BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Januari Dengan menggunakan desain cross sectional didapatkan

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords : schizophrenia, the combination therapy, Risperidone, Haloperidol, costeffectiveness.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif analitik dengan melihat catatan medis pasien.

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

DOKUMENTASI PENELITIAN

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

BAB 1. PENDAHULUAN. Stres adalah satu dari konsep-konsep sentral psikiatri, walaupun istilah ini

Umur kelompok. Valid < 45 tahun tahun >65 tahun Total


KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. : Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap dan RuangRawat Intensif

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LAMPIRAN. Tabel Distribusi Frekuensi Frequency Table

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

Lampiran 1. Tanggal : No. responden : Tanda tangan : Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

(2) Jenis Kelamin : 1. Laki-laki Perempuan. (3) Kelompok Usia : tahun tahun B. Pemeriksaan Kategori Massa Tubuh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 : Master Data

LAMPIRAN. 1. Lampiran 1 : Lembar Persetujuan untuk Menjadi Responden. 2. Lampiran 2 : Kuesioner Skor DNS (Dabetic Neuropathy Symptom)

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares) Jumlah Penderita Struma Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun

LAMPIRAN A. A-1 Skala Stres Kerja Karyawan. A-2 Skala Kecerdasan Emosi

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5 FORMULIR FOOD RECALL 2X24 JAM

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 14, ,8954 6,3163 5

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. di Rumah Sakit Laras Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun

LAMPIRAN A WAWANCARA BERSTRUKTUR. Pertanyaan Skoring Keterangan

Psikoedukasi keluarga pada pasien skizofrenia

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

dr Dyah Ayu Shinta Lesmanawati NIP


LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid jenis_kelamin

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. retak atau pecah (split), dan phren yang artinya pikiran, yang selalu

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah Limfosit dan Makrofag. Kelompok Jumlah limfosit

Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a

BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Lampiran 1. Standar IMT pada anak laki-laki usia 6-12 tahun. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

Jika Tidak darimana Bapak/Ibu memperoleh air bersih? Sebutkan

b. Tujuan farmakoekonomi...27 c. Aplikasi farmakoekonomi...28 d. Metode farmakoekonomi Pengobatan Rasional...32

Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

Lampiran 1. Hasil Analisa Aitem Uji Coba. Skala Sikap Terhadap Menopause

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

LAMPIRAN 1. Karakteristik Responden 1. Desa tempat tinggal : 2. Nama responden : 3. Umur responden : 4. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2.

KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN KEPUASAAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT LOYALITAS PASIEN DI POLI KEBIDANAN SILOAM HOSPITAL

sambil kedua tangan didepan mulut.

3 Saya merasakan antara saya dan rekan kerja mempunyai visi yang berbeda dalam tugas atau pekerjaan

TIME LINE PENELITIAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi intrinsik

NIP : : PPDS THT-KL FK USU. 2. Anggota Peneliti/Pembimbing : Prof. Dr. dr. Delfitri Munir, Sp.THT-KL(K)

1. Nama :. 2. Umur :. 4. Tingkat Pendidikan : ( ) Tidak Tamat SD ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA / SMK ( ) Akademi / Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun

LAMPIRAN A Skala Dukungan Sosial Sesudah Uji Coba

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI DAN KERJA TIM TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SWADANA DAERAH TARUTUNG

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Status Pendidikan : 1. Tidak Sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. Perguruan Tinggi

Analisis Kinerja RSUD Rantauprapat Kab. Labuhanbatu Berdasarkan Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

a. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Umur (Tahun) Umur Valid Percent

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung

Gambaran Duplikasi Penomoran Rekam Medis. Gambaran Kualifikasi Pendidikan. Gambaran Pengetahuan. Statistics pemberian nomor. N Valid 60.

