BAB 2 LANDASAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Sistem merupakan kelompok elemen-elemen yang berintegrasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada

TINJAUAN MODEL EVALUASI PRILAKU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi dan informasi, termasuk di dalamnya sistem teknologi informasi

ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model. penerimaan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh pemakai. TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. (Handayani, 2010 dalam Ratnaningsih, 2014). Teknologi informasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis perbankan yang meningkat menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi dalam rangka menciptakan generasi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berorientasi pada profit maupun nonprofit khususnya pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL KESUKSESAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DELONE & MCLEAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berkembang pesat karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan

Tesis. Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Untuk memperoleh Gelar Magister Manajemen. Oleh : Yusten Apterson Hilli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daftar Pustaka. Azwar, Saifuddin Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta : pustaka pelajar

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

Model Delone and Mclean untuk Mengukur Kesuksesan E-government Kota Pekalongan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manusia modern. Maraknya penggunaan komputer telah membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. informasi fungsional, yaitu sistem-sistem yang diterapkan di fungsi-fungsi

Etik Ipda Riyani Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRAK

BAB II PENILAIAN KESUKSESAN PENERAPANAN IPAD DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN 2003

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berlokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

EVALUASI KESIAPAN PENGGUNA DALAM ADOPSI SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI DI BIDANG AKADEMIK PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE HOT FIT MUHAMMAD NASIR

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

BAB I PENDAHULUAN. Informasi menjadi bagian penting dalam kemajuan sebuah organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan pelaku bisnis untuk terus beradaptasi. Akibatnya persaingan pun menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam bidang teknologi telah berkembang pesat dalam kurun

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. adopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dibuat khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Brata (2003) menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal

BAB I. PENDAHULUAN. perkembangan sistem dan teknologi informasi yang telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Untuk memperoleh keunggulan

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PENGGUNA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Heri Indrianto 1), Imanuel Susanto 2), Agustinus Fritz Wijaya 3)

ANALISIS KESUKSESAN SISTEM BIMBINGAN ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN. Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mendirikan sekolah. Pola otonomi pendidikan yang. hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O brien (2005) mendefinisikan Sistem informasi sebagai kombinasi atau gabungan yang terorganisasi dari orang, perangkat keras (hardware), piranti lunak (software), jaringan komunikasi dan sumber-sumber data mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Satzinger (2005) menyebutkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling terkait, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk meyelesaikan tugas-tugas bisnis. Laudon and Laudon dalam Hamza (2009), juga berpendapat tentang sistem informasi yang adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menditribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Dari beberapa definisi diatas dapat simpulkan Sistem informasi adalah suatu sistem yang terintegrasi dan terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dimana mampu menyediakan informasi yang sangat berguna bagi individu 9

dalam menyelesaikan tugas dan dalam pengambilan keputusan. Komponen sistem informasi secara umum menurut kadir (2003) adalah : Perangkat keras (hardware), mencangkup piranti fisik seperti komputer, monitor, printer, hardis dan lainlain. Perangkat lunak (software) atau program, merupakan sekumpulan instruksi atau perintah yang memungkinkan perangkat keras bisa digunakan untuk memproses data. Prosedur, Instruksi bagi pengguna (user), cara yang diperlukan bagi pemakai untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan. Orang, merupakan semua pihak yang bertanggung jawab dan menggunakan sistem informasi tersebut, seperti sponsor (system owner), pengguna sistem (user), perancang sistem (system designer) dan pengembang sistem informasi (sistem development). Basis data (database), berupa kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi. Jaringan komputer dan komunikasi data merupakan sistem penghubung yang memungkinkan suatu 10

sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda. 2.2 Aspek keperilakuan (behavioral Aspect) penggunaan Teknologi informasi Menurut Goodhue dalam Hamzah 2009, Teknologi didefinisikan sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk membantu menyelesaikan tugas mereka. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (sowftare) merupakan alat teknologi yang digunakan. Sejalan dengan pendapat Bodnar dan Hopwood dalam Nasution 2009 menjelaskan tentang tiga elemen yang saling berinterkasi dalam penerapan TI yakni Perangkat keras (hardware) sebagai media dalam pemprosesan informasi, perangkat lunak (sowftare) sebagai sistem aplikasi yang digunakan dalam pemprosesan data atau informasi dan pengguna (brainware) merupakan yang terpenting karena sebagai pengembang, operator sekaligus pengguna sistem, memiliki aspek keperilakuan dalam konteks sebagai manusia spikologi, sehingga pengguna (brainware) menjadi faktor penentu dalam penggunaan TI. Tompson dalam Rahadi 2007 juga menjelaskan tentang faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individu, sikap seseorang yang berkaitan dengan perilaku juga menurut Syam dalam 11

Rahadi 2007, Perilaku ini perlu mendapat perhatian khusus dalam konteks penerapan TI. Lebih lanjut Henry dalam Nasution 2009, juga berpendapat bahwa perilaku pengguna dan personal sistem diperlukan dalam pengembangan sistem karena hal ini berkaitan dengan pemahaman dan cara pandang dari pengguna sistem sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi dari pengguna yang terlibat dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir sistem. Sistem dikatakan berhasil atau tidak, dapat diterima, bermanfaat atau tidak jika diterapkan. Jadi dalam penggunaan Teknologi Informasi, aspek perilaku merupakan aspek yang sangat penting, karena berhubungan lansung dengan pengguna sebagai user. Sebab interaksi antara pengguna dengan TI sangat dipengaruhi oleh persepsi, sikap, afeksi sebagai aspek keprilakuan yang melekat pada tiap manusia sebagai pengguna (user). 2.3 Sistem Informasi akademis Satya Wacana (SIASAT) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang memanfaatkan TI dalam menjalankan aktivitas utamanya yakni dalam bidang akademik telah menggunakan TI sebagai sarana dan prasarana untuk memberikan pelayanan kepada mahasiswa, dosen dan staff pekerjanya, dalam melakukan aktivitasnya UKSW sudah didukung oleh Biro Administrasi dan Akademik (BAA) yang berfungsi dalam 12

menjalankan pelayanan administrasi akademik. BAA sendiri sudah di dukung oleh teknologi informasi yang dalam pengembangan teknologi tersebut dikelola oleh Biro Teknologi dan Sistem Informasi (BTSI) adalah sebuah biro yang bertugas dan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan melayani kebutuhan civitas akademika dalam bidang teknologi informasi, sistem informasi, multimedia dan fasilitas pengajaran yang diiplementasikan di UKSW. Dalam bidang sistem informasi BTSI terus mengembangkan dan menjamin keberlansungan aksesibilitas sistem-sistem informasi di UKSW dan salah satu sistem yang dikembangkan adalah sistem informasi akademis Satya Wacana (SIASAT) merupakan salah satu fasilitas layanan yang disediakan dalam mendukung serta menunjang peningkatan kinerja akademik mahasiswa. Penggunaan aplikasi sistem SIASAT untuk menyimpan data administrasi setiap mahasiswa dari awal masuk sampai pada kelulusan secara online dan real-time. SIASAT yang merupakan salah satu unit penunjang akademik terdiri dari sekumpulan prosedur yang mengatur kegiatan-kegiatan administrasi akademik seperti prosedur registrasi mahasiswa dengan melihat tagihan keuangan dan pembayaran secara online, prosedur registrasi matakuliah dengan mencetak kartu rencana studi (KRS), prosedur nilai dan transkip serta keaktifan mahasiswa. Semua mahasiswa 13

UKSW dapat mengakses aplikasi tersebut melalui homepage UKSW dengan alamat http://www.uksw.edu/id.php kemudian memilih menu program akademik selanjutnya klik SIASAT atau lansung ke alamat http://siasat.uksw.edu. 2.4 Model Kesuksesan Sistem Informasi Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan dari suatu sistem informasi seperti kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean (D&M IS success Model) dan Technology Acceptance Model (TAM) oleh Davis. 2.4.1 Model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean (D&M IS success Model) Model kesuksesan sistem informasi yang di perkenalkan oleh Delone dan McLean. Berdasarkan teoriteori dan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah teruji, Delone dan McLean mengembangkan suatu model dengan nama model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean (D&M IS success Model). Dalam proses pembuatannya, menurut Delone dan McLean model ini didasari oleh suatu proses pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya. Delone dan 14

