BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memerlukan suatu keahlian, ketekunan, dedikasi yang tinggi dan pandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehari-hari membutuhkan refreshing dengan salah satu jalannya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah tumbuh menjadi suatu industri yang sangat

BAB 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berbeda memang salah satu tujuan orang melakukan wisata.

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA)

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB III PENUTUP. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pariwisata telah didukung oleh regulasi, dana, jumlah Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai jenis daya Tarik wisata baik daya Tarik

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

SEGMENTASI WISATAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

BAB I PENDAHULUAN. maupun sumber daya alam. Hidayah (1982, dikutip dari Lestari, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. berevolusi menjadi suatu industri multikompleks, yaitu industri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB II URAIAN TENTANG KEPARIWISATAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. lain. Permintaan akan barang dan jasa ini terus meningkat sesuai dengan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Judul 2. Latar Belakang 2.1. Latar Belakang Umum Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

Museum Spiritualitas Kejawen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain

1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai beraneka kebudayaan, adat istiadat, dan sumber daya alam yang dapat dijadikan sumber pendapatan utama dengan mengelola sumber daya alam tersebut dengan baik. Salah satu kekayaan Indonesia adalah dengan adanya beranekaragam objek wisata dengan ciri yang berbeda beda, sehingga dapat menarik wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik untuk berkunjung ke Indonesia dan menikmati objek wisata tersebut. Kota Yogyakarta selama ini dikenal sebagai kota wisata, kota budaya, kota pelajar, dan kota perjuangan. Predikat yang disandangnya ini cukup menjadikan kota Yogyakarta sebagai kota dengan segudang potensi yang belum terangkat sepenuhnya. Museum adalah salah satu kekuatan kota Yogyakarta. Museum pulalah tempat mengkolaborasi ke empat predikat kota Yogyakarta dalam sebuah satu kesatuan. Selama ini museum hanya dikenal sebagai tempat menyimpan benda mati, sebuah tempat yang menyeramkan dan membosankan, serta tempat yang sama sekali tidak memiliki nilai rekreatif. 1

2 Gambaran ini harus dirombak untuk menguatkan posisi kota Yogyakarta sebagai kota dengan potensi museum terbanyak. Betapa tidak, dari 275 museum di seluruh Indonesia, 5% diantaranya berada di kota Yogyakarta. Tidak kurang 15 museum yang berdiri sendiri serta 7 museum dalam kraton Yogyakarta yang dapat menjadi sumber pengetahuan dan informasi tentang kejayaan bangsa di masa lampau. Museum merupakan media pembelajaran bagi wisatawan, didalam museum wisatawan tidak hanya sekedar melihat lihat saja, tetapi wisatawan akan mendapatkan ilmu baru tentang sejarah, nama nama benda, bentuk bentuk benda, dan masih banyak lagi ilmu yang didapat didalam museum. Tidak hanya wisatawan domestik saja, tetapi wisatawan mancanegara banyak yang berkunjung ke museum museum yang ada di Kota Yogyakarta. Museum museum yang ada di kota Yogyakarta mempunyai berbagai macam koleksi, sebagai contoh Museum Affandi yang memiliki koleksi berbagai lukisannya, Museum Wayang Kekayon yang terkenal dengan berbagai macam wayang, Museum Ullen Sentalu yang terkenal dengan gamelan dan koleksi batiknya, Museum Batik Yogya yang terkenal dengan beribu macam koleksi batiknya, Museum Perjuangan Yogyakarta yang terkenal dengan koleksi patung kepala Pahlawan Nasional, dan masih banyak lagi museum museum yang ada di Kota Yogyakarta dan salah satunya Museum Sonobudoyo yang merupakan museum terlengkap kedua setelah Museum Nasional Jakarta yang memiliki puluhan ribu artefak bersejarah.

