ABSTRAK PERBEDAAN RERATA JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN MANIFESTASI PERDARAHAN NEGATIF-RINGAN DAN SEDANG-BERAT DI RSUP SANGLAH TAHUN 2015 Trombositopenia adalah salah satu dari beberapa faktor penyebab terjadinya perdarahan pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perdarahan, nilai mean dan median, serta apakah terdapat perbedaan rerata jumlah trombosit pada pasien DBD dengan manifestasi perdarahan negatif-ringan dengan pasien DBD dengan manifestasi perdarahan sedang-berat di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional cross sectional. Sampel diambil dari data sekunder pasien DBD tahun 2015 di bagian rekam medis RSUP Sanglah Denpasar. Sampel diperoleh dengan metode consecutive sampling dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah mendapatkan sampel, prosedur selanjutnya adalah mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian, seperti data demografi pasien, kadar trombosit, dan manifestasi perdarahan. Kemudian untuk uji beda dianalisis dengan uji Mann Whitney. Dari 90 sampel yang memenuhi kriteria, didapatkan 71,1% mengalami perdarahan negarif-ringan dan 28,9% mengalami perdarahan sedang-berat. Pada perdarahan negatif-ringan, jenis perdarahan terbanyak adalah negatif, sedangkan pada perdarahan sedang-berat adalah perdarahan vagina. Didapatkan pula nilai mean dan median untuk terjadinya perdarahan pada manifestasi perdarahan negatif-ringan adalah 41.619/µl dan 31.000/µl, dan pada perdarahan sedang-berat adalah 26.691/µl dan 22.700/µl. Dari uji Mann Whitney didapatkan nilai p = 0,015. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata jumlah trombosit pada pasien DBD dengan manifestasi perdarahan negatif-ringan dengan perdarahan sedang-berat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai faktor hemostasis lain yang berhubungan dengan kejadian perdarahan pada pasien DBD. Kata kunci: Trombosit, DBD, perdarahan vi
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRCT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Parameter Pemeriksaan Demam Berdarah Dengue (DBD)... 7 2.2 Trombosit... 8 2.2.1 Peran Trombosit... 8 2.2.2 Mekanisme Penurunan Trombosit... 8 2.2.3 Hubungan penurunan trombosit terhadap perdarahan pada DB. 9 2.3 Klasifikasi Manifestasi Perdarahan... 10 2.4 Penelitian Sejenis... 12 2.4.1 Reduced thrombin formation and excessive fibrinolysis are associated with bleeding complications in patients with dengue x
fever: a case control study comparing dengue fever patients with and without bleeding manifestations... 12 2.4.2 Low Platelet Count Associated with Dengue Hemorrhagic Fever... 13 2.4.3 Incidence of Thrombocytopenia in Seropositive Dengue Patients... 13 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 15 3.1 Kerangka Berpikir... 15 3.2 Kerangka Konsep... 16 3.3 Hipotesis Penelitian... 16 BAB IV METODE PENELITIAN... 17 4.1 Jenis Rancangan Penelitian... 17 4.2 Subjek Penelitian... 17 4.2.1 Populasi... 17 4.2.2 Sampel Penelitian... 17 4.2.3 Cara Pengambilan Sampel... 18 4.2.4 Besar Sampel... 18 4.3 Variabel Penelitian... 19 4.3.1 Klasifikasi Variabel... 19 4.3.2 Definisi Operasional Variabel... 19 4.4 Instrumen Penelitian... 20 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 21 4.5.1 Lokasi Penelitian... 21 4.5.2 Waktu Penelitian... 21 4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data... 21 4.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data... 21 4.7.1 Coding Data... 21 4.7.2 Entry Data... 22 4.7.3 Cleaning Data... 22 4.7.4 Analisis Data... 22 xi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 24 5.1 Deskripsi Karakteristik Sampel... 24 5.2 Gambaran Perdarahan... 29 5.3 Nilai mean dan median Jumlah Trombosit untuk Terjadinya Perdarahan... 32 5.4 Perbedaan Rerata Jumlah Trombosit pada Pasien DBD dengan Manifestasi Perdarahan Negatif-Ringan dengan Pasien DBD dengan Manifestasi Perdarahan Sedang-Berat... 34 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 36 6.1 Simpulan... 36 6.2 Saran... 36 DAFTAR PUSTAKA... 38 LAMPIRAN... 41 Lampiran 1... 41 Lampiran 2... 42 Lampiran 3... 43 Lampiran 4... 44 Lampiran 5... 48 Lampiran 6... 52 Lampiran 7... 58 Lampiran 8... 59 xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sekitar 2,5 miliar orang atau 40% dari populasi dunia, tinggal di daerah risiko penularan Demam Berdarah Dengue (DBD). World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 50 sampai 100 juta infeksi terjadi setiap tahun, termasuk 500.000 kasus DBD dan 22.000 kematian (Kusumawardani dkk., 2012). DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Jumlah kasus DBD meningkat di Asia Tenggara pada periode 1996-2006. Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Masihor dkk., 2013). Di Indonesia, semua provinsi dengan angka kematian tertinggi adalah provinsi yang berada di luar pulau Jawa dan Bali sedangkan provinsi dengan angka insiden tertinggi umumnya dari Pulau Jawa dan Bali. Angka kematian rendah di pulau Jawa dan Bali bila dibandingkan dengan di luar Pulau Jawa ini kemungkinan karena pelayanan medis dan akses ke pelayanan kesehatan lebih baik, serta tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD di Pulau Jawa dan Bali lebih tinggi (Departemen Kesehatan, 2010). Kasus DBD perkelompok umur dari tahun 1993-2009 terjadi pergeseran. Dari tahun 1993 sampai tahun 1998 kelompok umur terbesar kasus DBD adalah kelompok umur < 15 tahun, tahun 1999-2009 kelompok umur terbesar kasus DBD cenderung pada kelompok umur 15 tahun. Tampak telah terjadi perubahan pola 1