McLean mendasarkan modelnya pada tiga komponen proses yang terdiri dari, 1. Pembuatan dari suatu sistem informasi 2. Penggunaan sistem informasi tersebut. 3. Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem. Model ini telah teruji validitasnya dan cepat mendapat tanggapan dari para peneliti karena model yang dikembangkan terbilang cukup sederhana dan dianggap cukup valid untuk semua jenis sistem informasi, pengembangan model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari elemen-elemen dalam model, jadi masing-masimg dari tiap elemen tidak mengukur kesuksesan SI secara independen tetapi mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya. Keenam elemen atau faktor pengukuran tersebut adalah kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), penggunaan (use), kepuasan pemakai (user satisfaction), dampak individu (individual impact) dan dampak organisasi (organization impact) dari sistem informasi, seperti terlihat pada gambar 2.1 dibawah ini. 15

Kualitas informasi (information quality) Penggunaan (use) Dampak individu (individual impact) Dampak organisasi (organization impact) Kualitas sistem (system quality) Kepuasan Pemakai (user satisfaction) Gambar 2.1 Model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean dalam jogiyanto 2007 Dari gambar diatas, dapat dijelaskan secara singkat bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara independen dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction). Besarnya elemen penggunaan (use) dapat mempengaruhi nilai dari kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif ataupun negatif, berikutnya penggunaan (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) mempengaruhi dampak individu (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasi (organization impact) dari sistem informasi. Berikut elemen-elemen yang terdapat dalam D&M IS success Model 1. Kualitas sistem (system quality) Kualitas sistem (system quality) dan Kualitas informasi (information quality) merupakan elemen pertama pada 16

model kesuksesan Delone dan McLean. Kualitas sistem (system quality) yang digunakan untuk mengukur kualitas dari sistem informasi yang dipakai 2. Kualitas informasi (information quality) Kualitas informasi (information quality) digunakan untuk mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi 3. Penggunaan (use) Penggunaan (use) merupakan penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima, banyak peneliti yang menggunakan proksi penggunaan (use) sebagai pengukuran kesuksesan SI, dimana konsep pengunaan (use) dari suatu sistem dapat dilihat dari beberapa perspektif yakni penggunaan nyata (actual used), penggunaan persepsi (perceived use) dan penggunaan dilaporkan (reported use). 4. Kepuasan pemakai (user satisfaction) Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan respon pengguna terhadap penggunaan keluaran dari sistem informasi. 5. Dampak individu (individual impact) Dampak individu (individual impact) merupakan efek dari informasi terhadap perilaku pengguna. Dampak individu ini berhubungan erat dengan kinerja, yakni 17

dapat meningkatkan kinerja individu yang menggunakan sistem. 6. Dampak organisasi (organization impact) Dampak organisasi (organization impact) merupakan elemen terakhir dalam model kesuksesan Delone dan McLean. Pada elemen ini akan menjelaskan bagaimana informasi yang dihasilkan oleh sistem berpengaruh pada peningkatan kinerja organisasi. Dalam studinya, menurut Delone dan McLean dari berbagai hasil riset yang dilakukan mengenai kesuksesan sistem informasi serta pengembangan model yang dilakukan para ahli seperti Walstrom, Hardgrave dan Leonard dalam Mc Gill et al. 2003 serta Livari 2005, secara empiris menyebutkan bahwa kesuksesan sistem informasi dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut. Penelitian empiris Model Delone dan McLean yang dilakukan oleh Mc Gill et al (2003) menemukan bahwa Perceived information quality dan perceived system quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction, sedangkan user satisfaction juga merupakan prediktor yang signifikan bagi intended use dan perceived individual impact. Studi lain yang dilakukan oleh Livari (2005) mendapat hasil bahwa perceived system quality dan perceived information quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user 18

