BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rabies yang dikenal juga dengan nama Lyssahydrophobia, rage, tollwut,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGASAHAN... RIWAYAT HIDUP... ABSTRAK... v. KATA PENGANTAR. vii. DAFTAR ISI. ix. DAFTAR TABEL.

KORELASI RABIES PADA ANJING DENGAN RABIES PADA MANUSIA DAN PENYEBARANNYA DI KABUPATEN TABANAN TAHUN SKRIPSI

RIWAYAT HIDUP. anak pertama dari pasangan drh Nyoman Reli dan Ibu Meigy S Pantouw. Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Rabies, anjing, manusia, Kota Denpasar

PARTISIPASI PEMILIK HPR TERHADAP PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES DI DESA ABIANSEMAL DAN DESA BONGKASA PERTIWI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu

Sebaran Umur Korban Gigitan Anjing Diduga Berpenyakit Rabies pada Manusia di Bali. (The Distribution of Ages on Victims of Rabies in Bali)

Indonesia Medicus Veterinus Maret (2):

PREVALENSI GANGGUAN KULIT PADA ANJING KINTAMANI BALI SKRIPSI. Diajukan oleh. Ni Putu Vidia Tiara Timur NIM

DISTRIBUSI KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DAN KASUS RABIES DI KABUPATEN NGADA, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

ISSN situasi. diindonesia

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BADUNG

Ekologi dan Demografi Anjing di Kecamatan Denpasar Timur

OSIR, June 2013, Volume 6, Issue 2, p. 8-12

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

PENYEBARAN RABIES DAN ANALISIS KORELASI KEJADIANNYA PADA ANJING DENGAN MANUSIA DI KABUPATEN BANGLI TAHUN SKRIPSI. oleh

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PEMILIK ANJING DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN RABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONGKAW KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ABSTRAK. Elisabet Risubekti Lestari, 2007.Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMELIHARAAN DAN LALU LINTAS HEWAN PENULAR RABIES DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

RIWAYAT HIDUP. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN 1

MODEL MATEMATIKA (NONLINIER) POPULASI ANJING RABIES DENGAN VAKSINASI KOMPETENSI MATEMATIKA TERAPAN SKRIPSI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG

ABSTRAK. Pembimbing I : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc Pembimbing II : Hartini Tiono, dr.,m. Kes

Kata kunci : Prevalensi, infeksi cacing Toxocara canis, Anjing Kintamani Bali.

KEPADATAN POPULASI ANJING SEBAGAI PENULAR RABIES DI DKI JAKARTA, BEKASI, DAN KARAWANG, Salma Maroef *) '4B STRACT

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. mamalia dan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi. Sangat sedikit penderita

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. Rabies merupakan suatu penyakit zoonosis yaitu penyakit hewan berdarah panas yang

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

PREVALENSI GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PADA ANJING KINTAMANI BALI SKRIPSI

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PEMASUKAN HEWAN-HEWAN TERTENTU KE WILAYAH PROVINSI PAPUA UNTUK KEPENTINGAN KHUSUS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. Cecilia Martinelly Putri, Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.

ANALISIS SPASIAL DAN FAKTOR RISIKO KASUS RABIES DI PROVINSI BALI

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

Hubungan Pengetahuan Masyarakat Pemelihara Anjing Tentang Bahaya Rabies Terhadap Partisipasi Pencegahan

ABSTRAK ABSTRACT. Blank (11pt) Blank (11pt) Blank (11pt) Blank (11pt)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KETENTUAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

SITUASI RABIES DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA TIMUR BERDASARKAN HASIL DIAGNOSA BALAI BESAR VETERINER MAROS

ABSTRAK PREVALENSI FILARIASIS DI KOTA BEKASI PERIODE

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

an sistem pemel ubucapan TERIMA KASIH

FAKTOR RISIKO MANAJEMEN PEMELIHARAAN ANJING TERHADAP KEJADIAN INFEKSI Dirofilaria immitis DI WILAYAH PULAU JAWA DAN BALI RITA MARLINAWATY MANALU

Model Matematika (Linier) Populasi Anjing Rabies dengan Vaksinasi

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

VERMISIDAL DAN OVISIDAL GETAH BIDURI (Calotropis spp.) TERHADAP FASCIOLA GIGANTICA SECARA IN VITRO SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Rabies merupakan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan II

RESPON IMUN ANAK BABI PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA DARI INDUK YANG TELAH DIVAKSIN SECARA TERATUR ABSTRAK

Bambang Sumiarto1, Heru Susetya1

PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT RABIES. Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar

MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR SKRIPSI

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

Cakupan Vaksinasi Anti Rabies pada Anjing dan Profil Pemilik Anjing Di Daerah Kecamatan Baturiti, Tabanan

BAB 1 PENDAHULUAN. terkena virus rabies kepada manusia yang disebut dengan zoonosis. Penyakit rabies

