalam arti sempit, pengendalian intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (crossfooting) maupun menurun (footing). Dalam arti yang luas, pengendalian internal tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Menurut Mulyadi (2008 : 164) unsur pengendalian internal yang baik dalam perusahaan harus memenuhi unsur-unsur pokok agar tujuan suatu

7 perusahaan dapat tercapai dengan semestinya. Unsur-unsurnya sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan yang memberi perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya. 3. Praktik yang Sehat dalam melakukan tugas dan fungsi setiap unitorganisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Dari setiap point diatas, semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Dalam pengembangan sistem, analisis sistem memandang manusia yang jujur tidak akan selamanya jujur. Banyak godaan yang selalu datang kepada setiap orang. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat manusiawi diperlukan unsur sistem pengendalian internal yang lain dalam suatu organisasi agar setiap karyawan yang melaksanakan sistem terhindar dari godaan, sehingga tujuan sistem pengendalian internal dapat terwujud. Menurut Kumaat (2011:16) Sejak tahun 1992 Committe of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan kerangka pengendalian yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut : 1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian meliputi sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi. Faktor-faktor yang terkait dengan sikap dimaksud adalah : a) Business Owner Philosophy (Single Majority atau Joint Management/ Strategc Alignmen)

8 b) Management Style (Manajemen yang Progressive atau Convervative) c) Organization Strusture (Centralized atau Decentralized) d) HR and Career Development (Seniority/ Loyalty-based atau Competency/Performance-based) Lingkungan pengendalian ini sangat penting, karena menjadi dasar bagi efektivitas unsur-unsur pengendalian internal yang lain. 2. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Semua organisasi menghadapi resiko, yaitu kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada dalam aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis atau non-bisnis. Resiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis/dievaluasi sehingga bisa diperkirakan intensitas dan tindakan apa yang dapat meminimalkannya. 3. Prosedur Pengendalian (Control Procedure) Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses kerja, sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan serta kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal berikut : a) Personel yang kompeten, mutasi tugas, dan cuti wajib. b) Pelimpahan tanggung jawab dan pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait. c) Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset, dan operasi.

9 4. Pemantauan/ pengawasan (Monitoring) Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menentukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian internal dapat dimonitor secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Penilaian khusus biasanya dilakukan secara berkala ketika terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi, atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, internal audit adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian internal. Auditor independen juga sering melakukan penelitian atas pengendalian internal sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. 5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian internal perusahaan. Informasi yang diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal, hukum, peristiwa, dan kondisi yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan serta pelaporan eksternal. 3. Sistem Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2010 : 497) Ada beberapa bentuk kas, yaitu :Kas terdiri atas uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, Certifiedcheck, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana

10 yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan dineraca terdiri dari : 1. Kas ditangan perusahaan yang terdiri dari : a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashiers check, cek pribadi, dan cek draft. b. Saldo dana kas kecil yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemengang dana kas kecil. 2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro. Menurut Surya (2012 : 66) Kas (Cash) adalah media pertukaran standar serta merupakan dasar akuntansi dan pengukuran untuk semua pos-pos lainnya. Menurut Harahap (2010:258) pengertian kas adalah sebagai berikut Kas adalah uang dan surat berharga yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga yang lainnya yang sangat lancar. yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat. 3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Menurut Akifa (2013:14) Kas dalam pengertian lain juga berarti simpanan. Pengertian simpanan di sini meliputi : a) Uang yang mati atau tidak digunakan untuk menghasilkan uang. b) Segala bentuk simpanan di bank, kecuali deposito, seperti tabungan, rekening koran, kartu kredit, dan sebagainya. c) Cek dan bilyet giro yang diberikan oleh pihak lain.

11 Dari pengertian kas diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa yang termasuk golongan kas adalah : 1. Uang tunai (uang kertas dan uang logam) Uang tunai adalah seluruh alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh siapa saja sebagai alat pembayaran. 2. Dana yang tersedia di Bank Dana yang tersedia di Bank adalah simpanan yang setiap saat dapat diambil dan dikeluarkan untuk pembayaran. 3. Cek Perusahaan Cek perusahaan adalah surat perintah pada bagian keuangan untuk mengeluarkan uang bagi pihak lain dalam perusahaan itu sendiri untuk membayar kepada pihak lain. 4. Cek Cek yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran dan cek tersebut setiap saat dapat dicairkan ke bank. 5. Cek dalam Perjalanan Cek yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, namun belum dicairkan ke bank. 6. Wesel Pos Wesel pos yang menurut sifatnya dapat segera diuangkan pada waktu diperlukan.