satisfaction, namun dalam penelitiannya tidak ada signifikansi terhadap intensitas penggunaan sistem tersebut dan user satisfaction juga merupakan prediktor yang signifikan terhadap individual impact. Dari penelitianpenelitian ini dapat dijadikan argumentasi research gap yang menjadi dasar dilakukannya pengujian empiris terhadap model Delone dan McLean pada objek yang berbeda. 2.4.2 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) atau Model penerimaan Teknologi ini pertama kalinya diperkenalkan oleh Fred D. Davis pada tahun 1989, yang dibuat khusus untuk pemodelan adopsi penggunaan sistem informasi yang bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan penggunaan teknologi. Model TAM sendiri sebenarnya diadopsi dari model TRA yang menurut David merupakan teori tindakan yang beralaskan dengan satu asumsi bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut (Wibowo, 2006). Faktorfaktor yang dapat mempengaruhinya seperti reaksi dan persepsi penggunaan TI akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan teknologi tersebut. 19

Model TAM yang dikembangkan dari teori spikologis menjelaskan tentang perilaku penguna TI, yakni berdasarkan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship). Model TAM bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan penggunaan TI. Dalam model TAM yang menjelaskan tentang aspek keperilakuan, menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku penggunaan TI dengan dua variabel yakni kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ese of use), dengan melihat faktor pemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI tersebut, menjadi tindakan yang beralasan dalam konteks penggunaan teknologi, sehingga dengan alasan tersebut dapat menjadi tindakan/alasan seseorang dalam menerima penggunaan teknologi informasi. Adapun model dari Penerimaan teknologi dapat dilihat pada gambar berikut. Perceiver Usefulness Attitude Toward Behavior Intention to Use Actual System Usage Perceiver Ease of use Gambar 2.1. Technolgy Accepted Model merujuk dari wahyudi, 2008. 20

Adapun penjelasan dari masing-masing konstruk dalam model TAM sebagai berikut : 1. Perceived Ease of use Perceived Ease of use sebagai persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi informasi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. (Davis dalam Wibowo, 2007) 2. Perceiver Usefulness Perceiver Usefulness sebagai persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakan. (Davis dalam Wibowo, 2007) 3. Attitude Toward Using Attitude Toward Using dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. (Davis dalam Wibowo, 2007) 4. Behavioral Intention to Use Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. (Davis dalam Wibowo, 2007) 21

5. Actual system Usage Actual system Usage merupakan kondisi nyata dari penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. (Davis dalam Wibowo, 2007) Model TAM difokuskan pada sikap terhadap pemakaian teknologi informasi yang mana menurut Hartono 2007 dalam Lihawa 2012 menjelaskan dan meprediksi penerimaan penggunaan terhadap suatu teknologi dan menjelaskan perilaku dari penggunaan teknologi. Sehingga TAM secara terperinci menjelaskan penerimaan teknologi informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi pemakai agar mudah dalam penerimaan suatu teknologi informasi. 2.5 Penelitian terdahulu Penelitian sebelumnya telah dilakukan dalam mengukur kinerja SI akademik di UKSW. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Haryani dan Pranoto (2006) menggunakan metode pengukuran kepuasan pelanggan (user satisfaction) kinerja SIASAT diukur berdasarkan tingkat kepuasan siswa dengan melihat faktor standardization, Understandability dan Timeliness, data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah responden yakni khusus mahasiswa program professional 22

(PP) UKSW dengan jumlah sampel 263 responden. Hasilnya ditemukan bahwa keberhasilan SIASAT dalam menyediakan informasi yang berkualitas secara keseluruhan tidak memuaskan bagi mahasiswa, walaupun salah satu faktor yakni Timeliness mahasiswa sangat puas sedangkan standardization, Understandability tidak. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Haryani (2008) dengan mengukur kinerja SIASAT berdasarkan user participation dan user understanding dalam mempengaruhi kepuasan pengguna. Dalam penelitiannya juga menemukan bahwa mahasiswa menyatakan ketidakpuasan pada SIASAT. sedangkan pemahaman dan partisipasi mahasiswa juga dinilai rendah. Dalam penelitiannya Haryani menyarankan agar dilakukan evaluasi secara berkala terutama pada fitur-fiturnya seperti konten, akurasi, ketepatan waktu, format dan kemudahan penggunaan serta mengetahui faktor penyebab rendahnya kinerja dari intrumen tersebut. Berkaca dari Penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan yakni pengidentifikasian faktorfaktor penentu kesuksesan SI akademik guna menilai kinerja dari SIASAT menggunakan model kesuksesan SI yang dikembangkan oleh Delone dan Mclean dan dimodifikasi dengan model penerimaan sistem informasi oleh Davis menggunakan variabel kualitas dari informasi 23