LAMPIRAN. Case Processing Summary. Descriptives. 95% Confidence Interval for Mean. Tests of Normality. Kolmogorov-Smirnov a

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia fase akut di RSJ Grhasia. Data diambil dari catatan rekam medis pasien pada bulan November 2015 Januari 2016. Dengan menggunakan desain cross sectional didapatkan sampel sebanyak orang, terdiri dari 20 orang menggunakan terapi kombinasi Risperidon dan 20 orang menggunakan terapi kombinasi Haloperidol. Hasil yang diperoleh setelah data diolah adalah sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Usia Kelompok Usia Frequency Percent 8 17 11 4 20 29 30 39 49 >50 20,0 42,5 27,5 10,0 Valid Percent 20,0 42,5 27,5 10,0 Cumulative Percent 20,0 62,5 90,0 Tabel 3 di atas menjelaskan bahwa berdasarkan kelompok usia yang memiliki sampel terbanyak adalah kelompok usia 30 39 tahun yaitu sebanyak 17 orang dan yang paling sedikit adalah kelompok usia lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak 4 orang. Tabel 2 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Fase Akut Lama Fase Akut (Hari) Frequency Percent 23 9 7 1 1 2 3 8 57,5 22,5 17,5 2,5 Valid Percent 57,5 22,5 17,5 2,5 Cumulative Percent 57,5 80,0 97,5 34

35 Tabel 4 menjelaskan bahwa pasien yang fase akutnya selama 1 hari sebanyak 23 orang, selama 2 hari sebanyak 9 orang, selama 3 hari sebanyak 7 orang, dan selama 8 hari sebanyak 1 orang. Tabel 3 Analisis Kelompok Usia antara Kelompok Terapi Kombinasi Risperidon dan Kelompok terapi Haloperidol Kelompok Usia 20 29 Count 30 39 Count 49 Count >50 Count Count Obat Terapi Kombinasi Risperidon 5 25,0 % 8,0 % 5 25,0 % 2 10,0 % 20 % Terapi Kombinasi Haloperidol 3 15,0 % 9 45,0 % 6 30,0 % 2 10,0 % 20 % 8 20,0 % 17 42,5 % 11 27,5 % 4 10,0 % % p,885 Tabel 5 di atas menjelaskan bahwa pada kelompok terapi kombinasi Risperidon sampel terbanyak berjumlah 8 orang dan paling sedikit berjumlah 2 orang, sedangkan pada kelompok terapi kombinasi Haloperidol sampel terbanyak berjumlah 9 orang dan paling sedikit berjumlah 2 orang. Berdasarkan analisis Chi-Square tersebut didapatkan nilai p = 0,885, maka hubungan antara kelompok terapi kombinasi Risperidon dan kelompok terapi kombinasi Haloperidol berdasarakan kelompok usia tidak terdapat perbedaan. Tabel 4 Karakteristik Kelompok Terapi Kombinasi Risperidon dan Kelompok terapi Haloperidol Berdasarkan Lama Fase Akut Lama Fase Akut Terapi Kombinasi Risperidon Terapi Kombinasi Haloperidol (Hari) Statistic Std. Error Statistic Std. Error Mean 1,95,366 1,55,170 Maximum 1 1 Minimum 8 3

36 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa pada penggunaan terapi kombinasi Risperidon, rata-rata lama hari yang dibutuhkan adalah 1,95 ± 0,366 hari dengan lama fase akut minimal 1 hari dan maksimal 8 hari; sedangkan pada penggunaan terapi kombinasi Haloperidol, rata-rata lama hari yang dibutuhkan adalah 1,55 ± 0,170 hari dengan lama fase akut minimal 1 hari dan maksimal 3 hari. Tabel 5 Analisis Lama Fase Akut antara Kelompok Terapi Kombinasi Risperidon dan Kelompok Terapi Kombinasi Haaloperidol Lama Fase Akut (Hari) Obat Terapi Kombinasi Risperidon Terapi Kombinasi Haloperidol n Mean Rank Sum of Ranks Asymp. Sig. (2- tailed) 20 21, 428,00,585 20 19,60 392,00 Berdasarkan uji Mann-Whitney sesuai tabel 7 di atas didapatkan nilai p = 0,585. Untuk hipotesis satu arah, nilai p = 0,293. Karena nilai p> 0,05, secara statistik tidak ada perbedaan bermakna antara lama fase akut terapi kombinasi Risperidon dengan lama fase akut terapi kombinasi Haloperidol. Tabel 6 Karakteristik Kelompok Terapi Kombinasi Risperidon dan Kelompok Terapi Kombinasi Haloperidol Berdasarkan Biaya Terapi Kombinasi Risperidon Terapi Kombinasi Haloperidol Biaya Statistic Std. Error Statistic Std. Error Mean Rp 31.191, 8.545,114 Rp 11.186,95 1.163,970 Maximum Rp 7.598,00 Rp 3.223,00 Minimum Rp 139.560,00 Rp 18.995,00 Berdasarkan tabel 8 dijelaskan bahwa pada penggunaan terapi kombinasi Risperidon, rata-rata biaya yang dibutuhkan pasien adalah Rp 31.191, ± Rp 8.545,114 dengan biaya minimal Rp 7.598,00 dan biaya maksimal Rp 139.560,00; dan pada penggunaan terapi kombinasi