12 7. Hal lain yang dapat disamakan dengan uang Terdiri dari surat-surat yang dapat diungkapkan setiap saat di bank, dimana bank bersedia membayar setiap nominal yang tertera dalam surat tersebut. Kas merupakan aset terpenting dalam sebuah perusahaan, karena semua transaksi pada akhirnya akan berhubungan dengan kas. Kas sangat mudah dipindah tangankan dan kepemilikannya pun sulit diketahui, oleh karena itu pentingnya suatu sistem untuk mengawasi dan mengendalikan kas. Dalam sistem pengendalian internal kas semua yang berhubungan dengan kas, baik itu penerimaan maupun pengeluaran kas akan dilakukan pengawasan dan pengendalian internal. Berdasarkan sistem pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan: 1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas. 4. Pengendalian Internal Sistem Penerimaan Kas a. Umum Menurut dyckman (2001:297), sistem pengendalian internal kas harus:

13 1) Memisahkan penyimpangan dan akuntansi untuk kas. 2) Mencatat semua transaksi kas 3) Memelihara hanya saldo kas minimum yang dibutuhkan 4) Melaksanakan perhitungan periodic atas saldo kas 5) Melakukan rekonsiliasi atas saldo akun kas buku besar dan saldo kas bank 6) Memperoleh pengembalian yang layak atas saldo kas yang menganggur 7) Melakukan pengendalian fisik atas kas 5. Prosedur dan Keterbatasan Pengendalian Internal a. Prosedur Pengendalian Menurut Hongren (2011 : 236) terdapat beberapa prosedur pengendalian, yaitu : 1. Praktik perekrutan dan pemisahan tugas yang cerdik Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, tidak ada tugas penting diabaikan. Setiap orang dalam mata rantai informasi adalah penting. Mata rantai ini harus dimulai dengan mempekerjakan orang. Pemeriksaan latar belakang harus dilaksanakan terhadap pelamar kerja. Pelatihan dan supevisi yang tepat, serta pembayaran gaji yang kompetiif akan membantu memastikan bahwa semua karyawan cukup kompeten melakukan pekerjaannya.

14 2. Memonitor perbandingan dan ketaatan Tidak ada orang atau departemen yang dapat menyelesaikan proses transaksi dari awal hingga akhir tanpa diperiksa silang oleh orang atau departemen lain. Karyawan departemen harus membandingkan catatan harian departemen bendahara menyangkut kas yang didepositokan dengan total penagihan yang diposting ke akun pelanggan individual dan departemen akuntansi. Untuk memvalidasi catatan akuntansi dan me-monitor ketaatan terhadap kebijakan perusahaan, sebagian perusahaan melakukan audit termasuk pengendaliannya. 3. Catatan yang memadai Catatan akuntansi menyediakan rincian tentang transaksi bisnis. Aturan umumnya adalah bahwa setiap kelompok utama transaksi harus didukung baik dengan salinan dokumen maupun catatan elektronik. 4. Akses yang terbatas. Kebijakan perusahaan harus membatasi akses ke aset hanya pada orang atau departemen yang memiliki tanggung jawab kustodial. Akses ke kas harus dibatasi oleh orang departemen bendahara. Semua catatan manual perusahaan harus dilindungi oleh kunci dan catatan elektronik harus dilindungi password. Hanya orang yang berwenang melakukan akses ke catatan tertentu.

15 5. Persetujuan yang tepat. Tidak ada transaksi yang boleh diproses tanpa persetujuan umum atau spesifik dari menejemen semakin besar nilai transaksi, semakin spesifik persetujuan yang harus dimilikinya. Untuk transaksi individu bernilai kecil, manajemen dapat mendegasikan persetujuan kepada suatu departemen khusus. b. Keterbatasan Pengendalian Menurut Rahayu (2010:238) Keterbatasan pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan (error) adalah kesalahan muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau perhatiannya selama kerja terpecah. 2. Kemacetan, dimana petugas salah dalam memahami akan instruksi, melakukan kecerobohan, terjadi prubahan prosedur. 3. Kolusi, kolusi terjad ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan pencurian atau korupsi ditempat mereka bekerja. 4. Pelanggaran oleh manajemen, dimana manajemen melakukan pelanggaran atas kebijakan dan prosedur untuk tujuan yang tidak sah. 5. Biaya lawan manfaat, dimana biaya penyelenggara pengendalian internal sewajarnya tidak melebihi manfaat yang diperoleh.

16 6. Pengertian dan Fungsi Bank 2.6.1 Pengertian Bank Menurut Ismail (2010:12) Perbankan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.6.2 Fungsi Bank Menurut Ismail (2010 : 12-14) fungsi Bank yaitu sebagai berikut: 1. Penghimpun Dana Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan masyarakat antara lain, simpanan giro, tabungan, dan deposito. 2. Penyaluran Dana Fungsi bank yang kedua adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank sebagian besar dalam bentuk kredit/pinjaman.

