Jonner Nainggolan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Cenderawasih Jayapura,

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS MODEL PROBABILISTIK PUNAHNYA MUTAN PARASIT MALARIA YANG RESISTEN TERHADAP KLOROKUIN PLUS AMODIAKUIN

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

Identifikasi Faktor Resiko 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bakteri berbentuk batang yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Jenis kelamin pasien TB-MDR pada penelitian ini lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Veronica Patricia Tanod, 2007, Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II: Francisca S.T., dr., SpPK., M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

KONTROL PENGOBATAN OPTIMAL PADA MODEL PENYEBARAN TUBERKULOSIS TIPE SEIT

BAB I PANDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah. menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar atau sekitar 80%, menyerang

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi berbahaya hingga kematian (Depkes, 2015). milyar orang di dunia telah terinfeksi bakteri M. tuberculosis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN. utama. The World Health Organization (WHO) dalam Annual Report on Global

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

repository.unimus.ac.id

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika (JMP) Vol. 9 No. 2, Desember 2017, hal. 11-20 ISSN (Cetak) : 2085-1456; ISSN (Online) : 2550-0422; https://jmpunsoed.com/ PROBABILISTIK PUNAHNYA MYCOBACTERIUM TUBERCULOSA YANG RESISTEN TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS RESISTENSI PRIMER, RESISTENSI TERHADAP ISONIAZID, DAN TB MDR DI PUSKESMAS KOTA MEDAN Jonner Nainggolan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Cenderawasih Jayapura, jonn_cesil@yahoo.co.id Abstract. In this paper, probabilistic models are developed from a dynamical model of tuberculosis transmission based on a Galton-Watson branching and Negative Binomial distribution generation with weighted probability estimation used to test an extinction model of mycobacterium germ. The values of model parameters were obtained from the medical record data at Puskesmas Kota Medan : 31 tuberculosis patients treated during February-August 2015, with 25 sensitive samples, 3 samples of R I degree, 2 samples of R II degree, and 3 samples of R III degree. Data analysis using Galton-Watson theorem revealed the extinction point of resistant malaria parasites, that is s = 1. The successful transmission of mycobacterium bacteria is 36 people per year. The extinction probability of mycobacterium bacteria that is resistant to anti-tuberculosis drugs is ϕ NB = 1. Keywords: Probabilistic model, tuberculosis, resistant, the point of the extinction of mycobacterium bacteria, anti-tuberculosis drugs. Abstrak. Model probabilistik dalam tulisan ini merupakan pengembangan model dinamika transmisi tuberkulosis berbasiskan pencabangan Galton-Watson dan pembangkit distribusi Binomial Negatif dengan estimasi peluang berbobot. Kombinasi model pencabangan Galton-Watson dan pembangkit distribusi Binomial Negatif digunakan untuk mengkaji model peluang punahnya kuman mycobacterium. Nilai-nilai parameter-parameter model diperoleh dari data rekam medik di Puskesmas Kota Medan, sebanyak 31 pasien TB paru yang datang berobat selama bulan Februari-Agustus 2015, 25 sampel sensitif, 3 sampel derajat R I, 2 sampel derajat R II, dan 3 sampel derajat R III. Dari hasil analisis data diperoleh titik punahnya kuman mycobacterium dengan menggunakan teorema Galton-Watson yaitu s = 1. Transmisi sukses kuman Mycobacterium adalah 36 orang per tahun. Sedangkan peluang punahnya kuman mycobacterium yang resisten terhadap obat anti tuberkulosis adalah ϕ NB = 1. Kata Kunci: Model probabilistik, tuberkulosis, resisten, titik punahnya kuman mycobacterium, obat anti tuberkulosis. 1. PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa. Penyakit tuberkulosis merupakan kasus infectious 11

