Penggunaan Model Complete Sentence Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Listening Siswa Kelas IX C SMP Negeri 2 Tolitoli

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan

Ratna Abdul Halim 1* Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas I SDN Raranggonau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

BAB III METODE PENELITIAN

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB I I PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.2. Karakteristik Subjek Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT KUBUS DI KELAS IV SDN 1 TATURA MASNIA

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu salah satu

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN PECAHAN BIASA MENGGUNAKAN MODEL PEMECAHAN MASALAH DI KELAS V SDN RARANGGONAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan mengkaji tentang metode penelitian. Bab ini terdiri dari

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

MENINGKATKAN KEAKTIFANBELAJAR SISWA PADA MATA PELAJAAN IPS KELAS IV SDN I UJUMBOU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO KATA BERGAMBAR SISWA KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Santigi Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inquiri

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah MA AL-FALAH Limboto khususnya kelas XI IPS dengan jumlah siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Experiential Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang sebelas topik utama, jenis penelitian, tempat dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Way Lima. Siswa kelas VIII.G

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Penggunaan Model Complete Sentence Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Listening Siswa Kelas IX C SMP Negeri 2 Tolitoli Masdiana Dg Marumu SMP Negeri 2 Tolitoli, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model complete sentence dapat meningkatkan hasil belajar listening siswa Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar menyimak (listening) bahasa Inggris siswa kelas IX SMPN 2 Tolitoli dengan menggunakan model complete sentence Rancangan penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas oleh Kemmis dan MC Taggart yang dikemukakan oleh IGAK Wardhani, yang terdiri dari 4 komponen yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tersebut diatas, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar listening (menyimak) adalah penuh, yaitu semua siswa mengalami peningkatan, walaupun ada yang belum memenuhi batas ketuntasan belajar minimal Pada siklus I terdapat hanya 15 orang siswa (53,42%) yang memenuhi Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM), sedangkan pada siklus 2 terdapat 25 orang siswa (75,00%) yang memenuhi SKBM Rata rata persentase peningkatan yang dialami siswa mencapai 91,72% Kata kunci: Model Complete Sentence, Listening, Hasil Belajar I PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa untuk bisa hidup secara kompetitif Mereka harus mampu berkomunikasi baik lisan maupun tertulis Bahasa Inggris sebagai salah satu alat komunikasi harus berfungsi sebagai alat atau kunci pembuka ilmu pengetahuan, dengan kata lain bahasa Inggris menjadi salah satu alat komunikasi antara sender dan receiver Tentu saja proses komunikasi akan berjalan dengan baik kalau siswa dibekali dengan pengetahuan tentang bahasa dan keterampilan berbahasa Bahasa Inggris seperti halnya bahasa lain, memiliki empat keterampilan (skills), yaitu Listening (menyimak), Speaking (berbicara), Reading (membaca), dan Writing (menulis) Keempat keterampilan tersebut harus dimiliki oleh para siswa (Etman, 2006:67) Keterampilan listening adalah sangat penting dan strategis Sebab, tidak mungkin orang bisa berbicara tanpa belajar menyimak terlebih dahulu Seperti orang belajar bahasa ibu, anak-anak pertama mendengar orang-orang yang ada disekelilingnya, seperti ibu atau bapaknya, sebelum mereka mulai belajar berbicara Bahkan seorang bayi akan 292

berusaha meniru mengucapkan apa yang pernah didengarnya Mereka mulai berbicara setelah suatu periode waktu yang disebut silent period Inilah alasan kenapa listening (menyimak) harus diajarkan dan harus memiliki tempat di dalam pengajaran bahasa Inggris di negara kita Di sisi lain peneliti melihat kemampuan menyimak para siswa di dalam Ujian Akhir Nasional tidaklah memuaskan Mereka kesulitan menentukan jawaban yang tepat Hal ini bisa disebabkan faktor tekhnis ataupun non tekhnis, tapi yang jelas mereka harus diberikan latihan yang terencana dengan baik Mereka harus terlatih menjawab bukan sekedar menebak Padahal dilihat dari jumlah soal untuk listening cukup signifikan yaitu 30 % dari keseluruhan jumlah soal Jadi cukup memberikan kontribusi yang besar terhadap kegagalan siswa di dalam ujian Hal ini menjadi salah satu pertimbangan bagi peneliti untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami para siswa melalui model Complete Sentence sehingga dapat meningkatkan kemampuan menyimak mereka Rahman (2006:34) mengemukakan bahwa model complete sentence adalah model yang mengandung langkah-langkah yang mendukung tercapainya peningkatan kemampuan listening (menyimak) Model ini juga merupakan model yang praktis, terarah dan cukup efektif Praktis karena mudah dilakukan peneliti dan mudah didapat serta otentik Terarah, karena peneliti bisa membatasi atau berfokus pada salah satu jenis kata (kata kerja, kata sifat, kata benda, dsb), frase atau kalimat tertentu sebagai kunci jawabannya Dan model ini disebut efektif karena selain model ini bisa melatih kemampuan menyimak kata kunci, juga bisa melatih kemampuan unsur bahasa lainnya (language focus) baik secara fonologis ataupun menambah perbendaharaan kata Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis merumuskan permasalahan: apakah penggunaan model complete sentence dapat meningkatkan hasil belajar listening siswa kelas 9 C SMP Negeri 2 Tolitoli Kabupaten Tolitoli? II METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas oleh Kemmis dan MC Taggart yang dikemukakan oleh IGAK Wardhani, dkk (2007:16) yang terdiri dari 4 komponen yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut: 1 Seting dan subyek penelitian 293

