Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi Standar Akreditasi Versi 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI

PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI

PENYUSUNAN SPO REKAM MEDIS RUMAH SAKIT

PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI

PANDUAN PENYUSUNAN PEDOMAN, PANDUAN, KERANGKA ACUAN DAN SOP. No. Dokumen: PD/Dalu/Mjht/A/01

Standar Operasional Prosedur

PEMERINTAH KABUPATEN BATANGHARI DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MUARA BULIAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA BULIAN NOMOR TAHUN 2016

(tanda tangan kapus,hapus tulisan ini)

HEALTH CARE REGULATION (Nihal Hafez, 1997)

PANDUAN PENGENDALIAN DOKUMEN RS XXX

Pedoman Penyusunan Regulasi 1. . Lampiran Peraturan Direktur RS Royal Progress Nomor : 001/PER/DIR/I/2012 Tanggal : 09 Januari 2012 BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYUSUNAN DAN PENGENDALIAN DOKUMEN

PANDUAN PENYUSUNAN PEDOMAN, KERANGKA ACUAN DAN SOP

cara pembagian jasa pelayanan di rumah sakit pemerintah

Standar Operating Procedure (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memudahkan Kepala Puskesmas, ketua tim mutu Puskesmas, penanggung jawab

PEDOMAN PEMBUATAN SOP

RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu. PEMBUATAN SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN RUMAH SAKIT No. Revisi 01. No Dokumen

BAB I PENDAHULUAN BAB II

PUSKESMAS RAWAT INAF SINDANGBARANG

-5- BAB I PENDAHULUAN

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO 68321

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ragil.BPTPK. Gombong. 1

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH DINAS

BAB I PENDAHULUAN. D. Asas...

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN RSIA YPK Mandiri

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

pedoman penyusunan dokumen akreditasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS NOMOR 001/PER/DIR/II/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN NOMOR PER-06/AG/2010 TENTANG

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

KPS 1 RS Menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan bagi seluruh staff

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

2017, No tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan, Pemantauan, dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di Lingkunga

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

SOP PENGENDALIAN DOKUMEN

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB II FORMAT SOP. Susunan SOP terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut.

Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS

- 3 - penyelenggara pemilihan umum dan diberikan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum.

BERITA NEGARA. No.449, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Tata Naskah Dinas. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

Jika ketentuan dari pengaturan yang diacu memang dapat diberlakukan seluruhnya, maka istilah tetap berlaku dapat digunakan. BUPATI BARITO UTARA, ttd

2012, No BAB I PENDAHULUAN

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. T.C. HILLERS MAUMERE NOMOR : RSUD/SK/ /VIII/2016 T E N T A N G

- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemprosesan Surat Masuk Rahasia di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR SISTEM MUTU Tanggal Revisi : IDENTIFIKASI, PENGENDALIAN DOKUMEN DAN CATATAN MUTU

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

- 1 - FORMAT NASKAH DINAS

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 151/PMK.01/2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGENDALIAN DOKUMEN

Manual Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman Laboratorium Biokimia Biomolekuler

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS ABC. No Dokumen:... Tanggal Terbit:... No Revisi:...

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 PRAKATA

Terbitan : No. Revisi : Tgl Mulai Berlaku : 30 Juli 2015 Halaman :

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi Standar Akreditasi Versi 2012

NASIONAL PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN Undang-undang Peraturan Pemerintah PMK, KMK Pedoman RUMAH SAKIT REGULASI UNIT KERJA KETENTUAN TERTULIS Kebijakan Pelayanan RS Pedoman Pengorganisasian Pedoman/Panduan Pelayanan SPO RKA/RBA Kebijakan Pelayanan Unit Kerja Pedoman Pengorganisasian Pedoman Pelayanan SPO Program Pasien Bukti Wawancara Keluarg a Cara Pembuktian Pimp RS Staf RS Observasi Dokumen

Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan SPO 3

Kebijakan pelayanan Pedoman pengorganisasian Pedoman Pelayanan SPO Program ( Rencana Kerja Tahunan ) Bukti pelaksanaan Laporan bulanan Rapat Orientasi Pelatihan Kerangka acuan / TOR Bukti kegiatan (jadwal, tanda tangan kehadiran) Pre test dan Post test Laporan kegiatan

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI RS V.2012 dilakukan oleh KARS akan lebih di titik beratkan pada implementasi di RS Wawancara kepada pasien dan atau keluarganya, serta kepada Pimpinan RS dan atau staf RS. On-site observasi terhadap kegiatan pelayanan, maupun untuk melihat bukti secara fisik, baik berupa dokumen maupun fasilitas RS. Implementasi tersebut, harus didasarkan pada regulasi yang telah ditetapkan oleh Pimpinan RS (Kepala/Direktur RS).

DOKUMEN AKREDITASI Yang dimaksud dokumen akreditasi adalah semua dokumen yang harus disiapkan RS dalam pelaksanaan akreditasi RS. Dokumen dibagi 2 (dua) 1. Dokumen yang merupakan regulasi sangat dianjurkan untuk dibuat dalam bentuk Panduan Tata Naskah RS. 2. Dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan

I. DOKUMEN REGULASI Regulasi pelayanan RS, yang terdiri dari: 1. Kebijakan Pelayanan RS 2. Pedoman/Panduan Pelayanan RS 3. Standar Prosedur Operasional (SPO) 4. Rencana jangka panjang (Renstra, Rencana strategi bisnis, BPdll) 5. Rencana kerja tahunan (RKA, RBA atau lainnya) Regulasi di unit kerja RS yang terdiri dari: 1. Kebijakan Pelayanan RS 2. Pedoman/Panduan Pelayanan RS 3. Standar Prosedur Operasional (SPO) 4. Program (Rencana kerja tahunan unit kerja) Kebijakan dan pedoman dapat ditetapkan berdasarkan keputusan atau peraturan Direktur sesuai dengan panduan tata naskah di masing2 RS II.DOKUMEN SEBAGAI BUKTI PELAKSANAAN Bukti tertulis kegiatan/rekam kegiatan Dokumen pendukung lainnya : misalnya Ijazah, sertifikat pelatihan, serifikat perijinan, kaliberasi, dll. Dokumen regulasi dipakai sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan

Membuat Program Kerja RS Dimulai dengan membuat RenStra (5 tahun ) dijabarkan dalam rencana kerja tahunan (misalnya RKA, RBA atau lainnya) disusun Program Kerja Program kerja termasuk dalam regulasi karena memiliki sifat pengaturan dalam rencana kegiatan beserta anggarannya. Oleh karena itu program kerja selalu dijadikan acuan pada saat dilakukan evaluasi kinerja.

KEBIJAKAN DAN PEDOMAN/PANDUAN KEBIJAKAN Bersifat garis besar yang mengikat. Pedoman/panduan dan prosedur disusun agar ada kejelasan langkah langkah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Kebijakan ditetapkan dengan peraturan atau keputusan Direktur/Pimpinan RS. Kebijakan dapat dituangkan dalam pasalpasal di dalam peraturan/keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/keputusan

Contoh format dokumen untuk Kebijakan adalah format peraturan/keputusan Direktur RS/Pimpinan RS sebagai berikut : Pembukaan Judul : Peraturan/Keputusan Direktur RS tentang Kebijakan pelayanan... Nomor : sesuai dengan nomor surat peraturan/keputusan di RS. Jabatan pembuat peraturan/keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta ditulis dengan huruf kapital.

