PENGOLAHAN MODAL KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

Working Capital Management

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN

Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, dsb.

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

Manajemen Modal Kerja

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh kesimpulan bahwa optimalisasi modal kerja pada CV. Dharma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012; 244) menyatakan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

MANAJEMEN MODAL KERJA

BAB III MODAL KERJA. Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

================================================ Manajemen Keuangan pengampu Dra. Hj. Nurchayati, SE, MSi, Ak. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Modal Kerja. Disarikan dan Disesuaikan dari : Laily, Anonim, Sumber lain yang relevan

Kas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN MODAL KERJA Bagian 2. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

1. PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGOLAHAN MODAL KERJA

MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang, dll.

MASA PERPUTARAN MODAL KERJA Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas kerja lagi adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek.

MASA PERPUTARAN MODAL KERJA Masa perputaran modal kerja ini menunjukan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja, Semakin cepat masa perputaran modal kerja, semakin efisien penggunaan modal kerja dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil.

KONSEP MODAL KERJA 1. Modal kerja kuantitatif 2. Modal kerja kualitatif 3. Modal kerja fungsional

1. MODAL KERJA KUANTITATIF Menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang dari satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tampa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering di sebut modal kerja bruto atau Gross Working Capital.

2.MODAL KERJA KUALITATIF Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar sehingga dana yang digunakan benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang segera jatuh tempo. Karena menurut konsep ini hutang lancar telah dikeluarkan dari perhitungan, sehingga modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancarnya.

3.MODAL KERJA FUNGSIONAL Konsep ini lebih menitikberatkan pada funsi dana dalam menghasilkan penghasilan langsung atau current income. Pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu.

3.MODAL KERJA FUNGSIONAL Tiga syarat untuk menjadi modal kerja : 1. current income 2. Sesuai tujuan perusahaan 3. Satu periode akuntansi. Sehingga, yang masuk sebagai modal kerja adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokokya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar penyusutan periode tersebut. Sedangkan efek atau surat berharga dan margin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual

CONTOH AKTIVA LANCAR : Kas Rp. 15.000.000 Efek Rp. 50.000.000 Piutang Dagang Rp. 75.000.000 Persediaan Barang Rp. 120.000.000 + Total Aktiva Lancar Rp. 260.000.000. AKTIVA TETAP: Tanah Rp. 150.000.000 Bangunan dan Gedung Rp. 300.000.000 Mesin Rp. 250.000.000 + Total Aktiva Tetap Rp., 700.000.000

CONTOH KETERANGAN : Penyusutan setiap tahunnya : - Bangunan dan Gedung Rp. 50.000.000 - Mesin-mesin Rp. 40.000.000 Penjualan kredit dengan profit margin sebesar 30%. Atas dasar tersebut di atas, dapat dihitung besarnya modal kerja menurut konsep fungsional seperti yang dapat dilihat pada hal. 12

Modal kerja (working Capital) Kas Rp 15.000.000 PiutangDagang(70%) Rp 52.500.000 Persediaan Barang Rp 120.000.000 Penyusutan Bangunan & Gedung Rp. 50.000.000 Penyusutan Mesin Rp 40.000.000 + Total Modal Kerja Rp 277.500.000. Modal Kerja Potensial (potensial working capital): Efek Rp 50.000.000,- Margin laba (30%) Rp 22.500.000.-+ Total Rp 77.500.000.- Bukan Modal Kerja (non working capital): Tanah Rp 150.000.000,- Bangunan & Gedung Rp 250.000.000,- Mesin-mesin Rp 210.000.000.-+ Total Rp 610.000.000.-

JENIS MODAL KERJA 1. Modal Kerja Permanen 2. Modal Kerja Variabel

MODAL KERJA PERMANEN Yaitu modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar perusahaan dapat menjaiankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni: a. Modal Kerja Primer b. Modal Kerja Normal

MODAL KERJA PERMANEN a. Modal Kerja Primer Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi. b. Modal Kerja Normal Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan

MODAL KERJA VARIABEL Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubahubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari: a. Modal Kerja Musiman b. Modal Kerja Siklis c. Modal Kerja Darurat

MODAL KERJA VARIABEL a. Modal Kerja Musiman Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya.

MODAL KERJA VARIABEL b. Modal Kerja Siklis Yaitu modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi

MODAL KERJA VARIABEL c. Modal Kerja Darurat Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan. Bila digambarkan, jenis-jenis modal kerja akan tampak seperti pada gambar di halaman 20.