2 penyakit DBD, dimana dahulu DBD adalah penyakit pada anak-anak dibawah 15 tahun, saat ini telah menyerang seluruh kelompok umur, bahkan lebih banyak pada usia produktif (Departemen Kesehatan, 2010). DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. DBD disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Wati, 2009). Gejala klinis yang ditimbulkan antara lain demam yang tinggi (38 o C 40 o C), manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Hasibuan, 2012). Jika demam tidak turun pada hari ketiga, tanda klinis yang harus dievaluasi adalah gelisah, ujung kaki / tangan dingin, sakit perut, tinja hitam, dan kencing berkurang (Abdullah, 2013). Fenomena perdarahan sering terjadi pada DBD. Manifestasi perdarahan yang paling umum terjadi adalah perdarahan ringan dan termasuk tes tourniquet yang positif, perdarahan kulit (petekie, hematoma), epistaksis (perdarahan hidung), perdarahan gusi, dan hematuria mikroskopis. Jenis perdarahan yang lebih berat adalah perdarahan vagina, hematemesis, melena, dan perdarahan intrakranial (CDC, 2009). Petekie merupakan tanda perdarahan yang paling sering ditemukan, terutama pada dahi dan ekstremitas distal. Tanda ini muncul pada
3 hari-hari pertama demam, namun dapat pula dijumpai pada hari ke- 3,4,5 demam (Yuwono, 2007). Orsi dkk 2008-2011 di Brazil dalam penelitiannya menemukan episode perdarahan ringan berjumlah 15 pasien (57,6%) dan perdarahan sedang berjumlah 11 pasien (42,4%). Tidak ditemukan adanya perdarahan berat. Pasien dengan perdarahan ringan didominasi dengan ekimosis dan petekie (n = 8), perdarahan gusi (n = 5) dan epistaksis (n = 2). Pasien dengan perdarahan sedang didominasi dengan hipermenorea (n = 4), hematuria (n = 3), melena (n = 2), hemoptisis (n = 1) dan hematemesis (n = 1) (Orsi dkk., 2013). Di daerah lain yaitu di Tomohon, pada 2014 Livina dkk dalam penelitiannya menemukan dari 77 orang yang diteliti, tiga puluh delapan penderita (49,4%) tidak mengalami manifestasi perdarahan. Penderita yang mengalami perdarahan ringan berjumlah 36 orang (50,6%), 7 orang (9,1%) diantaranya memiliki hasil tes Rumple Leede positif, 14 orang (18,2%) mengalami petekie, 11 orang (14,3%) mengalami epistaksis, dan 4 orang (5,2%) lainnya mengalami perdarahan gusi. Tiga orang (3,9%) penderita mengalami perdarahan saluran cerna, sedangkan tidak ada penderita yang mengalami perdarahan berat yang menyebabkan syok (Livina dkk., 2014). Penyebab yang membedakan terjadinya perdarahan berat dan ringan adalah kompleks virus antibodi yang mengaktifkan faktor Hageman (faktor XIIa) sehingga terjadi gangguan sistem koagulasi dan fibrinolisis yang memperberat perdarahan, serta mengaktifkan sistem kinin dan komplemen yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan kebocoran plasma serta meningkatkan risiko terjadinya Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID) yang juga memperberat perdarahan yang terjadi (Livina dkk., 2014).
4 Terjadinya perdarahan adalah akibat interaksi 3 komponen yaitu faktor pembuluh darah, faktor-faktor pembekuan dan trombosit. Trombositopenia adalah salah satu penyebab terjadinya perdarahan (Yuwono, 2007). Dari beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya perdarahan pada DBD, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai faktor jumlah trombosit terhadap gambaran perdarahan negatif-ringan dan sedang-berat, serta nilai mean dan median jumlah untuk terjadinya perdarahan pada pasien DBD. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka sebagai permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana gambaran perdarahan negatif-ringan dan perdarahan sedang-berat pada pasien DBD di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2015 Desember 2015? 1.2.2 Berapakah nilai mean dan median jumlah trombosit untuk terjadinya perdarahan pada pasien DBD dengan manifestasi perdarahan negatifringan dengan pasien DBD dengan manifestasi perdarahan sedangberat di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2015 Desember 2015? 1.2.3 Apakah terdapat perbedaan rerata jumlah trombosit pada pasien DBD dengan manifestasi perdarahan negatif-ringan dengan pasien DBD dengan manifestasi perdarahan sedang-berat di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2015 Desember 2015?
5 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Untuk mengetahui gambaran perdarahan negatif-ringan dan perdarahan sedang-berat pada pasien DBD di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2015 Desember 2015 1.3.2 Untuk mengetahui nilai mean dan median jumlah trombosit untuk terjadinya perdarahan pada pasien DBD dengan manifestasi perdarahan negatif-ringan dengan pasien DBD dengan manifestasi perdarahan sedang-berat di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2015 Desember 2015 1.3.3 Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata jumlah trombosit pada pasien DBD dengan manifestasi perdarahan negatif-ringan dengan pasien DBD dengan manifestasi perdarahan sedang-berat di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2015 Desember 2015 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang ingin penulis sampaikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima di dalam perkuliahan. 1.4.2 Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh penurunan jumlah trombosit dan perdarahan DBD.
6 1.4.3 Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi pemerintah khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.