yakni persepsi kemanfaatan sistem (perceived usefulness) dan penggunaan nyata (actual system use) dalam Technology Acceptance Model (TAM). Variabel yang digunakan dalam model kesuksesan Delone dan Mclean yakni faktor kualitas sistem (system quality) dan kepuasan pengguna (user satisfaction) dilihat dari persepsi mahasiswa. Dalam penelitian ini, gambaran konseptual model yang digunakan adalah sebagai berikut : Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness) Penggunaan nyata (Actual system Use) Kepuasan pemakai (user satisfaction) Gambar 2.3 Konseptual model diadaptasi dari Delone dan McLean dan Davis Kualitas sistem (System quality) Model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean yang dimodifikasi dengan model penerimaan sistem informasi TAM menurut Davis menunjukkan hubungan kausalitas seperti pada model Delone dan McLean didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari elemenelemen dalam model. Kualitas sistem (system quality) mempengaruhi secara positif Persepsi Kemanfaatan (perceived usefulness) dan penggunaan nyata (actual use). 24

persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap penggunaan nyata (actual use) dan Penggunaan nyata (actual use) berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai (user satisfaction) Penjelasan konstruk-konstruk pada konseptual model sebagai beriku : 1. Kualitas Sistem (system quality) Menurut Delone dan McLean kualitas sistem (system quality) merupakan karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri. Kualitas dari sistem informasi juga didefinisikan oleh Davis sebagai persepsi kemudahan penggunaan (perceived Ease of use) yang merupakan tingkatan dari seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Kerangka teoritis tersebut menunjukkan bahwa kualitas sistem (system quality) yang baik dapat berpengaruh pada tingkat penggunaan sistem informasi, dimana semakin baik kualitas sistem informasi yang diberikan maka intensitas penggunaan sistem akan meningkat. Penggunaan dari sistem tersebut dapat dikatakan bermanfaat bagi pengguna, sehingga tingginya derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pengguna akan merasa lebih puas. Swanson dalam Jogiyanto (2007) menjelaskan untuk mengukur kualitas sistem teknologi menggunakan 25

pengukuran apresiasi terhadap SIM oleh para pemakai manajer dalam mengukur kualitas sistem. Elemen-elemen pengukuran yang digunakan adalah keandalan dari sistem komputer, waktu respon on-line dan kemudahan penggunaan terminal. Adapun kualitas sistem yang diadaptasi oleh Bailey dan pearson dalam jogiyanto 2007, yang terdiri dari enam skala yakni fleksibilitas sistem, integrasi sistem, waktu respon, perbaikan kesalahan, kenyamanan akses dan bahasa. Kualitas sistem (system quality) dalam sistem informasi akademik di UKSW berhubungan dengan performa sistem dan user interface. Kualitas sistem memerlukan indikator pengukuran untuk mengetahui seberapa besar kualitas dari sistem informasi tersebut, indikator diperlukan karena kualitas sistem (system quality) merupakan variabel laten yang tidak dapat diukur secara lansung. Dalam sistem informasi akademik seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur melalui beberapa indikator seperti Navigasi (navigation), Waktu respon (response time), Keandalan sistem (system reliability), keamanan (security) dan Akurasi sistem (accuracy). 2. Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness) Dalam model kesuksesan DeLone dan McLean menjelaskan tentang kualitas informasi (information quality) sebagai pengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. 26

