BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk. 1. Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang

BAB II DASAR TEORI. tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level.

BAB II DASAR SISTEM KONTROL

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu diketahui batasan harga variabel proses yang diinginkan oleh

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

PENGUKURAN LEVEL DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BOUYANCY YANG TERPASANG PADA MENARA DESTILASI

BAB II PENGUKURAN TINGGI PERMUKAAN CAIRAN Pengertian Pengukuran Tinggi Permukaan Cairan (Level)

Strategi Pengendalian

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

Komponen Sistem Pneumatik

1. Bagian Utama Boiler

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASASI SISTEM. bentuk energi yang lain. Perancangan sistem untuk mendeteksi kadar air pada EDC

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI SISTEM KENDALI INSTRUMENTASI INDUSTRI

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

ANALISA SISTEM KONTROL PADA VESSEL 11V2 DI FOC I PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka

PENGGUNAAN CONTROL VALVE PADA STERILIZIER DENGAN FIG UNTUK MENGONTROL ALIRAN STEAM (Aplikasi PTPN IV UNIT USAHA ADOLINA SUMATERA UTARA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB 1 FILOSOFI DASAR SISTEM KONTROL

PENGGUNAAN DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSMITTER UNTUK MENGUKUR LEVEL AIR PADA TANGKI NIKO MANURUNG

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Mesin Diesel. Mesin Diesel

AC (AIR CONDITIONER)

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu industri penggunaaan peralatan instrumentasi merupakan hal

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

SISTEM KERJA DIFFERENTIAL TRANSMITTER ELECTRIC UNTUK MENGUKUR LEVEL AIR PADA TANGKI D1 DI PABRIK MINI PTKI MEDAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH

Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator.

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

BAB II LANDASAN TEORI

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV

SISTEM KENDALI DIGITAL

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2)

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN INSTRUMENTASI INDUSTRI

SISTEM PENGATURAN LOOP TERTUTUP

squeezing, dan analisa data. Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian

4. Output Signal: Sinyal yang dihasilkan oleh suatu Peralatan, element atau system

SISTEM KERJA SENSOR TABUNG VENTURI UNTUK PENGUKURAN LAJU ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA DI LABORATORIUM OPERASI PABRIK PTKI KARYA AKHIR

BAB 1 TEKANAN, KERJA, DAYA DAN ENERGI

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

Diagram blok sistem pengukuran

BAB III PERANCANGAN SISTEM

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dasar Dasar Sistem kontrol

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran tinggi permukaan cairan (level) adalah berkaitan dengan keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom seperti : tangki, drum, maupun tabung silinder. Tujuan dari pengukuran tinggi permukaan cairan ini adalah : 1. Mencegah kerusakan dari peralatan instrumentasi akibat dari kekosongan serta kerugian akibat cairan terbuang 2. Pengontrolan jalannya proses 3. Mendapatkan kualitas produksi yang diinginkan. 2.2. Metode Pengukuran Level Metode metode dari pengukuran level sangat perlu dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran yang dapat mengakibatkan kerugian.

Dalam hal pengukuran ataupun penunjukkan tinggi permukaan cairan dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu : 1. Metode Pengukuran Langsung Tinggi dari permukaan cairan dapat dilihat secara langsung dan diduga kedalamannya dalam satuan pengukuran panjang (meter), seperti terlihat pada Gambar 2.1. Biasanya metode pengukuran langsung ini dipakai oleh industri yang memerlukan tempat penampungan ataupun tangki yang berukuran kecil. Dengan diketahuinya tinggi permukaan cairan maka volume dapat diketahui bila diinginkan. Tinggi Cairan Dilihat Langsung Gambar 2.1 Pengukuran langsung 2. Metode Pengukuran Tidak Langsung Tinggi dari permukaan cairan tidak dapat dilihat secara langsung. Tinggi dari permukaan cairan di dalam tangki dapat diketahui dengan mengukur tekanan hidrostatika dari cairan.

Gaya pada cairan menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini kemudian dikalibrasi di dalam bentuk skala angka angka, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2. Gaya Pada Cairan Gerak Mekanik Kalibrasi Gambar 2.2 Pengukuran tidak langsung Metode pengukuran level secara langsung maupun secara tidak langsung dapat dilihat dengan bantuan dari alat ukur instrument sehingga dapat diketahui berapa ketinggian dari metode yang diukur. 2.3. Pengertian Transmitter Transmitter adalah suatu alat kelanjutan dari sensor, dimana merupakan salah satu elemen dari sistem pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari suatu proses digunakan alat ukur yang disebut sebagai sensor (bagian yang berhubungan langsung dengan medium yang diukur), dimana transmitter kemudian mengubah sinyal yang diterima dari sensor menjadi sinyal standart.