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tolitoli Kelas 9 C yang terdiri dari 16 orang siswa perempuan dan 13 orang siswa laki laki dengan kemampuan belajar yang heterogen 2 Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : mengajukan surat izin kepada Kepala Sekolah, menyusun dan melaksanakan tes awal untuk mengetahui kemampuan prasyarat siswa, mengolah pekerjaan siswa pada tes awal, menuiapkan alat peraga dan media, membuat rencana pelaksanaan (RPP) 3 Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan skenario dengan pelaksanaan tindakan yang berorientasi pada pendekatan nyata (penggunaan media ) melalui model complete sentence Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan yaitu: tes dan observasi dengan rincian sebagai berikut: Tes yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tes awal yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa, serta observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama proses Kegiatan yang diamati meliputi aktifitas siswa Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data Milis dan Huberman (1992: 16) Adapun tahap tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) merduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) penarika kesimpulan atau verifikasi Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut: 90% NR 100% : sangat baik 80% NR 90% : baik 70% NR 80% : cukup baik 60% NR 70% : kurang baik 0% NR 60% : sangat kurang Penyajian data: Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun secara naratif Artinya data yang diperoleh dari hasil reduksi data dibuat dalam bentuk tabel dan diberi nama kulaitatif Penarikan kesimpulan/ verifikasi: Penarikan kesimpulan adalah proses penampilan intisari terhadap hasil 294

penafsiran dan evaluasi Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberi penjelasan dan pertanyaan kalimat yang singkat dan jelas III HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengamatan yang berlangsung pada siklus I dan Siklus II diperoleh hasil seperti yang terdapat pada Tabel 1 Tabel 1 Hasil Penelitian Kinerja Guru dan Siswa No Unsur yang diobservasi Siklus Tindakan guru Penilaian observer I II Refleksi Lima menit pertama Siswa duduk tenang dengan posisi yang telah ditentukan Jumlah siswa yang hadir Siswa memperhatikan penjelasan guru I Guru melaksanakan pengaturan posisi tempat duduk para siswa II Guru melaksanakan pengaturan posisi tempat duduk para siswa I Guru mengabsen siswa S B S II Guru mengabsen siswa S B S I Setelah memberikan motivasi, guru menjelaskan materi pelambelajaran II Setelah memberikan motivasi, guru menjelaskan materi pelambelajaran S S S S S S B Siswa telah menempati tempat duduk yang telah diatur oleh guru tetapi harus dikondisikan supaya tetap tertib Siswa mampu tetap mengikuti aturan penempatan yang telah ditentukan oleh guru Jumlah siswa yang hadir mencapai 97 %, tetapi harus tetap dimotivasi supaya hadir semua Siswa masih termotivasi untuk tetap hadir walaupun ada tiga orang siswa yang tidak hadir karena sakit Sebagian besar para siswa memberikan perhatiannya pada penjelasan materi, tetapi tetap didorong untuk lebih konsentrasi Semua siswa memberikan perhatiannya terhadap 295