sedangkan dalam model Davis variabel kualitas dalam informasi adalah persepsi dari kemanfaatan (Perceived Usefulness) yang mana menurut Wibowo (2007) juga mendefinisikan persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness) sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi informasi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi kemanfaatan teknologi informasi meliputi : a. Kegunaan yakni, menjadikan pekerjaan jauh lebih mudah, bermanfaat dan menambah produktivitas. b. Efektifitas yakni meningkatkan efektifitas dan mengembangkan kinerja pekerjaan. Persepsi kemanfaatan (Perseived Usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja dari pekerjaannya (Jogiyanto, 2007). Berkaitan dengan kegunaan SIASAT, respon mahasiswa dalam penggunaan sistem akan mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika dirasakan bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi mereka dan membantu menyelesaikan pekerjaannya, maka akan mempengaruhi perilaku mereka dan mendorong keinginan mereka untuk menggunakan sistem informasi. Dalam kajian ini, kemanfaatan sistem merupakan penentu yang kuat terhadap sikap penggunaan sistem informasi. Indikator yang digunakan dalam Sistem tersebut seperti 27

efektifitas (efectifity), kemudahan (ease of use), kelengkapan informasi (completeness), ketepatwaktuan (timeliness), kehandalan informasi (Reliable information) dan penyajian informasi (format) 3. Penggunaan Nyata (actual system use) Penggunaan nyata merupakan konsep dari pengguna (use) yang merupakan salah satu variabel dalam model kesuksesan DeLone dan McLean yang adalah penggunaan dari informasi yakni penggunaan keluaran dari sistem informasi yang dihasilkan oleh pengguna, adapun beberapa variabel yang digunakan oleh DeLone dan McLean sebagai berikut : a. Penggunaan waktu harian (daily use time) b. Frekuensi pengguaan (frequency of use) Sedangkan dalam model Davis memiliki kesamaan variabel yakni penggunaan Nyata (actual system use) menjelaskan kondisi nyata dari penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi (Wibowo, 2007). Intensitas penggunaan Sistem informasi mengacu pada seberapa sering pegguna menggunakan sistem tersebut, dalam kaitannya dengan penelitian ini, penting untuk membedakan apakah pemakainya termaksud keharusan atau digunakan secara sukarela. 28

Dalam model penelitian ini menggunakan variabel pengguna (use) diganti menggunakan variabel actual system use dari model Davis karena diadaptasi dengan kondisi pada SIASAT UKSW sebagai objek penelitian dengan indikator frekuensi dan waktu penggunaan. Fokus penelitian ini hanya kepada mahasiswa selaku pengguna nyata dari sistem informasi, bagaimana pengaruh dan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sistem secara nyata tersebut terhadap kepuasan pengguna yang dapat meningkatkan kinerja dari mahasiswa. 4. Kepuasan pemakai (user satisfaction) Kepuasan pemakai merupakan respon lansung terhadap hasil keluaran dari sistem informasi, beberapa peneliti seperti EinDor dan Segev serta Hamilton dan Chervany dalam Jogiyanto (2007) mengusulkan bahwa kepuasan pemakai adalah satu-satunya faktor penentu keberhasilan suatu sistem informasi. Selain itu pada beberapa penelitian lain disebutkan bahwa kepuasan pemakai berhubungan sangat erat dengan perilaku (attitude) dari pengguna. Oleh karena itu DeLone dan McLean menentukan variabel-variabel pegukuran seperti kepuasan menyeluruh terhadap sistem dan perilaku pengguna terhadap sistem informasi yang digunakan. Jogiyanto (2007) juga menjelaskan kepuasan pemakai (user satisfaction) sebagai respon pemakai terhadap 29

penggunaan keluaran sistem. Selain itu kepuasan penggunaan menunjukkan seberapa jauh pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan dalam memenuhi kebutuhan mereka. Variabel ini diukur dengan indikator seperti efisiensi (efficiency), keefektifitan (effectiveness) dan kepuasan menyeluruh terhadap sistem (satisfaction). 2.6. Model Penelitian Model Penelitian ini adalah sebagai berikut : Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness) H3 H1 Penggunaan nyata (Actual system Use) H4 Kepuasan pemakai (user satisfaction) Kualitas sistem (System quality) H2 Gambar 2.4 Model Penelitian Adapun definisi dari masing-masing variabel tersebut sebagai berikut : Kualitas sistem (system quality) berarti hardware dan software dalam sistem informasi dan fokusnya adalah performa dari sistem. Dalam sistem informasi akademik seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur melalui beberapa indikator seperti Navigasi 30

