WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 36 TAHUN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 62 Tahun : 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Alam Hayati dan Ekosistemnya;

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA TASIKMALAYA

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

BUPATI MANDAILING NATAL

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 16 TAHUN 2015

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batu, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Pejabaran Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); Halaman 2 dari 20 hlm.

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; Halaman 3 dari 20 hlm.

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 22. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu; 23. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 24. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batu; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BATU TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota Batu yang terdiri dari Kepala Daerah sebagai unsur Eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Legislatif yang di dalam pelaksanaan tugasnya selalu mencerminkan kemitraan. 4. Walikota adalah Walikota Batu. 5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu. 7. Dinas adalah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Batu. 8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Batu. 9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Batu. 10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana kegiatan operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas. Halaman 4 dari 20 hlm.

11. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 12. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. 13. Sarana Lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi sosial dan budaya. 14. Prasarana Lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan kelangsungan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 15. Penyehatan Lingkungan adalah tugas yang meliputi penanganan persampahan, drainase, dan air limbah. 16. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang berfungsi untuk tempat penyimpanan, perlindungan, pelaksanaan kegiatan yang mendukung terjadinya aliran yang menyatu dengan tempat kedudukan yang sebagian atau seluruhnya berada di atas atau di dalam tanah dan/atau air. 17. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak. 18. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. 19. Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. 20. Tempat Pembuangan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. 21. Air Limbah Domestik adalah air buangan jenis kegiatan rutin yang dihasilkan oleh rumah tangga, restoran, hotel/tempat penginapan, industri, dan berbagai kegiatan usaha lainnya yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. 22. Retribusi adalah segala pungutan yang dikenakan kepada obyek Wajib Retribusi sehubungan dengan fungsi berbagai pelayanan yang diberikan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batu. 23. Kebersihan adalah upaya-upaya pengelolaan berbagai jenis limbah domestik akibat berbagai kegiatan manusia berbentuk padat dan/atau cair beserta dampaknya dalam rangka menciptakan permukiman dan/atau perkotaan yang bersih, sehat, indah, dan asri. Halaman 5 dari 20 hlm.

24. Pertamanan adalah segala kegiatan dan/atau upaya mewujudkan tata lingkungan kota yang indah, asri, sehat, dan nyaman dengan melakukan pembangunan, pengaturan, dan pemeliharaan jalur hijau termasuk taman pemakaman. 25. Pemakaman adalah kegiatan penyelenggaraan pemakaman dan pengabuan jenasah dengan segala kegiatan yang terkait, meliputi pelaksanaan administrasi, serta penyediaan sarana dan prasarana guna mewujudkan terselenggaranya pemakaman dan pengabuan jenasah yang tertib dan sehat di taman pemakaman dan/atau tempat pengabuan yang ada di seluruh wilayah daerah. 26. Penerangan Jalan Umum adalah semua lampu-lampu yang dipasang untuk keperluan penerangan jalan umum termasuk didalamnya lampu taman umum, lampu hias, lampu air mancur, dan jam lampu yang berada di jalan umum, kantor pemerintah, dan fasilitas umum lainnya di wilayah daerah. BAB II PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 2 Kepala Dinas mempunyai tugas merencanakan, merumuskan kebijakan, membina administrasi dan teknis, mengkoordinasikan, mengendalikan, serta mengevaluasi penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang cipta karya dan tata ruang. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan, pengendalian, pengevaluasian rencana strategis, dan rencana kerja bidang cipta karya, tata ruang, kebersihan, pertamanan, dan penerangan jalan umum, serta pemadam Kebakaran (PMK); b. perumusan dan penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) bidang cipta karya; c. perencanaan dan pengendalian anggaran; d. pengendalian urusan administrasi Dinas; Halaman 6 dari 20 hlm.

e. penetapan pedoman teknis pengaturan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang urusan cipta karya dan tata ruang, kebersihan, pertamanan, dan penerangan jalan umum, pengelolaan retribusi kebersihan lingkungan, serta retribusi pemakaman dan retribusi pengabuan mayat sesuai aturan yang berlaku; f. pengendalian teknis bidang urusan cipta karya dan tata ruang, kebersihan, pertamanan, dan penerangan jalan umum, serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai dengan lingkup tugas; g. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama bidang cipta karya dan tata ruang, kebersihan, pertamanan, dan penerangan jalan umum di antara Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah dan instansi terkait; h. pemantauan dan evaluasi kinerja bidang urusan cipta karya, tata ruang, dan kebersihan, serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai dengan lingkup tugas. i. penilaian dan pengendalian terhadap pelaksanaan program kegiatan; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Sekretariat Pasal 4 Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja Dinas, urusan ketatalaksanaan dan ketatausahaan Dinas, dan menyusun laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program dan kegiatan Dinas. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Sekretariat menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Sekretariat; b. pembinaan penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Dinas; c. pengendalian urusan ketatalaksanaan dan ketatausahaan Dinas; d. pembinaan dan pengembangan pegawai; e. pengendalian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas; Halaman 7 dari 20 hlm.

