Peningkatan Lama Kesegaran Bunga Gerbera dengan Penambahan 8-Hidroquinolin Sulfate, Sukrosa dan Asam Sitrat pada Larutan Perendam Syariful Mubarok *), Ade Salimah, Farida, Nursuhud dan Ai Yanti Rismayanti Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor 40600 Tlp. 022-7796320, Fax. 022-7796316, *) e-mail: mubarok_hort@yahoo.com ABSTRAK. Gerbera merupakan bunga potong yang sangat populer dikalangan masyarakat. Kualitas bunga potong gerbera ditentukan oleh lama kesegaran bunganya. Umumnya kendala yang timbul dalam bunga potong adalah lama kesegaran bunga yang relatif singkat. Beberapa faktor penyebabnya adalah komposisi larutan perendam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi 8-Hidroquinolin sulfate (8-HQS), sukrosa dan asam sitrat sebagai larutan perendam tangkai bunga potong terhadap lama kesegaran bunga potong gerbera. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari delapan perlakuan yaitu kontrol, aqua demineralisasi dan enam larutan pengawet kombinasi 8-HQS (200 µl L -1, 300 µl L -1 dam 400 µl L -1 ) + sukrosa (2%, 3% dan 4%) + asam sitrat hingga mencapai ph larutan yang diinginkan. Semua perlakuan diulang sebanyak tiga kali pengulangan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi 8- HQS 300 µl L -1 + sukrosa 3 % + asam sitrat (ph 3,5) memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan kesegaran bunga potong gerbera hingga 9.89 hari. Kata Kunci: Larutan perendam, 8-HQS; Asam sitrat; Gerbera; Sukrosa. ABSTRACT. Increasing the freshness longevity of gerbera by addition of 8- Hidroquinolin Sulfate, Sucrose and citric acid onto holding solution. 2011. Gerbera is a popular cut flower. The quality of gerbera is determined by the flower longevity. Commonly, the problem of cut flower is the short time of flower longevity. There are caused by several factors such as the composition of holding solution. The aim of this experiment was to determine the composition of 8- Hidroquinolin sulfate (8-HQS), sucrose and citric acid as a holding solution on vase life of gerbera cut flower. Randomized Complete Block Design was used in this experiment with eight treatments: control, aqua demineralization and six preservative solutions combined with 8-HQS (200 µl L -1, 300 µl L -1 and 400 µl L -1 ) + sucrose (2%, 3% and 4%) + citric acid up reached the desired ph. All treatments were repeated three times. The result showed that the combination of 8-HQS 300 254
µl L -1 + 3% sucrose + citric acid (ph 3,5) give the best result in maintaining the vase life of cut flower to 9.89 days. Key Word: Holding solution, 8-HQS; Citric Acid; Gerbera; Sucrose. Kebutuhan bunga potong di dalam negeri terus meningkat, khususnya pada acara acara besar seperti hari kemerdekaan, pernikahan dan acara acara besar keagamaan. Salah satu jenis bunga potong yang diminati adalah bunga gerbera potong. Gerbera mempunyai potensi dikembangkan karena bentuk bunganya yang indah serta warnanya yang menarik. Pembudidayaan bunga potong umumnya dibudidayakan di dataran tinggi yang mempunyai udara sejuk seperti Lembang, Cipanas, Brastagi dan Ciwidey. Akan tetapi lokasi pemasaran berada di dataran rendah yang berudara panas. Perbedaan suhu dan lokasi yang jauh untuk proses pemarasan dapat mempercepat proses respirasi dan transpirasi berlebih sehingga menyebakan kerusakan dan bunga cepat layu. Penanganan bunga potong gerbera yang umumnya dijumpai pada tingkat pedagang seringkali kurang memperhatikan dan mempertahankan kesegaran bunga. Biasanya tangkai bunga potong hanya direndam dalam air biasa saja, sehingga tidak dapat mempertahankan lama kesegaran bunga potong tersebut. Kesegaran bunga potong dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah air, suhu, suplai makanan, komposisi udara, umur bunga potong, cahaya kerusakan mekanik, penyakit dan hormon etilen. Peningkatan lamanya kesegaran bunga potong dapat ditempuh dengan menghindari faktor faktor penyebabnya. Diantaranya dengan penambahan sukrosa. Sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat bagi bunga potong serta harga relatif murah dan tidak sulit diperoleh. Penambahan sukrosa berlebih pada larutan perendam dapat meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme seperti bakteri sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya jaringan pembuluh pada tangkai bunga yang pada akhirnya aliran air pada tanaman terhambat. Untuk menghambat perkembang biakan bakteri dan mempertahankan konduktansi hidrolik 255