17 3. Pelayanan Jasa Pelayanan jasa bank merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh bank. Pelayanan jasa bank dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jasa bank dalam negeri dan jasa bank luar negeri. 7. Hubungan sistem penerimaan kas dengan pengendalian internal Hubungan sistem penerimaan kas dengan pengendalian internal sangat berkaitan terhadap informasi yang akan dibuat oleh suatu perusahaan. Jika suatu perusahan tidak menggunakan sistem pengendalian internal pada penerimaan kas, maka akan terjadi informasi yang tidak valid dan dapat terjadinya kesalahan pada penerimaan kas. Karena tujuan dari pengendalian internal yaitu membantu pemimpin perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga pada tingkat yang paling efisiensi dan efektif guna mencegah kecurangan, penyelewengan dan pemborosan dapat diarahkan dalam penerimaan kas. Dan pengendalian ini berfungsi apabila di dalamnya sudah terdapat tujuan yang merupakan arah dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Maka dengan adanya sistem pengendalian internal dalam penerimaan kas pada perusahaan akan membuat informasi yang akurat, handal, serta efisien dan efektif.

18 B. Penelitian Terdahulu Tabel II.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Dedy Syahputra Siregar (2006) Sistem Pengawasan Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT.Herfinta Farm and Plantation. Sistem pengendalian/ pengawasan yang dilakukan pada PT.Herfinta Farm and Plantation telah berjalan dengan baik, dimana dilihat dari sistem pencatatannya. Sistem pencatatan yang digunakan pada perusahaan ini menggunakan sistem pencatatan langsung baik dalam transaksi penerimaan maupun pengeluaran kas. Dengan demikian peneliti menarik kesimpulan bahwa dengan sistem pencatatan yang baik, maka akan mudah mengetahui tentang penyimpangan kas. 2 Nunung Larasati (2015) Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada UD.Dua Putri Nganjuk Sistem pengendalian intern penerimaan kas pada UD.Dua Putri Nganjuk telah efektif, hal ini dapat dilihat dari unsurunsur pengendalian intern seperti struktur organisasi, sistem otorisasi, dan praktik yang sehat telah terpenuhi. Namun dalam sistem pengendalian intern pengeluaran kas di perusahaan ini belum efektif, karena masih terdapat unsur-unsur dalam pengendalian intern yang belum sepenuhnya dilakukan, antara lain: penempatan kasir berada dalam satu ruangan dengan karyawan lain dan kas yang ada ditangan dan dikasir belum di asuransikan. 3. Khairunni syah siregar (2013) Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Sistem pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas sudah berjalan dengan baik pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari empat unsur. Penelitian ini telah disesuaikan dengan teori Mulyadi seperti struktur organisasi, sistem otorisasi,

19 Yudhistira Ghalia Indonesia praktik yang sehat telah terpenuhi dan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Internal (Internal Control System) 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal (Internal Control System) Menurut Hall (2011) Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Adanya sebuah sistem dalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena sistem yang baik akan mengantarkan perusahaan kepada tujuannya. Sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi. Untuk itu sebuah sistem yang baik sangat diharuskan untuk dimiliki oleh perusahaan. Pengertian pengendalian Internal Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam pernyataan Standar akuntansi Indonesia (2012 : 319) adalah: Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen, dan personel lain entitas, yang di desain untuk memberikan keyakinan tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu: 1. Keandalan pelaporan keuangan. 2. Efektifitas dan efisiensi operasi. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 4

5 Menurut Reeve (2008 : 207): Pengendalian Internal adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aset perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajiakan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti. Menurut Mulyadi (2010 : 163): Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kendala data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian internal dalam sebuah perusahaan sangat penting, karena mengatur dan menjaga keamanan keuangan perusahaan. Pengendalian internal dapat melindungi aset dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan atau penempatan aset yang tidak tepat. Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap manajemen dan karyawan mengenai pentingnya pengendalian. Salah satu faktor yang memengaruhi lingkungan pengendalian adalah gaya operasi manajemen, manajemen yang selalu mengutamakan sasaran operasi untuk pencapaian tujuan. 2.1.2 Tujuan Pengendalian Intern Menurut Marshall B.rommey dan Paul John Steinbart (2004:230) tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas dan efisiensi operasional Pengendalian internal dimaksudkan untuk mendorong penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan perusahaan. 2. Keandalan pelaporan keuangan Pengendalian internal memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Barterima Umum (PABU). 3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku

6 Manajemen menetapkan perturan-peraturan dan prosedur untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat ditaatinya peraturan dan hukum yang berlaku. Beberapa tujuan dari sistem pengendalian internal kas menurut James Reeve (2009 : 389) adalah menyediakan keyakinan yang memadai bahwa : 1) Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis. 2) Informasi bisnis akurat. 3) Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan tujuan pengendalian internal dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian internal harus mendorong peningkatan efektivitas dan efisien tujuan perusahaan yang disertai dengan keandalan laporan keuangan dan sesuai hukum dan peraturan yang berlaku yang dalam hal ini adalah hukum dan peraturan yang ada di Republik Indonesia. 2. Unsur-unsur Pengendalian Internal Pengendalian internal mempunyai arti yang sempat dan luas. Dalam arti sempit, pengendalian intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (crossfooting) maupun menurun (footing). Dalam arti yang luas, pengendalian internal tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Menurut Mulyadi (2008 : 164) unsur pengendalian internal yang baik dalam perusahaan harus memenuhi unsur-unsur pokok agar tujuan suatu

7 perusahaan dapat tercapai dengan semestinya. Unsur-unsurnya sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan yang memberi perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya. 3. Praktik yang Sehat dalam melakukan tugas dan fungsi setiap unitorganisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Dari setiap point diatas, semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Dalam pengembangan sistem, analisis sistem memandang manusia yang jujur tidak akan selamanya jujur. Banyak godaan yang selalu datang kepada setiap orang. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat manusiawi diperlukan unsur sistem pengendalian internal yang lain dalam suatu organisasi agar setiap karyawan yang melaksanakan sistem terhindar dari godaan, sehingga tujuan sistem pengendalian internal dapat terwujud. Menurut Kumaat (2011:16) Sejak tahun 1992 Committe of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan kerangka pengendalian yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut : 1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian meliputi sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi. Faktor-faktor yang terkait dengan sikap dimaksud adalah : a) Business Owner Philosophy (Single Majority atau Joint Management/ Strategc Alignmen)

8 b) Management Style (Manajemen yang Progressive atau Convervative) c) Organization Strusture (Centralized atau Decentralized) d) HR and Career Development (Seniority/ Loyalty-based atau Competency/Performance-based) Lingkungan pengendalian ini sangat penting, karena menjadi dasar bagi efektivitas unsur-unsur pengendalian internal yang lain. 2. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Semua organisasi menghadapi resiko, yaitu kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada dalam aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis atau non-bisnis. Resiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis/dievaluasi sehingga bisa diperkirakan intensitas dan tindakan apa yang dapat meminimalkannya. 3. Prosedur Pengendalian (Control Procedure) Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses kerja, sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan serta kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal berikut : a) Personel yang kompeten, mutasi tugas, dan cuti wajib. b) Pelimpahan tanggung jawab dan pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait. c) Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset, dan operasi.

9 4. Pemantauan/ pengawasan (Monitoring) Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menentukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian internal dapat dimonitor secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Penilaian khusus biasanya dilakukan secara berkala ketika terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi, atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, internal audit adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian internal. Auditor independen juga sering melakukan penelitian atas pengendalian internal sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. 5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian internal perusahaan. Informasi yang diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal, hukum, peristiwa, dan kondisi yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan serta pelaporan eksternal. 3. Sistem Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2010 : 497) Ada beberapa bentuk kas, yaitu :Kas terdiri atas uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, Certifiedcheck, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana

10 yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan dineraca terdiri dari : 1. Kas ditangan perusahaan yang terdiri dari : a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashiers check, cek pribadi, dan cek draft. b. Saldo dana kas kecil yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemengang dana kas kecil. 2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro. Menurut Surya (2012 : 66) Kas (Cash) adalah media pertukaran standar serta merupakan dasar akuntansi dan pengukuran untuk semua pos-pos lainnya. Menurut Harahap (2010:258) pengertian kas adalah sebagai berikut Kas adalah uang dan surat berharga yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga yang lainnya yang sangat lancar. yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat. 3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Menurut Akifa (2013:14) Kas dalam pengertian lain juga berarti simpanan. Pengertian simpanan di sini meliputi : a) Uang yang mati atau tidak digunakan untuk menghasilkan uang. b) Segala bentuk simpanan di bank, kecuali deposito, seperti tabungan, rekening koran, kartu kredit, dan sebagainya. c) Cek dan bilyet giro yang diberikan oleh pihak lain.