f. Pengendalian data informasi hasil kegiatan Dinas dan informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; g. pengendalian Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 6 (1) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyusun rencana strategis dan rencana kerja Dinas, Laporan Pertanggung jawaban Pelaksanaan Program dan Kegiatan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Dinas; c. penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; d. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), e. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); f. penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD); g. pengelolaan data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 7 (1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola anggaran dan administrasi keuangan Dinas. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. pelaksanaan verifikasi SPP; Halaman 8 dari 20 hlm.

c. penyiapan Surat Perintah Membayar; d. pelaksanaan verifikasi harian atas penerimaan; e. pelaksanaan akuntansi keuangan Dinas; f. penyusunan laporan keuangan Dinas; g. penyusunan administrasi dan teknis pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 8 (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas mengelola ketatalaksanaan dan ketatausahaan, meliputi administrasi umum dan kepegawaian, urusan rumah tangga, barang milik daerah, perpustakaan, dan kearsipan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program kegiatan Sub Bagian; b. pengelolaan administrasi umum dan ketatalaksanaan; c. pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; d. pengelolaan kehumasan dan keprotokolan; e. pengelolaan rumah tangga dan barang milik daerah; f. pengelolaan administrasi kepegawaian; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Ketiga Bidang Cipta Karya Pasal 9 Bidang Cipta Karya mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi program dan kegiatan di bidang tata bangunan dan penyehatan lingkungan dan air minum. Halaman 9 dari 20 hlm.

Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Bidang Cipta Karya menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan petunjuk teknis operasional kegiatan Bidang Cipta Karya; c. penataan bangunan gedung pemerintah; d. pengendalian pengelolaan dan fasilitasi penataan bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara; e. pengkajian permohonan ijin prinsip tata ruang dan rekomendasi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), serta ijin penyehatan lingkungan; f. pengkajian teknis teknologi konstruksi, konservasi arsitektur bangunan dan pelestarian kawasan bangunan bersejarah; g. pengendalian teknis penggunaan sarana dan prasarana air bersih serta penyehatan lingkungan; h. pengendalian teknis sarana dan prasarana air bersih, sampah dan air limbah; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan bidang; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 11 (1) Seksi Tata Bangunan mempunyai tugas menyusun rencana, menganalisa data, membina, dan mengevaluasi serta memfasilitasi teknis penataan bangunan dan lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Tata Bangunan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan rencana tata bangunan, serta prasarana dan sarana lingkungannya; c. pelaksanaan fasilitasi pembangunan, penataan, dan penghapusan bangunan gedung; Halaman 10 dari 20 hlm.

d. pembinaan teknis konstruksi keamanan bangunan gedung dan permukiman; e. pelayanan informasi teknis tata kelola bangunan gedung; f. pelaksanaan analisis teknis struktur, utilitas, sarana dan prasarana bangunan gedung dan permukiman secara rinci sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; g. pembinaan teknis pemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman; h. pengawasan teknis pendirian bangunan gedung dan permukiman; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Cipta Karya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 12 (1) Seksi Penyehatan Lingkungan dan Air Minum mempunyai tugas menyusun rencana, mengolah data, fasilitasi, dan pembinaan penyehatan lingkungan dan air minum. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penyehatan Lingkungan dan Air Minum menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan rencana penyehatan lingkungan dan air minum; c. penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Pelayanan Air Minum dan Pengolahan Air Limbah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM); d. pelaksanaan fasilitasi bantuan teknis pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) kepada kelompok masyarakat; e. pengolahan rekomendasi penyediaan dan pengembangan SPAM; f. pengolahan data penetapan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan SPAM; g. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama penyelesaian permasalahan pengembangan air minum dan air limbah; h. pembinaan kapasitas teknis dan manajemen pelayanan air minum kepada Perusahaan Daerah Air Minum dan HIPPAM; Halaman 11 dari 20 hlm.

