BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jurusan kesehatan juga tidak terlepas dari perilaku rokok, sebanyak 66,6%

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRAKTIK CERDAS PEMANFAATAN PAJAK ROKOK DIPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB I PENDAHULUAN. dan konsumsi dalam masyarakat/ khalayak. yang menjual jasa pada pengusahan rokok.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh. menurunkan kualitas hidup manusia (Aditama,1997).

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

berbahaya yang terkandung di dalam rokok, yaitu :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK VISUALISASI ANCAMAN KESEHATAN PADA BUNGKUS ROKOK TERHADAP PERUBAHAN SIKAP PEROKOK DI WILAYAH SAMARINDA ULU

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Ada banyak penyebab dari terganggunya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. dua pertiganya berada di negara berkembang.paling sedikit satu dari empat orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Saat ini merokok dianggap sebagai suatu perilaku yang permisif dan juga

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

I. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok Merokok adalah kebiasaan yang sering ditemui dalam kehidupan seharihari. Konsumsi rokok dapat kita temui pada lelaki, wanita, anak remaja, orang tua, kaya dan miskin. Kebisaan merokok pada masyarakat tidak mudah untuk dikurangi bahkan dihilangkan. Di tinjau dari segi kesehatan, jika kebiasaan merokok dibiarkan maka akan memiliki dampak buruk bagi kesehatan dapat menyebabkan beberapa penyakit kronis bahkan kematian. Dampak rokok akan timbul pada 10 20 tahun setelah mengkonsumsinya. Dampak asap rokok bukan hanya untuk si perokok aktif (Activesmoker), tetapi juga perokok pasif (Pasivesmoker). Perokok pasif akan menghirup 2 kali lipat racun dari perokok aktif (Sirajuddin, 2011). Rokok terdapat 4000 jenis zat kimia yang 60 zat diantaranya bersifat karsinogenik dan adiktif. Merokok merupakan faktor risiko utama penyakit paru obstruktif kronik dan meningkatkan risiko aterosklerosis (Rahmadi, 2013). Kandungan didalam sebatang rokok antara lain adalah : nikotin, tar, benzopiren, fenol, cadmium. Asap dari rokok mengandung gas karbonmonoksida, karbondioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Saat rokok terhirup, zat-zat yang ada didalam rokok masuk ke dalam saluran pernapasan setelah bertahun-tahun akan mengendap di paru-paru hingga dapat menimbulkan perubahan struktur dan jaringan paru-paru. Zat-zat yang ada didalam rokok akan mengendap dan 11

12 membuat kerusakan pada alveoli paru hingga dapat menyebabkan kanker paru-paru. Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung, dengan mekanisme ketika seseorang mengkonsumsi rokok atau menghirup asap rokok maka zat-zat didalam rokok masuk ke dalam paru-paru akan menghambat pengikatan oksigen sehingga suplay oksigen ke otot jantung akan berkurang (Yuliati, 2015). Nikotin yang terdapat didalam sebatang rokok dapat menyebabkan seseorang akan merasa ketagihan. Sehingga bagi yang mengkonsumsi rokok akan semakin sulit untuk meninggalkan kebiasaan merokok. Sensasi ketagihan yang berasal dari rokok juga dapat menyebabkan bertambahnya jumlah rokok yang dikomsumsi setiap hari. Nikotin merangsang pelepasan hormone adrenalin yang terdapat ditubuh, meningkatkan denyut jantung, meningkatkan tekanan darah. semakin banyak jumlah rokok dan semakin lama frekuensi seseorang mengkonsumsi rokok maka kondisi kesehatannya akan terganggu (Rosita 2012). Nikotin adalah substansi di dalam rokok yang dapat menyebabkan seseorang mengalami proses adiksi. Pengaruh nikotin pada otak menyebabkan orang menjadi adiksi terhadap rokok. Perokok yang mengonsumsi 1 bungkus rokok per hari dapat menyerap 20-40 mg nikotin dalam satu hari, jumlah tersebut cukup untuk menimbulkan perubahan fisiologis pada otak. Di otak, nikotin akan merangsang pelepasan neurotransmiter dopamin yang kemudian mengaktivasi brain reward system, sehingga menimbulkan euforia, relaksasi, dan mengurangi lelah pada perokok