3 Museum Sonobudoyo dibagi menjadi dua unit, Museum Sonobudoyo I terletak di JL. Trikosa No. 6, Yogyakarta, dan Museum Sonobudoyo II terletak di Ndalem Condrokiraan, Wijilan, Timur alun alun utara Keraton Yogyakarta. Museum Sonobudoyo I mempunyai 11 Ruang dan Museum Sonobudoyo II mempunyai 5 Ruang, dan disetiap ruang memiliki koleksi, daya tarik dan atraksi tersendiri yang dapat menarik wisatawan untuk belajar di Museum Sonobudoyo. Museum Sonobudoyo terdapat atraksi wayang kulit pada malam hari yang dibuka untuk umum, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul ATRAKSI DAN PROFIL WISATAWAN MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Atraksi atraksi apa saja yang ada di setiap ruang Museum Sonobudoyo? 2. Daya tarik apa saja yang ada di setiap ruang Museum Sonobudoyo? 3. Bagaimana profil wisatawan yang berkunjung di Museum Sonobudoyo? B. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui atraksi yang ada di setiap ruang Museum Sonobudoyo

4 2. Untuk mengetahui daya tarik yang ada di setiap ruang Museum Sonobudoyo I dan Museum Sonobudoyo II 3. Untuk mengetahui profil wisatawan yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo D. Manfaat Penelitian Manfaat Praktis Tugas Akhir yang berjudul Atraksi dan Profil Wisatawan Museum Sonobudoyo Yogyakarta adalah Sebagai bahan pertimbangan yang ada untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil khususnya mengenai kunjungan wisatawan Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Dan bagi penulis berguna untuk menambah pengetahuan di bidang pariwisata khususnya mengenai wisatawan Museum Sonobudoyo. E. Kajian Pustaka 1). Pengertian Wisatawan Dalam buku I Gede Pitana dan I Ketut Surya buku Pengantar Ilmu Pariwisata (2009 : 35-36) kata wisatawan (tourist) merujuk kepada orang. Secara umum wisatawan menjadi subjet atau bagian dari traveler atau visitor. Untuk dapat disebut sebagai wisatawan, seseorang haruslah seorang traveler atau seorang visitor. Seorang visitor adalah seorang traveler, tetapi tidak semua traveler adalah tourist. Traveler memilih konsep yang lebih luas, yang dapat mengacu kepada orang yang mempunyai beragam peran dalam masyarakat yang melakukan kegiatan rutin ke tempat kerja, sekolah, dan sebagainya sebagai aktivitas sehari hari. Orang orang menurut kategori ini sama sekali tidak bisa

5 di katakana sebagai tourist. Terdapat tiga konsep wisatawan yang umum di aplikasikan saat ini, yaitu pengertian umum tentang tourist, konsep heuristik, dan devinisi teknikal. Prinsip dasar dalam studi mengenai wisatawan harus dimulai dari pemahaman pengertian yang berbeda tersebut agar tidak menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman. Pemikiran umum biasanya dipakai dalam pemikiran dan komunikasi sehari hari ketika seseorang mendiskripsikan berbagai perilaku atau perwujudan, baik orang maupun maupun tempat yang touristy (tempat yang banyak di kunjungi orang sehingga dianggap daerah wisata) atau touristic ( sifat yang mencerminkan seseorang berperilaku seperti seorang wisatawan). Beberapa kamus mencoba menstandarisasi pengertian wisatawan, tetapi tidak ada yang komprehensif karena ada terlalu banyak variasi arti dan rujukan. seorang mungkin berperilaku seperti seorang wisatawan, seperti berjalan jalan sambil melihat pemandangan dan memotret disana sini. Terlebih lagi kalau melihat penampilan fisik yang mencermikan orang tersebut adalah pengunjung dalam daerah lain dalam suatu negara atau dari luar negeri. Sebagian orang mungkin membatasi pengertiannya tentang wisatawan untuk orang asing, atau pengunjung dari negara lain. Sebagian lagi membatasi pengertian wisatawan sebagai angota dari suatu grup yang terorganisasi, yaitu tour-group. Pengertian yang tumpang tindih ini terjadi karena beberapa pihak menghubungkan wisatawan dengan konotasi perilaku tertentu berdasarkan berbagai prasangka perilaku dapat diamati. Persoalannya adalah perilaku mana yang bisa menyebabkan seseorang disebut sebagai wisatawan atau bukan sangat

