BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian


METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

59

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu

Lampiran 1. Data Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN TENTANG KONDISI FISIK PESILAT PADA PERGURUAN HIMPUNAN SENI SILAT SELURUH INDONESIA (HIMSSI) DI KECAMATAN BENAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian membahas alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 3 BANDAR SEIKIJANG

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif atau

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol.03 Nomor 03 Edisi Oktober Tahun 2015 halaman 36-45

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Pemain Bolavoli Putra U-16 Nanggala Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan 22 kali pertemuan, setiap minggu

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang diteliti yang dijadikan sebagai alat untuk menganalisis hasil peneitian.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SURVEY TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA YANG BERANGKAT PULANG SEKOLAH JALAN KAKI DAN NAIK SEPEDA

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan tes dan pengukuran sebagai teknik pengumpulan data. Berdasarkan pada keterangan dari Arifin (2012) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan atau menggambarkan suatu fenomena atau hubungan variabel dalam satu fenomena untuk menjawab persoalan-persoalan terkait fenomena tesebut. Penelitian ini juga merupakan penelitianperbandingan (comparative research), yaitu mebanding-bandingkan antara satu sampel dengan sampel lain dalam suatu variabel tertentu (Satrio, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kebugaransiswa yang menggunakan kurikulum KTSP dengan siswa yang menggunakan kurikulum Kurtilas. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei.metode survey, seperti dijelaskan oleh Fathoni (2011)adalah metode dengan memeriksa atau mengukur secara empirik sesuatu fenomena yang terjadi di lapangan terhadap satu atau beberapa sampel. Sedangkan metode pengumpulan data adalah dengan observasi. Fathoni (2011) mengemukakan bahwa observasi adalah mengamati dan mencatat semua perilaku atau keadaan objek penelitian. Adapun alur penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Populasi Sampel Pengolahan dan Analisis Data Tes Kebugaran Jasmani di SDN Malingping (KTSP) dan SDN Corenda (Kurtilas) Kesimpulan Gambar 3.1. Alur Penelitian 44

45 Desain penelitian ini merupakan desain penelitian komparatif, yang mana peneliti akan membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya yang telah ditetapkan oleh peneliti. Tabel 3.1. Perbandingan Kelompok Sampel (Aquarista, 2014, hal. 801) Kelompok 1 Kelompok 2 X 1 X 2 X 3 - X n Keterangan : X : Kelompok sampel X n : Jumlah total sampel X 1 X 2 X 3 - X n B. Variabel dan Partisipan Variabel adalah sesuatu yang dipelajari untuk diteliti dan diperoleh informasi dari hasil penelitiannya berupa kesimpulan yang menjawab suatu pertanyaan yang diajukan dalam penelitian, hal tersebut sejalan dengan pendapat Suherman (2011).Kebugaran jasmani merupakan variabel dalam penelitian ini. Variabel ini berifat kuantitatif kontinum ordinal. Bersifat kuantitatif karena variabel yang digunakan dapat diukur dengan angka. Bersifat kontinum karena variabel ini dapat berubah-ubah nilainya. Elkana (2014) mengungkapkan bahwa variabel kontinum merupakan variabel yang menggambarkan adanya nilai yang berubahubah yang menandakan bahwa variabel tersebut bisa diukur. Bersifat ordinal karena variabel ini mempunyai tingkatan atau rangking tertentu. Elkana (2014) juga menuturkan bahwa variabel ordinal merupakan variabel yang mengindikasikan adanya tingkatan yang disusun berdasarkan jenjang tertentu. Sedangkan partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa SD yang berumur 10-12 tahun, guru penjas dan observer.usiaanak yang dijadikan sampel

46 idealnya berada pada kelas V SD. Hal ini dikarenakan tes kebugaran jasmani yang sudah baku bagi anak SD yakni dilakukan pada siswa minimal usia 10 tahun. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi. Menurut Khafid(2013), populasimerupakan objek tergeneralisasi yang dijadikan sebagai bahan atau sasaran penelitian. Sugiyono (2013)menuturkan bahwa sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai subjek yang memiliki ciri dan karakter yang sama sehingga dapat digeneralisasi dan diteliti untuk kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang menggunakan kurikulum KTSP dengan siswa yang menggunakan kurikulum Kurtilas di Kecamatan Cisitu. Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang menggunakan KTSP di Kecamatan Cisitu terdapat 16 Sekolah, sedangkan Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang menggunakan Kurtilas di kelas 1 & 4 di Kecamatan Cisitu terdapat 5 sekolah, dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang menggunakan Kurtilas dari kelas 1-6 di Kecamatan Cisitu terdapat 1 sekolah. 2. Sampel. Jika sebelumnya Sugiyono (2013) menjelaskan mengenai populasi maka dia mendefinisikan sampel sebagai sebagian kecil dari populasi yang tergeneralisasi dan memiliki karakter yang sama dengan populasinya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Malingping dan siswa kelas V SDN Corenda yang dipilih berdasarkan kurikulum yang digunakan di sekolah dengan mengunakan teknik Purposive Sampling.Purposive Sampling(Sugiyono, 2014, hal. 68)adalah teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu.adapun sekolah yang mewakili kurikulum KTSP adalah SDN Malingping dan sekolah yang mewakili kurikulum Kurtilas adalah SDN Corenda, dengan masing-masing jumlah siswa ada 33 siswa yang digunakan sebagai sample penelitian (kelas V).Dengandemikian jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 66.Peneliti menggunakan teknik ini karena sampel yang diambil mampu merepresentasikan masing-masing kurikulum.