5 Perhatian siswa penuh, tidak mengalihkan perhatiannya kepada kegiatan yang tidak relevan Jumlah siswa yang bertanya selama proses pemebelajaran Jumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang sesuai dengan materi Usaha siswa di dalam menghindari kesalahan yang sama dalam menyimak kata untuk melengkapi pada listening bahasa Inggris Aktifitas siswa dalam melengkapi yang mudah (dalam I II Guru memperhatikan seluruh aktivitas siswa pada waktu menjelaskan materi Guru memperhatikan seluruh aktivitas siswa pada waktu menjelaskan materi I Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya selama proses II Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya selama proses I Guru memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan II Guru memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan I Guru menjelaskan dan memperbaiki kesalahan siswa II I Guru menjelaskan dan memperbaiki kesalahan siswa Guru memandu dan membimbing siswa dalam proses S B S S B S B S B S B S S S S B S B S S S B S penjelasan guru Siswa belum sepenuhnya memusatkan perhatian, harus tetap ditegur supaya tetap konsentrasi Siswa sepenuhnya memperhatikan pelajaran dan mengikuti proses Siswa belum banyak yang bertanya, perlu dorongan untuk lebih aktif Siswa yang bertanya mengalami peningkatan yang signifikan dan semua pertanyaan relevan dengan materi Jawaban siswa banyak yang belum sesuai dengan materi yang telah disampaikan, perlu diarahkan dan dijelaskan lagi Sebagian besar jawaban siswa relevan dan tepat Siswa masih mengulangi kesalahan yang sama Harus lebih banyak berlatih dengan menhulangi pemutaran kaset Sebagian besar siswa tidak mengulangi kesalahan yang sama Siswa cukup aktif dalam melengkapi 296

2 bentuk kata) Aktifitas siswa dalam melengkapi yang sulit (dalam bentuk kalimat) Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar Jumlah siswa yang mengalami penurunan hasil belajar II Guru memandu dan membimbing siswa dalam proses I Guru memandu dan membimbing siswa dalam proses II Guru memandu dan membimbing siswa dalam proses I Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan setelah proses II Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan setelah proses I Guru memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa II Guru memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa I Guru memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa S B D S S S B S B S S S S S B S S yang mudah tapi masih perlu banyak latihan Siswa dapat melengkapi yang mudah, hanya sedikit yang kurang tepat Siswa cukup kesulitan dalam melengkapi yang sulit, perlu banyak latihan dengan mengulangi pemutaran kaset Setelah dilakukan pemutaran kaset secara berulang siswa cukup mampu elengkapi yang sulit Siswa belum banyak bertanya, materi perlu diperjelas dan siswa harus dimotivasi untuk bertanya Siswa banyak mengajukan pertanyaan dengan penuh semangat sehingga waktu yang tersedia hampir tidak mencukupi Siswa banyak yang tidak memenuhi batas ketuntasan belajar minimal Semua siswa mengalami peningkatan hasil belajar walaupun ada yang masih belum tuntas Masih banyak siswa yang mengalami penurunan hasil 297

II Guru memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa belajar Siswa yang mengalami penurunan hasil belajar berkurang, walaupun masih ada yang memenuhi batas ketuntasan minimal Pembahasan Keberanian siswa dalam mengikuti proses umumnya mengalami peningkatan dari baik menjadi baik sekali Hal ini ditandai dengan lima menit pertama para siswa tetap mampu mengikuti aturan penempatan yang ditentukan guru, bahkan mereka semakin tahu apa yang harus dilakukan karena pembagian tugas dan pengaturan tempat duduk sudah mereka alami pada siklus I Jumlah kehadiran siswa mengalami sedikit penurunan ketidakhadiran mereka bukan karena kurang perhatian, tapi lebih disebabkan oleh alasan sakit Selain itu, indikator yang pasti akan adanya peningkatan perhatian siswa adalah semua siswa telah sepenuhnya memperhatikan ketika guru menjelaskan materi Guru memntau seluruh aktifitas siswa pada fase ini dan ternyata tak ada seorang siswapun yang mengalihkan perhatiaannya pada kegiatan kegiatan yang tidak relevan Guru senantiasa memberikan motivasi dan apersepsi sebelum mengawali kegiatan proses belajar mengajar serta mengevaluasi kegiatan sebelumnya pada siklus I Keberanian siswa dalam bertanya juga meningkat secara meyakinkan, yaitu dari cukup baik menjadi baik sekali Semua pertanyaan yang diajukan siswa relevan dengan materi, sebagian besar siswa bertanya tentang kosakata yang sedang dipelajari, baik artinya maupun cara pelafalannya Ketepatan jawaban siswa atas pertanyaan dari guru mengalami peningkatan, yaitu dari cukup baik menjadi baik bahkan baik sekali Hal ini ditandai dari jumlah siswa yang menjawab jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan siklus I Pada siklus I ada tiga kelompok yang menjawab, dua kelompok sesuai dengan materi dan satu kelompok tidak sesuai Sedangan pada siklus II hampir semua kelompok mengangkat tangan ingin menjawab, sebagian besar jawaban siswa tersebut relevan dan tepat 298