12 Jonner Nainggolan yang cepat menyebar karena melalui udara bebas dan menjadi penyakit pembunuh nomor satu di antara penyakit menular dan peringkat ke-3 dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia (Manaf dkk., 2007). Pada tahun 2011, badan kesehatan dunia (World Health Organization/ WHO) memperkirakan di dunia terdapat sekitar 500.000 kasus TB yang resistan terhadap isonizid dan rifampisin (TB-MDR) setiap tahunnya dengan angka kematian sekitar 150.000 (Kemenkes, 2014). Di Indonesia diperkirakan telah terjadi 5100 kasus tuberculosis multidrug resistant (TB-MDR) dari kasus TB baru yang tercatat pada tahun 2010. Hal ini membuat Indonesia masuk dalam daftar negara dengan masalah MDR-TB yang serius (WHO, 2012). Lebih dari 90% isolat yang resisten rifampisin juga resisten terhadap isoniazid, sehingga resistensi terhadap rifampisin merupakan pertanda yang mewakili terjadinya MDR (Syaifudin dkk., 2007). Hasil penelitian yang diperoleh juga menunjukkan bahwa lebih dari 96% resistensi terhadap rifampisin terjadi akibat mutasi pada segmen 81-bp gen rpob dari kodon 507-533 yang disebut sebagai Rifampicin Resistance Determining Region (Syaifudin dkk, 2007). Masalah resistensi terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) merupakan masalah besar pada penanggulangan penyakit tuberkulosis di Indonesia. Resistensi terhadap OAT ada yang primer dan sekunder. Resistensi primer yaitu seseorang yang baru pertama kali terinfeksi dari orang yang terinfeksi penyakit tuberkulosis yang resisten terhadap OAT, sedangkan resistensi sekunder yaitu diperoleh pada saat proses pengobatan (Gerberding dkk., 2003). Resistensi terhadap OAT di Indonesia pada tahun 1995-1997 yang telah terjadi adalah resistensi primer 4,6%-5,8% dan resistensi sekunder 22,95%-26,07% (Asmalina, 2016). Ancaman resistensi terhadap OAT memunculkan wacana perlunya regulasi OAT serta menekankan urgensi ketersediaan obat lini kedua (Gerberding dkk., 2003). Indonesia telah melakukan beberapa survei resistansi OAT untuk mendapatkan data resistansi OAT. Survei tersebut diantaranya dilakukan di Kabupaten Timika Papua pada tahun 2004 yang menunjukkan data kasus TB- MDR diantara kasus baru TB adalah sebesar 2 %; di Provinsi Jawa Tengah pada

Probabilistik Punahnya Mycobacterium Tuberculosa 13 tahun 2006 yang menunjukkan data kasus TB-MDR diantara kasus baru TB adalah 1,9 % dan kasus TB-MDR pada TB yang pernah diobati sebelumnya adalah 17,1 %; di Kota Makasar pada tahun 2007 yang menunjukkan data kasus TB-MDR diantara kasus baru TB adalah sebesar 4,1 % dan pada TB yang pernah diobati sebelumnya adalah 19,2 %. Hasil Survei terbaru yang dilakukan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 menunjukkan angka 2% untuk kasus baru dan 9,7% untuk kasus pengobatan ulang (Kemenkes, 2014). Secara global, WHO pada tahun 2011 menggunakan angka 2% untuk kasus baru dan 12% untuk kasus pengobatan ulang untuk memperkirakan jumlah kasus TB-MDR di Indonesia (WHO, 2012). Matematika mempunyai kontribusi pada penanggulangan tuberkulosis, berupa model untuk memprediksi keadaan penyakit untuk yang akan datang, analisis kontrol optimal pencegahan dan penanggulangan penyebaran penyakit. Statistika merupakan bagian dari matematika sebagai disiplin ilmu, memperkenalkan beberapa pendekatan untuk memprediksi besarnya laju penularan, peluang punahnya resistensi suatu obat anti tuberkulosis di suatu populasi. Sistematika pada tulisan ini : bagian ke-1 membahas pendahuluan, bagian ke-2 menguraikan model probabilitik punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa, bagian ke-3 menyajikan hasil dan pembahasan, dan bagian terakhir menyajikan kesimpulan. 2. RESISTENSI OBAT DAN MODEL PELUANG PUNAHNYA PARASIT TUBERKULOSIS 2.1 Obat Antituberkulosis Lini Pertama dan Resistensi Diagnosis yang akurat dan tepat waktu adalah landasan utama dalam Program Pengendalian TB Nasional, termasuk mempertimbangkan perkembangan teknologi yang sudah ada maupun baru. Resistensi obat harus didiagnosis secara tepat sebelum dapat diobati secara efektif. Penemuan pasien TB resisten obat adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dengan penemuan terduga TB resisten obat menggunakan alur penemuan baku, dilanjutkan proses penegakan

