TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Hutan Mangrove. Hutan mangrove merupakan sumber daya alam yang memiliki beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas yang hidup didalam kawasan yang lembab dan berlumpur serta

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. daratan dengan ekosistem lautan. Oleh karena itu, ekosistem ini mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu nama

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

TINJAUAN PUSTAKA. khusus karena lantai hutannya secara teratur digenangi oleh air yang dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. mengatakan bahwa istilah tersebut kemungkinan merupakan kombinasi dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi kepentingan manusia (Purnobasuki, 2005).

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

PENDAHULUAN. pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. Namun semakin hari semakin kritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik karena terjadi perpaduan

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

TINJAUAN PUSTAKA. adalah sebagai daerah pemijahan (spawning ground), daerah asuhan (nursery

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa portugis mangue dan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mangrove

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

I. PENDAHULUAN. pelestaraian mangrove dengan mengubahnya menjadi tambak-tambak. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem mangrove mempunyai fungsi dan manfaat yang serba guna dan

BAB I. penting dari kondisi geografis Indonesia sebagai wilayah kepulauan adalah

TINJAUAN PUSTAKA. air laut dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang mampu tumbuh

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. pada iklim tropis dan sub tropis saja. Menurut Bengen (2002) hutan mangrove

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

I. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

Company LOGO ILMU TANAH. Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.

Mangrove menurut Macnae (1968) merupakan perpaduan

PENDAHULUAN. lahan pertambakan secara besar-besaran, dan areal yang paling banyak dikonversi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

EKOSISTEM, SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai sub tropis. Menurut Spalding et al. (1997) luas ekosistem mangrove di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dan lautan. Hutan tersebut mempunyai karakteristik unik dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat pulih (seperti minyak bumi dan gas serta mineral atau bahan

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan...

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan istilah mangrove secara berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. kesempatan untuk tumbuhan mangrove beradaptasi (Noor dkk, 2006). Hutan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Hutan Mangrove di Muara Kali Porong Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggunaan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya alam yang tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan luasan yang terbatas, 2) Peranan ekologis dari ekosistem hutan

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pantai Nanganiki merupakan salah satu pantai yang terletak di Desa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mangrove merupakan vegetasi yang kemampuan tumbuh terhadap salinitas air

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakan sumber daya alam yang memiliki beberapa sifat kekhususan diantaranya karena letak hutan mangrove yang sangat spesifik. Peranan ekologisnya yang khas, potensi yang bernilai ekonomis tinggi. Hutan mangrove merupakan sumber daya alam yang dapat dipulihkan pendayagunaannya sehingga memerlukan penanganan yang tepat terutama untuk mencegah musnahnya sumber daya alam dan untuk menjamin kelestarian masa kini dan masa yang akan datang. Hutan mangrove dan hutan pantai merupakan jalur hijau daerah pantai yang mempunyai fungsi ekologis dan sosial ekonomi. Secara ekonomis, hutan mangrove dan hutan pantai merupakan sumber hutan bukan kayu bagi masyarakat setempat, disamping manfaat jasa lingkungan dan secara fisik berperan melindungi lahan pantai karena mampu memecahkan energi kinetik gelombang air laut (Alwidakdo dkk., 2014). Walaupun ekosistem hutan mangrove tergolong sumber daya yang dapat pulih, namun bila pengalihan fungsi atau konversi dilakukan secara besar-besaran dan terus menerus tanpa mempertimbangkan kelestariannya, maka kemampuan ekosistem tersebut untuk memulihkan dirinya tidak hanya terhambat tetapi juga tidak berlangsung, karena beratnya tekanan akibat perubahan tersebut. Kerusakan hutan mangrove berdampak besar baik secara ekologi, ekonomi, maupun sosial (Ghufran, 2012). Sedangkan Saputro (2009) mengatakan bahwa, mangrove adalah sekolompok tumbuhan, terutama golongan halopit yang terdiri atas bermacam jenis, dari suku tumbuhan yang berbeda-beda tetapi mempunyai persamaan dalam 4

hal adaptasi morfologi dan fisiologi terhadap habitat tumbuhannya dan genangan pasang surut air laut yang mempengaruhinya. Pengertian tersebut menunjukkan adanya makna : (1) prinsip botani yang menyangkut antara lain lifeform, taksonomi dan fisiologi tumbuhan; (2) prinsip habitat yang antara lain menyangkut struktur lingkungan (environmental setting); dan (3) prinsip laut yang antara lain menyangkut kondisi pasang-surut seperti kelas tingginya atau lamanya genangan air laut. Taksonomi dan Morfologi Avicennia alba Api-api hitam (Avicennia alba) mempunyai taksonomi tumbuhan sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Lamiales : Avicenniace : Avicennia : Avicennia alba A. alba merupakan belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai 20 m. Kumpulan pohon membentuk sistem perakaran horizontol dan akar pasak yang rumit. Akar pasak biasanya tipis, berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu luar bewarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain kadang-kadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua, kadang-kadang ditemukan serbuk yang tipis (Noor dkk., 2006). 5