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban

BAB II KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, Contribution, Parking Tax, Local Taxes, and Local Revenue. viii

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

RINGKASAN. Kata kunci : Cacing nematoda, Kuda, Prevalensi, Kecamatan Moyo Hilir, Uji apung. SUMMARY

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BERISIKO TERTULAR HIV/AIDS PADA SISWA SMA DI KAWASAN PARIWISATA DI BALI

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN PEMASUKAN HEWAN PENULAR RABIES KE WILAYAH PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA,

Buletin Veteriner, BBVet Denpasar, Vol. XXIV, No. 80, Juni 2012 ISSN: X

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

PROFIL PARIWISATA. Tabel Kawasan Pariwisata Di Kabupaten Badung. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan.

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menular pada manusia. Oleh karena itu, rabies dikategorikan sebagai penyakit

UNIVERSITAS UDAYANA. Oleh: Ni Putu Dewi Tata Arini NIM : PROGRAM STUDI KESEHATANMASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN ABIANBASE KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2012

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae (Jallet et al., 1999). Virus rabies

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK ANJING DENGAN UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

PENGARUH PERBEDAAN JENIS OTOT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP BIOLOGICAL VALUE DAGING SAPI BALI

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI

BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG OTORITAS VETERINER KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing... 5 2.2 Rabies... 7 2.2.1 Etiologi rabies... 7 2.2.2 Epidemiologi rabies... 8 2.2.3 Gejala klinis... 9 2.2.4 Patogenesis rabies... 10 2.2.5 Diagnosa... 11 2.2.6 Pencegahan... 13 2.3 Epidemiologi Penyakit Rabies di Bali... 13 2.3.1 Penyakit rabies di kabupaten Badung... 14 2.4 Tingkat Kejadian... 14 2.5 Pemetaan... 15 2.6 Kerangka Konsep... 16 BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Materi... 18 3.1.1 Objek penelitian... 18 3.1.2 Alat penelitian... 18 3.1.3 Bahan penelitian... 18 3.2 Metode Penelitian... 18 3.2.1 Cara pengumpulan data... 18 3.2.2 Prosedur penelitian... 19 3.2.3 Analisis data dan penyajian data... 19 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prevalensi Kasus Rabies di Kabupaten Badung Tahun 2015... 21 4.2 Jumlah Gigitan Anjing pada Manusia di Kabupaten Badung Tahun 2015... 25 4.3 Pemetaan Kasus Rabies di Kabupaten Badung Tahun 2015... 27 x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 43 5.2 Saran... 43 DAFTAR PUSTAKA xi

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Data Kasus Positif Rabies Kabupaten Badung Tahun 2015... 23 Tabel 4.2 Data Vaksinasi dan Estimasi Populasi anjing di Kabupaten Badung Tahun 2015... 24 Tabel 4.3 Rekapan Tahunan Laporan Kasus GHPR dan Pemakaian VAR Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2015... 26 Tabel 4.4 Kasus Positif Konfirmasi Laboratorium di Kabupaten Badung Tahun 2015... 29 xii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep Pelaksanaan Penelitian... 17 Gambar 4.1 Total Kasus Rabies di Kabupaten Badung Tahun 2015... 28 Gambar 4.2 Grafik Jumlah Kasus Positif FAT Laboratorium Rabies... 30 Gambar 4.3 Peta Kabupaten Badung yang Tidak Ditemukan Kasus Rabies bulan Januari 2015... 31 Gambar 4.4 Peta Kasus Positif Rabies di Kabupaten Badung pada bulan Februari 2015... 32 Gambar 4.5 Peta Kabupaten Badung yang Tidak Ditemukan Kasus Rabies di Kabupaten Badung pada bulan Maret 2015... 33 Gambar 4.6 Peta Kasus Positif Rabies di Kabupaten Badung pada bulan April 2015... 34 Gambar 4.7 Peta Kasus Positif Rabies di Kabupaten Badung pada bulan Mei 2015... 35 Gambar 4.8 Peta Kabupaten Badung yang Tidak Ditemukan Kasus Rabies di Kabupaten Badung pada bulan Juni 2015... 36 Gambar 4.9 Peta Kasus Positif Rabies di Kabupaten Badung pada bulan Juli 2015... 37 Gambar 4.10Peta Kasus Positif Rabies di Kabupaten Badung pada bulan Agustus 2015... 38 Gambar 4.11Peta Kasus Positif Rabies di Kabupaten Badung pada bulan September 2015... 39 Gambar 4.12 Peta Kasus Positif Rabies di Kabupaten Badung pada bulan Oktober 2015... 40 Gambar 4.13Peta Kabupaten Badung yangtidak Ditemukan Kasus Rabies pada bulan November 2015... 41 Gambar 4.14Peta Kasus Positif Rabies di Kabupaten Badung pada bulan Desember 2015... 42 xiii