11 Dari pengertian kas diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa yang termasuk golongan kas adalah : 1. Uang tunai (uang kertas dan uang logam) Uang tunai adalah seluruh alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh siapa saja sebagai alat pembayaran. 2. Dana yang tersedia di Bank Dana yang tersedia di Bank adalah simpanan yang setiap saat dapat diambil dan dikeluarkan untuk pembayaran. 3. Cek Perusahaan Cek perusahaan adalah surat perintah pada bagian keuangan untuk mengeluarkan uang bagi pihak lain dalam perusahaan itu sendiri untuk membayar kepada pihak lain. 4. Cek Cek yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran dan cek tersebut setiap saat dapat dicairkan ke bank. 5. Cek dalam Perjalanan Cek yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, namun belum dicairkan ke bank. 6. Wesel Pos Wesel pos yang menurut sifatnya dapat segera diuangkan pada waktu diperlukan.

12 7. Hal lain yang dapat disamakan dengan uang Terdiri dari surat-surat yang dapat diungkapkan setiap saat di bank, dimana bank bersedia membayar setiap nominal yang tertera dalam surat tersebut. Kas merupakan aset terpenting dalam sebuah perusahaan, karena semua transaksi pada akhirnya akan berhubungan dengan kas. Kas sangat mudah dipindah tangankan dan kepemilikannya pun sulit diketahui, oleh karena itu pentingnya suatu sistem untuk mengawasi dan mengendalikan kas. Dalam sistem pengendalian internal kas semua yang berhubungan dengan kas, baik itu penerimaan maupun pengeluaran kas akan dilakukan pengawasan dan pengendalian internal. Berdasarkan sistem pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan: 1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas. 4. Pengendalian Internal Sistem Penerimaan Kas a. Umum Menurut dyckman (2001:297), sistem pengendalian internal kas harus:

13 1) Memisahkan penyimpangan dan akuntansi untuk kas. 2) Mencatat semua transaksi kas 3) Memelihara hanya saldo kas minimum yang dibutuhkan 4) Melaksanakan perhitungan periodic atas saldo kas 5) Melakukan rekonsiliasi atas saldo akun kas buku besar dan saldo kas bank 6) Memperoleh pengembalian yang layak atas saldo kas yang menganggur 7) Melakukan pengendalian fisik atas kas 5. Prosedur dan Keterbatasan Pengendalian Internal a. Prosedur Pengendalian Menurut Hongren (2011 : 236) terdapat beberapa prosedur pengendalian, yaitu : 1. Praktik perekrutan dan pemisahan tugas yang cerdik Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, tidak ada tugas penting diabaikan. Setiap orang dalam mata rantai informasi adalah penting. Mata rantai ini harus dimulai dengan mempekerjakan orang. Pemeriksaan latar belakang harus dilaksanakan terhadap pelamar kerja. Pelatihan dan supevisi yang tepat, serta pembayaran gaji yang kompetiif akan membantu memastikan bahwa semua karyawan cukup kompeten melakukan pekerjaannya.

14 2. Memonitor perbandingan dan ketaatan Tidak ada orang atau departemen yang dapat menyelesaikan proses transaksi dari awal hingga akhir tanpa diperiksa silang oleh orang atau departemen lain. Karyawan departemen harus membandingkan catatan harian departemen bendahara menyangkut kas yang didepositokan dengan total penagihan yang diposting ke akun pelanggan individual dan departemen akuntansi. Untuk memvalidasi catatan akuntansi dan me-monitor ketaatan terhadap kebijakan perusahaan, sebagian perusahaan melakukan audit termasuk pengendaliannya. 3. Catatan yang memadai Catatan akuntansi menyediakan rincian tentang transaksi bisnis. Aturan umumnya adalah bahwa setiap kelompok utama transaksi harus didukung baik dengan salinan dokumen maupun catatan elektronik. 4. Akses yang terbatas. Kebijakan perusahaan harus membatasi akses ke aset hanya pada orang atau departemen yang memiliki tanggung jawab kustodial. Akses ke kas harus dibatasi oleh orang departemen bendahara. Semua catatan manual perusahaan harus dilindungi oleh kunci dan catatan elektronik harus dilindungi password. Hanya orang yang berwenang melakukan akses ke catatan tertentu.

15 5. Persetujuan yang tepat. Tidak ada transaksi yang boleh diproses tanpa persetujuan umum atau spesifik dari menejemen semakin besar nilai transaksi, semakin spesifik persetujuan yang harus dimilikinya. Untuk transaksi individu bernilai kecil, manajemen dapat mendegasikan persetujuan kepada suatu departemen khusus. b. Keterbatasan Pengendalian Menurut Rahayu (2010:238) Keterbatasan pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan (error) adalah kesalahan muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau perhatiannya selama kerja terpecah. 2. Kemacetan, dimana petugas salah dalam memahami akan instruksi, melakukan kecerobohan, terjadi prubahan prosedur. 3. Kolusi, kolusi terjad ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan pencurian atau korupsi ditempat mereka bekerja. 4. Pelanggaran oleh manajemen, dimana manajemen melakukan pelanggaran atas kebijakan dan prosedur untuk tujuan yang tidak sah. 5. Biaya lawan manfaat, dimana biaya penyelenggara pengendalian internal sewajarnya tidak melebihi manfaat yang diperoleh.