Daun A. alba memiliki permukaan halus, bagian atas hijau mengkilat, bawahnya pucat. Unit dan letak daun sederhana dan berlawanan. Bentuk daun lanset (seperti daun akasia) kadang elips. Ujungnya meruncing dan berukuran 16 x 5 cm. Bunga A. alba seperti trisula dengan gerombolan bunga (kuning) hampir sepanjang ruas tandan. Letak bunga di ujung / pada tangkai bunga. Formasi bulir (ada 10-30 bunga per tandan). Daun mahkota berjumlah 4 dan bewarna kuning cerah, panjangnya 3-4 mm. Kelopak bunga berjumlah 5 dan benang sari 4. Buah A. alba berbentuk seperti kerucut/cabe/mente yaitu bewarna hijau muda kekuningan dan berukuran 4 x 2 cm (Noor dkk., 2006). Fungsi dan Manfaat Mangrove Fungsi hutan mangrove dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1. Fungsi Biologis/Ekologis Hutan mangrove memiliki nilai penting sebagai kunci utama penyediaan makanan bagi organisme yang tinggal di sekitar mangrove, seperti udang, kepiting, ikan, burung, dan mamalia. Mangrove merupakan daerah mencari makanan (feeding ground) bagi organisme-organisme yang ada di dalamnya. Karena kerapatan mangrove yang memungkinkan untuk melindungi kehidupan organisme di dalamnya, maka hutan mangrove juga dijadikan sebagai tempat berkumpul dan tempat persembunyian (nursery ground atau daerah asuhan), terutama bagi anak udang, anak ikan, dan biota laut lainnya. Selain itu, dengan bentuknya yang unik, hutan mangrove juga menyediakan tempat yang sangat baik dan ideal bagi proses pemijahan (spawning ground) biota laut yang ada di dalamnya. 6

2. Fungsi Sosial dan Ekonomi Upaya pengelolaaan sumber daya hutan mangrove secara lestari hendaknya sudah memperhatikan inisiatif lokal masyarakat sekitar hutan. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya proteksi terhadap kemungkinan perusakan ekosistem hutan. Dampak negatif yang mungkin akan timbul dapat ditekan apabila masyarakat di sekitar hutan mangrove dilibatkan dan diberi akses untuk mengelola hutan dengan tetap memperhatikan kelestariannya. Hasil hutan mangrove baik hasil kayu dan non kayu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan konstruksi, kayu bakar, bahan baku kertas, bahan makanan, kerajinan, obat-obatan, pariwisata. Hal ini tentu saja akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan hasi hutan dan jasa mangrove memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di sekitar hutan. Pembangunan lokasi ekowisata mangrove dan hutan pendidikan dapat pula menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar hutan mangrove. 3. Fungsi Fisik Hutan mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pantai dari gelombang besar, angin kencang dan badai. Mangrove juga dapat melindungi pantai dan abrasi, menahan lumpur, mencegah intrusi air laut dan memerangkap sedimen. Fungsi fisik keberadaan hutan mangrove adalah Menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi agar tetap stabil, mempercepat perluasan lahan, mengendalikan intrusi air laut, melindungi daerah di belakang hutan mangrove dari hempasan gelombang dan angin kencang, dan mengolah limbah organik. 7

