HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Brenda Natalia Rauan*, Grace D. Kandou*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Kebisingan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antara hubungan antara intensitas kebisingan dan lama kerja dengan nilai ambang dengar pada tenaga kerja di bagian produksi PT Tropica Cocoprima Desa Lelema Kabupaten Minahasa Selatan menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang berjumlah 84 orang tenaga kerja yang berada di bagian Lelema. Untuk menganalisis hubungan antara variable adalah menggunakan uji Chi Square. Uji statistik intensitas kebisingan dengan nilai ambang dengar telinga kanan menunjukkan bahwa (p=0,000) dan uji statistic antara intensitas kebsisingan dengan nilai ambang dengar telinga kiri menunjukkan bahwa (p=0,000). Uji statistik menunjukkan bahwa lama kerja dengan nilai ambang dengar telinga kanan adalah (p=0,002) dan uji statistk lama kerja dengan nilai ambang dengar telinga kiri adalah (p=0,001). Terdapat hubungan antara intensitas kebisingan dan lama kerjadengan nilai ambang dengar. Kata kunci : intensitas kebisingan, lama kerja, nilai ambang dengar ABSTRACT Noise can cause various health problems such as psychological disorders, communication disorders and deafness. This study aims to determine the correlation between noise intensity and work duration with the hearing threshold value on the workers in production division of PT Tropica Cocoprima, Lelema Village, South Minahasa Regency using analytic survey with cross-sectional approach. The sample in this study is the total population of 84 workers who are in the production division of PT Tropica Cocoprima Lelema village. To analyze the correlation between variables, researcher uses chi square test. Statistical test of noise intensity with hearing threshold on right ear shows that (p = 0.000) and a statistical test between noise intensity with the left ear hearing threshold value indicates that (p = 0.000). Statistical analysis shows that working duration with the right ear hearing threshold value is (p = 0.002) and Statistical test between working duration with left ear hearing treshold value is (p = 0.001). There is a correlation between the intensity of noise and the working duration with hearing threshold value. Keywords: noise intensity, woking duration, threshold of hearing value
PENDAHULUAN Menurut International Labour Organization (ILO) kebisingan merupakan semua suara yang tidak dikehendaki yang bersum berdari alat-alat proses produksi yang pada gangguan tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran dan menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen. Batas pajanan terhadap bahaya kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 desibel (db) selama 8 jam sehari. Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana para pekerja beraktifitas sehari-hari mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung bagi keselamatan dan kesehatan para pekerja. Resiko bahaya yang di hadapi tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja yang diakibatkan karena kombinasi dari berbagai factor seperti tenaga kerja, peralatan kerja dan lingkungan kerja (Sucipto, 2014). Berdasarkan observasi awal dari peneliti di bagian produksi terdapat beberapa keluhan dari tenaga kerja di bagian produksi, keluhan tersebut berupa suara yang mengganggu dari mesin produksi selama proses produksi. Dan pengukuran awal tingkat kebisingan di bagian produksi diketahui rata-rata intensits kebisingan adalah 89,4 db dan lama kerja tenaga kerja di bagian produksi adalah 8 sampai 8,5 jam sehari. Batasan pajanan terhadap bahaya kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 desibel (db) selama 8 jam sehari. Hal ini berarti kebisingan di bagian produksi PT Tropica Cocoprima telah melebihi NAB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara intensitas kebisingan dan lama kerjadenga nilai ambang dengar pada tenaga kerja di bagian LelemaKabupaten Minahasa Selatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat dan waktu penelitian adalah di bagian produksi PT Tropica Cocoprima Desa Lelema Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan Agustus- Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja di bagian Lelema yang berjumlah 84 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari total populasi yakni berjumlah 84 orang. Sementara itu pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur intensitas kebisingan menggunakan Sound Level