16 6. Pengertian dan Fungsi Bank 2.6.1 Pengertian Bank Menurut Ismail (2010:12) Perbankan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.6.2 Fungsi Bank Menurut Ismail (2010 : 12-14) fungsi Bank yaitu sebagai berikut: 1. Penghimpun Dana Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan masyarakat antara lain, simpanan giro, tabungan, dan deposito. 2. Penyaluran Dana Fungsi bank yang kedua adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank sebagian besar dalam bentuk kredit/pinjaman.

17 3. Pelayanan Jasa Pelayanan jasa bank merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh bank. Pelayanan jasa bank dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jasa bank dalam negeri dan jasa bank luar negeri. 7. Hubungan sistem penerimaan kas dengan pengendalian internal Hubungan sistem penerimaan kas dengan pengendalian internal sangat berkaitan terhadap informasi yang akan dibuat oleh suatu perusahaan. Jika suatu perusahan tidak menggunakan sistem pengendalian internal pada penerimaan kas, maka akan terjadi informasi yang tidak valid dan dapat terjadinya kesalahan pada penerimaan kas. Karena tujuan dari pengendalian internal yaitu membantu pemimpin perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga pada tingkat yang paling efisiensi dan efektif guna mencegah kecurangan, penyelewengan dan pemborosan dapat diarahkan dalam penerimaan kas. Dan pengendalian ini berfungsi apabila di dalamnya sudah terdapat tujuan yang merupakan arah dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Maka dengan adanya sistem pengendalian internal dalam penerimaan kas pada perusahaan akan membuat informasi yang akurat, handal, serta efisien dan efektif.

18 B. Penelitian Terdahulu Tabel II.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Dedy Syahputra Siregar (2006) Sistem Pengawasan Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT.Herfinta Farm and Plantation. Sistem pengendalian/ pengawasan yang dilakukan pada PT.Herfinta Farm and Plantation telah berjalan dengan baik, dimana dilihat dari sistem pencatatannya. Sistem pencatatan yang digunakan pada perusahaan ini menggunakan sistem pencatatan langsung baik dalam transaksi penerimaan maupun pengeluaran kas. Dengan demikian peneliti menarik kesimpulan bahwa dengan sistem pencatatan yang baik, maka akan mudah mengetahui tentang penyimpangan kas. 2 Nunung Larasati (2015) Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada UD.Dua Putri Nganjuk Sistem pengendalian intern penerimaan kas pada UD.Dua Putri Nganjuk telah efektif, hal ini dapat dilihat dari unsurunsur pengendalian intern seperti struktur organisasi, sistem otorisasi, dan praktik yang sehat telah terpenuhi. Namun dalam sistem pengendalian intern pengeluaran kas di perusahaan ini belum efektif, karena masih terdapat unsur-unsur dalam pengendalian intern yang belum sepenuhnya dilakukan, antara lain: penempatan kasir berada dalam satu ruangan dengan karyawan lain dan kas yang ada ditangan dan dikasir belum di asuransikan. 3. Khairunni syah siregar (2013) Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Sistem pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas sudah berjalan dengan baik pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari empat unsur. Penelitian ini telah disesuaikan dengan teori Mulyadi seperti struktur organisasi, sistem otorisasi,

19 Yudhistira Ghalia Indonesia praktik yang sehat telah terpenuhi dan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Internal (Internal Control System) 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal (Internal Control System) Menurut Hall (2011) Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Adanya sebuah sistem dalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena sistem yang baik akan mengantarkan perusahaan kepada tujuannya. Sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi. Untuk itu sebuah sistem yang baik sangat diharuskan untuk dimiliki oleh perusahaan. Pengertian pengendalian Internal Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam pernyataan Standar akuntansi Indonesia (2012 : 319) adalah: Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen, dan personel lain entitas, yang di desain untuk memberikan keyakinan tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu: 1. Keandalan pelaporan keuangan. 2. Efektifitas dan efisiensi operasi. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 4