6 mustahil untuk didefinisikan dengan pengertian yang dapat memuaskan semua pihak. Penyebabnya adalah berbagai atribut yang melekat pada presepsi seseorang untuk mengartikan apakah itu wisatawan atau bukan, juga berbeda beda. 2). Pengertian Profil Wisatawan Profil wisatawan adalah merupakan karakteristik spesifik dari jenis jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Adalah penting untuk mengerti profil wisatawan dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhan perjalanan mereka dan untuk menyusun program promosi yang efektif (Happy Marpaung, 2000: 39). 3). Klasifikasi Wisatawan Dalam buku Pengantar Ilmu Pariwisata 2009, karya I Ketut Diarta dan I Gede Pitana (2009 : 36), Smith(1977) berpendapat, juga melakukan klasifikasi terhadap wisatawan dengan menggolongkan wisatawan menjadi tujuh, yaitu : Explorer, Elite, OFF-beat, Unusual, Incipient maasa, Charter. 4). Pengertian Daya Tarik Wisata Dalam buku Oka A.Yoeti pemasaran Pariwisata ( 1980 : 28 ) suatu objek wisata akan ramai di kunjungi oleh wisatawan apabila mempunyai suatu atraksi wisata, akomodasi, serta aksebilitas yang memadai sebagai daya tarik wisata. Daya tarik wisata meliputi hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat karena adanya benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, hasil ciptaan manusia dan tata cara hidup masyarakat. 5). Pengertian Jenis Jenis Wisata

7 Dalam buku Nyoman S Pendit Ilmu Pariwisata, sebuah pengantar perdana (1986 :36) yang berkaitan dengan jenis jenis wisata dapat dijadikan menjadi dua belas, yaitu Wisata budaya, Wisata kesehatan, Wisata industri, Wisata olahraga, Wisata sosial, Wisata pertanian, Wisata cagar alam, Wisata bulan madu, Wisata pilgrim, Wisata belanja, Wisata kuliner. 6). Pengertian Wisatawan dan Pelancong Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang kurangnya 2 jam di suatu daerah. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat di golongkan menjadi 2, yaitu Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, olahraga, dan hubungan saudara saudara, handai taulan, konferensi, misi, dsb. Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang di kunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam. (Gamal Suwantoro, 2004 : 4). 7). Pengertian Museum Menurut Bambang Sumadio dalam buku Museografia (1987 : 1), Museum adalah pengawal warisan budaya. Dalam arti pengawalan terkandung makna bahwa warisan budaya itu juga ditampilkan kepada masyarakat. Dalam hubungan ini tidak berlebihan jika museum disebut cagar budaya jika ia melestarikan warisan budaya dan menampilkannya kepada masyarakat. Dalam perkembangannya museum tidak hanya berhubungan dengan benda benda warisan budaya dalam arti yang khusus, tetapi dalam arti yang luas. Ia meliputkan museum yang mengkhususkan diri pada teknologi peristiwa