Rp Modal Kerja Normal Modal Kerja Primer waktu

KEBIJAKSANAAN MODAL KERJA Kebijaksanaan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Kebijaksanaan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana

KEBIJAKSANAAN MODAL KERJA Kebijaksanaan modal kerja apa yang harus diambil oleh perusahaan, tergantung dari seberapa besar manajer berani mengambil risiko. Kebijaksanaan modal kerja yang bisa diambil oleh perusahaan adalah: 1 Kebijaksanaan Konservatif 2 Kebijaksanaan Moderat atau hedging 3 Kebijaksanaan Agresif

1. KEBIJAKSANAAN KONSERVATIF Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan rencana pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek. Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebijaksanaan ini disebut konservatif (hati-hati), karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali artinya perusahaan mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar.

1. KEBIJAKSANAAN KONSERVATIF Bila digambarkan kebijaksanaan konservatif nampak sebagai berikut. Permodalan Jk pendek Fluktuasi Aktiva Lancar Waktu Sumber Jk Pjg

KEBIJAKSANAAN MODERAT Pada kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Artinya aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan atas prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan.

KEBIJAKSANAAN MODERAT Bila dana yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka pendek, demikian pula kalau dana tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka panjang sehingga risiko yang dihadapi hanyak berupa terjadinya penyimpangan aliran kas yang diharapkan. Oleh karena itu kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang, yang selalu terdapat unsur ketidakpastian. Dan pada kebijakan ini akan muncul trade-off antara profitabilitas dan risiko.

KEBIJAKSANAAN MODERAT Semakin besar margin of safety yang ditentukan untuk menutup penyimpangan arus kas bersih semakin aman bagi perusahaan, tetapi harus menyediakan dana yang jangka waktunya melebihi kebutuhan dana yang akan digunakan, akibatnya akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan menurunkan profitabilitas. Dengan kata lain bila risiko rendah akan mengakibatkan profitabilitas juga rendah. Bila digambarkan akan nampak sebagai berikut :

KEBIJAKSANAAN MODERAT Fluktuasi Aktiva lancar Sumber Jk pendek Sumber Jk Pjg Waktu

3. KEBIJAKSANAAN AGRESIF Bila pada kebijakan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan sehingga margin of safetynya sangat besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas menjadi rendah. Sebaliknya dengan kebijakan agresif, maka sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung risiko yang cukup besar, sedangkan trade-off yang diharapkan adalah memnperoleh profitabilitas yang lebih besar.

KEBIJAKSANAAN AGRESIF Fluktuasi Aktiva lancar Sumber Jk pendek Sumber Jk Pjg Waktu

CONTOH PT. ELANG SAKTI sedang mempelajari untuk rnenentukan tingkat aktiva lancar yang optimal untuk tahun depan. Manajemen memperkirakan bahwa penjualan akan meningkat Rp 200.000.000,- karena ditawarkannya produk baru. Perusahaan ingin tetap mempertahankan rasio utangnya 50% dan nilai aktiva tetap saat ini sebesar Rp 80.000.000,-. Tingkat bunga baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang saat ini 12%. Manajer Keuangan PT. ELANG SAKTI menginginkan untuk menganalisis tiga alternatif kebijaksanaan yakni: 1. Kebij'akan konservatif dengan tingkat aktiva lancar 60% dari penjualan 2. Kebijakan moderat dengan mempertahankan aktiva lancar sebesar 50% dari penjualan. 3. Kebijakan agresif dengan tingkat aktiva lancar 40% dar penjualan. Mana kebijakan yang sebaiknya diambil dengan ukuran return on equity untuk ketiga alternatif tersebut dengan asumsi: EBIT sebesar 10% dari penjualan dan pajak sebesar 25%.

JAWABAN Konservatif Moderat Agresif Aktiva Tetap Aktiva Lancar Total Aktiva Hutang/Total Aktiva (50%) 80.000.000 120.000.000 200.000.000 100.000.000 80.000.000 100.000.000 180.000.000 90.000.000 80.000.000 80.000.000 160.000.000 80.000.000 Modal Sendiri 100.000.000 90.000.000 80.000.000 EBIT (10% dari penjualan) Bunga 12% EBT Pajak 25% EAT Return on Equity. 20.000.000 12.000.000 8.000.000 2.000.000 6.000.000 6,00%. 20.000.000 10.800.000 9.200.000 2.300.000 6.900.000 7,67% 20.000.000 9.600.000 10.400.000 2.600.000 7.800.000 9,75%

JAWABAN Dari hasil perhitungan, ternyata kebijakan agresif memberikan return on equity paling besar. Namun demikian jumlah aktiva lancar yang rendah menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan juga rendah, sehingga akan meningkatkan risiko ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.

