BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu poin kebijakan tersebut ditujukan bagi pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (sumber:http://www.kemenkeu.go.id/artikel/kebijakan-fiskal-dan-peningkatan peran-ekonomiumkm). Inilah alternatif lain yang dipilih masyarakat untuk meminimalisasi kendala di segi keuangan yaitu dengan membuka usaha kecil-kecilan yang berskala rumah tangga. Sebenarnya usaha ini dapat menjadi usaha yang menguntungkan serta memberi peluang besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun yang sering terjadi, masyarakat sering mengalami kegagalan dalam menjalankan usaha kecil ini. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan mengembangkan dan membaca peluang usaha, sehingga diperlukan ide baru dan kreatifitas agar usaha tersebut dapat berjalan lancar dan dapat bersaing di pasar. Di Kota Padang-Panjang, salah satu peluang usaha yang masih terbuka lebar adalah usaha di bidang makanan ringan. Usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan usaha tradisional yang banyak di kenal masyarakat khususnya Kota Padang-Panjang. Usaha ini di lakukan secara turun temurun dalam keluarga meskipun dalam skala usaha sebagian menunjukkan kesan kurang berkembang dengan baik dan pemanfaatan 1
umbi talas sebagai produksi skala besar di Padang-Panjang masih jarang, karena rendahnya harga jual talas yang rendah sehingga kurang dimanfaatkan. Selain itu, produk olahan talas yang sudah ada cenderung kurang inovatif serta kualitas rasa dan penyajiannya yang kurang menarik, sehingga masyarakat menjadi jenuh dengan produk olahan talas. Untuk itu diperlukan produk baru yang mampu memenuhi permintaan masyarakat Padang-Panjang dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurut informasi yang diperoleh dari Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Padang-Panjang Sektor ini dapat berkembang dengan baik, karena didukung oleh tersedianya bahan baku yang cukup memadai dan jumlah tenaga kerjanya yang cukup banyak untuk industri keripik talas. Dengan adanya produk olahan dari umbi talas berupa keripik ini, diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat Kota Padang-Panjang sebagai produk camilan khas Kota Padang-Panjang yang mengandung nilai gizi yang tinggi yang berasal dari umbi talas. Selain itu juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari talas dan juga menjadi salah satu alternatif peluang usaha sehingga dapat tercipta lapangan pekerjaan baru. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi, maka dunia usaha pun mengalami perkembangan yang pesat dengan munculnya berbagai perusahaan yang berusaha menciptakan produk dan jasa guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan pesat dalam dunia usaha juga memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat, kesejahteraan yang meningkat ini akan meningkatkan pula daya beli 2
masyarakat atau konsumen. Tetapi pada sisi lain perkembangan itu menyebabkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada dunia usaha dewasa ini. Perusahaan yang pada mulanya memiliki pangsa pasar yang besar, serta daerah pemasaran yang luas, kini dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif serta tanggap mengantisipasi pasar yang akan mereka masuki baik pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Dari data penjualan Keripik Talas Dessy perbulan adalah sebanyak 1 ton, sedangkan pesaing mencapai 1.5 ton dalam satu bulan. Dalam hal ini Keripik Talas Dessy terbukti dalam penjualanya dibawah dari pesaing, sehingga perlu meningkatkan volume penjualan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menghadapi pesaing ini, Keripik Talas Dessy memberikan kuliatas pelayanan yang terbaik pada konsumen, kualitas pelayanan tersebut terdiri dari kuliatas produk, harga, distribusi dan promosi. Hal ini dilakukan semata mata bertujuan agar mendapatkan kepuasan yang diiginkan oleh konsumen, sehingga konsumen menjadi loyal dalam menggunakan produk yang di hasilkan. Kemampuan produk untuk memberikan kepuasan kepada pembelinya akan menguatkan kedudukan atau posisi produk dalam benak konsumen, sehingga memungkinkan konsumen menjadikan pilihan pertama bilamana akan terjadi pembelian di waktu yang akan datang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup usaha, salah satu persoalan yang cukup penting dalam suatu usaha adalah aspek pemasaran, yaitu bagaimana supaya barang atau jasa dapat terjual dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Setiap pengusaha akan menganut sistem pemasaran yang 3