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Denpasar, Bali pada tanggal 23 Oktober 1994, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Ir. A.A. Gde Agung dengan Putu Risnawati. Penulis memulai pendidikan di TK Kemala Bhayangkari 4 Gianyar pada tahun 1999, dilanjutkan di Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bitera pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2006, menamatkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Gianyar pada tahun 2009, dan lulus Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Blahbatuh pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, melalui jalur PMDK. Selanjutnya penulis melakukan penelitian pada bulan Maret sampai April 2016, di bidang observasi dengan judul Prevalensi Kasus Rabies dan Jumlah Gigitan Anjing pada Manusia di Kabupaten Badung Tahun 2015 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. xiv

ABSTRAK Rabies merupakan penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat yang dapat berakibat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus family Rhabdovirus dan dapat menyerang semua spesies mamalia termasuk manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kasus rabies, jumlah gigitan anjing pada manusia serta pemetaan sebaran kasus rabies di Kabupaten Badung Tahun 2015. Tingkat prevalensi rabies dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan program Microsoft Excel. Untuk pemetaan dilakukan dengan cara pemetaan berbasis desa dengan menggunakan program software Quantum-GIS. Dalam penelitian ini menggunakan data jumlah kasus anjing positif rabies yang didapatkan di Balai Besar Veteriner Denpasar (BBVet), jumlah gigitan anjing pada manusia yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, estimasi populasi anjing dan jumlah anjing yang tervaksinasi di Kabupaten Badung yang didapat dari Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. Prevalensi kasus rabies di Kabupaten Badung pada tahun 2015 adalah 0,02%. Jumlah gigitan anjing pada manusia sebanyak 5.948 gigitan, dengan rata-rata jumlah proporsi gigitan anjing pada manusia yang di VAR sebanyak 70% dan yang tidak di VAR sebanyak 30%. Pemetaan sebaran kasus rabies terjadi di 11 desa, yaitu di desa Abianbase, desa Kapal, desa Mengwi, desa Mengwitani, desa Munggu, desa Pererenan, desa Werdi Bhuwana, desa Benoa, desa Kuta, desa Tuban, dan desa Blahkiuh. Kata kunci: Rabies, anjing, tingkat kejadian, pemetaan, Kabupaten Badung. xv

ABSTRACT Rabies is zoonotic diseases that attack the central nervous system and have bad impact. The disease is caused by a virus of the genus Lyssavirus, Rhabdovirus family and can attack all species of mammals including humans. This research aims to find out the prevalence of rabies cases, the number of dog bites on humans as well as mapping the spread of rabies disease distribution in Badung by 2015. Rabies prevalence rates were analyzed in quantitative descriptive using the Microsoft Excel program. For the mapping done by village-based mapping by using the Quantum-GIS software. In this study using data on the number of cases of rabies-positive dogs found at Balai Besar Veterinary Denpasar (BBVet), the number of dog bites in humans obtained from Dinas Kesehatan Badung, estimated population of the dog and the number of dogs that vaccined in the Badung Regency which obtained from the Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung, and Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. The prevalence of rabies cases in Badung by 2015 was 0.02%. The number of dog bites on humans as much as 5,948 bites, with the average number of dog bites provortion on humans in VAR by as much as 70% and which is not in the VAR by as much as 30%. Mapping the spread of rabies cases occurred in 11 villages, namely in the village of Abianbase, village of Kapal, village of Mengwi, village Mengwitani, village of Munggu, village of Pererenan, village of Bhuwana Werdi, village of Benoa, village of Kuta, Tuban village, and Blahkiuh village. Key words: Rabies, canine, incidence rate, mapping, Badung Regency. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rabies adalah suatu penyakit yang tergolong penyakit zoonosis dan bersifat fatal (Dibia et al., 2015). Penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus dan family Rhabdovirus ini dapat menyerang semua spesies mamalia termasuk juga manusia (Alves et al., 2003). Penyakit rabies ini umumnya menyerang anjing dan dapat menular melalui gigitan ataupun air liur dari anjing yang terinfeksi melalui membran mukosa atau luka (Nugroho et al., 2013). Kejadian rabies pertama kali terjadi di Indonesia, ditemukan oleh Schoorl tahun 1884 pada seekor kuda, disusul oleh Esser tahun 1889 pada seekor kerbau di Bekasi, dan tahun 1890 oleh Penning pada anjing di Jakarta. Kemudian tahun 1909 Lier menemukan 2 kasus rabies pada kucing di daerah Bondowoso dan Jember, tetapi kasus rabies pada manusia terjadi pada tahun 1907 dilaporkan pertama kali. Upaya penanganan rabies telah banyak dilakukan dengan mengimplementasikan prosedur Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia (Kiatvetindo) Rabies (Dibia et al., 2015). Setelah program pemberantasan rabies di Bali berjalan, upaya-upaya tersebut nampaknya belum memberikan hasil yang optimal. Kasus rabies pada hewan hampir selalu ada setiap bulan (Dibia et al., 2015). Setelah penanganan rabies berjalan sekitar dua bulan, berbagai kendala telah diidentifikasi dan upaya pemetaan permasalah telah dilakukan, dalam rangka penyempurnaan penanganannya di lapangan (Mahardika et al., 2009), dan program penanganan rabies pun terus disempurnakan (Putra, 2011). Walaupun berbagai upaya telah dilakukan, kenyataan menunjukkan bahwa rabies tidak dapat dikendalikan (Putra et al, 2009), sebagai dampaknya adalah semakin meningkatnya kecemasaan masyarakat terhadap penyakit rabies (Putra et al., 2010). xvii