13 yang mengonsumsi nikotin yang merupakan pemicu untuk meningkatkan perilaku merokok. Saat seseorang ingin berhenti merokok secara tiba-tiba maka akan timbul gejala-gejala seperti insomnia, depresi dan cemas (Vito, 2014). Faktor faktor yang menyebabkan remaja merokok pertama kali adalah dimana masa remaja yang ingin tahu dan selalu mencoba-coba hal-hal yang baru yang belum pernah di cobanya, mengikuti teman-temannya dan perasaan gengsi dengan teman-teman pergaulannya. Aktifitas bersama teman-teman di sekolah maupun di luar sekolah dapat menjadi peluang terbesar remaja untuk mencoba hal-hal baru seperti merokok dan remaja cenderung meniru perilaku teman sebayanya. Alasan yang lain adalah menghilangkan kejenuhan dengan merokok, adanya anggota keluarga yang merokok contohnya orang tua atau kakaknya, dan mudahnya akses jual beli rokok (Cahyo, 2012). Berbagai macam cara perusahan rokok untuk mempromosikan produk rokok salah satunya melalui media televisi, iklan dalam bentuk spanduk promosi, pembagian produk rokok gratis pada acara-acara musik. Upaya dari pemerintah untuk mengurangi jumlah perokok adalah dengan cara mempublikasikan dampak- dampak dan bahaya merokok melalui media cetak, media iklan dan media gambar pada bungkus rokok, namun tingkat komsumsi rokok masyarakat masih sangat banyak dan sulit dihentikan. Didalam kemasan bungkus rokok yang teradapat gambar bahaya merokok memiliki keefektifan dalam upaya untuk memotivasi perokok untuk berhenti merokok. Semakin sering terpapar gambar bahaya merokok yang maka akan

14 tinggi pula keinginan untuk berhenti merokok, dan apabila semakin rendah terpapar gambar bahaya merokok maka keinginan untuk berhenti merokok akan rendah (Jumanto, 2016). Tanggung jawab dalam menurunkan jumlah orang yang merokok menjadi tugas dari seluruh lapisan masyarakat. Khususnya tenaga kesehatan sangat berperan penting dalam memberikan promosi kesehatan atau penyuluhan mulai dari tingkat pelajar, pekerja dan masyarakat umum. Dengan cara memberikan penyuluhan dan promosi kesehatan tentang bahaya merokok akan dapat menumbuhkan motivasi dalam diri remaja supaya berhenti atau tidak mencoba dari merokok. Tingkat dari keberhasilan penyuluhan tentang bahaya merokok ditentukan oleh jenis-jenis media dalam penyuluhan, dan seberapa efektif penggunaan media dalam penyuluhan ditentukan oleh banyaknya indra yang digunakan oleh manusia untuk menangkap informasi. Media penyuluhan audio visual dapat memberikan stimulus ke bagian mata atau penglihatan dan telinga atau pendengaran, tetapi media cetak hanya memberikan stimulus pada indra mata atau penglihatan (Setiyo, 2011). B. Keefektifan Sosial Media dalam Menyampaikan Informasi Kesehatan Zaman serba modern saat ini, handphone dan internet termasuk hal yang tidak asing lagi dan hampir semua lapisan masyarakat. Bagi masyarakat menggunakan handphone merupakan suatu kebutuhan sehari-hari, pengunaan handphone di era globalisasi ini dimulai dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa. Handphone dapat dihubungkan dengan akses internet dan sudah

15 tersebar di hampir seluruh wilayah indonesia. Tersebar luasnya penggunaan handphone dan kemudahan dalam akses internet maka mempercepat seseorang dalam mengakses informasi. Metode-metode penyampaian informasi tentang bahaya merokok, dampak merokok melalui video-video yang dapat diakses di handphone (Lestari,2013). Penggunaan WA (WhatsApp Messenger) di nasional maupun internasioanal meningkat tajam. WA (WhatsApp Messenger) sama seperti SMS (Short Messange Service) tetapi dengan berbantuan data internet WA (WhatsApp Messenger) berfitur yang lebih menarik dan mudah digunakan. Di dalam WA (WhatsApp Messenger) bisa mengirim pesan, gambar, video file, lokasi dan menelepon. Sehingga di zaman modern ini pengunaan WA (WhatsApp Messenger) dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Banyaknya manfaat WA (WhatsApp Messenger) dalam pembelajaran di perguruan tinggi menjadi alasan bertambah banyak pengguna aplikasi ini. Di dalam WA (WhatsApp Mesengger) terdapat fitur yang bisa membuat grup, dapat memberikan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara online, sebagai sarana diskusi secara online dan dapat dengan mudah untuk menyebarkan informasi ke beberapa orang melalui Grup WA (WhatsApp Messenger) (Jumiatmoko, 2016). WA (WhatsApp Messenger) lebih unggul dibandingkan pengiriman via SMS (Short Messange Service) karena dalam pengunaan SMS (Short Messange Service) mengunakan biaya dalam pengirimannya, sedangkan