8 peristiwa sejarah, dan tokoh tokohnya. Bahkan pada saat ini sedang tumbuh konsep konsep museum yang baru yang bertujuan menampilkan kehidupan dengan cara yang lebih utuh dan memasukan unsur keikutsertaan pengunjung. Dengan demikian pengunjung tidak hanya mengalami museum secara kognitif, tetapi evokatif. Namun apapun bentuk museum, yang merupakan fungsi pokoknya terhadap pengunjung adalah berkomunikasi. 8). Pengertian Tugas dan Fungsi Museum Menurut Teguh Asmar dalam buku Museografika (1987 : 7 ) tugas dan fungsi museum wadah bagi penyelamat dan pemeliharaan benda benda warisan budaya dan sejarah alam, bertugas dalam kegiatan kegiatan menghimpun, merawat, serta memelihara, meneliti, memamerkan, menerbitkan, dan menyebarluaskan, hasil hasil penelitian kebudayaan dan ilmu pengetahuan. 9). Pengertian Atraksi Wisata Menurut Oka A. Yoeti dalam buku Pengantar Ilmu Pariwisata ( 1966 : 175-180), Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang orang mau datang berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, atraksi tersebut diantaranya : pertama adalah benda benda yang tersedia dan terdapat didalam alam semesta, seperti iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar, fauna dan flora, gunung, pusat kesehatan. Kedua adalah hasil cipta manusia, seperti benda benda bersejarah, monumen, museum, pameran, festival. Ketiga adalah tata cara hidup masyarakat, seperti upacara pembakaran mayat, upacara sekaten, upacara

9 khitanan. F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian : Museum Sonobudoyo Unit I terletak di JL. Trikora No. 6 Yogyakarta, sedangkan Museum Sonobudoyo Unit II terdapat di Ndalem Condrokiranan, Wijilan, tepatnya di sebelah timur alun alun utara Keraton Yogyakarta. Museum Sonobudoyo dibagi menjadi II Unit karena sudah menjadi kebijakan Internal dan diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada tanggal 6 November 1935. 2. Teknik pengumpulan data : a. Observasi Adalah data yang diperoleh pengamatan secara langsung dengan mengadakan pengamatan di Museum Sonobudoyo I dan Museum Sonobudoyo II. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 3,4,5 Juni 2014. Observasi ini ditinjau dari kondisi wisatawan yang datang dan daya tarik apa saja yang ada di Museum Sonobudoyo b. Studi Pengumpulan Dokumen Adalah data yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada 30 wisatawan yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo pada tanggal 3,4,5 Juni 2014 dan data kunjungan wisatawan pada bulan Mei sampai Juni 2014 didapat dari buku kunjungan tamu Museum Sonobudoyo.

10 c. Wawancara Adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari beberapa informan dengan tanya jawab beberapa wisatawan baik wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang sedang berkunjung di Museum Sonobudoyo. Adapun informan bisa dilihat di daftar informan. d. Studi Pustaka Dalam usaha pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka guna memperoleh landasan teori yang nantinya dapat digunakan untuk menganalisa permasalahan yang dikemukakan. Dasar dasar teori tersebut diperoleh melalui referensi buku perpustakaan UNS, labtour UPW, Perpustakaan Museum Sonobudoyo, Perpustakaan Museum Radya Pustaka. Dan menggunakan jasa guide guna memperoleh informasi mengenai Museum Sonobudoyo dan penyebaran angket guna memperoleh informasi profil pengunjung Museum Sonobudoyo. e. Teknis Analisis Data Setelah mengumpulkan data, dan selanjutnya menganalisis data dengan metode kualitatif yang disajikan secara diskriptif yaitu menguraikan apa yang ada dari permasalahan dalam penelitian. Pada tahap ini dikumpulkan data data yang digunakan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam rumusan masalah.

11 G.Sistematika Penulisan Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II. Museum sebagai daya tarik wisata Yogyakarta Dalam bab ini membahas tentang Yogyakarta dan daya tarik wisatanya, Museum sebagai media pembelajaran, dan berbagai museum yang ada di Yogyakarta Bab III. Gambaran Umum Museum Sonobudoyo, Atraksi dan daya tarik Museum Sonobudoyo, serta Profil Wisatawan Museum Sonobudoyo Dalam bab ini membahas tentang Gambaran umum Museum Sonobudoyo, Atraksi dan daya tarik Museum Sonobudoyo, serta Profil wisatawan Museum Sonobudoyo Bab IV. Penutup Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan jawaban dari permasalahan dan saran.