5 Menurut Reeve (2008 : 207): Pengendalian Internal adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aset perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajiakan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti. Menurut Mulyadi (2010 : 163): Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kendala data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian internal dalam sebuah perusahaan sangat penting, karena mengatur dan menjaga keamanan keuangan perusahaan. Pengendalian internal dapat melindungi aset dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan atau penempatan aset yang tidak tepat. Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap manajemen dan karyawan mengenai pentingnya pengendalian. Salah satu faktor yang memengaruhi lingkungan pengendalian adalah gaya operasi manajemen, manajemen yang selalu mengutamakan sasaran operasi untuk pencapaian tujuan. 2.1.2 Tujuan Pengendalian Intern Menurut Marshall B.rommey dan Paul John Steinbart (2004:230) tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas dan efisiensi operasional Pengendalian internal dimaksudkan untuk mendorong penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan perusahaan. 2. Keandalan pelaporan keuangan Pengendalian internal memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Barterima Umum (PABU). 3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku

6 Manajemen menetapkan perturan-peraturan dan prosedur untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat ditaatinya peraturan dan hukum yang berlaku. Beberapa tujuan dari sistem pengendalian internal kas menurut James Reeve (2009 : 389) adalah menyediakan keyakinan yang memadai bahwa : 1) Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis. 2) Informasi bisnis akurat. 3) Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan tujuan pengendalian internal dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian internal harus mendorong peningkatan efektivitas dan efisien tujuan perusahaan yang disertai dengan keandalan laporan keuangan dan sesuai hukum dan peraturan yang berlaku yang dalam hal ini adalah hukum dan peraturan yang ada di Republik Indonesia. 2. Unsur-unsur Pengendalian Internal Pengendalian internal mempunyai arti yang sempat dan luas. Dalam arti sempit, pengendalian intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (crossfooting) maupun menurun (footing). Dalam arti yang luas, pengendalian internal tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Menurut Mulyadi (2008 : 164) unsur pengendalian internal yang baik dalam perusahaan harus memenuhi unsur-unsur pokok agar tujuan suatu

7 perusahaan dapat tercapai dengan semestinya. Unsur-unsurnya sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan yang memberi perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya. 3. Praktik yang Sehat dalam melakukan tugas dan fungsi setiap unitorganisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Dari setiap point diatas, semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Dalam pengembangan sistem, analisis sistem memandang manusia yang jujur tidak akan selamanya jujur. Banyak godaan yang selalu datang kepada setiap orang. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat manusiawi diperlukan unsur sistem pengendalian internal yang lain dalam suatu organisasi agar setiap karyawan yang melaksanakan sistem terhindar dari godaan, sehingga tujuan sistem pengendalian internal dapat terwujud. Menurut Kumaat (2011:16) Sejak tahun 1992 Committe of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan kerangka pengendalian yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut : 1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian meliputi sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi. Faktor-faktor yang terkait dengan sikap dimaksud adalah : a) Business Owner Philosophy (Single Majority atau Joint Management/ Strategc Alignmen)

8 b) Management Style (Manajemen yang Progressive atau Convervative) c) Organization Strusture (Centralized atau Decentralized) d) HR and Career Development (Seniority/ Loyalty-based atau Competency/Performance-based) Lingkungan pengendalian ini sangat penting, karena menjadi dasar bagi efektivitas unsur-unsur pengendalian internal yang lain. 2. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Semua organisasi menghadapi resiko, yaitu kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada dalam aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis atau non-bisnis. Resiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis/dievaluasi sehingga bisa diperkirakan intensitas dan tindakan apa yang dapat meminimalkannya. 3. Prosedur Pengendalian (Control Procedure) Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses kerja, sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan serta kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal berikut : a) Personel yang kompeten, mutasi tugas, dan cuti wajib. b) Pelimpahan tanggung jawab dan pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait. c) Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset, dan operasi.

9 4. Pemantauan/ pengawasan (Monitoring) Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menentukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian internal dapat dimonitor secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Penilaian khusus biasanya dilakukan secara berkala ketika terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi, atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, internal audit adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian internal. Auditor independen juga sering melakukan penelitian atas pengendalian internal sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. 5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian internal perusahaan. Informasi yang diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal, hukum, peristiwa, dan kondisi yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan serta pelaporan eksternal. 3. Sistem Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2010 : 497) Ada beberapa bentuk kas, yaitu :Kas terdiri atas uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, Certifiedcheck, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana

10 yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan dineraca terdiri dari : 1. Kas ditangan perusahaan yang terdiri dari : a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashiers check, cek pribadi, dan cek draft. b. Saldo dana kas kecil yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemengang dana kas kecil. 2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro. Menurut Surya (2012 : 66) Kas (Cash) adalah media pertukaran standar serta merupakan dasar akuntansi dan pengukuran untuk semua pos-pos lainnya. Menurut Harahap (2010:258) pengertian kas adalah sebagai berikut Kas adalah uang dan surat berharga yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga yang lainnya yang sangat lancar. yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat. 3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Menurut Akifa (2013:14) Kas dalam pengertian lain juga berarti simpanan. Pengertian simpanan di sini meliputi : a) Uang yang mati atau tidak digunakan untuk menghasilkan uang. b) Segala bentuk simpanan di bank, kecuali deposito, seperti tabungan, rekening koran, kartu kredit, dan sebagainya. c) Cek dan bilyet giro yang diberikan oleh pihak lain.