batang, bahan yang banyak digunakan adalah silver nitrat dan 8- hydroxyquinoline sulphate (HQS) (Ichimura et al., 2006; Ohkawa, et al., 1999). Penyerapan air ditentukan oleh ph larutan perendam. Pada bunga mawar larutan dengan ph 3,0 memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pada ph 6,0 (Benny 2000). Pada penelitian ini dilaporkan pengaruh penambahan beberapa konsentrasi 8-HQS yang dikombinasikan dengan sukrosa pada beberapa tingkatan ph larutan perendam. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor, dengan ketinggian tempat ±740 m di atas permukaan laut. Suhu ruangan harian rata rata 23.75 o C dengan kelembaban relative ruangan harian rata rata 83,75%. Bahan tanaman yang dipergunakan adalah bunga potong Gerbera jamesonii Holland dengan panjang tangkai bunga 30 cm dan diameter mahkota bunga 8 cm. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan delapan perlakuan dan tiga kali ulangan, sehingga terdapat 24 plot percobaan. Setiap plot terdiri dari dua tangkai bunga potong sehingga dalam percobaan ini digunakan sebanyak 48 tangkai. Rancangan perlakuan yang digunakan berupa kombinasi 8-HQS + sukrosa dan asam sitrat, yang terdiri dari : A = Air biasa B = Aquademineralisasi C = 8-HQS 200 µl L -1 + Sukrosa 2 % + Asal sitrat (ph 3) D = 8-HQS 300 µl L -1 + Sukrosa 3 % + Asal sitrat (ph 3,5) E = 8-HQS 400 µl L -1 + Sukrosa 4 % + Asal sitrat (ph 4) F = 8-HQS 200 µl L -1 + Sukrosa 2 % + Asal sitrat (ph 4,5) G = 8-HQS 300 µl L -1 + Sukrosa 3 % + Asal sitrat (ph 5) H = 8-HQS 400 µl L -1 + Sukrosa 4 % + Asal sitrat (ph 5,5) 256
Persiapan Pelaksanaan Botol percobaan yang digunakan mempunyai diameter alas 5 cm dan tinggi 17 cm yang sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu menggunakan deterjen. Larutan perendam yang telah dibuat kemudian dimasukkan ke dalam botol masing masing 125 ml. Bunga potong gerbera kemudian dimasukkan ke dalam botol dengan ujung tangkai bunga dibuat meruncing dan panjang tangkai bunga sepanjang 30 cm. Setiap dua tangkai bunga dimasukkan ke dalam satu botol percobaan. Pengamatan lama kesegaran bunga dilakukan setiap hari sampai tingkat kesegaran bunga mencapai kriteria cukup segar yang ditandai dengan bunga cakram mekar tiga lingkaran dan sudut kulai mahkota bunga tepi 81 o 90 o. HASIL DAN PEMBAHASAN Lama Kesegaran Bunga (hari) Hasil analisis pengaruh kombinasi 8-HQS, sukrosa dan asam sitrat terhadap lama kesegaran bunga potong gerbera sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis menggunakan Uji Duncan menunjukkan bahwa kesegaran bunga potong gerbera dengan perlakuan aquadestilasi dan penambahan 8-HQS + Sukrosa + Asam sitrat (perlakuan B sampai G) mempunyai kesegaran bunga lebih lama dibandingkan dengan bunga gerbera potong yang tidak diberi perlakuan atau hanya diberi air biasa (A) dan bunga yang diberi perlakuan 8-HQS 400 µl L -1 + Sukrosa 4 % + Asal sitrat (ph 5,5) (H). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesegaran bunga potong terlama diperoleh dari bunga potong gerbera yang diberi perlakuan 8-HQS 300 µl L -1 + Sukrosa 3 % + Asal sitrat (ph 3,5) (D) dengan lama kesegaran bunga mencapai 9,89 hari. 257
Tabel 1. Data analisis lama kesegaran bunga potong gerbera kultivar Holland (hari) (The Data analysis of vase life of cut flower of Gerbera cv. Holland (days) Perlakuan A = Air biasa B = Aquademineralisasi C = 8-HQS 200 µl L -1 + Sukrosa 2 % + Asal sitrat (ph 3) D = 8-HQS 300 µl L -1 + Sukrosa 3 % + Asal sitrat (ph 3,5) E = 8-HQS 400 µl L -1 + Sukrosa 4 % + Asal sitrat (ph 4) F = 8-HQS 200 µl L -1 + Sukrosa 2 % + Asal sitrat (ph 4,5) G = 8-HQS 300 µl L -1 + Sukrosa 3 % + Asal sitrat (ph 5) H = 8-HQS 400 µl L -1 + Sukrosa 4 % + Asal sitrat (ph 5,5) Lama Kesegaran Bunga (hari) 2,83 f 3,49 e 7,50 b 9,89 a 6,52 c 3,50 e 4,85 d 2,83 f Keterangan: Angka yang ditandai oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% Lamanya kesegaran bunga pada perlakuan tersebut diduga akibat tersedianya cadangan karbohidrat yang dibutuhkan cukup untuk