FISIP IP UNJANI CIMAHI 2017 MATA KULIAH HUBUNGAN SIPIL MILITER MILITER DAN POLITIK DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
PERTEMUAN IV Relasi Militer & Politik Alasan Militer Berpolitik Sejarah Militer Berpolitik Implikasi Militer Berpolitik 2
RELASI MILITER DAN POLITIK Dalam konteks negara bangsa, militer adalah sebuah kekuatan yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan politik, khususnya di negara-negara berkembang. Dalam sejarah, militer selalu dekat dengan politik. Dalam prakteknya, Militer selalu berurusan dengan urusan politik. Militer selalu berada pada garis terdepan dalam kondisi krisis politik. 3
RELASI MILITER DAN POLITIK Dalam teori liberal tentang militer, militer bukanlah kekuatan politik, melainkan kekuatan pertahanan negara yang jauh dari kepentingan politik. Militer tidak boleh berpolitik, militer harus menjauhi aspek-aspek kepentingan politik. Politik militer adalah politik negara, sehingga tidak boleh terjun dalam politik praktis (day to day politics). 4
RELASI MILITER DAN POLITIK Namun, dalam perkembangannya, militer seringkali masuk dalam lingkaran kepentingan politik. Di negara-negara berkembang, militer umumnya sangat dominan dalam kekuasaan politik. Militer selalu memerankan fungsi sebagai pemerintah yang menjalankan roda pemerintahan. Militer umumnya dominan sehingga kekuatan sipil menjadi terpinggirkan. Di negara-negara maju, persoalan militer dalam politik relatif berhasil diatasi. Kelompok militer umumnya menghormati supremasi sipil dimana militer fokus secara profesional pada fungsi pertahanan dan menyerahkan urusan pemerintahan kepada kelompok sipil. 5
RELASI MILITER DAN POLITIK Karakter atau tipe militer yang haus kekuasaan politik, yang umum terjadi di negara-negara berkembang, dinamakan dengan tipe militer yang pretorian. Sedangkan karakter militer yang menghormati supremasi sipil, yang lazim ada di negara-negara maju, dikenal dengan sebutan tipe militer profesional. 6
ALASAN MILITER BERPOLITIK Kesejahteraan Prajurit yang rendah dan tidak diperhatikan pemerintahan sipil. Ketidakmampuan Elit Politik Memerintah sehingga terjadi konflik politik antar politisi sipil. Ketidakpercayaan kekuatan sipil sehingga menarik militer masuk dalam politik. Faktor kesejarahan, dimana banyak negara terbentuk karena perjuangan / jasa kelompok militer.
SEJARAH MILITER BERPOLITIK Di sebagian besar negara sedang berkembang, sejarah militer masuk dalam kehidupan politik terjadi sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajah. Sebagai contoh : Indonesia, Myanmar, Korea Selatan, Pakistan, Mesir, Chile, dll. Militer merasa berjasa dalam membentuk negara menjadi merdeka dari penjajahan. Akhirnya, militer berupaya untuk memerintah dan menduduki jabatan politik sipil di lingkungan pemerintahan
SEJARAH MILITER BERPOLITIK Hal ini berbeda dengan negara maju yang demokratis, dimana mereka tidak pernah dijajah oleh bangsa lain, sehingga militer berada dalam kendali raja/ratu. Dan ketika kerajaan berubah menjadi negara bangsa, maka militer tetap terbiasa dalam kendali raja / ratu atau presiden / perdana menteri. Sebagai contoh : Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, dan negara Eropa Barat Lainnya. Untuk Amerika Serikat, perjuangan menjadi merdeka melalui perang sipil, sehingga militer dan sipil sama-sama berjasa dalam terbentuknya negara AS.
IMPLIKASI MILITER BERPOLITIK Hilangnya Supremasi Sipil Masuknya militer dalam politik akan membatasi ruang gerak kelompok sipil dalam menjalankan roda kehidupan politik. Kekuatan sipil akan kehilangan supremasi sipil, sehingga negara dan pemerintahan akan dikendalikan oleh kekuatan militer. Sipil akan mengalami kekalahan sehingga semua 10 kekuatan politik diisi oleh militer.
IMPLIKASI MILITER BERPOLITIK Terpasungnya Demokrasi Masuknya militer dalam politik akan memunculkan sistem politik tertutup, dibawah komando, dan tidak memberikan ruang kebebasan bagi masyarakat. Demokrasi dan HAM umumnya akan terancam ketika militer masuk dalam politik. Sarana kontrol tidak ada dan semua pilar-pilar demokrasi akan dibatasi secara ketat. Sistem politik menjadi status quo, statis, 11 dan sulit
IMPLIKASI MILITER BERPOLITIK Munculnya Otoritarianisme Masuknya militer dalam politik akan memunculkan sistem politik yang militeristik, otoriteristik, dan totaliteristik. Kehidupan politik akan terkungkung oleh belenggu kekuatan militer dan masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan pemerintah akan diberangus dengan cara kekerasan / militeristik. Militer akan kaku, keras, dan kasar trhdp masyarakatnya 12
IMPLIKASI MILITER BERPOLITIK Contoh Kasus : Indonesia & Korsel Di Indonesia (masa Orde Baru, Soeharto) & Korsel (masa Jenderal Park Cung Hee), kehidupan politik dibawah militer. Namun, anehnya, pembangunan ekonomi berjalan maju pesat. Akan tetapi, pembangunan politik dan 13 demokrasi, berjalan mundur.
STRATEGI MILITER AGAR TIDAK BERPOLITIK Kekuatan sipil harus solid, bersatu, dan sinergis dalam mengelola pemerintahan sehingga militer tidak bisa masuk dalam politik. Kekuatan sipil harus sepakat untuk tidak menarik kekuatan militer masuk dalam politik dengan alasan apapun. Kekuatan sipil harus mampu menyelenggarakan pemerintahan yg demokratis, mensejahterakan masyarakat dan membangun ekonomi, sehingga rakyat akan percaya dengan sipil dibandingkan 14 militer.
STRATEGI MILITER AGAR TIDAK BERPOLITIK Pemerintahan sipil harus memberikan jaminan kesejahteraan prajurit melalui anggaran pertahanan yg meningkat. Pemerintahan sipil harus mampu meyakinkan militer untuk tetap berada di barak dan menjauhi dunia politik praktis. Pemerintahan sipil harus mampu menanamkan nilai-nilai supremasi sipil dan teori-teori militer universal kepada kekuatan militer agar supaya tentara menjadi profesional dan meninggalkan 15 sifat tentara yg pretorian.
Sekian & Terimakasih 16
Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si Komplek Tirta Kencana Blok C No 7 Jln Pasantren Cibabat Cimahi Phone / fax : (022) 6612003 HP : 081 21 4047 45 Email : subagyo1978@mail.com subagyoeti@yahoo.com.au Facebook : agus subagyo Twitter : subagyoagus Instagram : agussubagyo1978 Blog : https://agussubagyo1978.wordpress.com 17