berbeda-beda tergantung dari kebutuhan dan besar kecilnya usaha tersebut. Secara teoritik kebijaksanaan yang ditempuh oleh setiap pengusaha untuk memasarkan hasil produksinya adalah kombinasi dari empat kegiatan pemasaran yang dikenal dengan bauran pemasaran atau marketing mix. pengertian bauran pemasaran seperti yang terdapat dalam buku Rambat Lupiyoadi (2001:56) yaitu : Bauran pemasaran merupakan alat (tools) atau alat bagi pemasar yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang diterapkan berjalan sukses. Menurut Kotler (2009:23) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar pemasarannya. Variabel-variabel marketing mix terdiri atas bagaimana menciptakan produk, penetapan harga, pelaksanaan promosi dan pemilihan saluran distribusi. Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix), disamping penetapan harga jual, produk dan distribusi. Promosi sangat berpengaruh terhadap usaha perusahaan untuk mencapai volume penjualan yang maksimal, karena meskipun produk yang ditawarkan sudah baik, relatif murah serta mudah untuk diperoleh, jika tidak disertai promosi yang baik, maka tingkat penjualan tidak akan memadai. Dikemukakan oleh Kotler-Keller (2008:06), bahwa pemasaran adalah: Suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Kini 4
era sosial media secara pelan namun pasti telah memaksa banyak pengusaha mengubah cara mereka berkomunikasi. Maraknya penggunaan sosial media misal: Facebook, Twitter dan forum komunikasi sosial media yang lain mau tak mau memaksa perusahaan meningkatkan model berkomunikasi. Perangkat sosial media ini adalah hal yang lumrah selalu bersentuhan dengan aktivitas kita, terutama bagi para pengguna internet. Gambar 1.1 Tabel Pengguna Facebook di Indonesia (https://id.techinasia.com/talk/statistik-pengguna-internet-dan-mediasosial-terbaru-di-indonesia) Jejaring sosial yang saat ini biasa digunakan untuk memasarkan produk antara lain Facebook, Twitter dan Kaskus. Dengan melalui jejaring sosial tersebut 5
akan terbentuk strategi komunikasi pemasaran yang efektif yaitu Word of Mouth dimana muncul secara natural dari pendapat lingkungan sosial yang dirasa lebih jujur dan tidak ada motif-motif tertentu dalam menyampaikan suatu informasi kepada konsumen lainnya. Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix), disamping penetapan harga jual, produk dan distribusi. Promosi sangat berpengaruh terhadap usaha perusahaan untuk mencapai volume penjualan yang maksimal, karena meskipun produk yang ditawarkan sudah baik, relatif murah serta mudah untuk diperoleh, jika tidak disertai promosi yang baik, maka tingkat penjualan tidak akan memadai. Suatu usaha jika ingin mencapai tingkat penjualan yang maksimal, perusahaan dapat memakai beberapa macam bauran promosi (Kotler, 2002:644) yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relations), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing). Namun dari semua hal yang diharapkan dari promosi, perlu pula dipertimbangkan apakah biaya yang dikeluarkan oleh kegiatan promosi itu dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan penjualan dan sampai sejauh mana promosi itu dapat menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Efektivitas promosi sangat tergantung dari pemilihan bentuk promosi yang diperlukan terhadap produk yang dipasarkannya. Suatu jenis produk tertentu memerlukan bentuk promosi tertentu pula dan jenis promosi yang lain harus dipergunakan bentuk promosi yang lain pula. Dengan kata lain tidak semua 6