Manfaat hutan mangrove telah diketahui memiliki manfaat ganda dan merupakan mata rantai yang penting dalam memelihara siklus biologi di suatu perairan. Manfaatnya dapat dibedakan atas manfat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung dikategorikan sebagai manfaat yang secara langsung dapat dirasakan kegunaannya, dan nilainya dapat dikuantifikasikan dalam pemenuhan kebutuhan manusia akan suatu produksi atau jasa pelayanan. Sedangkan manfaat tidak langsung sering kali sulit dirasakan dan dikuantitatifkan, walaupun manfaat itu sesungguhnya mempunyai nilai strategis yang sangat menentukan dalam menunjang kehudupan manusia, seperti dalam kaitannya sebagai sumber plasmanutfah, ilmu pengetahuan, pendidikan, hidrologis, iklim, dan lain sebagainya (Kusmana dkk, 2003) Zonasi Hutan Mangrove Arief (2003) mengatakan bahwa hutan mangrove yang masih alami pada umumnya membentuk zonasi yaitu mulai dari arah laut ke daratan berturut-turut sebagai berikut : 1. Zona Avicennia, terletak pada lapisan paling luar dari hutan mangrove. Pada zona ini, tanah berlumpur lembek dan berkadar garam tinggi. Jenis Avicennia banyak ditemui berasosiasi dengan Sonneratia spp. Karena tumbuh di bibir laut, jenis-jenis ini memiliki perakaran yang sangat kuat yang dapat bertahan dari hempasan ombak laut. Zona ini juga merupakan zona perintis atau pioner karena terjadinya penimbunan sedimen tanah akibat cengkeraman perakaran tumbuhan jenis ini. 8

2. Zona Rhizophora, terletak di belakang zona Avicennia dan Sonneratia. Pada zona ini, tanah berlumpur lembek dengan kadar garam lebih rendah. Perakaran tanaman tetap terendam selama air laut pasang. 3. Zona Bruguiera, terletak di belakang zona Rhizophora. Pada zona ini, tanah berlumpur agak keras. Perakaran tanaman lebih peka serta hanya terendam pasang naik dua kali sebulan. 4. Zona Nypa, yaitu zona pembatas antara daratan dan lautan, namun zona ini sebenarnya tidak harus ada, kecuali jika terdapat air tawar yang mengalir (sungai) ke laut. Dekomposisi Dekomposisi serasah adalah perubahan secara fisik maupun kimia yang sederhana oleh mikroorganisme tanah (bakteri, fungi dan hewan tanah lainnya) atau sering disebut juga mineralisasi yaitu proses penghancuran bahan organik yang berasal dari hewan dan tanaman menjadi senyawa-senyawa anorganik sederhana (Sutedjo dkk., 1991). Sebagai suatu proses yang dinamis, dekomposisi memiliki dimensi kecepatan yang mungkin berbeda dari waktu ke waktu tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut umumnya adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dekomposer disamping faktor bahan yang akan didekomposisi. Proses dekomposisi bahan organik secara alami akan berhenti bila faktor-faktor pembatasnya tidak tersedia atau telah dihabiskan dalam proses dekomposisi itu sendiri. Oksigen dan bahan organik, menjadi faktor kendali dalam proses dekomposisi. Kedua faktor ini terutama oksigen merupakan faktor kritis bagi dekomposisi aerobik. Ketersediaan bahan organik yang 9

berlimpah mungkin tidak berarti banyak dalam mendukung dekomposisi bila faktor lain seperti oksigen tersedia dalam kondisi terbatas (Sunarto, 2003). Produksi serasah merupakan bagian yang penting dalam transfer bahan organik dari vegetasi ke dalam tanah. Unsur hara yang dihasilkan dari proses dekomposisi serasah di dalam tanah sangat penting dalam pertumbuhan mangrove dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem laut dan estuari dalam menyokong kehidupan berbagai organisme akuatik. Apabila serasah di hutan mangrove ini dapat diperkirakan dengan benar dan dipadukan dengan perhitungan biomassa lainnya, akan diperoleh informasi penting dalam produksi, dekomposisi, dan siklus nutrisi di ekosistem hutan mangrove. Analisis dari komposisi hara dalam produksi serasah dapat menunjukkan hara yang membatasi dan efisiensi dari nutrisi yang digunakan, sehingga siklus nutrisi dalam ekosistem hutan mangrove akan terpelihara (Rahajoe dkk., 2004). Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove Menurut Biologi Resources on Shantybio (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan mangrove adalah sebagai berikut : Oksigen terlarut Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungi yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya. Oksigen terlarut juga penting dalam proses respirasi dan fotosintesis. Oksigen terlarut berada dalam kondisi tertinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari. 10