Meter dan Audiometer untuk mengukur nilai ambang dengar tenaga kerja. Pengolahan data dilakukan dengan cara menggunakan aplikasi komputer, selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dan lama kerja dengan nilai ambang dengar tenaga kerja di analisis dengan menggunakan uji chi-square dengan α = 0.05. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja yang paling banyak berusia 21-30 tahun yaitu 38 orang (45,2%), sedangkan usia tenaga kerja yang paling sedikit adalah pada usia >61 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,2%). Tenaga kerja dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 46 orang (54,8%) dan perempuan berjumlah 38 orang (45,2%). Masa kerja yang paling banyak adalah 10 tahun yaitu 54 orang (64,3%) dan yang paling sedikit adalah >10 tahun yaitu 30 orang (35,7%). Hasil dari kuesioner tidak terdapat tenaga kerja yang memiliki riwayat penyakit telinga sebelum bekerja di PT Tropica Cocoprima Desa Lelema Kabupaten Minahasa Selatan. Berdasarkan hasil pengukuran intensitas kebisingan di bagian produksi yang dilakukan pada 5 titik dengan 6 kali pembacaan, rata-rata intensitas kebisingan di bagian produksi adalah 89,4 db. Hasil pengukuran lama kerja pada tenaga kerja di bagian produksi PT Tropica Cocoprima tenaga kerja yang bekerja >8 jam adalah 55 orang (65,5 %) dan yang bekerja 8 jam adalah 29 orang (34,5%). 1. Hasil uji statistik antara intensitas kebisingan dengan nilai ambang dengar telinga kanan dan telinga kiri Setelah melakukan pengukuran maka selanjutnya menggunakan uji statistic chi square dan dinyatakan dengan nilai p=0.000 (α<0.05) berarti terdapat hubungan signifikan atau hubungan yang bermakna antara intensitas kebisingan dengan nilai ambang dengar telinga kanan pada tenaga kerja di bagian produksi. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan uji statistic chi square dinyatakan dengan nilai p=0.000 (α<0.05) berarti terdapat hubungan signifikan antara intensitas kebisingan dengan nilai ambang dengar telinga kiri pada tenaga kerja di bagian produksi. Penelitian yang dilakukan oleh Tjan, Lintong, Supit (2013) tentang efek bising mesin elektronik terhadap gangguan fungsi pendengaran di Kecamatan Sario Kota
Manado menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efek bising terhadap gangguan fungsi pendengaran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Permaningtyas, Darmawan, Krisnansari (2011) tentang hubungan lama masa kerja dengan kejadian noice-induced hearing loss pada pekerja home industry knalpot di Kelurahan Purbalingga Lor menunjukkan bahwa lama masa kerja berhubungan dengan kejadian noise induced hearing loss (NIHL). pendengaran pada PT. PLN (Persero) Sektor Mahakam Samarinda menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama pemaparan kebisingan dengan gangguan pendengaran tenaga kerja. KESIMPULAN Terdapat hubungan antara intensitas kebisingan dan lama kerja dengan nilai ambang dengar pada tenaga kerja di bagian Lelema Kabupaten Minahasa Selatan. 2. Hasil uji statistik antara lama kerja dengan nilai ambang dengar telinga kanan dan telinga kiri Hasil pengukuran dengan menggunakan uji statistic chi square dinyatakan dengan nilai p=0.002 (α<0.05) berarti terdapat hubungan signifikan antara lama kerja dengan nilai ambang dengar telinga kanan pada tenaga kerja di bagian produksi. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan uji statistic chi square dinyatakan dengan nilai p=0.001 (α<0.05) berarti ada hubungan antara nilai ambang dengar telinga kiri pada tenaga kerja di bagian produksi. Penelitian yang dilakukan oleh Sari, Syahrir dam Subagiada (2012) tentang pemetaan tingkat kebisingan dan hubungan lama pemaparan terhadap gangguan SARAN Hiperkes sebaiknya melakukan pengawasan secara langsung terhadap program pengendalian kebisingan di perusahaan, melaksanakan pemeriksaan kesehatan telinga pada saat penerimaan tenaga kerja, pengadaan alat pelindung diri dari kebisingan bagi tenaga kerja, waktu kerja harus sesuai dengan prosedur yang ada yaitu 8 jam dalam sehari dan 40 jam dalam seminggu.
DAFTAR PUSTAKA International Lobour Office, 2013. Modul 5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : ILO. Permandingtyas L, Darmawan A, Krisnansari D. 2011. Hubungan antara lama masa kerja dengan kejadian noise-incuced hearing loss pada pekerja home industry knalpot di kelurahan Purbalingga Lor. Diakses pada 25 oktober 2015. Sari, I. Syahrir. Subagiada K. 2012.Pemetaan Tingkat Kebisingan Dan Hubungan Lama Pemaparan Terhadap Gangguan Pendengaran Pada PT. PLN (Persero) Sektor Mahakam Samarinda.Diakses tanggal 20 oktober 2015 Sucipto, D. C. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Gosyen Publishing. Tjan, H. Lintong, F. Supit, W. 2013. Efek Bising Mesin Elektronika Terhadap Gangguan Fungsi Pendengaran Pada Pekerja di Kecamatan Sario Kota Manado Sulawesi Utara Jurnal e-biomedik.