PENENTUAN KEBUTUHAN MODAL KERJA Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Untuk menentukan besarnya modal kerja, bisa digunakan beberapa metode penentuan besarnya modal kerja, yaitu : - Metode keterikatan dana - Metode Perputaran modal kerja

METODE KETERIKATAN DANA KAS BARANG PIUTANG KAS KAS BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI BARANG JADI PIUTANG DAGANG KAS

CONTOH Perusahaan JAYA mempunyai rencana produksi 1.200 unit barang jadi per hari. Untuk membuat satu unit barang jadi tersebut, dibutuhkan 1.5 kg bahan baku dengan harga Rp. 2.000,- per kg. Bahan baku tersebut rata-rata disimpan di gudang selama 7 hari sebelum masuk proses produksi. Lamanya proses produksi 3 hari. Barang jadi berada di gudang sebelum terjual rata-rata 10 hari. Rata-rata piutang tertagih selama 30 hari. Upah langsung per unit barang jadi sebesar Rp. 2.500,-. Biaya lainnya adalah biaya pemasaran tunai sebulan sebesar Rp. 15.000.000,-. Biaya administrasi & umum sebulan Rp. 12.000.000,- dan biaya-biaya lain per bulan rata-rata Rp. 9.000.000,-. Kas minimal ditentukan sebesar Rp. 10.000.000,-.

JAWAB Dari contoh tersebut, dapat diketahui bahwa periode terkaitnya modal kerja adalah 50 hari. Kebutuhan kas per hari : a. Pembelian bahan baku = 1.200x1,5x2.000=3.600.000 b. Pembayaran upah langsung = 1.200x2.500 =3.000.000 c. Pembayaran biaya pemasaran = 15.000.000 : 30 = 500.000 d. Pembayaran biaya adm&umum = 12.000.000 : 30 = 400.000 e. Pembayaran biaya lainnya = 9.000.000:30 = 300.000 Rp. 7.800.000 Sehingga, jumlah modal kerja (MK): periode terkaitnya MK x kebutuhan kas per hari + Kas minimal = 50 x Rp. 7.800.000 + Rp. 10.000.000 = Rp. 400.000.000

METODE PERPUTARAN MODAL KERJA Dengan metode ini, besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.

CONTOH Perusahaan JAYA mempunyai laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba sbb :

NERACA PT.JAYA TAHUN 2007 (JUTA RUPIAH) 2006 2007 2006 2007 Kas Piutang Persediaan 185 770 920 215 830 1.000 Utang Dagang Utang Bank Utang Wesel 550 175 350 485 250 365 Aktiva Lancar 1.875 2.045 Utang Lancar 1.075 1.100 Tanah Bangunan Mesin 2.150 1.025 1.000 2.500 1.025 1.100 Utang Jk Pjg Modal Saham Laba Ditahan 1.800 1.900 1.275 1.900 2.000 1.670 Aktiva Tetap 4.175 4.625 Utang & Modal 4.975 5.570 Total Aktiva 6.050 6.670 Total Pasiva 6.050 6.670

LAPORAN RUGI LABA PT.JAYA (31-12-2007) Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasi Laba operasi Bunga Laba sebelum pajak Pajak Laba sesudah pajak 24.000 17.000-7.000 2.500-4.500 1.500-3.000 900-2.100

Hitung perputaran modal kerja! Perputaran Kas Perputaran Piutang Penjualan rata - rata kas Penjualan rata - rata piutang 24.000 200 24.000 800 120 kali 30 kali Perputaran Penjualan Penjualan rata - rata persediaan 24.000 960 25 kali

Hitung periode terikatnya modal kerja! Kas = 360/120 = 3 hari Piutang = 360/30 = 12 hari Persediaan = 360/25 = 14,4 hari Total = 29,4 hari Sehingga peride terikatnya semua elemen modal kerja adalah 29,4 hari atau perputaran elemen modal kerja adalah sebesar 360/29,4 = 12,24 kali

Apabila pada tahun 2008 diperkirakan akan mampu menjual sebanyak Rp. 30.000.000.000 maka kebutuhan modal kerja adalah : Rp. 30.000.000.000/12,24 = Rp. 2.450.000.000