Setelah kegiatan apersepsi dan penjelasan materi serta tanya jawab, kegiatan inti yaitu menyimak dilaksanakan di ruang kelas IX C dengan cara dictation Selama proes menyimak tersebut, siswa aktif bertanya dan menjawab Kesungguhan siswa untuk menghindari kesalahan yang sama dalam melengakapi kalimat melalui kegiatan menyimak meningkat menjadi baik Para siswa selain meminta pengulangan diktation juga mereka berusaha memperbaiki kata kunci jawaban dengan melihat konteks kalimat Hasilnya, mereka secara umum tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama Kalimat rumpang yang diberikan dibagi menjadi dua teks Teks 1 berisi kalimat rumpang yang harus diisi dengan kata dan teks 2 berisi yang harus diisi dengan kalimat Setelah dikaji hasilnya, siswa dapat melengkapi yang mudah (teks 1), hanya sedikit yang kurang tepat Kesalahan tersebut karena masalah pelafalann sehingga dalam penulisannya kurang tepat Tetapi sekitar 80% dari seluruh siswa bisa melengkapinya Kecuali beberapa orang siswa yang duduk dibagian belakang, mereka kurang tepat menjawab Aktifitas siswa dalam melengkapi yang sulit (teks2) juga mengalami peningkatan Setelah dilakukan pengulangan dictation, siswa cukup mampu menyimak dan melengkapi yang sulit Setelah kegiatan menyimak dilaksanakan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kembali Pada fase ini masih banyak siswa yang mengajukan pertanyaan dengan penuh semangat, sehingga waktu yang tersisa hampir tidak cukup Hasil pengamatan dari dua orang observer menunjukkan adanya peningkatan yang pesat pada fase ini, yaitu dari semula cukup baik menjadi baik dan baik sekali Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar listening (menyimak) adalah penuh, yaitu semua siswa mengalami peningkatan, walaupun ada yang belum memenuhi batas ketuntasan belajar minimal Standar Ketuntasan Belajar Minimal bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Tolitoli ditetapkan 65 Pada siklus I terdapat hanya 15 orang siswa (53,42%) yang memenuhi Standar Ketuntasa Belajar Minimal (SKBM), sedangkan pada siklus 2 terdapat 25 orang siswa (75,00%) yang memenuhi SKBM Rata rata persentase peningkatan yang dialami siswa mencapai 91,72% Sebaliknya tidak ada siswa yang mengalami penurunan hasil belajar, walaupun masih ada yang belum memenuhi SKBM 299

Berdasarkan pembahasan pada siklus I dan II tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model Complete Sentence dengan kreatifitas dan pemberian motivasi dari guru bisa meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat diterapkan dalam listening (menyimak) bahasa Inggris IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tersebut diatas, maka penelitian dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar listening (menyimak) adalah penuh, yaitu semua siswa mengalami peningkatan, walaupun ada yang belum memenuhi batas ketuntasan belajar minimal Pada siklus I terdapat hanya 15 orang siswa (53,42%) yang memenuhi Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM), sedangkan pada siklus 2 terdapat 25 orang siswa (75,00%) yang memenuhi SKBM Rata rata persentase peningkatan yang dialami siswa mencapai 91,72% 2 Model Complete Sentence dapat diterapkan pada Listening ( menyimak ) khususnya pada jenis teks procedure untuk siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Tolitoli Saran Berdasarkan simpulan penelitian tindakan kelas di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1) Model Complete Sentence seharusnya dijadikan salah satu model dalam upaya untuk menigkatkan kemampuan dan keterampilan para siswa dengan tidak terbatas pada mata pelajaran Bahasa Inggris saja tapi juga pada mata pelajaran lainnya 2) Pihak sekolah diharapkan untuk memberikan dukungan sarana dan prasarana yang memadai dan cukup lengkap untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menyimak para siswa, khususnya siswa kelas IX yang akan menghadapi Ujian Akhir Nasional dan selalu menyelenggarakan test menyimak (Listening) DAFTAR PUSTAKA Etman, D (2006) Pembelajaran Mendengar (Listening Instruction), Jakarta : PPPG Bahasa Depdiknas 300

Rahman, H (2004) Model Pembelajaran (Model of Teaching) Bandung : FPBS UPI Rahman, H (2006) Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Bandung : LPMP Jawa Barat Depdiknas Wardhani, IGK (2008) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Universitas Terbuka Miles, MB dan Huberman, AM (1992) Analisis Data Kualitatif Jakarta: Universitas Indonesia Press 301