47 D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Tes Arikunto (Zulyanudin, 2015)menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data agar mempermudah eneliti dalam mengolah data yang diperoleh di lapangan.instrumen yang digunakan untuk mengetahui kebugaran siswa yang menggunakankurikulum KTSP dengan siswa yang menggunakan kurikulum Kurtilas adalah TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) untuk umur 10-12, dengan kesasihan pada rangkaian tes kebugaran jasmani ini mencapai nilai reliabilitas untuk putra 0,942, sedangkan untuk nilai validitas untuk putra 0,897. Pemilihan TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) untuk umur 10-12 Tahun dalam penelitian ini bukan tanpa alasan, melainkan untuk menelisik tingkat kebugaransiswa kelas V sesuaidengan tes kesegaran jasmani yang cocok untuk usia di bawah 12 tahun. Penelitimemilih menggunakan TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) untuk umur 10-12 Tahun sebagai alat ukur karena alat ukurtersebut sangat cocok digunakan untuk anak SD kelas V yang rata-rata umur mereka adalah 10-12 tahun. Selain itu, pelaksanaan tes tidak akan menganggu aktivitas pembelajaran karena tes tersebutdilaksanakan di luar jam pelajaran. TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) untuk umur 10-12 Tahunyang dirancang oleh Asia Commitee on the Standardization of Physical Fitness Test (ACSPFT)adalah salah satubentuk tes lapangan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa.peserta tes harus melakukan beberapa butir tes yang terdiri dari 1.Lari cepat (40 meter); 2.Gantung siku tekuk; 3.Berbaring duduk (sit up30 detik); 4.Loncat tegak (vertical jump); dan 5.Lari jauh (600 meter).alat dan fasilitas yang dibutuhkan adalah 1.Lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin; 2.Stopwatch; 3.Bendera strart dan tiang pancang; 4.Palang tunggal; 5.Papan bersekala dengan ukuran 30x150 cm; 6.Serbuk kapur; 7.Penghapus; 8.Formulir pencatat hasil; dan 9.Alat tulis. Untuk lebih jelas, berikut akan dibahas mengenai prosedur pelaksanaan tes berdasarkan buku Pengembangan Kualitas Kebugaran Jasmani (Depdiknas, 2003).

48 a. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Siswa SD Usia 10-12 th. Ada 5 (lima) item tes, yaitu: (1) Lari cepat 40 meter. (2) Gantung siku tekuk. (3) Baring duduk 30 detik. (4) Loncat tegak, dan (5) Lari 600 meter. Petunjuk pelaksanaan dari setiap butir tes adalah sebagai berikut : 1) Tes Lari Cepat 40 Meter a) Tujuan : Untuk mengukur kecepatan Iari seseorang. b) Alat/fasilitas : (a) lintasan Iurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis strart dan finish 30 meter, (b) peluit, (c) stopwatch, dan (d) bendera strart dan tiang pancang. c) Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis strart dengan sikap berdiri, aba-aba "ya" subyek lari ke depan secepat mungkin menempuh jarak 40 meter. Pada saat subyek menyentuh / melewati garis finish stopwatch dihentikan. d) Catatan: Kesempatan lari diulang bilamana: 1- Pelari mencuri strart. 2- Pelari terganggu oleh pelari lainnya. 3- Skor skor hasii tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40 meter. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik. e) Skor tes: 1- Skor 5 = 6.3 detik 2- Skor 4 = 6.4-6.9 detik 3- Skor 3 = 7.0-7.7 detik 4- Skor 2 = 7.8-8.8 detik 5- Skor 1 = 8.9 2) Tes Gantung Siku Tekuk 1) Tujuan: untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu. 2) Alat/fasilitas: (a) lantai yang rata clan bersih, (b) palang tunggal, tingginya diatur sehingga subyek dapat bergantung, (c) stopwatch, (d) formuiir pencatat hasil, dan (e) serbuk kapur (bedak bayi) atau magnesium karbonat.