Konsiderans. Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan peraturan/keputusan. Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua ( dan diletakkan di bagian kiri; Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan peraturan/keputusan tersebut. Peraturan perundang undangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Konsiderans Mengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang. Diktum Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital, serta diletakkan di tengah margin; Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua;

Lanjutan. Nama peraturan/keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik. Batang Tubuh Batang tubuh memuat semua substansi peraturan/keputusan yang dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya : KESATU : KEDUA : dst Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/ keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan peraturan/keputusan. Kaki Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penetapan peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menandatangani. Penandatanganan Peraturan/KeputusanDirektur/Pimpinan RS ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan RS. Lampiran peraturan/keputusan : Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomer peraturan/keputusan. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan RS.

PEDOMAN/PANDUAN Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan, hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan beberapa kegiatan Panduan petunjuk dalam melakukan kegiatan. satu kegiatan Agar pedoman/panduan dapat dimplementasikan dengan baik dan benar, diperlukan pengaturan melalui SPO. Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan peraturan/ keputusan Direktur/Pimpinan RS untuk pemberlakukan pedoman/ panduan tersebut. Bila Direktur/Pimpinan RS diganti, peraturan/ keputusan Direktur/Pimpinan RS untuk pemberlakuan pedoman/panduan tidak perlu diganti. Diganti bila memang ada perubahan dalam pedoman/panduan tersebut. Pedoman/panduan dievaluasi minimal setiap 2-3 tahun Bila Kemenkes sudah menerbitkan pedoman/panduan maka RS dalam membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kemenkes tsb.

Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja : BAB I BAB II RS Pendahuluan Gambaran Umum BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS BAB IV Struktur Organisasi RS BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja BAB VI Uraian Jabatan BAB VII Tata Hubungan Kerja BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil BAB IX BAB X BAB XI Kegiatan Orientasi Pertemuan/rapat Pelaporan Laporan Harian Laporan Bulanan Laporan Tahunan BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Pedoman Ruang Lingkup Pelayanan Batasan Operasional Landasan Hukum BAB II. STANDAR KETENAGAAN Kualifikasi Sumber Daya Manusia Distribusi Ketenagaan Pengaturan Jaga BAB III. STANDAR FASILITAS Denah Ruang Standar Fasilitas BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN BAB V LOGISTIK BAB VI KESELAMATAN PASIEN BAB VII KESELAMATAN KERJA BAB I. DEFINISI BAB II. RUANG LINGKUP BAB III. TATA LAKSANA BAB IV. * Bagi DOKUMENTASI RS yang telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai master hard copy pedoman/panduan yang dikelola oleh Tim Akreditasi RS atau Bag. Set. RS, sedangkan di unit kerja bisa dengan melihat di intranet RS

PROSEDUR BEBERAPA ISTILAH PROSEDUR YANG SERING DIGUNAKAN YAITU : Standard Operating Procedure (SOP), istilah ini lazim digunakan namun bukan merupakan istilah baku di Indonesia. Standar Prosedur Operasional (SPO), istilah ini digunakan di UU No. 29/2004 ttg Praktik Kedokteran dan UU No. 44/ 2009 ttg. RS. Prosedur tetap (Protap) Prosedur kerja Prosedur tindakan Prosedur penatalaksanaan Petunjuk teknis. Yang lazim digunakan adalah SPO PENGERTIAN Suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu TUJUAN PENYUSUNAN SPO Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku MANFAAT SPO Memenuhi persyaratan standar pelayanan RS/Akreditasi RS. Mendokumentasi langkahlangkah kegiatan. Memastikan staf RS memahami bagaimana melaksanakan

Format SPO NAMA RS DAN LOGO JUDUL SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman SPO Tanggal terbit Ditetapkan : Direktur RS PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR UNIT TERKAIT

Isi SPO Pengertian: berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian. Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk... Kebijakan: berisi kebijakan Direktur/Pimpinan RS yang menjadi dasar dibuatnya SPO tsb. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO tersebut, kemudian diikuti dengan peraturan/keputusan dari kebijakan terkait. Prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu. Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut.