i. pelaksanaan fasilitasi penyediaan prasarana dan sarana air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan bencana; j. pelaksanaan fasilitasi teknis pengembangan dan pemeliharaan instalasi drainase dan pengolahan air limbah; k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Cipta Karya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Keempat Bidang Tata Ruang Pasal 13 Kepala Bidang Tata Ruang mempunyai tugas merencanakan, mengkaji, mengelola, membina, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengendalikan pemanfaatan ruang. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bidang Tata Ruang menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan Bidang Tata Ruang; c. penyusunan pedoman teknis Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) perubahan fungsi ruang kawasan khusus, perdesaan dan perkotaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. pengelolaan data informasi pemetaan tata ruang kawasan; e. pembinaan dan pengelolaan teknologi pengendalian tata ruang; f. penataan teknis tata ruang kawasan strategis, kawasan andalan, kawasan budidaya, dan kawasan lindung dalam rangka pengembangan investasi dan perekonomian; g. pelaksanaan analisis kelayakan pemanfaatan ruang kawasan khusus, perdesaan, dan perkotaan; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Halaman 12 dari 20 hlm.

Pasal 15 (1) Seksi Tata Ruang Kawasan Khusus dan Perdesaan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan penataan ruang kawasan khusus dan perdesaan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Tata Ruang Kawasan Khusus dan Perdesaan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan potensi tata ruang kawasan khusus dan perdesaan; c. pelaksanaan fasilitasi pengelolaan kawasan strategis, kawasan andalan, kawasan budidaya, dan kawasan lindung dalam rangka pengembangan investasi dan perekonomian; d. pendataan permasalahan penataan ruang dan tata guna tanah kawasan khusus dan perdesaan; e. pembinaan teknis penataan ruang dan tata guna tanah kawasan khusus dan perdesaan; f. pendataan potensi wilayah pengembangan kawasan khusus dan perdesaan; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 16 (1) Seksi Tata Ruang Perkotaan mempunyai tugas melaksanakan urusan pembangunan bidang penataan ruang perkotaan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Tata Ruang Perkotaan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan potensi tata ruang kawasan perkotaan; c. pelaksanaan inventarisasi dan pendataan permasalahan penataan ruang dan tata guna tanah kawasan perkotaan; d. pembinaan teknis penataan ruang perkotaan dan tata guna tanah kawasan perkotaan; Halaman 13 dari 20 hlm.

e. pendataan potensi wilayah perkotaan sejalan dengan fungsi kawasan; f. pendataan potensi wilayah pengembangan kawasan perkotaan; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kelima Bidang Kebersihan Pasal 17 Bidang Kebersihan mempunyai tugas merencanakan, mengkaji, mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi program kegiatan Bidang Kebersihan. Pasal 18 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bidang Kebersihan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan Bidang Kebersihan; c. penyusunan Pedoman Teknis Penarikan Dan Penyetoran Retribusi Kebersihan Lingkungan; d. pengelolaan teknis operasional kegiatan penampungan, pengangkutan, pemanfaatan, dan pembuangan sampah, serta limbah; e. penanganan permasalahan kebersihan lingkungan, TPS dan TPA; f. pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan lingkungan, TPS dan TPA; g. pembinaan partisipasi masyarakat dalam kebersihan lingkungan; h. perencanaan kebutuhan dan pengendalian barang milik daerah di bidang kebersihan; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Halaman 14 dari 20 hlm.

Pasal 19 (1) Seksi Pelayanan Kebersihan mempunyai tugas merencanakan, mengelola, membina, memantau, dan mengendalikan, serta mengevaluasi penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendukung pelayanan Bidang Kebersihan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pelayanan Kebersihan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan petugas kebersihan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung Bidang Kebersihan; c. penataan dan pemantauan petugas kebersihan beserta sarana dan prasarana pendukungnya sesuai dengan pemetaan wilayah kerja; d. pembinaan teknis petugas kebersihan; e. pembinaan partisipasi masyarakat dalam kebersihan lingkungan; f. pemeliharaan sarana dan prasarana peralatan kebersihan; g. pendataan dan inventarisasi barang milik daerah pada Bidang Kebersihan; h. pelaksanaan teknis operasional penagihan retribusi daerah pada Bidang Kebersihan; i. pendataan jumlah wajib retribusi dan besarnya penerimaan retribusi kebersihan, serta administrasi retribusi; j. pengelolaan data dan informasi pengaduan masyarakat pada Bidang Kebersihan; k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kebersihan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 20 (1) Seksi Pengelolaan Kebersihan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan teknis dan pengendalian kebersihan jalan, serta pengelolaan sampah, TPS, dan TPA. Halaman 15 dari 20 hlm.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengelolaan Kebersihan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan lokasi kebersihan jalan, taman, makam, serta pengelolaan sampah, TPS, dan TPA; c. pengelolaan teknis pelayanan kebersihan jalan umum, tempat umum dan jalan lingkungan permukiman, taman kota, dan makam; d. pengelolaan teknis pengangkutan sampah dari jalan, kawasan permukiman, pertokoan, dan bak penampungan sementara ke penampungan akhir; e. pelaksanaan fasilitasi penyediaan dan pemanfaatan lahan, sarana, dan prasarana TPS dan TPA; f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kebersihan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Keenam Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum Pasal 21 Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi program kegiatan penataan, pemanfaatan taman, dan penerangan jalan umum. Pasal 22 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum; Halaman 16 dari 20 hlm.