16 pengunaan WA (WhatsApp Messenger) bergantung pada data internet dan jaringan Wi-Fi (Barhoumi, 2015). Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk perubahan perilaku masyarakat menuju hal-hal yang lebih positif, secara terencana melalui proses belajar yang terstruktur. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya dari merokok dapat terjadi karena proses pemberian edukasi pendidikan kesehatan (Ikhsan, 2013). Pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media audio visual terdapat perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan media cetak terhadap peningkatan motivasi berhenti merokok. Hal itu dapat disebabkan karena perbedaan dari media- media yang diberikan. Media audiovisual, informasi - informasi yang diterima dapat berupa suara dan gambar. Suara dan gambar yang sudah di terima akan di tangakap oleh dua indra sekaligus antara penglihatan dan pendengaran. Penggunaan media audiavisual dalam menyampaikan informasi akan lebih menarik perhatian sehingga membangkitkan antusias seseorang untuk medapatkan informasi dan media audiovisual lebih mudah diterima. Penyuluhan menggunakan media cetak informasi-informasi yang disampaikan adalah dalam bentuk tulisan, sehingga hanya dapat dibaca dan menstimulus indra penglihatan (Setiyogo, 2011). C. Motivasi dan Stimulus Audiovisual Motivasi didapat dari berbagai faktor, pengaruh lingkungan merupakan salah satu dari faktor yang dpat mempengaruhi motivasi. Ketersediaan akses

17 seperti pelayanan kesehatan menjadi dasar untuk terbentuknya motivasi untuk mempelajari hal-hal baru (Bastable, 2011 dalam Handoko, A., 2016). Visualisasi merupakan bentuk penyampaian informasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan suatu dari gambar, animasi atau diagram, dihitung dan dianalisis datanya. Visualisasi merupakan suatu cara manusia dalam menerima sebuah bentuk informasi yang akan lebih mudah untuk dipahami. Bentuk dari ancaman kesehatan dari dampak merokok melalui visualisasi pada bungkus rokok dapat memberikan perubahan sikap bagi perokok. Mulai dari perokok berat sampai mengurangi jumalah rokok yang dikonsumsinya, dan sangat berdampak bagi perokok memotivasi dirinya untuk berhenti merokok. Penggunaan media visual peringatan pada bungkus rokok cukup efektif dalam memberi edukasi bahaya merokok (Yuliati,2015). Pengaruh media cetak dalam mempengaruhi seseorang untuk berhenti merokok kurang efektif. Penambahan gambar-gambar seram yang terdapat pada bungkus rokok tidak cukup efektif memotivasi masyarakat untuk berhenti merokok. Penambahan gambar tidak dapat mengurangi jumlah perokok di kalangan masyarakat merokok, rendahnya nilai jual rokok juga berpengaruh terhadap akses jual beli rokok. Dengan hanya melihat tampilan pada bungkus rokok bisa membuat seseorang termotivasi untuk berhenti merokok bahkan tidak membuatnya untuk berhenti merokok. Motivasi untuk berhenti merorok dapat muncul dari diri seorang itu sendiri dan motivasi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar (Yuliati, 2015).

18 D. Kerangka Teori Teori perilaku Lawrence Green : 1. Faktor Predisposisi (presdiposing factor) : - Pengetahuan - Sikap - Kepercayaan - Keyakinan - Kebiasaan - Nilai nilai - Norma - Budaya - Faktor sosio- demografi 2. Faktor pendorong (enabling factor) : - Lingkungan fisik - Sarana kesehatan dan sumbersumber yang mendukung. - Keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan 3. Faktor penguat - Sikap dan perilaku petugas kesehatan. Perilaku Merokok - Gambar 1. Variabel yang diteliti :

19 E. KERANGKA KONSEP Faktor Predisposisi (presdiposing factor) : - Pengetahuan - Sikap - Kepercayaan - Keyakinan - Kebiasaan - Nilai nilai - Norma - Budaya - Faktor sosio- demografi Pemberian Gambar Motivasi Menggunakan WA (WhatsApp Messenger) Motivasi berhenti merokok : - Tinggi - Sedang - Rendah Gambar 2. Keterangan : Variabel yang diteliti :

20 F. HIPOTESIS Ha : Pemberian motivasi melalui WA (WhatsApp Messenger) dapat meningkatakan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2014.