Substrat Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan mangrove. Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur A. marina dan Bruguiera pada tanah lumpur berpasir. Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan, misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat. Konsentrasi kation Na > Mg > Ca atau K akan membentuk konfigurasi hutan Avicennia Sonneratia Rhizophora Bruguiera. Mg > Ca > Na atau K yang ada adalah nipah. Ca > Mg, Na atau K yang ada adalah Melauleuca. Suhu Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang berperan penting dalam proses fisiologis, seperti fotosintesis dan respirasi. Suhu rata-rata di daerah tropis cukup baik bagi pertumbuhan mangrove. Kusmana (2000) kisaran temperatur optimum pada pertumbuhan beberapa jenis tumbuhan mangrove, yaitu jenis Avicennia tumbuh baik pada suh 18 20 o C. Salinitas Tinggi dan waktu penggenangan air laut disuatu lokasi pada saat pasang juga menentukan salinitas. Salinitas juga merupakan salah satu faktor dalam menentukan penyebaran tumbuhan mangrove. Di samping salinitas juga menjadi faktor pembatas untuk spesies tertentu. Walaupun beberapa spesies tumbuhan mangrove memiliki mekanisme adaptasi yang tinggi terhadap salinitas, namun bila suplai air tawar tidak tersedia, hal ini menyebabkan kadar garam tanah dan air 11

mencapai kondisi ekstrem sehingga mengancam kelangsungan hidupnya (Dahuri, 2003). Unsur Hara Unsur hara yang terdapat di ekosistem mangrove terdiri atas hara anorganik dan organik. Anorganik : P, K, Ca, Mg, Na. Organik : fitoplankton, bakteri, alga. Sedangkan kandungan unsur hara yang terdapat di dalam daun-daun berbagai jenis mangrove terdiri atas karbon, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium. Kandungan unsur hara di dalam daun-daun berbagai jenis mangrove dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Unsur Hara di Dalam Daun-daun Berbagai Jenis Mangrove N Jenis Kar Nitro Fos Kali Kalsi Magne Da b g f u u siu un o e o m m m n n r 1 Rhizop 50.8 0.83 00 0.3 0.75 0.86 hor 3 2 5 a 5 2 Ceriops 49.7 0.38 0.0 0.4 0.74 1.07 8 0 6 2 3 Avicen 47.9 0.35 0.0 0.8 0.30 0.49 nia 3 8 1 6 4 Sonner 1.42 0.12 1.3 0.9 0.27 0.45 12

ati 0 8 a Sumber : Laboratorium Fahutan, IPM (1997) diacu oleh Arifin (2003) Karbon (C) Karbon dan oksigen yang terdapat di atmosfer berasal pelepasan CO 2 dan H 2 O. Oksigen secara beransur terbentuk karena rata-rata produksi biomassa yang menghasilkan oksigen melampaui sedikit respirasi yang mengkonsumsi oksigen, maka CO 2 berpran dalam pembentukan iklim. Karbondioksida berperan besardalam proses pelapukan secara kimia batuan dan mineral (Notohadiprawiro, 1998). Nitrogen (N) Nitrat (NO 3 ) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen sangat mudah terlarut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrat dengan bantuan mikroorganisme adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen. Bahan organik yang terdekomposisi adalah sumber amonia yang merupakan awal pembentukan nitrat melalui pemecahan Nitrogen organik dan anorganik yang terdapat dalam tanah dan air dengan bantuan mikroba dan jamur (Efendi, 2003). Fungsi nitrogen dalam tanah bagi tumbuhan adalah berperan dalam pembentukan protein, selain itu juga dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif. Tumbuhan dengan kandungan N yang cukup daunnya akan berwarna lebih hijau. 13

Fosfor (P) Effendi (2003), bahwa unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa organik yang terlarut. Fosfor membentuk kompleks dengan ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat larut dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh alga akuatik. Fosfor yang terdapat dalam air larut umumnya berasal dari dekomposisi organisme yang sudah mati. Fosfor merupakan salah satu senyawa unsur hara yang penting karena akan diabsorbsi oleh fitoplankton dan masuk kedalam rantai makanan (Hutagalung dan Rozak, 1997 diacu oleh Bahri, 2007). Fosfor dalam bentuk fosfat merupakan mikronutrien yang diperlukan dalam jumlah kecil namun sangat esensial bagi organisme akuatik. Kekurangan fosfat juga dapat menghambat pertumbuhan fitoplankton (Zulfitria, 2003 diacu oleh Bahri, 2007). Sumbersumber alami fosfor diperairan adalah pelapukan batuan mineral dan dikomposisi bahan organik. Sumbangan dari daerah pertanian yang menggunakan pupuk juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi keberadaan fosfor (Effendi, 2003). 14