11 Dari pengertian kas diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa yang termasuk golongan kas adalah : 1. Uang tunai (uang kertas dan uang logam) Uang tunai adalah seluruh alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh siapa saja sebagai alat pembayaran. 2. Dana yang tersedia di Bank Dana yang tersedia di Bank adalah simpanan yang setiap saat dapat diambil dan dikeluarkan untuk pembayaran. 3. Cek Perusahaan Cek perusahaan adalah surat perintah pada bagian keuangan untuk mengeluarkan uang bagi pihak lain dalam perusahaan itu sendiri untuk membayar kepada pihak lain. 4. Cek Cek yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran dan cek tersebut setiap saat dapat dicairkan ke bank. 5. Cek dalam Perjalanan Cek yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, namun belum dicairkan ke bank. 6. Wesel Pos Wesel pos yang menurut sifatnya dapat segera diuangkan pada waktu diperlukan.

12 7. Hal lain yang dapat disamakan dengan uang Terdiri dari surat-surat yang dapat diungkapkan setiap saat di bank, dimana bank bersedia membayar setiap nominal yang tertera dalam surat tersebut. Kas merupakan aset terpenting dalam sebuah perusahaan, karena semua transaksi pada akhirnya akan berhubungan dengan kas. Kas sangat mudah dipindah tangankan dan kepemilikannya pun sulit diketahui, oleh karena itu pentingnya suatu sistem untuk mengawasi dan mengendalikan kas. Dalam sistem pengendalian internal kas semua yang berhubungan dengan kas, baik itu penerimaan maupun pengeluaran kas akan dilakukan pengawasan dan pengendalian internal. Berdasarkan sistem pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan: 1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas. 4. Pengendalian Internal Sistem Penerimaan Kas a. Umum Menurut dyckman (2001:297), sistem pengendalian internal kas harus:

13 1) Memisahkan penyimpangan dan akuntansi untuk kas. 2) Mencatat semua transaksi kas 3) Memelihara hanya saldo kas minimum yang dibutuhkan 4) Melaksanakan perhitungan periodic atas saldo kas 5) Melakukan rekonsiliasi atas saldo akun kas buku besar dan saldo kas bank 6) Memperoleh pengembalian yang layak atas saldo kas yang menganggur 7) Melakukan pengendalian fisik atas kas 5. Prosedur dan Keterbatasan Pengendalian Internal a. Prosedur Pengendalian Menurut Hongren (2011 : 236) terdapat beberapa prosedur pengendalian, yaitu : 1. Praktik perekrutan dan pemisahan tugas yang cerdik Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, tidak ada tugas penting diabaikan. Setiap orang dalam mata rantai informasi adalah penting. Mata rantai ini harus dimulai dengan mempekerjakan orang. Pemeriksaan latar belakang harus dilaksanakan terhadap pelamar kerja. Pelatihan dan supevisi yang tepat, serta pembayaran gaji yang kompetiif akan membantu memastikan bahwa semua karyawan cukup kompeten melakukan pekerjaannya.

14 2. Memonitor perbandingan dan ketaatan Tidak ada orang atau departemen yang dapat menyelesaikan proses transaksi dari awal hingga akhir tanpa diperiksa silang oleh orang atau departemen lain. Karyawan departemen harus membandingkan catatan harian departemen bendahara menyangkut kas yang didepositokan dengan total penagihan yang diposting ke akun pelanggan individual dan departemen akuntansi. Untuk memvalidasi catatan akuntansi dan me-monitor ketaatan terhadap kebijakan perusahaan, sebagian perusahaan melakukan audit termasuk pengendaliannya. 3. Catatan yang memadai Catatan akuntansi menyediakan rincian tentang transaksi bisnis. Aturan umumnya adalah bahwa setiap kelompok utama transaksi harus didukung baik dengan salinan dokumen maupun catatan elektronik. 4. Akses yang terbatas. Kebijakan perusahaan harus membatasi akses ke aset hanya pada orang atau departemen yang memiliki tanggung jawab kustodial. Akses ke kas harus dibatasi oleh orang departemen bendahara. Semua catatan manual perusahaan harus dilindungi oleh kunci dan catatan elektronik harus dilindungi password. Hanya orang yang berwenang melakukan akses ke catatan tertentu.