14 Jonner Nainggolan diagnosis TB resisten obat dengan pemeriksaan dahak, selanjutnya didukung juga dengan kegiatan edukasi pada pasien dan keluarganya supaya penyakit dapat dicegah penularannya kepada orang lain. Untuk mengetahui mekanisme molekuler resistensi Mycobacterium tuberculosa terhadap monoresisten (rifampin atau isoniazid), obat lini kedua dan multiresisten TB dipakai dengan menggunakan tes in-vivo, yaitu pemeriksaan sampel TB berupa sputum dan pus yang diperiksa pada Laboratorium Mikrobiologi. Sputum yaitu bahan yang dikeluarkan dari bronkus dan paru yang dalam hal ini kemungkinan mengandung Batang Tahan Asam (BTA). Pus yaitu cairan hasil proses peradangan yang terbentuk dari sel darah putih (leukosit) dan cairan encer yang sering disebut nanah. 2.2 Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosa Pengamatan penderita tuberkulosis dilakukan dengan cara pemeriksaan dan pengobatan. Isoniazid merupakan salah satu obat yang digunakan untuk menangani penyakit tuberkulosis atau TB. TB merupakan penyakit infeksi paruparu yang disebabkan oleh bakteri dan isoniazid dinilai sebagai obat yang sangat efektif untuk mengatasinya. Isoniazid sebaiknya dikonsumsi setengah jam sebelum sarapan atau dua jam setelahnya agar penyerapannya oleh tubuh bisa optimal. Jika lupa, isoniazid dapat dikonsumsi setengah jam sebelum waktu makan berikutnya (Kemenkes, 2014). Jika jumlah koloni pada media berisi obat sama atau lebih dibandingkan dengan jumlah koloni pada kontrol 10-5 maka yang demikian dinyatakan resisten. Jika jumlah koloni pada media berisi obat tidak ada atau kurang dibandingkan dengan jumlah koloni pada kontrol 10-5 maka yang demikian dinyatakan sensitif (S) yang menunjukkan kuman negatif (gagal). Resisten (R I, R II, R III ) menunjukkan kuman positif (sukses). Kategori resistensi terhadap obat anti TB (OAT), resistensi kuman Mycobacterium tuberculosa terhadap OAT adalah keadaan di mana kuman sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan OAT. Kategori resistensi terhadap OAT, yaitu: a) Resistensi primer (R I ), b) Resistensi terhadap isoniazid (R II ), c) Multi Drug Resistance (MDR) (R III ) (Asmalina, 2016).

Probabilistik Punahnya Mycobacterium Tuberculosa 15 2.3 Kombinasi Permodelan Binomial Negatif dengan Teorema Galton- Watson Model prediksi peluang punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa dan penyebaran populasi menggunakan perpaduan antara permodelan Binomial Negatif dan teorema Galton-Watson. Besarnya peluang Binomial Negatif b * (x;k;p) (Taneyhill, et al., 1999) ditentukan oleh rumus (1) Pada teorema Galton-Watson, jika s adalah peluang bahwa proses akan punah, maka harus memenuhi persamaan G(s) = s, dengan G(s), untuk 0 s 1, merupakan fungsi pembangkit peluang dan dinyatakan sebagai berikut (Taneyhill et al., 1999): = p 0 + p 1 s + p 2 s 2 + p 3 s 3 +..., (2) dengan s adalah peubah acak punahnya partikel. Dengan kata lain, peluang kepunahan adalah titik keseimbangan G(s). Sebuah proses pencabangan akan punah secara pasti jika 1 adalah satu-satunya titik keseimbangan G(s). Jika titik keseimbangan G(s) mempunyai 2 atau lebih titik keseimbangan yang mungkin muncul, maka titik s yang memenuhi adalah hanya titik di s {s 0 s 1}. Agar deret (2) konvergen, sebagai akibat adanya suku kuadrat, pangkat tiga dan seterusnya, maka haruslah 0 s 1. G(s) dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu G(s) = (1 q + qs) N sebagai fungsi pembangkit peluang dari distribusi Binomial (Taneyhill et al., 1999), (3) dengan g adalah hasil yang diharapkan terjadi, N adalah ukuran sampel, dan q adalah peluang bahwa sebuah unsur (item) dalam sampel merupakan hasil yang diharapkan. 2.4 Transmisi Sukses Transmisi sukses dipengaruhi oleh faktor variabilitas pada proses yang terakhir, obat antituberkulosis dengan Mycobacterium tuberculosa. Transmisi yang terjadi pada hospes terbagi atas 2 jenis yaitu transmisi sukses dengan

16 Jonner Nainggolan peluang p dan transmisi gagal dengan peluang 1 p = q. Banyaknya transmisi sukses dinyatakan dengan k yang merupakan transmisi yang menyebabkan individu terinfeksi sebagai akibat anti tuberkulosis tidak mampu melawan kuman Mycobacterium tuberculosa. Jumlah transmisi sukses oleh satu Mycobacterium tuberculosa adalah ekspektasi bersyarat yang dinyatakan dalam R *, dan diperoleh melalui langkahlangkah berikut (Walpole, 1986): [ ] (4) Misalkan z = y 1, maka [ ] ( ) (5) dengan y adalah frekuensi transmisi, adalah laju transmisi dalam satuan orang/tahun, p adalah peluang sukses kuman masih mampu bertahan hidup, dan k adalah banyaknya kuman yang sukses. Jika nilai taksiran peluang p adalah dan taksiran k adalah k * maka model transmisi sukses menjadi. 2.5 Model Probabiltas Punahnya Kuman Model probabiltas punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa diperoleh dengan menggabungkan fungsi pembangkit probabilitas distribusi Binomial Negatif dengan titik punah proses Galton-Watson yang dirumuskan sebagai berikut (Taneyhill et al., 1999): dan variansinya adalah: ( ( ) ) (6) ( ) (7) dengan f adalah fungsi pembangkit probabilitas Binomial Negatif dan s x adalah fungsi pembangkit probabilitas punahnya kuman.

