PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DEPUTI BIDANG PENGNDERAAN JAUH Jl. Kalisari LAPAN No. 8 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710 Telp. 021-8710065, 021-8722733 Faks. 021-8722733 Email: timtanggapbencana@lapan.go.id ANALISA KEJADIAN BANJIR BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH DI KABUPATEN SAMPANG - PROVINSI JAWA TIMUR TANGGAL 25 SEPTEMBER 2016 1. Informasi Kejadian Lokasi Kabupaten Sampang Tanggal 25 September 2016 Dampak Desa Kamoning (60-1 m), Desa Pasean (90-120 cm), Desa Tanggumong (80 cm - 1.2 m), Desa Gunung Maddah (80-110 cm), dan Desa Dalpenang. (sumber berita: http://news.detik.com/jawatimur/3306259/banjir-di-sampang-meluas-wagubjatim-tinjau-banjir-di-lima-desa) 2. Data Curah Hujan harian Berdasarkan data akumulasi curah hujan harian dari QMorph dapat diketahui bahwa pada tanggal 24 September 2016 di Kabupaten Sampang terjadi curah hujan dengan intensitas sedang (21-50 mm/hari) dan intensitas ringan (5-20 mm/hari). Hujan juga berlangsung pada tanggal 25 September 2016 di bagian selatan Kabupaten Sampang dengan intensitas ringan. 3 Potensi Banjir Harian Berdasarkan analisis potensi banjir harian dengan menggunakan data liputan awan dari Himawari-8 selama 24 jam terakhir sebelum kejadian banjir di Pulau Madura khususnya di Kabupaten Sampang dapat diidentifikasikan adanya potensi hujan lebat hingga sangat lebat pada tanggal 24 September 2016 selama 5 jam pada pukul 11.00 WIB hingga 16.00 WIB. Selanjutnya potensi hujan cenderung berkurang dengan intensitas menjadi sedang dan ringan pada pukul 17.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Lokasi Pulau Madura
Potensi hujan lebat tersebut kemudian ditumpang susun dengan daerah genangan dari Dinas Pekerjaan Umum yang sudah divalidasi dengan Data satelit Landsat. Hasil analisis mengemukakan adanya potensi banjir di wilayah Kabupaten Sampang. Informasi potensi banjir harian dapat dilihat pada website http://pusfatja.lapan.go.id/banjir.php 3. Analisis Zona Bahaya Banjir Penentuan model bahaya banjir di Kabupaten Sampang telah dilakukan oleh Haryani et al (2012) dengan menggunakan parameter curah hujan, penutup lahan, lereng, sistem lahan, dan elevasi dengan menggunakan metode Composite Mapping Analysis (CMA). Informasi bahaya banjir telah dihasilkan seperti pada di bawah berikut, dimana ditunjukkan bahwa tingkat bahaya sangat tinggi dengan warna merah terdapat di bagian selatan dan bagian utara Kabupaten Sampang. Bagian selatan Kabupaten Sampang yang mempunyai tingkat bahaya banjir sangat tinggi adalah di Kecamatan Sampang, dan daerah tambak di Kecamatan Sreseh dan Jrengkrik, sedangkan bagian utara yang mempunyai tingkat bahaya banjir sangat tinggi adalah di daerah pantai Kecamatan Banyuates, Ketapang, dan Sokobanah.
Lokasi yang mempunyai tingkat bahaya tinggi Tingkat Bahaya Banjir Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
4 Analisis Citra Mosaic SPOT-6 tahun 2015 Berdasarkan citra mosaic SPOT-6 tahun 2015 di wilayah Kecamatan Sampang dapat diketahui lokasi permukiman di sepanjang Sungai Kamoning. Analisis morfologi sungai yang berupa meander mengakibatkan permukiman yang berada di sekitar sungai tersebut rawan banjir. Desa yang terkena banjir pada kejadian tanggal 25 September 2016 adalah, Desa Kamoning, Pasean, Tanggumong, Dalpenang, dan Gunung Maddeh. Pada citra SPOT-6 di bawah ini dapat dilihat distribusi permukiman yang berada dekat dengan meander sungai di Desa Kamoning, Tanggumong, Pasean, Gunung Maddah, dan Dalpenang. Permukiman padat di sepanjang meander sungai terlihat di Desa Dalpenang, sehingga perlu kewaspadaan tinggi terhadap bencana banjir.
A) Citra Mosaik SPOT-6 Tahun 2015 Desa Kamoning, Kec. Sampang Batas kecamatan Batas desa Sungai B) Citra Mosaik SPOT-6 6 Tahun 2015 Desa Tanggumong, Kec. Sampang Sumber data: Permukiman Lahan Pertanian 1. Citra SPOT-6 6 dari Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN 2. Batas administrasi dari BIG
C) Citra Mosaik SPOT-6 Tahun 2015 Desa Paseyan,, Kec. Sampang Batas kecamatan Batas desa Sungai D) Citra Mosaik SPOT-6 Tahun 2015 Desa Gunung Maddah, Maddah Kec. Sampang Sumber data: Permukiman Lahan Pertanian 1. Citra SPOT-6 dari Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN 2. Batas administrasi dari BIG
E) Citra Mosaik SPOT-6 Tahun 2015 Desa Dalpenang, Kec. Sampang
5. Penutup Wilayah Kecamatan Sampang terutama di sepanjang Sungai Kemuning merupakan daerah yang berpotensi tinggi terhadap banjir, hal ini juga didukung dari hasil analisis penutup lahan, lereng, sistem lahan, dan elevasi dengan menggunakan metode Composite Mapping Analysis (CMA). Curah hujan yang merupakan parameter dinamis menjadi input utama yang menentukan bencana banjir di Sampang. Kejadian banjir tanggal 25 September 2016 dipicu oleh adanya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat selama 5 jam berturut-turut mulai dari pukul 11.00 WIB - 16.00 WIB yang diidentifikasi dari data satelit Himawari-8. Peringatan dini adanya hujan dengan intensitas tinggi perlu dicermati dan dimonitor, sehingga terbangun kewaspadaan yang tinggi terhadap adanya banjir yang menjadi langganan di wilayah tersebut, salah satunya di Desa Dalpenang yang merupakan wilayah permukiman padat di meander sungai.