Jurnal Riset Kesehatan. HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEJADIAN INFEKSI Soil Transmitted Helminths PADA PEMULUNG DI TPS JATIBARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PREVALENSI NEMATODA USUS GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHES (STH) PADA PETERNAK DI LINGKUNGAN GATEP KELURAHAN AMPENAN SELATAN

FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

HELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN. Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: kebersihan kuku, kebiasaan mencuci tangan tangan, kontaminasi telur cacing pada kuku siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

HUBUNGAN HIGIENITAS PERSONAL SISWA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN NEMATODE USUS

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

ABSTRAK. Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH)

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

ABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren

SKRIPSI. Oleh. Yoga Wicaksana NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja. Tenaga kerja yang terpapar dengan potensi bahaya lingkungan

HUBUNGAN ANTARA STATUS HIGIENE INDIVIDU DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS DI SDN 03 PRINGAPUS, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

PERILAKU MENCUCI TANGAN DAN KEJADIAN KECACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

xvii Universitas Sumatera Utara

PEMERIKSAAN NEMATODA USUS PADA FAECES ANAK TK (TAMAN KANAK- KANAK) DESA GEDONGAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

IDENTIFIKASI TELUR NEMATODA USUS (Soil Transmitted Helmints) PADA ANAK DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PUUWATU

I. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5

BAB I PENDAHULUAN. (neglected diseases). Cacing yang tergolong jenis STH adalah Ascaris

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING ASKARIASIS LUMBRICOIDES PADA MURID SDN 201/IV DI KELURAHAN SIMPANG IV SIPIN KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. belum mendapatkan perhatian serius, sehingga digolongkan dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

Diterima: 2 Mei 2013; Disetujui: 30 Mei Keywords: Personal protective equipment, Personal hygiene, Helminths infection

ABSTRAK PERBANDINGAN PREVALENSI INFEKSI CACING TULARAN TANAH DAN PERILAKU SISWA SD DI DATARAN TINGGI DAN SISWA SD DI DATARAN RENDAH

Factors correlated with helminthiasis incidence on students of Cempaka 1 Elementary School Banjarbaru

FAKTOR RISIKO PENYAKIT KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING PADANG TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan

Key words: Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, nails hygiene

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dengan Infeksi Soil Transmitted Helminths di SDN 03 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

KONTRIBUSI PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI TERHADAP KEJADIAN INFEKSI NEMATODA USUS (Studi Pada Petugas Pengangkut Sampah Di Kota Tasikmalaya)

Faktor risiko terjadinya kecacingan di SDN Tebing Tinggi di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Abstrak

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan

Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 4, 5 dan 6 dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: Infeksi, Personal Hygiene, Soil Trasmitted Helminth

UJI PAPARAN TELUR CACING TAMBANG PADA TANAH HALAMAN RUMAH (Studi Populasi di RT.05 RW.III Rimbulor Desa Rejosari, Karangawen, Demak)

Undang Ruhimat. Herdiyana. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA ANAK SEKOLAH DASAR MI ASAS ISLAM KALIBENING, SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

I. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk

1. Herry Hermansyah, Dosen Jurusan Analis Kesehatan Palembang 2. Yuni Merlin, Staff Laboratorium RSRK Charitas Palembang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFEKSI KECACINGAN MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN ANGKOLA TIMUR KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012 ABSTRACT

HUBUNGAN PERILAKU DAN HIGIENE SISWA SD NEGERI DENGAN INFEKSI KECACINGAN DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam. pemeriksaan metode pengendapan dengan sentrifugasi.