49 3) Petugas tes: Pengukur waktu merangkap pencatat hasil. 4) Pelaksanaan: Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta. Sikap permulaan: Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu.pegangan telapak tangan menghadap kebelakang. 5) Gerakan: Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin. 6) Pencatatan Hasil Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu detik. Catatan: Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas dinyatakan gagal, hasilnya ditulis dengan angka o (nol). 7) Skor tes: 1- Skor 5 = 51detik 2- Skor 4 = 31 50 detik 3- Skor 3 = 15 30 detik 4- Skor 2 = 05 14 detik 5- Skor 1 = 4 detik 3) Tes Baring Duduk 30 Detik a) Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. b) Alat dan Fasilitas: (a) lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih, (b) stopwatch, (c) alat tulis, (d) alas/tikar /matras. c) Petugas tes: (a) pengamat waktu, (b) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil. d) Pelaksanaan: 1- Sikap permulaan. Berbaring telentang dilantai atau dirumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut ± 90 0, kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakkan dibelakang kepala. Petugas/peserta lain membantu

50 memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat. 2- Gerakan : Gerakan aba-abak Ya peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat (selama 30 detik). e) Catatan : 1- Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi 2- Kedua siku tidak sampai menyentuh paha 3- Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh. f) Pencatatan Hasil 1- Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik. 2- Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka o (nol). g) Skor tes: 1- Skor 5 = 23 ke atas 2- Skor 4 = 18 22 3- Skor 3 = 12 17 4- Skor 2 = 04 11 5- Skor 1 = 0 03 4) Tes Loncat Tegak (Vertical Jump) a) Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak otot dan tenaga eksplosif. b) Alat dan Fasilitas: (a) Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150 cm. (b) Serbuk Kapur (bedak bayi) (c) Alat Penghapus dan, (d) Nomor dada. c) Petugas tes: Pengamat dan pencatat hasil d) Pelaksanaan :

51 Sikap Permulaan: 1- Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta dioles dengan bedak bayi 2- Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada di samping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggal bekas raihan jarinya. Gerakan: 1- Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang. Kemudian meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. 2- Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut. e) Pencatat hasil: 1- Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak 2- Ketiga selisih raihan dicatat. f) Skor tes: 1- Skor 5 = 46 ke atas 2- Skor 4 =38 45 3- Skor 3 = 31 37 4- Skor 2 = 24 30 5- Skor 1 = 23 dst 5) Tes Lari Jarak 600 Meter a) Tujuan: untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah dan pernafasan. b) Alat dan Fasilitas: (a) lintasan lari dengan tanah yang rata, aman sejauh 600 meter, (b) stopwatch, (c) bendera strart, (d) peluit, (e) tiang pancang, dan (f) alat tulis. c) Petugas Tes: 1- Petugas keberangkatan 2- Pengukur waktu 3- Pencatat hasil 4- Pembantu umum

52 d) Pelaksanaan: Sikap permulaan: Peserta berdiri dibelakang garis strart. Gerakan: 1- Pada aba-aba Siap peserta mengambil sikap strart berdiri, siap untuk berlari 2- Pada aba-aba Ya peserta lari menuju garis finisj, menempuh jarak 600 meter. e) Catatan: 1- Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri strart. 2- Lari diulang bilamana ada pelari yang tidak melewati garis finish. f) Pencatatan Hasil. 1- Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finish. 2- Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik. 3- Contoh penulisan hasil waktu berlari 3 menit 12 detik ditulis 3 12. g) Skor tes: 1- Skor 5 = 2,09 menit 2- Skor 4 =2,20 2,30 menit 3- Skor 3 = 2,31 2,45menit 4- Skor 2 = 2,46 3,44menit 5- Skor 1 = 345 menit b. Petunjuk Penilaian Petunjuk penilaian kebugaran jasmani (TKJI) untuk usia 10 12 tahun dinilai dengan menggunakan nilai dengan mengacu kepada norma yang sudah ditetapkan.norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)untuk usia 10 12 tahun putraa/putri adalah sebagai berikut. 1) Nilai A (baik sekali) = jumlah nilai mencapai 22-25 2) Nilai B (baik) = jumlah nilai mencapai 18-21 3) Nilai C (cukup) = jumlah nilai mencapai 14-17 4) Nilai D (kurang) = jumlah nilai mencapai 10-13