(navigation), Waktu respon (response time), Keandalan sistem (system reliability), keamanan (security) dan Akurasi sistem (accuracy) yang diadaptasi dari Anh 2004 dalam Pratiwi 2010. Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness) Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness) sebagai sejauh mana mahasiswa percaya bahwa menggunakan sistem SIASAT akan mendatangkan manfaat untuk meningkatkan kinerja dari pekerjaannya, respon mahasiswa dalam penggunaan sistem akan mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika dirasakan bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi mereka, maka akan mempengaruhi perilaku mereka dan mendorong keinginan mereka untuk menggunakan sistem informasi. Indikator yang digunakan dalam Sistem tersebut seperti efektifitas (efectifity), kemudahan (ease of use), kelengkapan informasi (completeness), ketepatwaktuan (timeliness), kehandalan informasi (Reliable information) dan penyajian informasi (format) yang diadaptasi dari Wibowo 2007. Penggunaan Nyata (actual system use) Penggunaan nyata menjelaskan bahwa seberapa sering pengguna memakai sistem SIASAT. dalam kaitannya dengan penelitian ini penting untuk membedakan apakah pemakainya termaksud keharusan yang tidak 31

bisa dihindari atau sukarela. Variabel ini diukur dengan indikator yang hanya dua item yaitu Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi yang diadaptasi dari Wibowo, 2007. Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan oleh mahasiswa setelah memakai sistem SIASAT atau mengukur tingkat kepuasan mahasiswa terhadap sistem dan output yang dihasilkan. Kepuasan penggunaan menunjukkan seberapa jauh mahasiswa puas dan percaya pada sistem SIASAT yang disediakan dalam memenuhi kebutuhan akademik mereka. Variabel ini diukur dengan indikator seperti efisiensi (efficiency), keefektifitan (effectiveness) dan kepuasan menyeluruh terhadap sistem (satisfaction). Yang diadaptasi dari McGill et al 2003 2.7 Pengembangan Hipotesis 2.7.1 Pengaruh Kualitas sistem terhadap Persepsi kemanfaatan Delone dan McLean dalam jogiyanto 2007, menjelaskan kualitas sistem sebagai karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri. Suatu sistem dikatakan dapat memenuhi karakteristik yang diinginkan oleh pengguna ditentukan oleh kemampuan yng 32

dimiliki oleh sistem untuk dapat mengolah data menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Dengan adanya kualitas sistem yang baik berdampak pada tingkat penggunaan sistem informasi, penggunaan dari sistem tersebut dapat dikatakan bermanfaat bagi pengguna sehingga tingginya derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pengguna akan merasa lebih puas. Davis dalam Instianingsih et al., 2009 juga mendefinisikan kualitas sistem sebagai kemudahan sistem memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kemanfaatan. Kim Suh dan Lee dalam Agustiani 2010, mengungkapkan bawah keefektifan kinerja akan dipengaruhi oleh kapasitas pemprosesan informasi yang diperlukan, dimana kepuasan pemakai akan meningkat apabila terdapat keselarasan dalam pemanfaatan teknologi. Pemanfaatan sistem menunjukkan keyakinan pengguna pada kontribusi dari sistem sedangkan kualitas sistem menunjukkan tingkat peforma dari sistem dimana penggunaan sistem informasi dikatakan mudah dan tidak memerlukan usaha keras. Bila sistem tersebut mudah dalam penggunaan, maka akan meningkatkan kinerja pengguna dalam penggunaan, sebaliknya jika Sistem tidak mudah digunakan maka menurunkan pemanfaatan sistem yang berdampak pada kinerja pengguna. 33