c. penyusunan Pedoman Kebijakan Teknis Penyetoran dan Penerimaan Retribusi Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum; d. pengendalian dan evaluasi terhadap penyediaan dan pemanfaatan lokasi penerangan jalan umum, titik strategis keindahan kota, taman kota, dan makam; e. penataan dan pemeliharaan taman kota, penghijauan RTHKP (Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan), serta titik strategis keindahan kota dan penerangan jalan umum; f. pembinaan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan taman, keindahan kota, dan penerangan jalan umum; g. pengkajian permohonan rekomendasi ijin pemasangan reklame; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 23 (1) Seksi Pertamanan dan Pemakaman mempunyai tugas merencanakan, mengelola, membina, memantau, dan mengendalikan, serta mengevaluasi pemanfaatan kawasan pertamanan dan pemakaman. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pertamanan dan Pemakaman menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan lokasi ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, taman kota, dan pemakaman; c. pemeliharaan dan perawatan tanaman pada jalan daerah, ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, taman kota, dan pemakaman; d. pelaksanaan fasilitasi pembangunan dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP), taman kota, dan pemakaman; e. pelaksanaan analisis permasalahan pemanfaatan kawasan taman dan makam; Halaman 17 dari 20 hlm.

f. pendataan dan inventarisasi barang milik daerah berupa taman dan makam beserta kelengkapannya; g. pelaksanaan teknis operasional penagihan retribusi daerah pada Seksi Pertamanan dan Pemakaman; h. pendataan jumlah wajib retribusi dan besarnya penerimaan retribusi Seksi Pertamanan dan Pemakaman, serta administrasi retribusi; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 24 (1) Seksi Keindahan Kota dan Penerangan Jalan Umum mempunyai tugas merencanakan, mengelola, membina, memantau, dan mengendalikan, serta mengevaluasi pemanfaatan titik strategis keindahan kota dan penerangan jalan umum. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Keindahan Kota dan Penerangan Jalan Umum menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan lokasi kebutuhan penerangan jalan umum dan titik strategis keindahan kota; c. pemeliharaan dan perawatan penerangan jalan umum; d. pelaksanaan fasilitasi pembangunan dan pengembangan penerangan jalan umum dan titik strategis keindahan kota; e. pelaksanaan analisis permasalahan pemanfaatan penerangan jalan umum dan titik strategis keindahan kota; f. pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah peralatan penerangan jalan umum; g. pembinaan teknis pemanfaatan penerangan jalan umum dan keindahan kota kepada masyarakat; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya. Halaman 18 dari 20 hlm.

BAB III TATA KERJA Pasal 25 (1) Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. (2) Apabila Kepala Dinas berhalangan di dalam menjalankan tugas, Kepala Dinas dapat menunjuk Sekretaris atau salah satu Kepala Bidang untuk mewakilinya. (3) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (4) Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (5) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (6) Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (7) Hubungan Tata Kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretaris. Pasal 26 (1) Kepala Dinas berkewajiban melaksanakan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi baik dalam lingkungan Dinas maupun dengan instansi lain terkait. (2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi harus melaksanakan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi sesuai dengan lingkup tugas masing-masing. (3) Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi masing-masing bertanggung jawab memberikan bimbingan, pembinaan dan pengawasan kepada bawahannya, serta melaporkan hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatan masing-masing. Halaman 19 dari 20 hlm.

BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 27 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Walikota ini diatur dengan Peraturan Kepala Dinas. Pasal 28 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Nomor 60 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batu (Berita Daerah Kota Batu Tahun 2008 Nomor 9/D) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal27 September 2013 WALIKOTA BATU, ttd Diundangkan di Batu pada tanggal 27 September 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, EDDY RUMPOKO ttd WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2013 NOMOR 15/D Halaman 20 dari 20 hlm.