Probabilistik Punahnya Mycobacterium Tuberculosa 17 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel TB yang digunakan berupa sputum dan pus yang diperiksa di Puskesmas Kota Medan. Data diperoleh dari data rekam medik di Puskesmas Kota Medan sebanyak 31 pasien TB paru yang datang berobat selama bulan Februari-Agustus 2015. Pasien yang sensitif terhadap obat anti tuberkulosis sebanyak 25 orang, resistensi primer sebanyak 3 orang, resisten terhadap izoniasid sebanyak 2 orang, TB-MDR primer sebanyak 1 orang (Asmalina, 2016). Hasil observasi, ekspektasi, dan probabilitas tingkat resistensi terhadap OAT dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Frekuensi Observasi dan Ekspektasi Tingkat Resistensi di Puskesmas Kota Medan pada Bulan Februari-Agustus 2015 (Asmalina, 2016). Test Resistensi In-vivo Frekuensi Observasi Probabilitas Frekuensi Ekspektasi O i S 25 R I R II R III E i = n ¼ 7,75 3 ¼ 7,75 2 ¼ 7.75 1 ¼ 7.75 Dari data pada Tabel 1, dapat ditentukan titik punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa yang resisten primer, resistensi terhadap isoniazid, dan TB-MDR dengan menggunakan fungsi pembangkit momen Teorema Galton- Watson dari persamaan (2), G(s) = p 0 + p 1 s + p 2 s 2 + p 3 s 3. Nilai-nilai adalah peluang terjadinya sensitif (S), adalah peluang terjadinya resistensi derajat R I, adalah peluang terjadinya resistensi derajat R II, dan adalah peluang terjadinya resistensi derajat R III. Akibatnya, s yang memenuhi persamaan ini adalah s = 1, sehingga (1) Transmisi sukses dengan menggunakan persamaan (5), R * = 18 orang per tahun.

18 Jonner Nainggolan (2) Peluang punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa yang resisten terhadap obat anti tuberkulosis dengan menggunakan persamaan (6), NB = 1. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Model probabilistik punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa yang resisten terhadap obat anti tuberkulosis di suatu daerah populasi : (1) Model transmisi sukses pada penderita di suatu daerah populasi rumusannya berbentuk. Berdasarkan perhitungan, transmisi sukses kuman Mycobacterium tuberculosa di Puskesmas Kota Medan pada bulan Februari-Agustus 2015 adalah 18 orang per enam bulan atau 36 orang per tahun. (2) Model probabilitas punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa yang resisten terhadap suatu obat anti tuberkulosis di suatu daerah populasi rumusannya berbentuk ( ( ) ) Berdasarkan perhitungan, peluang punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Kota Medan pada bulan Februari-Agustus 2015 adalah 1. Hal ini berarti peluang punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa adalah pasti. Namun peluang punahnya kuman Mycobacterium tuberculosa tersebut belum tentu sama pada waktu yang berbeda dan juga belum tentu sama peluang punahnya di daerah yang lain. DAFTAR PUSTAKA Asmalina, Siagian, P., Yunita, R., Amir, Z., dan Nasution, T. A., Kejadian Tuberkulosis Resistensi Primer pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, J. Respir. Indo, 36(2) (2016), 100-105.

Probabilistik Punahnya Mycobacterium Tuberculosa 19 Gerberding, J. L. et al., Treatment of Tuberculosis, American Thoracic Society, CDC, and Infectious Diseases Society of America, MMWR, 52(11) (2003), 1-32. Kemenkes, Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat, Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta, 2014. Manaf, A. Pranoto, A., Sutiyoso, A. P., dan Hudoyo, A., Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi Kedua, Depkes RI, 2007. Syaifudin, M., Rosilawati, M. L., Irawan, H., dan Bela, B., Identifikasi Mycobacterium Tuberculosis dan Analisis Mutasi Gen RpoB dan KatG Penyebab Resistensi Ganda dengan Teknik Molekuler, Laporan Penelitian Balitbang BATAN, Jakarta, 2007. Taneyhill, D. E., Dunn, A. M., and Hatcher, M. J., The Galton-Watson Brancing Process a Quatitative Tool in Parasitology, Parasitology Today, 15 (1999), 159-165. Walpole, R.E. and Myers, R. H., Probability and Statistic for Engineers and Scientists, Macmillan Publishing Company, New York (1986). WHO, Global Tuberculosis Control 2012, WHO Library Cataloguing-in- Publication Data (2011), 2012.

20 Jonner Nainggolan