kebutuhan respirasi. Selanjutnya energi hasil respirasi digunakan untuk proses pemekaran bunga. Pemberian 8-HQS sebagai bakterisida yang dikombinasikan dengan asam sitrat mempunyai sifat antibiotik yang dapat menghambat perkembangbiakan bakteri pada batang, sehingga pada ujung batang dari bunga potong tetap terlindungi (Halevy & Mayak 1981). Karena 8-HQS mencegah tumbunya bakteri di sekitar potongan tangkai bunga, maka penyerapan air oleh bunga masih berlangsung dengan baik. Kesegaran bunga erat kaitannya dengan ketersediaan air. Penyerapan air terkait dengan proses transpirasi dan respirasi. Untuk mempertahankan kesegaran bunga, jumlah air yang dibutuhkan minimal setara dengan jumlah air yang dibutuhkan untuk proses metabolism. Selain itu diduga bahwa larutan perendam yang ditambahkan 8-HQS lebih efektif dalam menekan perkembangan mikroba dan berfungsi sebagai zat anti etilen. Hal ini sejalan dengan Retnowati (1980) yang menyatakan bahwa 8- HQS dapat mengurangi produksi etilen pada bunga dan meningkatkan lama kesegaran bunga. 258
Perubahan Warna Larutan Perendam Hasil pengamatan terhadap warna larutan perendam terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perubahan warna larutan perendam pada awal dan akhir pengamatan (Color change of vase solution at the beginning and the end of experiments) Warna Larutan Perlakuan Awal Akhir A = Air biasa B = Aquademineralisasi C = 8-HQS 200 µl L -1 + Sukrosa 2 % + Asal sitrat (ph 3) D = 8-HQS 300 µl L -1 + Sukrosa 3 % + Asal sitrat (ph 3,5) E = 8-HQS 400 µl L -1 + Sukrosa 4 % + Asal sitrat (ph 4) F = 8-HQS 200 µl L -1 + Sukrosa 2 % + Asal sitrat (ph 4,5) G = 8-HQS 300 µl L -1 + Sukrosa 3 % + Asal sitrat (ph 5) H = 8-HQS 400 µl L -1 + Sukrosa 4 % + Asal sitrat (ph 5,5) Bening Bening Keruh Agak Keruh Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat bahwa terdapat perubahan warna pada larutan perendam kombinasi. Pada perendaman aqua demineralisasi (B) menyebabkan warna akhir larutan perendamnya agak keruh yang menandai perkembangan mikroorganisme yang subur yang terakumulasi dalam air rendaman dari ari pertama sampai terakhir pengamatan. Beda halnya dengan larutan perendam A yang tingkat kekeruhan larutan perendam lebih keruh. Keruhnya cairan perendam menandai adanya perkembangan mikroorganisme yang subur (Sabari et al. 1997). Maka untuk larutan perendam kualitas air sangat berpengaruh. Pemberian 8-HQS efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada pangkal tangkai bunga, Hal ini terlihat dari tidak adanya perubahan warna larutan perendam dari awal 259
sampai akhir pengamtan. Tidak adanya perubahan warna larutan perendam manandai bahwa dalam larutan tersebut tidak terjadi peningkatan pertumbuhan mikroorganisme. Hal ini terlihat dari fungsi 8-HQS yang berfungsi sebagai bakterisida. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada suhu rata rata harian 24,13 o C dan kelembaban relative harian 84,89% penggunaan larutan perendam dengan menggunakan larutan kombinasi 8-HQS + sukrosa + asam sitrat dapat memperpanjang lama kesegaran bunga 2. Larutan perendam 8-HQS 300 µl L -1 + Sukrosa 3 % + Asal sitrat (ph 3,5) dapat mempertahankan kesegaran bunga potong gerbera lebih lama yaitu 9,89 hari dibandingkan dengan yang direndam dalam air biasa, aquademineralisasi dan larutan perendam lainnya. PUSTAKA Benny O. Tjia. 2000. Penanganan Pasca Panen Bunga Potong Gerbera. Buletin Forum Florikultura Indonesia. Bogor (2): 1 10 Ichimura, K., M. Taguchi and R. Norikoshi. 2006. Extension of the Vase Life in Cut Roses by Treatment with Glucose, Isothiazolinonic Germicide, Citric Acid and Aluminum Sulphate Solution. Japan Agricultural Research Quarterly 40 (3), 263 269. Halevy, A.H., and S. Mayak. 1981. Senescence and postharvest physiology of cut flowers: part 2. Hortic Rev 3: 59-153 Ohkawa, K., Y. Kasahara, and J. N. Suh. 1999. Mobility and effects on vase life of silver-containing compounds in cut rose flowers. HortScience, 34, 112 113. Retnowati. 1980. Pengaruh 8-Hidroquinoline sulfate terhadap vase life bunga anggrek. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Sabari, S.D., Yulianingsih B. Trisna dan Sunarmani. 1997. Komposisi Perendam untuk Menjaga Kesegaran Bunga. J. Hort. (7)3: 818 827. 260