BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. oleh RAHMATIKA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR WILAYAH-1 ( IDB ) Status Data : Agustus '11

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melalui Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

Lis Djuniar dan Welly. Universitas Muhammadiyah Palembang

yang transparan dan mudah diukur oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), PMU dan PNPM Mandiri Perkotaan. Indicator utama untuk melihat kinerja pinjaman be

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar anwar288347yahoo.com

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

Analisa Kinerja Keuangan pada Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) dibawah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan. Karangwaru Yogyakarta

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Keywords: fund repayment, national community empowerment program

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

LAPORAN PERKEMBANGAN PENINGKATAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT BERBASIS KOMUNITAS (PPMK)

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya adalah: PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan para pemakai laporan akuntansi (stockholder) badan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul "Pengaruh Rasio Likuiditas,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

ANALISIS KINERJA PINJAMAN DANA BERGULIRPASCA ALIH KELOLA PROGRAM PNPM KE PROGRAM KOTAKU DI PROVINSI BENGKULU. Fraternesi

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

BAB V PENUTUP. dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel RR, LAR, PAR, Jumlah KSM, dan Fasilitator Lapangan secara

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dapat ditingkatkan kalau kemiskinan dapat dikurangi. Permasalahan

EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR P2KP (STUDI KASUS PADA KELURAHAN PANCORAN MAS-DEPOK, JAWA BARAT)

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Agus Taufik H. Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. CAPAIAN KINERJA PINJAMAN BERGULIR (RLF) WILAYAH 1 Status data : Juli 2014

PENGARUH LOAN AT RISK, PORTOFOLIO AT RISK

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini menganalisis partisipasi masyarakat melalui implementasi. penanggulangan kemiskinan di perkotaan melalui Program Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar di Indonesia. Oleh karena

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

ANALISIS KINERJA KEUANGANUNIT PENGELOLAAN KEUANGAN (UPK) BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT(BKM) TUNJUNGSEKARMALANG

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

Membangun Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa

PROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah mencapai tujuan organisasi. Jika tiap-tiap individu berperilaku atau bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EFFEKTIVITAS PENYALURAN DAN MONITORING PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. beruntung (disadvabtaged groups), seperti orang miskin, orang dengan kecacatan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia, ini dibuktikan dengan tingginya disparitas pendapatan antar daerah. Pada khususnya di wilayah Yogyakarta kemiskinan menjadi penghambat pembangunan warga Yogyakarta. Karena dengan tingginya nilai kemiskinan, maka laju perkembangan daerah yang seharusnya dialokasikan pada sektor lain menjadi terhambat. Pemerintah sudah melakukan banyak usaha untuk penanggulangan kemiskinan baik di perkotaan maupun di pedesaan. beberapa diantaranya meluncurkan berbagai program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat yang dijalankan oleh berbagai kementerian dan lembaga. Program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat tersebut antara lain adalah : PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri, P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum, P4K (Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil) yang dilaksanakan Departemen Pertanian, PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan Departemen Kelautan dan Perikanan, KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain. Program-program tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut kebijakan Departemen yang bersangkutan, tidak terintegrasi, parsial dan sektoral. 1

Sebagai upaya serius dalam meningkatkan efektifitas penekanan angka kemiskinan, pemerintah telah memiliki konsep penanggulangan kemiskinan secara terpadu dengan basis pemberdayaan masyarakat dimana masyarakat sebagai subjek penanggulangan kemiskinan bukan objek dengan kata lain pemerintah telah memerhatikan faktor partisipasi masyarakat sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan dalam program pengentasan kemiskinan. Program yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Palu pada tanggal 30 April 2007 bernama program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program Ini terdiri dari beberapa program penanggulangan kemiskinan salah satunya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan atau disingkat menjadi PNPM Mandiri perkotaan yang sebelumnya bernama P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dikelola oleh Ditjen Cipta Karya Dept. Pekerjaan Umum. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam Upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di perkotaan. Program ini dilakukan untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di perkotaan. Berdasarkan Buletin Bina Swadaya, yaitu sebuah Badan pengembangan swadaya masyarakat, keberhasilan dan keberlanjutan upaya pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan instrumen dana bergulir ditentukan oleh 3 hal. Pertama, efektifitas penyelenggaraan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Kedua, efektifitas pendampingan kelompok dan terakhir kesiapan lembaga pelayanan (dalam 2