bentuk promosi dapat cocok dan menjamin keberhasilan promosi tersebut apabila tidak sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh suatu produk. Oleh karena itu, harus dicari suatu bentuk promosi yang sesuai dengan kondisi suatu produk yang akan dipromosikan. TABEL 1.1 RANGKUMAN JAWABAN PRA KUISIONER No. Kategori Responden Total Responden Persentase 1 2 3 4 Apakah saudara memiliki akun Sosial media "Facebook" Apakah saudara selalu aktif menggunakan Sosial media "Facebook" Apakah saudara mengetahui akun Sosial media Facebook milik "Keripik Talas Dessy" Apakah saudara berminat untuk Membeli keripik talas di akun resmi Facebook milik "Keripik Talas Dessy" 24 orang 30 orang 80% 22 orang 30 orang 73% 15 orang 30 orang 50% 7 orang 30 orang 24% Dari hasil wawancara pra kuisioner diatas tampak dari 30 responden, 80% yang memiliki akun Sosial media Facebook, 73% selalu aktif menggunakan Sosial media Facebook, Hanya 50% yang mengetahui adanya akun Sosial media 7
Facebook milik Keripik Talas Dessy, dan hanya 24% yang berminat melakukan pembelian di Keripik Talas Dessy. Minat beli muncul ketika seseorang telah mendapatkan informasi yang cukup mengenai produk yang diinginkan. Menurut Henry Assael dalam Prasetyo, minat beli adalah perilaku yang muncul sebagai respon terhadap obyek, atau juga pembelian ulang. (Sciffman dan Kanuk 2007) juga mengatakan bahwa adanya pengaruh eksternal atas munculnya kebutuhan akan suatu produk, pengenalan produk dan evaluasi informasi merupakan hal yang dapat menimbulkan suatu minat beli konsumen, maka dari itu pelaku usaha kuliner dapat menerapkan strategi pemasaran melalui sosial media. Sosial media adalah kumpulan internet yang berbasis aplikasi yang membangun pondasi dan ideologis dan teknologi web, yaitu menggunakan penciptaan dan pertukaran konten (isi) yang dihasilkan oleh pengguna (Kaplan dan Haenlein dalam Holly Paquette, 2013). Sangat disayangkan apabila perkembangan dan kemajuan teknologi internet ini hanya digunakan untuk sekadar update status atau juga saling menimpali komentar atau foto yang diunggah ke Facebook dan Twitter. Seharusnya, kemajuan teknologi internet dapat lebih digali dan dimanfaatkan lebih dalam lagi agar nantinya Indonesia tidak hanya menjadi pengekor dari penemuan-penemuan luar dan dapat juga bersaing dengan negara lainnya. Melalui sosial media, perusahaan dapat mempromosikan sebuah produk dan membentuk komunitas atau group online untuk konsumen yang menyukai merek yang digunakan (Kaplan dan Haenlein, 2010). Dengan adanya komunitas atau group online tersebut memungkinkan terjadinya suatu interaksi sosial yang 8
akan mendorong terjadinya Word of mouth (WOM). Word Of Mouth terjadi dikarenakan adanya dua sumber yang menciptakannya, pertama reference group dan kedua opinion leader. Peter dan Olson (2000:104) menyatakan bahwa sebuah grup terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak berbadan hukum. Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga, teman dekat serta teman kerja, dan kelompok-kelompok tersebut dapat menjadi kelompok referensi menurut Shimp (2003:286) GAMBAR 1.2 AKUN SOSIAL MEDIA FACEBOOK KERIPIK TALAS Sumber : Facebook #Keripik Talas Dessy Gambar diatas menunjukan bentuk akun Facebook dari Keripik Talas Dessy 9
GAMBAR 1.3 AKUN SOSIAL MEDIA FACEBOOK KERIPIK TALAS Sumber : Akun Facebook @Keripik Talas Dessy Gambar diatas menunjukan bentuk akun Facebook dari Keripik Talas Dessy TABEL 1.2 ULASAN FACEBOOK KERIPIK TALAS DESSY Bulan Ulasan Juli 28 Agustus 20 September 11 Oktober 18 November 17 Desember 11 Sumber : Akun Facebook @Keripik Talas Dessy Dari hasil pengamatan ulasan yang dilakukan Keripik Talas Dessy pada akun Facebooknya, tampak hasil ulasan yang dibuat pada bulan Juli sebanyak 28 ulasan, ulasan yang dibuat pada bulan Agustus sebanyak 20 ulasan, pada bulan 10
September ulasan yang dibuat sebanyak 11 ulasan, pada bulan Oktober ulasan yang dibuat sebanyak 18 ulasan, pada bulan November ulasan yang dibuat sebanyak 17 ulasan, dan pada bulan Desember ulasan yang dibuat sebanyak 11 Ulasan. Hal tersebut menandakan bahwa Keripik Talas Dessy setiap bulannya selalu membuat ulasan tentang produknya pada sosial media Facebook resmi Keripik Talas Dessy, walaupun di setiap bulannya tidak menentu jumlah ulasan yang dibuat oleh Keripik Talas Dessy, dari situ dapat terlihat bahwa Keripik Talas Dessy sudah melakukan kegiatan di sosial media miliknya. GRAFIK 1.1 ULASAN FACEBOOK KERIPIK TALAS DESSY 30 Ulasan Facebook Keripik Talas Dessy 25 Jumlah Postingan 20 15 10 5 0 Juli Agustus September Oktober November Desember Series1 28 20 11 18 17 11 Sumber : Akun Facebook @Keripik Talas Dessy 11