Salah satu cara pencegahan yang umum dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi rabies adalah dengan cara vaksinasi. Anjing yang sehat dapat divaksin mulai umur 3 bulan sampai dengan 4 bulan kemudian diulang pada saat anjing sudah berumur satu tahun (Sugiyama dan Ito, 2007). Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka dianjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang setiap setahun sekali untuk melindungi hewan dari infeksi rabies (Widiasih dan Budiharta, 2012). Bali merupakan salah satu dari 24 provinsi di Indonesia yang terserang penyakit rabies. Meskipun Bali secara historis merupakan wilayah bebas rabies, namun kasus pertama pada hewan dan manusia telah dikonfirmasi di kabupaten Badung pada akhir tahun 2008. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar secara cepat, mencapai puncaknya dan hingga Juni 2010 seluruh kabupaten dan kota telah tertular (Nugroho et al., 2013). Kabupaten Badung memiliki luas wilayah 418,52 km 2. Secara administratif, Kabupaten Badung terdiri dari 6 kecamatan yang terbentang dari utara ke selatan, yaitu kecamatan Abiansemal, kecamatan Mengwi, kecamatan Petang, kecamatan Kuta, kecamatan Kuta Utara dan kecamatan Kuta Selatan. Kasus rabies di Kabupaten Badung terjadi pertama kali pada periode September-November 2008. Kejadian pertama kali terjadi di desa Ungasan di kecamatan Kuta Selatan, kemudian terjadi di desa Kedonganan dan desa Jimbaran di kecamatan Kuta, sampai berlanjut di kabupaten Mengwi pada bulan November 2009. Kasus rabies di kabupaten Badung dari tahun 2008-2014 terus mengalami perubahan. Jumlah kasus pada awal kejadian di tahun 2008 berjumlah 6 kasus (Dinas Peternakan Provinsi Bali, 2015). Seiring berjalannya waktu, peningkatan kasus rabies tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan mengalami penurunan sampai tahun 2014. Untuk mengetahui jumlah kasus rabies di periode tertentu maka dilakukan penghitungan prevalensi yang dapat membantu menghitung jumlah kasus yang ditandai dengan waktu tanpa membedakan kasus lama ataupun kasus baru. Sedangkan dengan tingginya kasus rabies di masing-masing daerah, dilakukan pemetaan untuk menunjukkan distribusi suatu penyakit yang menyebar luas (Budiharta dan Suardana., 2007). xviii

Maka dari itu, penelitian ini hendak dilakukan untuk memperoleh data prevalensi penyakit rabies dan kasus gigitan anjing serta pemetaan sebaran kasus rabies di kabupaten Badung pada periode tahun 2015. Hasil penelitian ini digunakan sebagai data untuk mengetahui pola frekuensi penyakit rabies serta program antisipasi terhadap penyebaran kasus rabies khususnya di kabupaten Badung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Berapakah prevalensi kejadian rabies pada anjing di kabupaten Badung pada tahun 2015? 2. Berapakah jumlah kasus gigitan anjing pada manusia di kabupaten Badung tahun 2015? 3. Bagaimana pemetaan sebaran kasus rabies pada anjing dengan berbasis desa di kabupaten Badung tahun 2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui prevalensi kejadian rabies pada anjing di kabupaten Badung pada tahun 2015. 2. Mengetahui jumlah kasus gigitan anjing pada manusia di kabupaten Badung tahun 2015. 3. Mengetahui pemetaan sebaran kasus rabies pada anjing dengan berbasis di kabupaten Badung tahun 2015. xix

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai prevalensi atau jumlah kejadian rabies dan jumlah kasus gigitan anjing pada manusia di kabupaten Badung pada tahun 2015. Serta informasi tentang pemetaan sebaran kasus rabies pada anjing dengan berbasis desa di kabupaten Badung tahun 2015. Sehingga membantu melengkapi data kasus rabies yang sudah ada sebelumnya. xx