53 5) Nilai E (kurang sekali) = jumlah nilai mencapai 05-09 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya yakni menggunakan TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) untuk umur 10-12 tahun. 3. Waktu Penelitian Pengambilan data atau pelaksanaan tes dilakukan satu kali karena mempertimbangkan daya tahan siswa yang rata-rata berusia 10-12 tahun (masih rentan dan mudah lelah). Pelaksanaan tes dilakukan di dua sekolah yang berbeda, yakni SDN Malingping (KTSP) dan SDN Corenda (Kurtilas) dengan jadwal yang ditentukan, yaitu: a) Siswa kelas V SDN Malingping: Jum at, 12 mei 2017 b) Siswa kelas V SDN Corenda: Sabtu, 13 mei 2017 Pelaksanaan tes dilakukan di tempat yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan perizinan yang dikeluarkan oleh kepala sekolah masing-masing sekolah berbeda-beda. Untuk pelaksanaan tes siswa kelas V SDN Malingping, tes dilaksanakan di alun-alun situraja.sedangkan untuk pelaksanaan tes siswa kelas V SDN Corenda, tes dilaksanakan di lingkungan sekolah SDN Corenda.Walaupun pelaksanaan dilakukan di tempat yang berbeda, namun tidak mempengaruhi terhadap standar yang telah ditentukan dalam instrumen tes. Hal tersebut dikarenakan peneliti telah mempersiapkan alternatif media instrumen tes yang kompatibel dengan instrumen yang telah baku. Pelaksanaan tes telah dijadwalkan sebelumnya sehingga bisa terlaksana pada waktunya.berikut jadwal penelitian yang telah disusun oleh peneliti.

54 Tabel 3.2. Jadwal Penelitian Bulan Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Penyusunan Proposal Seminar proposal Perbaikan proposal Penyusunan Skripsi Perizinan Pelaksanaan Test Penyusunan Laporan Seminar skripsi E. TeknikPengolahan dan Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langah selanjutnya yaitu mengolah dan menganalisis data mentah yang diperoleh di lapangan. Langkah ini digunakan agar peneliti lebih mudah untuk menyimpulkan hasil penelitian untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Data yang diperoleh di lapangan adalah data kuantitatif (bentuk angka).data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yangkemudian diidentifikasi terlebih dahulu kemudian dianalisis.penghitungan dilakukan untuk mengetahui rata-rata kebugaran jasmani dari masing-masing kelompok sampel.setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan beberapa pegujian, yakni uji pra-syarat (normalitas dan homogenitas) dan uji perbandingan menggunakan uji-t. Dalam penelitian ini, setelah diperoleh data dari masing-masing kelompok sampel, dilakukan teknik pengolahan data dan analisis data dengan bantuan

55 program SPSS 16.0 for Windows. Adapun langkah-langkah untuk mengolah dan menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut. 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal atau tidak, sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empirik yang didapatkan di lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik tertentu atau tidak. Dalam pengujian Chi-Kuadrat untuk uji normalitas, dengan H o = Sampel berdistribusi normal, H i = Sampel tidak berdistribusi normal Jika nilai Sig<nilai α = 0,05, maka H o diterima ; H i ditolak. Jika nilai Sig nilai α = 0,05, maka maka H o ditolak ; H i diterima 2. Uji Homogenitas Setelah diketahui mengenai sebaran data (normal atau tidak normal), maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian homogenitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan yakni: a. Jika berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah levene s dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. b. Jika berdistribusi tidak normal, maka uji statistic digunakan adalah uji chi-square dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Kriteria pengujian homogenitas dengan taraf signifikansi (α = 0,05) adalah sebagai berikut. Jika Sig< (α = 0,05), maka H o ditolak. Jika Sig (α = 0,05), maka H o diterima. 3. Uji Hipotesis Setelah uji pra-syarat terpenuhi (uji normalitas dan homogenitas), maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis.uji hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya. Berikut hipotesis statistik yang akan di uji.

56 H o = ada perbedaan yang signifikan antara tingkatkebugaran jasmani siswa yang menggunakan kurikulum KTSP dan siswa yang menggunakan kurikulum Kurtilas H i = tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkatkebugaran jasmani siswa yang menggunakan kurikulum KTSP dan siswa yang menggunakan kurikulum Kurtilas Uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menentukan adanya perbedaan atau tidak pada kedua sampel dengan taraf signifikan 5%. Jika t-hitung lebih besar dari t-tabel atau P (Sig.) α= 0,05 berarti terdapat perbedaan tingkat kebugaran siswa yang menggunakan kurikulum KTSP dengan siswa yang kurikulum Kurtilas dan H o diterima. Menurut Sugiyono (Iskandar, 2015, hlm. 42) rumus yang digunakan adalah: Gambar 3.2. Rumus t-hitung Keterangan: X 1 = Rerata Skor I X 2 = Rerata Skor II n 1 = Jumlah sampel I n 2 = Jumlah Sample II S 1 = Varians Sampel I S 2 = Varians Sampel II