hal ini UPK ( Unit Pengelola Keuangan) untuk bermitra. Menurut Budi Yuwono P (2008) Pinjaman bergulir dibuat sebagai acuan khusus bagi pelaku dan pengelola pinjaman bergulir dalam rangka pelaksanaan proram pengentasan kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perkotaan. Semua dana dan kegiatan program PNPM Mandiri perkotaan disalurkan kepada masyarakat terutama komponen program bantuan Langsung Masyarakat (BLM). BLM adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, terutama masyarakat miskin. Bantuan ini biasanya diberikan dalam bentuk dana bergulir. Pengelolaan dana bergulir dalam P2KP dipengaruhi oleh 3 (tiga) hal yaitu kelompok peminjam sebagai pengelola dan penyalur dana bergulir kepada anggotanya sebagai pemanfaat langsung, aturan dan prosedur atau mekanisme perguliran, serta Unit Pengelola Keuangan (UPK) sebagai pengelola dan penyalur dana bergulir. Ada empat rasio yang digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kinerja pengelolaan dana bergulir yang ditujukan untuk mengukur kesehatan UPK dan kaitannya dengan kesiapan warga dalam menerima intervensi lanjutan dari pemerintah untuk tahun berikutnya yaitu Cost Coverage (CCr), Return on Investment (ROI), Loan At Risk (LAR), dan Portofolio At Risk (PAR). Secara garis besar Kinerja UPK dapat dikatakan memuaskan apabila peminjam beresiko (LAR) < 10 %, pinjaman beresiko (PAR) < 10 %, ratio pendapatan biaya (CCr) > 125 %, hasil investasi (ROI) > 10 %. PNPM Mandiri Perkotaan memberikan standar nilai minimum UPK yaitu memadai. 3

Kelurahan Karangwaru Kecamatan Tegalrejo merupakan salah satu kecamatan di Daerah Istimewa Jogjakarta yang terletak pada pusat kota. Memiliki BKM yang bernama BKM Tridaya Waru Mandiri. BKM Tridaya Waru Mandiri ini Dalam menjalankan kegiatanya di bagi menjadi 3 Unit Pengelola (UP). Ketiga unit tersebut adalah Unit Pengelola Lingkungan, Unit Pengelola Sosial, dan Unit Pengelola Keuangan. Dalam Perjalanannya kinerja UPK Karangwaru pada akhir tahun 2015. Mengalaimi kenaikan pada rasio PAR dan penurunan LAR yang signifikan. Penurunan pada Rasio PAR tepatnya terjadi pada bulan September ke Oktober dan kenaikan Raiso LAR pada bulan Agustus ke September. Hal ini dapat mempengaruhi kinera UPK itu sendiri. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas penulis ingin menganalisis kinerja pengelolaan keuangan pada Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) dengan alat ukur sebagai berikut : Cost Coverage Ratio (CCr), Return on Investment (ROI), Loan At Risk (LAR), dan Portofolio At Risk (PAR). Setelah memahami faktor-faktor yang ada di atas, maka penulis dalam kepentingannya untuk melakukan analisa, akan mencoba memperhatikan tentang Analisa Kinerja Keuangan pada Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) dibawah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Karangwaru Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu: 4

1. Bagaimanakah kinerja pengelolaan pinjaman bergulir pada UPK Kelurahan Karangwaru ditinjau dari : a. Aspek peminjam dengan indikator LAR (Loan at Risk) b. Aspek pinjaman dengan indikator PAR (Portofolio at Risk) c. Aspek kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dengan indikator ROI (Return on Investmen) d. Aspek kemampuan pendapatan untuk menutup biaya dengan indikator CCr (Cost Coverage) 2. Apakah UPK Kelurahan Karangwaru termasuk sebagai UPK yang layak sebagai unit pengelola keuangan dilat dari penurunan pada rasio PAR tepatnya terjadi pada bulan September ke Oktober dan kenaikan raiso LAR pada bulan Agustus ke September 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja pengelolaan pinjaman bergulir pada UPK Kelurahan Karangwaru ditinjau dari : a. Aspek peminjam dengan indikator LAR (Loan at Risk) b. Aspek pinjaman dengan indikator PAR (Portofolio at Risk) c. Aspek kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dengan indikator ROI (Return on Investmen) d. Aspek kemampuan pendapatan untuk menutup biaya dengan indikator CCr (Cost Coverage) 2. Untuk mengetahui kelayakan UPK Kelurahan Karangwaru sebagai unit pengelola 5

keuangan warga Karangwaru dilihat dari penurunan pada rasio PAR tepatnya terjadi pada bulan September ke Oktober dan kenaikan raiso LAR pada bulan Agustus ke September. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penulis akan mendapat kepastian dan tambahan informasi yang sebelumnya belum diketahui secara pasti. 2. Bagi Lingkungan Akademik Bagi akademis penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan 3. Bagi Unit Pengelola Keuangan Karangwaru Secara praktisi dapat bermanfaat bagi perusahaan Bagi Investor. Informasi yang terdapat di dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dalam melakukan peminjaman modal bagi warga Karangwaru 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini meliputi : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan dalam penelitian ini. BAB II : KAJIAN PUSTAKA 6

Bab ini meliputi kajian pustaka yang berisi teori-teori yang mendukung dan hasil penelitian terdahulu yang kemudian dari pembahasan tersebut diformulasikan dalam bentuk hipotesis. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang populasi dan sample penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian, metode analisis data, dan pengujian hipotesis. BAB IV : ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis data dan pembahasan sekaligus merupakan jawaban atas perumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. BAB V : KESIMPULAN dan SARAN 7