37 Haloperidol, rata-rata biaya yang dibutuhkan pasien adalah Rp 11.186,95 ± Rp 1.163,970 dengan biaya minimal Rp 3.223,00 dan biaya maksimal Rp 18.995,00. Tabel 7 Analisis Biaya antara Kelompok Terapi Kombinasi Risperidon dan Kelompok Terapi Kombinasi Haloperidol Biaya Obat Terapi Kombinasi Risperidon Terapi Kombinasi Haloperidol n 20 20 Mean Rank 25,23 15,78 Sum of Ranks 504,50 315,50 Asymp. Sig. (2-tailed),010 Berdasarkan uji Mann-Whitney sesuai tabel 9 di atas didapatkan nilai p = 0,010. Untuk hipotesis satu arah, nilai p = 0,005. Karena nilai p< 0,05, secara statistik ada perbedaan bermakna antara biaya terapi kombinasi Risperidon dengan biaya terapi kombinasi Haloperidol. Tabel 8 Analisis Biaya Menggunakan Tabel Efektivitas Biaya Efektivitas lebih rendah Efektivitas sama Efektivitas lebih tinggi Biaya lebih Biaya sama Biaya lebih tinggi Rendah A B C D Terapi Kombinasi Haloperidol terhadap Terapi Kombinasi Risperidon G H I E F Terapi Kombinasi Risperidon terhadap Terapi Kombinasi Haloperidol Sesuai tabel 10 di atas, letak efektivitas biaya dari terapi kombinasi Risperidon terhadap terapi kombinasi Haloperidol berada di kelompok F, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan RIEB. Letak efektivitas biaya dari terapi kombinasi Haloperidol terhadap terapi kombinasi Risperidon

38 berada di kelompok D, sehingga efektivitas biaya terapi kombinasi Haloperidol lebih baik dibandingkan dengan terapi kombinasi Risperidon. B. Pembahasan Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa berdasarkan kelompok usia yang menderita skizofrenia paling banyak adalah kelompok usia 30 39 tahun dan paling sedikit pada kelompok usia di atas 50 tahun. Jika dilihat dari etiologi, skizofrenia dapat disebabkan karena faktor psikososial dan sosiokultural (Supratiknya, 2003). Hal ini juga berkaitan dengan teori diatesis stres yang menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki kerentanan spesifik (diatesis) bila dikenai suatu pengaruh lingkungan yang dapat menimbulkan stres akan memungkinkan adanya perkembangan gejala skizofrenia (Putri, 2013). Banyak pula pasien skizofrenia yang mengalami relaps karena faktor ekonomi yaitu tidak adanya biaya untuk menebus obat setelah keluar dari rumah sakit jiwa, ketidakpatuhan pasien pada pengobatan, mendapat perlakuan kasar dan pertengkaran yang terus menerus dengan saudara kandung, konflik yang berkepanjangan dengan seseorang, dan emosi (marah) yang diekspresikan secara berlebihan oleh keluarga (Amelia dan Anwar, 2013). Sesuai dengan penelitian Putri, menunjukkan bahwa kelompok usia 30 39 tahun adalah usia yang paling sering terkena skizofrenia (Putri, 2013). Hal ini dikarenakan usia 30 39 tahun merupakan usia produktif yang cenderung terkena masalah masalah yang kompleks, meliputi masalah

