BAB I PENDAHULUAN. kandungan isoprene yang berikatan dengan konfigurasi cis 1,4. Isoprene tersusun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

Bab IV Hasil dan Pembahasan

STEROID. Steroid adalah senyawa organic bahan alam yang dihasilkan oleh. organisme melalui metabolit sekunder, senyawa ini banyak ditemukan pada

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bab II Tinjauan Pustaka

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Katalis H 2 SO 4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate)

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010.

contoh-contoh sifat Pengertian sifat kimia perubahan fisika perubahan kimia ciri-ciri reaksi kimia percobaan materi

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 NATURAL RUBBER LATEX. pertama kali ditemukan di Amazon - Brazil, berasal dari derivate isoprene monomers

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaki, Aboe. 2013

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya melimpah dan mempunyai potensi untuk dikembangan dalam

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

4.1. Persepsi dan Kondisi di Masyarakat seputar Minyak Goreng

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

PENGARUH RASIO MOL PEROKSIDA DAN PERSENTASE KATALIS PADA EPOKSIDASI METIL OLEAT DENGAN KATALIS PADAT

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk

contoh-contoh sifat meteri Pengertian sifat kimia perubahan fisika perubahan kimia ciri-ciri reaksi kimia

Sifat fisika: mirip dengan alkana dengan jumlah atom C sama

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. ANALISIS PROTEIN. 1. Pendahuluan

STABILITAS VITAMIN LARUT AIR SELAMA PENGOLAHAN PANGAN Bag 2 Vitamin C

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Produk Transesterifikasi Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) sebagai Bahan Baku Pembuatan Base Oil Epoksi Metil Ester

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya

SENYAWA ALDEHID. oleh. Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

SILABUS. Alokasi Sumber/ Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA Pati Onggok Tapioka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

II. TINJAUAN PUSTAKA. Praktikum merupakan bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM KIMIA KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A. Latar Belakang 1. B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah.

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

TINJAUAN PUSTAKA. nabati yang penting di Indonesia. Kelapa minyak sawit mengandung kurang lebih

C w : konsentrasi uap air dalam kesetimbangan, v f dan f w menyatakan laju penguapan dengan dan tanpa film di permukaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA

BEMBUATAEII SEHYWWA EPOKSI MET11 ESTER ASAM LEMAK DARII FRAKSI OLEIN MllVlYAK SAWIT

BEMBUATAEII SEHYWWA EPOKSI MET11 ESTER ASAM LEMAK DARII FRAKSI OLEIN MllVlYAK SAWIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Protein Kasar. Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

GLOSARIUM. rangkap tiga : ion yang bermuatan negatif : elektroda yang mengalami oksidasi Antrasena : senyawa yang terdiri atas 3 cincin benzena (C 14

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Pemeliharaan itik dipeternakan rakyat tergolong sulit karena kondisi kandang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam Hevea brasiliensis merupakan suatu polimer alam yang memiliki kandungan isoprene yang berikatan dengan konfigurasi cis 1,4. Isoprene tersusun oleh banyak ikatan rangkap. Karet alam mengandung sekitar 15000-20000 ikatan tidak jenuh pada rantai molekulnya. Kadar ikatan tidak jenuh yang tinggi menyebabkan karet alam tidak tahan terhadap oksidasi dan ozon (tahir et al, 1995). Kelemahan-kelemahan karet tersebut mampu diperbaiki dengan cara memodifikasi nya secara kimia. Salah satu cara modifikasi tersebut adalah dengan melakukan reaksi epoksidasi yang mampu menghasilkan gugus epoksi dengan persentase tinggi pada rantai isoprene karet alam. Proses reaksi epoksidasi melibatkan rantai rangkap pada isoprene sebagai reagen yang kemudian dioksidasi oleh senyawa kimia tertentu dan membuka rantai rangkap pada isoprene. terbukanya rantai isoprene ini membuat bahan karet lebih tahan terhadap oksidasi dan juga memberikan sifat polar pada karet alam. Sifat polar inilah yang membuat karet menjadi tahan terhadap minyak (Gelling, 1985). Reaksi epoksidasi dapat dibuat dengan mereaksikan karet alam dengan asam performat secara in situ dari asam format dan hidrogen peroksida. Penggunaan hidrogen peroksida sebagai reagen dikarenakan senyawa tersebut merupakan oksidan

ideal. Selain mengandung oksigen efektif yang tinggi, juga aman dalam penyimpanan dan penggunaan, mudah diperoleh, juga oksidan ini termasuk ramah lingkungan dimana air adalah satu-satunya hasil samping dalam oksidasi heterolitik. (Rochmawati D, 2013). Namun Hidrogen peroksida merupakan oksidator yang lambat tanpa adanya activator. Sehingga dalam menjalankan reaksi epoksidasi dengan hidrogen peroksida perlu dilakukan aktivasi salah satunya dengan aktivasi hidrogen peroksida menjadi asam performat. Aktivasi tersebut dilakukan dengan mereaksikannya dengan asam formiat sekaligus asam formiat yang berfungsi sebagai katalis. Oksidan hidrogen peroksida dapat mengalami dekomposisi bersamaan dengan reaksi oksidasi (aktivitas katalis) sehingga membutuhkan jumlah H2O2 yang berlebih dalam menjalankan proses epoksidasi (browne et al, 2010). Kendala lain yang muncul saat dilakukan reaksi epoksidasi pada karet alam adalah struktur molekul dari karet alam yang diselubungi oleh protein yang menjaga kestabilan koloidal lateks (Soedjanaatmadja, et al, 1999). Terselubungnya molekul isoprene pada lateks menyebabkan asam performat terhambat untuk kontak dengan ikatan rangkap pada isoprene dalam terjadinya reaksi epoksidasi. Untuk menghilangkan hambatan reaksi tersebut, struktur molekul karet perlu dibuka dengan cara memisahkan protein yang menyelubungi karet tersebut. Pembentukan gugus epoksida dapat ditingkatkan dari lateks yang telah dipisahkan dari proteinnya atau berprotein rendah (DPNR). Karet DPNR memiliki struktur molekul karet yang terbuka akibat tidak diselimuti oleh protein hevein yang mampu menjaga stabilitas partikel lateks. Protein pada karet alam dipisahkan dengan cara mengkonformasi

struktur protein secara kimiawi menggunakan senyawa urea. Terbukanya struktur karet membuat struktur karet dapat dengan lebih mudah dan efisien melakukan kontak dengan asam performat untuk terjadinya reaksi epoksidasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perlu dirumuskan beberapa masalah yang harus diteliti : 1. Bagaimanakah pengaruh hidrogen peroksida terhadap reaksi epoksidasi lateks alam rendah protein? 2. Bagaimana perubahan yang terjadi pada morfologi karet alam yang diepoksidasi dengan perlakuan pendahuluan berupa deproteinasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Memperoleh penurunan kadar protein yang tinggi pada lateks alam yang dideproteinasi. 2. Memperoleh konsentrasi gugus epoksi yang tinggi. 3. Memperoleh konsentrasi hidrogen peroksida yang paling baik dalam menghasilkan gugus epoksi

4. Mengetahui morfologi lateks alam rendah protein setelah mengalami proses epoksidasi 5. Mengetahui karakteristik yang muncul pada produk epoksidasi karet alam rendah protein

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi mengenai optimalisasi pembentukan gugus epoksi dengan kombinasi reagen hidrogen peroksida dan perlakuan deproteinasi agar dapat diaplikasikan lebih luas pada bahan karet alam dan mempunyai nilai tambah bagi industri lain.