TABEL 1.3 ULASAN KONSUMEN KERIPIK TALAS DESSY Jumlah Bulan Ulasan Juli 165 Agustus 143 September 147 Oktober 167 November 103 Desember 119 Sumber : Facebook #Keripik Talas Dessy TABEL 1.4. PESAING KERIPIK TALAS DESSY PADANG PANJANG No Nama dan Merek Jenis Produk 1. Ita 2. Upik 3. Dewi Keripik Talas Keripik Talas Keripik Talas 12
GRAFIK 1.2 ULASAN KONSUMEN FACEBOOK KERIPIK TALAS DESSY Julmah Ulasan Ulasan #Keripik Talas Dessy 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Juli Agustus September Oktober November Desember Series1 165 143 147 167 103 119 Sumber : Facebook #Keripik Talas Dessy Dari hasil pengamatan ulasan yang dilakukan konsumen Keripik Talas Dessy pada akun Facebook #Keripik Talas Dessy, tampak hasil ulasan yang dibuat pada bulan Juli sebanyak 165 ulasan, ulasan yang dibuat pada bulan Agustus sebanyak 143 ulasan, pada bulan September ulasan yang dibuat sebanyak 147 ulasan, pada bulan Oktober ulasan yang dibuat sebanyak 167 ulasan, pada bulan November ulasan yang dibuat sebanyak 103 ulasan, dan pada bulan Desember ulasan yang dibuat sebanyak 119 ulasan. Word Of Mouth terjadi ketika konsumen merasa puas atau tidak puas terhadap suatu produk, dan menceritakan hal tersebut kepada orang lain Word Of Mouth dapat berpengaruh positif bagi pelaku bisnis ketika Word Of Mouth dapat mempengaruhi individu untuk mengkonsumsi produk yang mereka hasilkan. Di sisi lain Word Of Mouth dapat memberikan dampak yang negatif bagi pelaku 13
bisnis ketika seorang individu tidak mau mengkonsumsi produk yang dihasilkannya yang disebabkan oleh pengalaman buruk yang didapatnya dari penyampai Word Of Mouth tersebut. Word Of Mouth terjadi dikarenakan dua sumber yang menciptakannya, pertama reference group dan kedua opinion leader. Peter dan Olson (2000: 104) menyatakan bahwa sebuah grup terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak berbadan hukum. Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga, teman dekat serta teman kerja, dan kelompok-kelompok tersebut dapat menjadi kelompok referensi. Menurut Shimp (2003:286) opinion leader adalah seseorang yang sering mempengaruhi sikap-sikap atau perilaku yang visibel dan individu lainnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Keripik Talas Dessy tentang pengaruh sosial media, dan Word Of Mouth (WOM) agar konsumen memiliki ketertarikan untuk melakukan pembelian di Keripik Talas Dessy. dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk mengambil judul : Pengaruh Word of mouth melalui Sosial Media terhadap Minat Beli B. Rumusan Masalah Dengan berkembang pesatnya UMKM di Kota Padang-Panjang, serta pertumbuhan ekonomi khusunya dibidang UMKM saat ini, memaksa para pelaku usaha makanan ringan untuk bisa menyampaikan informasi produknya kepada 14
konsumen yang dapat menarik animo masyarkat untuk memiliki minat beli pada suatu produk agar dapat bersaing dan bertahan serta mengembangkan usahanya makanan ringannya. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah Word of Mouth berpengaruh terhadap Sosial Media pada Keripik Talas Dessy? 2. Apakah Sosial Media berpengaruh terhadap Minat Beli pada Keripik Talas Dessy? 3. Apakah Word of Mouth berpengaruh terhadap Minat Beli pada Keripik Talas Dessy? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana Sosial Media, dan Word Of Mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian, sedangkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Word Of Mouth (WOM) terhadap Sosial Media di Keripik Talas Dessy. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Sosial Media terhadap Minat Beli di Keripik Talas Dessy. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Word Of Mouth terhadap Minat Beli di Keripik Talas Dessy. 15
2. Kontribusi Penelitian 1. Kontribusi Akademik Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan berkaitan dengan pengaruh Word Of Mouth melalui Sosial Media terhadap Minat Beli. 2. Kontribusi Praktik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi, sumbangan pemikiran, serta sebagai bahan masukan bagi pengusaha terkait dalam masalah mengenai Minat Beli. Untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat khususnya untuk mahasiswa lainnya yang akan pengadakan penelitian selanjutnya. 16