Infection risk of intestinal helminth on elementary school student in different ecosystem of Tanah Bumbu district in 2009

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB INFEKSI CACINGAN PADA ANAK DI SDN 01 PASIRLANGU CISARUA

GAMBARAN KEJADIAN KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN TANJUNG JOHOR KECAMATAN

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Rizka Yunidha Anwar 1, Nuzulia Irawati 2, Machdawaty Masri 3

Transkripsi:

Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 40-44 Jurnal Riset Kesehatan http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEJADIAN INFEKSI Soil Transmitted Helminths PADA PEMULUNG DI TPS JATIBARANG Abstrak Lilik Setyowatiningsih*) ; Surati Surati Jurusan Analis Kesehatan ; Poltekkes Kemenkes Semarang Jalan Woltermonginsidi No.115 ; Pedurungan; Semarang Penyakit cacingan masih sering dijumpai di seluruh wilayah Indonesia terutama pada kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dan rendahnya higienitas perorangan. Salah satu penyakit cacingan yang masih banyak terjadi pada penduduk di Indonesia disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH) yaitu golongan nematode usus yang siklus hidupnya melalui media tanah. Menurut Depkes tahun 2006 prevalensi kecacingan untuk semua umur di Indonesia antara 40%-60%. Lokasi dalam penelitian ini yaitu Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Daerah Jatibarang yang merupakan sentral TPS di kota Semarang dengan kondisi sanitasi lingkungan yang kumuh. Hasil penelitian tahun 2005, diketahui sebanyak 47,5 % pemulung di TPS Jatibarang mengalami kecacingan dengan jenis infeksi tunggal. Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan higiene sanitasi dengan infeksi Soil Transmitted Helminths pada pemulung di TPS Jatibarang Kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pemulung di TPS Jatibarang Kabupaten Semarang sudah menerapkan higiene sanitasi lingkungan dengan baik sehingga kejadian infeksi kecacingan pada pemulung di TPS Jatibarang 100% negatif. Kata kunci: Higiene sanitasi ; Infeksi Soil Transmitted Helminths Abstract [SANITATION HYGIENE RELATIONSHIP WITH INFECTION SOIL TRANSMITTED HELMINTHS OF SCAVENGERS IN TPS JATIBARANG] Worming often be found in all parts of Indonesia, especially in conditions of poor sanitation and lack of hygiene individually. A deworming still causes much of the population in Indonesia by the Soil Transmitted Helminths (STH) is a group of intestinal nematode life cycle through the soil media. According to the Depkes, the prevalence of worm infection in 2006 for all ages in Indonesia between 40%-60%. The location of this research waste (TPS) in the Jatibarang region which is a central polling station in the city of Semarang with sanitary conditions of slums. The results of the study in 2005, known as much as 47.5% of scavengers in TPS Jatibarang experienced some worm infection and type of infection. Knowing the purpose of the research for sanitary hygiene related to infection Soil Transmitted Helminths TPS Jatibarang scavengers in the city of Semarang. Based on the research results, mainly scavengers TPS Jatibarang Semarang District has sanitation hygienic environment so well that the incidence of worm infection on a scavenger TPS Jatibarang 100% negative implemented. Keywords: Sanitation hygiene ; infection Soil Transmitted Helminths 1. Pendahuluan Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan kurang mendapat perhatian yang cukup oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Salah satu jenis penyakit ini adalah penyakit kecacingan yang disebabkan oleh *) Lilik Setyowatiningsih E-mail: liliksetyowati70@gmail.com infeksi cacing kelompok Soil Transmitted Helminths (STH) (Dachi, 2005). Soil Transmitted Helminths adalah nematoda usus yang perkembangan embrionya pada tanah. Ada 3 jenis cacing STH di Indonesia yang sering menginfeksi manusia, yaitu Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides),cacing Cambuk (Trichuris trichiura) dan Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) (Arsanti, 2011). Infestasi cacing usus masih merupakan

Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 41-44 masalah kesehatan masyarakat yag dilaporkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dimana faktor higiene dan sanitasi lingkungan merupakan faktor penting dari transmisi penyakit ini. Hasil penelitian tahun 2005, diketahui sebanyak 47,5% pemulung di TPS Jatibarang mengalami kecacingan dengan jenis infeksi tunggal dan tidak ada infeksi ganda. Tahun 2010 hasil penelitian pada pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Kalongan ungaran Kabupaten Semarang menunjukkan prevalensi kecacingan sebesar 21,4%. Hasil survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia di beberapa provinsi di Indonesia menunjukkan prevalensi kecacingan untuk semua umur di Indonesia berkisar antara 40%-60%. Tingginya prevalensi ini disebabkan oleh iklim tropis dan kelembaban udara tinggi di Indonesia, yang merupakan lingkungan yang baik untuk perkembangan cacing, serta kondisi higiene dan sanitasi yang buruk (Depkes RI, 2006). Sampah sebagai hasil sampingan dari berbagai aktivitas dalam kehidupan manusia maupun sebagai hasil dari proses alamiah, seringkali menimbulkan permasalahan diperkotaan. Semakin berkembang suatu kota akibat pertambahan jumlah penduduk serta peningkatan aktivitas hidupnya menyebabkan masalah yang ditimbulkan oleh sampah semakin besar dan kompleks (Slamet, 2004). Kondisi tanah yang lembab dengan bertumpuknya banyak sampah merupakan habitat yang tepat untuk nematoda hidup dan berkembang biak. Tekstur tanah yang sangat bervariasi yang terdiri dari tanah pasir, debu dan tanah liat sangat memungkinkan hidup dan berkembang biak telur-telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) hingga menjadi cacing yang infektif menularkan penyakit kecacingan. Higiene adalah ilmu tentang kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan dan memperbaiki kesehatan. Higiene perorangan bisa tercapai bila seseorang mengetahui pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri, karena pada dasarnya higiene adalah mengembangkan kebiasaan yang baik untuk kesehatan (Hasyimi, 2001). Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Jadi lebih baik mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sehingga dapat menghindari munculnya berbagai penyakit (Hasyimi, 2001). Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Daerah Jatibarang merupakan pusat tempat pembuangan sampah di kota Semarang. Sampah berasal dari limbah rumah tangga maupun industri di kota Semarang. Sampah yang masuk ke TPS dibedakan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik meliputi sampah plastik, besi dan kaca yang bisa didaur ulang kembali. Adanya sampah-sampah anorganik di TPS ini yang membuat para pemulung tertarik untuk mengais rejeki dengan memulung sampah yang bisa didaur ulang dan kemudian dijual kepengepul barang rosok. Pekerjaan pemulung sampah dilakukan dari pagi sampai sore hari mereka pun kerap kali melakukan aktifitas ditempat dimana mereka bekerja, seperti makan, minum, buang air kecil, dan buang air besar, tanpa memperhatikan kesehatan dan kebersihan yang baik. Higiene dan sanitasi mereka yang kurang baik, seperti tidak menggunakan alas kali selama bekerja, tidak mencuci tangan sebelum makan, buang air kecil dan buang air besar sembarangan, akan mengundang berbagai penyakit, salah satunya yaitu penyakit kecacingan, khususnya infeksi cacing dari golongan Soil transmitted helminths. Bahkan, di musim hujan pun mereka tetap memulung sampah, tanpa mempedulikan kondisi tanah yang licin dan lembab, sehingga memungkinkan untuk telur cacing dari STH bertahan hidup. 2. Metode Rancangan penelitian ini adalah observasional dengan kriteria penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran infeksi Soil Transmitted Helminths pada pemulung di TPS daerah Jatibarang kota Semarang dan kuesioner yang bersifat observasi untuk menggambarkan higiene sanitasi. Data penelitian ini diperoleh dari pemeriksaan laboratorium pada tinja untuk mengetahui infeksi Soil Transmitted Helminths dan selanjutnya dihubungkan dengan data kuesioner kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa secara analitik. Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder yang dikumpulkan langsung dari subjek penelitian oleh peneliti yaitu : Data Primer yaitu data infeksi telur cacing STH yang diperoleh dari

Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 42-44 pemeriksaan tinja responden dengan metode langsung. Data Sekunder yaitu data Higiene sanitasi pada pemulung di TPS daerah Jatibarang kota Semarang yang diperoleh melalui kuesioner. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu mikroskop, objekglass, deckglass, pipet tetes, lidi dan pot feses. Bahan yang digunakan adalah eosin 2%( Indo Reagen) dan feses. Prosedur pemeriksaan dengan menggunakan metode langsung yaitu : Menyediakan objek glass yang sudah dibersihkan kapas alkohol.; Menetesi objek glass dengan reagen eosin 2 % sebanyak 1 tetes.; Mengambil sedikit feses dan mencampur hingga homogen dengan menggunakan lidi.; Menutup objek glass dengan dekglass dan melakukan pemeriksaan dibawah mikroskop (Axiom Germany) dengan perbesaran 10-40x. 3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pemeriksaan feses pada Jatibarang Kabupaten Semarang, yang berjumlah 39 orang, pada bulan Agustus- September 2016 memberikan hasil yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Prevalensi Infeksi Telur Cacing Soil Transmitted Helmint (STH) pada pemulung di TPS Jatibarang berdasarkan derajat higiene sanitasi para pemulung. Gambar 1. Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun Sebelum Makan Pada gambar 1, dapat diketahui bahwa sebagian besar para pemulung di TPS Jatibrang Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dengan persentase sebesar 95%. tersebut mempunyai persentase lebih sedikit, yaitu sebesar 5%. Gambar 2. Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Memotong Kuku Dan Membersihkan Kuku Seminggu Sekali Pada gambar 2, dapat diketahui bahwa sebagian besar para pemulung di TPS Jatibrang Memotong kuku dan membersihkan kuku seminggu sekali dengan persentase sebesar 87%. tersebut mempunyai persentase lebih sedikit, yaitu sebesar 13%. Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa semua pemulung di TPS Jatibarang yang berjumlah 39 orang (100%) mempunyai derajat hygiene sanitasi baik. Apabila dilihat dari infeksi telur cacing STH, diketahui bahwa tidak ada pemulung yang terinfeksi telur cacing STH. Gambar 3. Proporsi Responden Berdasarkan Terpenuhinya Sumber Air Bersih Di Tempat Kerja Pada gambar 3, dapat diketahui bahwa sebagian besar para pemulung di TPS Jatibarang kabupaten Semarang sadar akan adanya ketersediaan sumber air bersih di tempat kerja dengan persentase sebesar 85%. Sedangkan

Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 43-44 yang belum menyadari pentingnya sumber air bersih di tempat kerja mempunyai persentase lebih sedikit, yaitu sebesar 15%. kecacingan oleh telur STH, Pencemaran telur cacing tersebut terjadi karena pencemaran tanah oleh tinja, hal ini memudahkan transmisi telur dari tanah kepada manusia melalui tangan yang tercemar oleh telur cacing parasit, kemudian masuk ke mulut bersama makanan. Gambar 4. Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Buang Air Besar Di Lingkungan Sekitar Tempat Kerja 4. Simpulan dan Saran Berdasarkan kategori higiene sanitasi, dari 39 responden dapat diketahui bahwa semua (TPS) di Jatibarang berkategori higiene sanitasi baik. Berdasarkan hasil pemeriksaan feses, dari 39 sampel (100%) Tidak ditemukan adanya infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada pemulung di TPS Jatibarang kota Semarang. Tidak ada hubungan antara hygiene sanitasi terhadap infeksi Soil Transmitted Helmints (STH) pada pemulung di TPS Jatibarang kota Semarang Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian atau pengabdian masyarakat berkesinambungan dengan melakukan pemeriksaan telur cacing STH dengan metode lain dan melakukan pengulangan pemeriksaan agar hasilnya lebih akurat. Bagi Masyarakat terutama pemulung di TPS Jatibarang Kabupaten Semarang diharapkan meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat agar terhindar dari penyakit kecacingan. Bagi Dosen dan Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis di TPS Jatibarang Kabupaten Semarang akan tetapi dengan sasaran atau pemeriksaan yang berbeda. Pada gambar 4, dapat diketahui bahwa sebagian kecil para pemulung di TPS Jatibarang buang air besar di lingkungan sekitar tempat kerja dengan persentase sebesar 21%. Buang air besar di lingkungan sekitar tempat kerja dengan persentase yaitu 79 % Berdasarkan hasil penelitian pada (TPS) Jatibarang Kabupaten Semarang dengan jumlah 39 orang, didapatkan hasil bahwa tidak ada pemulung yang terinfeksi cacing Soil Transmitted Helminth (STH), dan untuk kategori higiene sanitasi, dari 39 sampel dapat diketahui bahwa semua pemulung di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Jatibarang berkategori higiene sanitasi baik. Berdasarkan hasil rekapitulasi derajat higiene sanitasi para pemulung di TPS 5. Ucapan Terima Kasih Jatibarang, menunjukkan bahwa kebiasaan memakai alas kaki saat berada di tempat kerja sudah baik, yaitu semua pemulung (100%) telah memakai alas kaki saat bekerja baik itu berupa sandal maupun sepatu, (87%) sudah memotong kuku dan membersihkan kuku seminggu sekali, (85%) menyadari adanya sumber air bersih di tempat kerja, (79%) tidak buang air besar di 6. Daftar Pustaka lingkungan sekitar tempat kerja dan (100%) dari seluruh responden telah mempunyai jamban. Berdasarkan data hasil rekapitulasi kuesioner yang diterima diketahui bahwa sebagian besar pemulung di TPS Jatibarang Kabupaten Semarang sudah mampu menerapkan higiene diri dan sanitasi lingkungan, serta mereka menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh mereka sangat beresiko terhadap penyakit, khususnya penyakit Ucapan banyak terima kasih disampaikan atas kesempatan yang diberikan untuk mendapatkan Dana Risbinakes DIPA Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Arsanti dkk. (2011) Infeksi Cacing (Penyakit Kecacingan), BBTKL PPM. Yogyakarta: Jurnal Media Informasi Kegiatan, Volume 9. Dachi, R.A.(2005) Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar Terhadap Infeksi Cacing Perut Di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Tahun 2005. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia.vol.1.(2), Hal 1-7

Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 44-44 Dahlan, Muhamad Sopiyudin. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan menggunakan SPSS Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika. Depkes RI. (2006). Pedoman PengendalianKecacingan. Diunduh dari: http://www.depkes.go.id Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang. Diunduh tanggal 20 Oktober 2016 dari http://dkp.semarangkota.go.id/index.p hp/content/tpa_uptd Inge Sutanto dkk. (2008). Parasitologi Kedokteran. Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI : Jakarta. Garcia, LS. (2003). Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran: ECG. Ginting. S. A, (2003). Hubungan Antara Status Social Ekonomi Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar. Digitized by USU digital library. Hasyimi. M.(2001). Kaitan Pengetahuan dan Kebiasaan dengan Infeksi kecacingan. Media Litbang Kesehatan. Volume XI Nomer 3 : Jakarta. Hadidjaja, Pinardi. (2001) Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran. Jakarta: FKUI. Irianto, Koes. (2013). Parasitoloi Medis ( Medical Parasitology). Penerbit Buku Alfabeta, cv : Bandung. Jangkung. S. O. (2002). Parasitologi Medik 1 Helmintologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta Puspitasari, Fitri. Skripsi.(2005). Hubungan Kecacingan Dengan Status Gizi Pada Pemulung Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kecamatan Mijen Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Rianda. (2014). Pengetahuan dan Tindakan Personal Hygiene Pemunlung Sampah, Jurnal Kesehatan, Volume V, Nomor 2,Oktober 2014, hlm 162-166 Safar R. (2010). Parasitologi Kedokteran: Protozoologi, Entomologi, dan Helmintologi. Y rama Widya : Bandung. Simanjuntak, Lisnawaty. (2013). Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja. Direktorat Pembinaan SMK. Diunduh pada tanggal 02 Desember 2014 dari http://belajar.ditpsmk.net/wp- content/uploads/2014/09/sanitasi- HYGIENE-DAN-KESELAMATAN- KERJA-X.pdf. Slamet, J.S.(2004) Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Sumanto, Didik. Tesis. (2010). Faktor resiko infeksi cacing tambang pada anak sekolah dasar. Prodi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro. Diunduh pada tanggal 12 November 2014 dari http://eprints.undip.ac.id/23985/1/1/ DIDIK_SUMANTO.pdf Surahma, A.M.,Damaiyanti, M. (2013) Hubungan Antara Kebiasaan Penggunaan Alat Pelindung Diri dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Infeksi Kecacingan Pada Petugas Sampah di Kota Yogyakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 12 No 2, Juni 2013 : 161 170