TATA CARA PENGELOLAAN SPO RS agar menetapkan siapa yang mengelola SPO Pengelola SPO harus mempunyai arsip seluruh SPO RS Pengelola SPO agar membuat tata cara penyusunan, penomoran, distribusi, penarikan, penyimpanan, evaluasi dan revisi SP TATA CARA PENYUSUNAN SPO Hal-hal yang perlu diingat : Siapa yang yang harus menulis atau menyusun SPO. Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SPO. Bagaimana SPO dapat dikenali. Bagaimana memperkenalkan SPO kepada pelaksana dan unit terkait. Bagaimana pengendalian SPO nya (nomor, revisi dan distribusi).

Syarat Penyusunan SPO Identifikasi kebutuhan SPO Perlu ditekankan bahwa SPO harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan Didalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan dan mengapa. SPO jangan menggunakan kalimat majemuk. Subyek, predikat dan obyek harus jelas. SPO harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan bahasa yang dikenal pemakai. SPO harus jelas ringkas dan mudah dilaksanakan. SPO pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien SPO profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan IPTEK dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.

Proses penyusunan SPO SPO disusun menggunakan format SPO sesuai lamp. SE Dir.YanMed Spesialistik No. YM.00.02.2.2.837 tanggal 1 Juni 2001, perihal bentuk SPO. Penyusunan SPO dapat dikelola suatu Tim/Panitia dgn mekanisme Pelaksana / unit kerja menyusun SPO melibatkan unit terkait. disampaikan ke Tim/Panitia SPO. Fungsi Tim/Panitia SPO : a. Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki baik dari segi bahasa maupun penulisan. b. Sebagai koordinator dari SPO yang sudah dibuat shfg. tidak terjadi duplikasi SPO antar unit. c. Melakukan cek ulang terhadap SPO- 2 yang akan di td.tangani Dir. RS Semua SPO harus ditanda tangani oleh Dir./ Pimp. RS. Untuk SPO Yan dan SPO administrasi, sebagian memerlukan uji coba Perlu dilakukan sosialisasi SPO tsb dan bila SPO tsb. rumit maka untuk melaksanakan SPO tersebut perlu dilakukan pelatihan Ada komitmen Pimpinan RS yang terlihat dari dukungan fasilitas dan sumber daya lainnya Ada fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan menyusun SPO ada aspek pekerjaan & psikologis. Ada target waktu target dan jadwal yang disusun/

TATA CARA PENOMORAN SPO Semua SPO harus diberi nomor RS agar membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SPO. Pemberian nomor bisa mengikuti tata persuratan RS atau ketentuan penomoran yang khusus untuk SPO (bisa menggunakan garis miring atau dengan sistem digit). Pemberian nomor sebaiknya secara sentral. Kode-kode yang dpergunakan untuk pemberian nomor : Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di RS mempunyai kode sendrisendiri, kode bisa berbentuk angka bisa juga bebentuk huruf. Sebagai contoh Instalasi gawat darurat mempunyai kode 08 (bila kode berbentuk angka) atau huruf : g (bila kode berbentuk huruf) Kode SPO : adalah didalam tata persuratan RS yang diberikan untuk SPO, kode bisa berbentuk angka atau huruf. Sebagai contoh : kode untuk SPO adalah 03 (bila kode berbentuk angka) atau c (bila kode berbentuk huruf) Nomer urut SPO adalah urutan nomer SPO di dalam unit kerja. Contoh penomoran SPO di Instalasi Gawat Darurat : 08.03.15 (artinya SPO dari Instalasi Gawat Darurat dengan nomer urut SPO = 15) atau g.c.15 (bila penomoran dengan huruf) Contoh penomoran SPO lainnya : SPO yang khusus untuk satu unit, misalnya IGD :.../IGD/bulan/tahun; Satu SPO dipergunakan oleh 2 unit yang berbeda misalnya SPO rujukan pasien maka penomoran bisa sebagai berikut :.../IGD/Keperawatan/bulan/tahun