Berdasarkan dari uraian literatur diatas maka dirumuskan hipotesa pertama sebagi berikut : H1 : Kualitas Sistem pada SIASAT mempengaruhi persepsi kemanfaatan sistem. 2.7.2 Pengaruh Kualitas sistem terhadap Penggunaan Nyata Model kesuksesan Delone dan McLean dalam jogiyanto 2007, mengasumsikan bahwa kualitas dari sistem informasi dapat mempengaruhi penggunaan dari sistem informasi. serta Davis dalam model TAM mendefinisikan Kualitas sistem sebagai persepsi kemudahan dalam mempengaruhi penggunaan nyata (Surachman, 2008). Kualitas sistem menunjukkan kualitas dari apliksai sistem yang diterapkan sedangkan kualitas dari pemanfaatan sistem nenunjukkan manfaat yang dihasilkan dari aplikasi sistem informasinya, kedua kualitas tersebut menentukan sikap dari pengguna sebagai penerima informasi. Kerangka teoritis tersebut menjelaskan bahwa kualitas sistem dengan pemenuhan manfaat yang baik dapat berpengaruh terhadap tingkat penggunaan sistem sehingga dari pernyataan ini dibuat hipotesa sebagai berikut, H2 : Kualitas sistem SIASAT memiliki pengaruh terhadap penggunaan Nyata sistem. 34

2.7.3 Pengaruh Persepsi kemanfaatan terhadap Penggunaan Nyata Jogiyanto, 2007 menyatakan persepsi kemanfaatan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja dari pekerjaannya. Sedangkan penggunaan nyata menjelaskan kondisi nyata dari penggunaan sistem (Wibowo, 2007). Penelitian Davis dalam Kartika 2009, menunjukkan bahwa persepsi kemanfaatan memiliki hubungan yang kuat dengan pengguna sistem, pernyataan ini didukung oleh penelitian Sun dan zhang 2006, menyebutkan persepsi kemanfaatan dengan penggunaan nyata memperoleh hasil yang signifikan. Serta Surachman (2008), Szajna dalam lihawa 2012, yang mengemukakan bahwa variabel kemanfaatan berpengaruh signifikan dalam menjelaskan sikap terhadap penggunaan nyata sistem informasi. Pemanfaatan sistem teknologi berpengaruh terhadap pengguna sistem, apakah teknologi tersebut mempunyai dampak yang baik atau buruk. Respon pengguna dalam penggunaan sistem akan mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika dirasakan bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi mereka dan membantu menyelesaikan pekerjaannya, maka akan mempengaruhi perilaku mereka dan mendorong keinginan mereka untuk 35

menggunakan sistem informasi. Dalam kajian ini, kemanfaatan sistem merupakan penentu yang kuat terhadap sikap penggunaan sistem informasi sehingga dari pernyataan ini dibuat hipotesa sebagai berikut, H3 : Persepsi Kemanfaatan berpengaruh terhadap Penggunan Nyata dari sistem. 2.7.4 Pengaruh Penggunaan Nyata terhadap Kepuasan Pengguna Model kesuksesan Delone dan Mclean menyatakan adanya pengaruh antara penggunaan nyata dengan kepuasan penggunaan (jogiyanto 2007). Dalam penelitian mereka ditemukan dampak penggunaan sistem informasi dengan kepuasan penggunaan bersifat timbal balik sedangkan Seddon dalam Istianingsih et al., 2009 menyatakan bahwa dampak dari penggunaan sistem informasi yang berupa meningkatnya kinerja individu, akan mempengaruhi tingkat kepuasan dari pengguna dan tidak menyebutkan adanya timbal balik antara keduanya. Rai et al., 2002 juga dalam penelitiannya menjelaskan dampak dari sistem penggunaan sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Namun Livari 2005 dalam penelitiannya mengenai keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan terhadap pengguna sistem informasi yang bersifat 36

mandatory, hasilnya menyatakan bahwa penggunaan nyata dalam memprediksi kepuasan pemakai tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Sehingga berdasarkan dari uraian teoritis diatas maka dibuat hipotesa sebagi berikut : H4 : Penggunaan nyata berpengaruh terhadap kepuasan pengguna 37