39 dengan teman dekat, rekan kerja, pekerjaan yang terlalu berat, ekonomi, dan masalah keluarga. Kelompok usia yang paling sedikit terkena skizofrenia adalah kelompok usia di atas 50 tahun. Hal ini disebabkan karena usia tua lebih dipengaruhi oleh kondisi biologis dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional seperti pada usia muda (Fahrul, 2014). Terapi kombinasi Risperidon dan terapi kombinasi Haloperidol, keduanya memiliki hasil yang sama dalam distribusi berdasarkan kelompok usia. Kemudian, dilakukan analisis Chi-Square dan didapatkan nilai p = 0,885, maka kedua kelompok terapi memiliki kesetaraan pada saat awal sebelum dilakukan terapi. American Psychiatric Association (APA) menyatakan bahwa perjalanan penyakit skizofrenia terdiri dari tiga fase yaitu fase akut, fase stabilisasi dan fase stabil (Reverger, 2012). Pada fase akut, sasaran terapinya adalah mengurangi atau menghilangkan gejala psikotik dan meningkatkan fungsi normal pasien yang biasanya terjadi selama 7 hari pertama (Dipiro dkk, 2009). Terbukti pada tabel 5 yang menjelaskan bahwa pasien fase akut terjadi pada 7 hari pertama, yaitu selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari. Tetapi ada 1 orang yang fase akutnya selama 8 hari. Terbukti pula pada tabel 7 yang menyatakan bahwa pada penggunaan terapi kombinasi Risperidon, rata-rata lama hari yang dibutuhkan adalah 1,95 ± 0,366 hari; sedangkan pada penggunaan terapi kombinasi Haloperidol, rata-rata lama hari yang dibutuhkan adalah 1,55 ± 0,170 hari.

Berdasarkan tabel 7 tersebut didapatkan hasil bahwa ternyata pasien yang diterapi menggunakan terapi kombinasi Haloperidol lebih cepat menjadi fase stabil jika dibandingkan dengan pasien yang menggunakan terapi kombinasi Risperidon. Akan tetapi, secara statistik tidak ada perbedaan bermakna antara lama fase akut terapi kombinasi Risperidon dengan lama fase akut terapi kombinasi Haloperidol. Sesuai dengan penelitian Putri dimana jenis terapi antipsikotik tidak memberikan pengaruh terhadap perbedaan lama rawat inap pasien fase akut (Putri, 2015). Keduanya efektif dalam memblok reseptor dopamin tipe 2 (D2) yang spesifik di jalur dopamin mesolimbik. Aksi memblok reseptor dopamin tipe 2 mempunyai efek menurunkan hiperaktifitas dalam jalur yang menyebabkan munculnya simtom positif dari psikotik (Stahl, 2000). Hal ini dikarenakan pada fase akut, simtom positif lebih menonjol sehingga reseptor dopamin tipe 2 yang berperan. Dilihat dari segi biaya, penggunaan terapi kombinasi Risperidon, ratarata biaya yang dibutuhkan adalah Rp 31.191, ± Rp 8.545,114; sedangkan pada penggunaan terapi kombinasi Haloperidol, rata-rata biaya yang dibutuhkan adalah Rp 11.186,95 ± Rp 1.163,970. Biaya yang dibutuhkan pada pasien yang menggunakan terapi kombinasi Haloperidol ternyata lebih rendah dan setelah dilakukan analisis didapatkan nilai p = 0,005 yang berarti ada perbedaan bermakna. Bila dibandingkan dengan efektivitas menurut skor PANSS-EC, keduanya tidak terdapat perbedaan yang bermakna (Octaviany, 2016), efektivitasnya sama sehingga jika dilakukan analisis menggunakan tabel alternatif pada tabel 13 hasilnya adalah efektivitas biaya terapi

41 kombinasi Haloperidol lebih baik jika dibandingkan dengan terapi kombinasi Risperidon. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis dan literatur yang ada. Kemungkinan terjadi ketidakcocokan dengan hipotesis dan literatur karena pada fase akut yang menonjol adalah simtom postif dan pada penelitian kali ini terapi yang digunakan adalah kombinasi Risperidon Klorpromazin Triheksifenidil dan Haloperidol Klorpromazin Triheksifenidil. Pada simtom positif yang dibutuhkan adalah blokade reseptor D2. Kombinasi dari Haloperidol dan Klorpromazin sangat sesuai karena cara kerja keduanya sama yaitu memblok reseptor D2, sedangkan Risperidon selain memblok reseptor D2 juga memblok reseptor 5 HT-2. Dilihat dari segi biaya, harga satuan Risperidon jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga satuan Haloperidol. Hal ini juga yang mungkin menyebabkan efektivitas biaya Haloperidol lebih baik dibandingkan dengan Risperidon karena jika dilihat dari lama fase akut keduanya mempunyai hasil yang tidak terlalu signifikan perbedaannya.