TATA CARA PENYIMPANAN SPO Yang dimaksud penyimpanan adalah bagaimana SPO tsb. disimpan. SPO asli agar disimpan di Sekretariat Tim akreditasi RS atau Bag.Set RS, sesuai dengan kebijakan yang berlaku di RS tersebut tentang tata cara pengarsipan dokumen. Penyimpanan SPO yang asli harus rapi, sesuai metode pengarsipan dokumen sehingga mudah dicari kembai bila diperlukan. SPO f.c. di simpan di masing-2 unit kerja dimana SPO tsb. dipergunakan. Bila SPO tersebut sudah tidak berlaku lagi/ tidak dipergunakan lagi karena direvisi atau hal lainnya unit kerja wajib mengembalikan SPO yang sudah tidak berlaku tersebut ke Sekretariat Tim Akreditasi/Bag.Set RS sehingga di unit kerja hanya ada SPO yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Akreditasi/Bag.Set RS dapat memusnahkan f.c. SPO yang tidak berlaku tersebut, namun untuk SPO nya yang asli agar tetap disimpan, dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam pengarsipan dokumen di RS. SPO di unit kerja harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat, mudah diambil dan mudah dibaca oleh pelaksana. Bagi RS yang sudah menggunakan e-file maka penyimpanan SPO sbb: Setiap SPO harus di print-out dan disimpan sebagai SPO asli. SPO di unit kerja tidak perlu hard copy, SPO bisa dilihat di intranet di RS. Namun untuk SPO penanganan gadar tetap harus dibuatkan hard copynya.

TATA CARA PENDISTRIBUSIAN SPO Pendistribusian SPO kegiatan atau usaha menyampaikan SPO kepada unit kerja dan atau pelaksana yang memerlukan SPO tersebut agar dapat sbg panduan melaksanakan kegiatannya. Pendistribusian oleh Tim Akreditasi RS atau Bag.Set RS sesuai kebijakan RS dalam pengendaian dokumen. Distribusi harus memakai buku ekspedisi dan atau formulir tanda terima Distribusi SPO bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh unit kerja. tergantung jenis SPO tersebut, Bila SPO tersebut merupakan acuan untuk melakukan kegiatan di semua unit kerja maka SPO didistribusikan ke semua unit kerja. Namun bila SPO tersebut hanya untuk unit kerja tertentu maka distribusi SPO hanya untuk unit kerja tertentu tersebut dan unit terkait yang tertulis di SPO tersebut. Bagi RS yang sudah menggunakan e-file maka distribusi SPO bisa melalui intranet dan diatur kewenangan otorisasi di setiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas kewenangan dalam membuka SPO

TATA CARA EVALUASI Evaluasi SPO: a.dilaksanakan sesuai kebutuhan & max 3 thn sekali. b.dilakukan oleh masing2 unit kerja yang dipimpin oleh kepala unit kerja. Hasil evaluasi : SPO masih tetap bisa dipergunakan atau SPO perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi bisa isi SPO sebagaian atau seluruhnya. Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila : Alur di SPO sudah tidak sesuai dgn keadaan yang ada Adanya perkembangan IPTEK Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru. Adanya perubahan fasilitas Pergantian direktur/pimpinan RS, bila SPO memang masih sesuai/dipergunakan maka tidak perlu di revisi.

INSTRUKSI KERJA (IK) Pada akreditasi RS tidak dikenal istilah IK sesuai dengan yang tercantum dlm UU No.29/ 2004 ttg Praktik Kedokteran dan UU No. 44/2009 ttg RS terkait penjelasan SPO. Pada akreditasi RS, IK adalah SPO karena IK juga merupakan suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

PROGRAM PENGERTIAN PROGRAM PROGRAM adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga/unit kerja.. Sistematika atau format program sbb. : Pendahuluan Latar belakang Tujuan umum dan tujuan khusus Kegiatan pokok dan rincian kegiatan Cara melaksanakan Kegiatan Sasaran Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan

Contoh Format Jadwal