BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2001:3). Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibedakan dibedakan menjadi 2 yaitu tata bahasa tradisional dan linguistik modern. Selanjutnya linguistik dapat dibagi menjadi beberapa cabang yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.fungsi bahasa merupakan suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan. Oleh karena itu, bahasa mempunyai peranan yang sangat penting. Bahasa mempunyai pengaruh yang luar biasa, karena bahasa merupakan salah satu pembeda ciri utama umat manusia dengan makhluk lainnya yang ada di dunia ini. (Tarigan, 1987). Salah satu kesulitan yang kita hadapi saat mempelajari bahasa adalah perbedaan-perbedaan yang terdapat antara bahasa ibu kita dan bahasa asing yang kita pelajari. Bahasa Jepang memilliki banyak perbedaan dengan bahasa Indonesia. 1
Sehingga menurut Perera (1997:157), menjelaskan bahwa sumber utama kesulitan belajar bahasa adalah perbedaan antar bahasa. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki keragaman budaya dalam hal tata bahasanya. Sudjianto dan Dahidi (2004:11-12) menjelaskan bahwa bahasa Jepang adalah bahasa yang unik. Salah satu dari keunikannya adalah dilihat dari para penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya. Nilai keunikan itulah yang menyebabkan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, sehingga sering terjadi kesalahan karena perbedaan bahasanya baik secara makna, struktur maupun secara fungsi. Masuoka dan Takubo (1989:2) berpendapat bahwa: 我々は言語を用いて相互の意志を伝達するわけであるが言語表現の最も基本的な単位は 文 である 文 は あるまとまった内容を持ち 形の上で完緒した ( 表記において 句点 が与えられる ) 単位である Terjemahan: Kita menggunakan bahasa untuk menyampaikan pesan antara manusia satu dengan yang lainnya, satuan bahasa yang paling dasar adalah kalimat. Kalimat mengandung berbagai macam makna di dalamnya. Sehingga satuan terkecil dalam kalimat adalah klausa. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk menyampaikan isi pikiran kita kepada orang lain, tetapi juga bisa ditujukan pada diri sendiri, seperti saat berbicara sendiri baik yang dilisankan maupun hanya di dalam hati. Tetapi, yang paling penting adalah ide, pikiran, hasrat dan keinginan yang ada dituangkan melalui bahasa. Oleh karena itu, bahasa merupakan alat yang sangat penting untuk manusia sebagai makhluk sosial dalam berkomunikasi antar sesama. Ketika kita 2
menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud, tiada lain karena ia memahami makna (imi) yang dituangkan melalui bahasa tersebut, jadi fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan (densetsu) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis (Dedi Sutedi, 2003:2). Komunikasi merupakan proses sosial yang paling mendasar karena dalam berkomunikasi seseorang melakukan tindakan perpindahan informasi, gagasan, emosi dan kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya (Mulyana, 2005:68). Istilah linguistik, sering kita dengar dalam mempelajari bahasa, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Jepang. Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa (Matthews, 1997). Istilah linguistik dalam bahasa Jepang disebut dengan gengogaku, sedangkan linguistik bahasa Jepang disebut dengan Nihongo-gaku. Kata Nihongo-gaku dapat diterjemahkan dengan ilmu bahasa Jepang. Jadi, dalam Nihongo-gaku dipelajari tentang seluk-beluk bahasa Jepang, yang mencakup berbagai cabang seperti dalam linguistik pada umumnya. Dalam kalimat-kalimat bahasa Jepang, sering kita jumpai penggunaan verba dalam bentuk ~te iru dan ~te ita. Yang akan dibahas oleh penulis adalah penggunaan fungsi dari ~te ita, yang merupakan bentuk lampau dari ~te iru. Gramatikal bahasa Jepang banyak memiliki partikel (joshi) yang fungsinya juga bermacam-macam. Perbedaan nomina, verba, dan adjektiva mudah dikenali dengan melihat bentuk kata tersebut, karena masing-masing memiliki ciri tersendiri. Selain itu, bahasa Jepang memiliki banyak sinonim, polisemi, dan homonim. 3
Predikat kalimat diletakkan di akhir kalimat, dengan struktur S-O-P untuk kalimat transitif. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil tema fungsi penggunaan bentuk ~te ita ~ ていた karena penulis ingin mengetahui fungsi ~ ていた yang sering digunakan dalam bahasa Jepang sehari-harinya. Dengan menggunakan korpus data dalam novel. 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis fungsi penggunaan bentuk ~te ita yang berhubungan dengan aspek. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis fungsi penggunaan ~te ita dalam novel Ren Ai Haku Sho Haru Monogatari 恋愛白書春物語 karya Miyuki Kobayashi. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam mengenai makna dan fungsi ~te ita yang akan dibuktikan melalui penggunaann bentuk ~te ita itu sendiri pada novel Ren Ai Haku Sho Haru Monogatari 恋愛白書春物語 karya Miyuki Kobayashi yang akan dijadikan acuan oleh penulis. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memudahkan pembaca ataupun masyarakat awam dalam memahami penggunaan bentuk ~te ita yang sering ditemui dalam bahasa Jepang sehari-harinya, secara lisan maupun tertulis. Sehingga melalui penelitian ini, pemelajara bahasa Jepang dapat lebih memahami sebuah kalimat yang 4
menggunakan bentuk ~te ita, yaitu pemahaman melalui fungsi-fungsi dari bentuk ~te ita ini yang akan dibahas pada bab 2 dan dianalisis dengan korpus data novel pada bab 3. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kajian kepustakaan dengan penggunaan bentuk ~te ita dari berbagai sumber yang akurat. Selain itu, penulis juga mengumpulkan informasi beberapa teori linguistik dari berbagai sumber yang akurat kemudian diteliti dan dianalisis sesuai dengan korpus data yang telah ada. 1.6 Sistematika Penulisan Pada skripsi ini, penulis membagi penulisan menjadi lima bab dan masingmasing bab terbagi atas beberapa sub bab. Di sini penulis akan menjelaskan secara singkat mengenai urutanm penulisan dari skripsi ini. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang di dalamnya berisikan enam sub bab dan masing-masing sub bab menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab 2 berisikan landasan teori yang menjelaskan tentang konsep bahasa, teori gramatika serta teori-teori lingustik lainnya yang mendukung isi dari skripsi yang ditulis. Teori-teori tersebut berasal dari berbagai sumber yang akurat, yang akan digunakan untuk menganalisis korpus data yang ada. 5
Bab 3 berupa analisis penulis dari korpus data yang ada dengan penjabaran satu persatu dengan menggunakan teori yang berkaitan. Guna untuk mendapatkan kesimpulan dari proses penelitian skripsi ini. Bab 5 memuat ringkasan dari isi skripsi secara ringkas dan jelas. Terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, dan hasil penelitian sebagai jawaban permasalahan yang dijelaskan kembali secara singkat dan jelas oleh penulis. 6