Berdasarkan besaran yang perlu ditransformasikan transmitter dapat digolongkan sebagai transmitter temperatur, transmitter tinggi permukaan, transmitter aliran. Transmitter dapat dihubungkan dengan berbagai alat penerima seperti instrument penunjuk, alat pencatat, pengatur yang mempunyai sinyal masukan yang standart. Tergantung pada jenis sinyal keluaran dapat dibedakan misalnya sinyal transmitter pneumatik dan transmitter elektrik. Seperti semua alat penumatik, transmitter pneumatik mempunyai keuntungan yakni aman terhadap bahaya percikan api yang diakibatkan hubungan singkat pada transmitter elektrik. Kegunaan dari transmitter yang memberikan sinyal standart berupa sinyal pneumatik atau sinyal listrik dari besaran proses (process variable) yang diukur ke peralatan lain yang membutuhkannya antara lain : 1. Peralatan lain seperti indikator, recorder yang bekerja dengan standart sinyal yang sama 2. Memungkinkan pengiriman sinyal kepada jarak yang cukup jauh dan cepat serta aman 3. Menekan biaya pengoperasian maupun biaya pemeliharaan. 2.4. Sinyal Transmitter Sinyal transmitter adalah suatu tanda ataupun sinyal yang diberikan ke alat penerima seperti pencatat, penunjuk yang berupa skala angka angka. Jenis jenis sinyal yang terdapat pada transmitter adalah :

1. Sinyal pneumatik atau tekanan udara Besaran standart sinyal pneumatik ini adalah 3 15 Psi atau 0,2 1,0 kg/cm 2. 2. Sinyal elektrik Besaran standart sinyal elektrik ini adalah 4 ma 20 ma dan skala kerja sinyal tegangan ada yang berkisar 1 5 V DC dan ada juga 0 10 V DC. 2.5. Jenis jenis Transmitter Dalam ilmu instrumentasi dikenal dua sistem sinyal yang dapat dipergunakan pada transmitter yaitu sinyal pneumatik dan sinyal elektrik. Berdasarkan kedua sistem tersebut transmitter dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu : 1. Transmitter elektrik 2. Transmitter pneumatik Umumnya sistem dari transmitter ini adalah merupakan jalur pengirim sinyal dari alat perasa ke kontroler dan dari kontroler ke pengatur akhir (control valve). 2.5.1. Transmitter Elektrik Transmitter elektrik adalah suatu peralatan kontrol yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya proses pengontrolan. Transmitter elektrik ini memiliki

fungsi dimana sinyal proses yang diterima oleh detektor diubah menjadi sinyal listrik kemudian mengirimkan sinyal listrik tersebut ke alat penerima seperti pencatat (recorder), pengatur dan penunjuk. Sinyal yang dihasilkan dari transmitter elektrik ada dalam dua bentuk sinyal arus dan tegangan. Dimana skala kerja dari sinyal arus selalu 4 20 ma, dan skala kerja dari sinyal tegangan ada yang berkisar 1 5 V DC dan ada juga 0 10 V DC. 2.5.2. Transmitter Pneumatik Pada umumnya transmitter penumatik ini berfungsi untuk mengubah besaran sinyal proses menjadi sinyal pneumatik serta mengirimkan sinyal pneumatik tersebut ke alat penerima seperti pencatat (recorder), penunjuk, serta pengatur. Sinyal yang dihasilkan oleh pneumatik ini adalah udara yang bertekanan, dan biasanya sumber tekanan yang 20 Psi atau 1,4 kg/cm 2, tekanan sinyal berkisar 3 15 Psi atau 0,2 1,0 kg/cm 2. Transmitter pneumatik dapat dipergunakan sampai pada jarak sekitar 200 meter. Transmitter penumatik pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu : A. Bagian perasa (detektor) Bagian perasa berfungsi untuk mengubah sinyal proses ke dalam bentuk gerak mekanik. Misalnya tekanan yang berada di dalam suatu bejana adalah 8 Psi. Setelah beberapa detik kemudian tekanan turun menjadi 7 Psi, perubahan sebesar 1 Psi ini adalah merupakan sinyal yang harus dirubah ke dalam bentuk gerak mekanik.

Detektor yang biasanya digunakan dalam transmitter pneumatik adalah : 1. Meterbody 2. Sel Beda Tekanan 3. Penggeser 4. Bola Berisi Cairan B. Bagian pengirim Bagian pengirim dari transmitter pneumatik berfungsi untuk mengubah gerak gerak mekanik detektor ke dalam bentuk sinyal pneumatik. Adapun bagian bagian pokok dari transmitter pneumatik adalah : 1. Penyetel titik nol (Zero adjustment) Digunakan untuk mendapatkan titik nol dari batasan operasi transmitter. 2. Pengimbang kedua (Secondary beam) Digunakan sebagai batang yang meneruskan gaya gerak balas terhadap gaya gerak pengimbang utama. 3. Kapsul pengimbang balik (Rebalancing capsule) Kapsul yang berisi diafragma penggerak pengimbang kedua. 4. Pemancar (Nozzle) Digunakan sebagai buangan udara penggerak diafragma besar pada relai pilot. 5. Pembalik (Buffle) Digunakan sebagai alat penutup.

6. Pembatas beban balik (Reverse overload stop) Digunakan sebagai ganjal pembatas gerak pengimbang utama (pada kedudukan maksimum). 7. Pengimbang utama (Primary beam) Digunakan sebagai batang penerus gerak gerak mekanik setengah melingkar dari batang pemuntir pada detektor. 8. Pipa pipa kapsul pengimbang utama (Capsule tubing) Digunakan sebagai pipa penyalur udara penghasil gaya gerak balas terhadap gaya gerak pengimbang utama. 9. Pipa untuk pemancar (Nozzle tubing) Digunakan sebagai pipa penyalur udara untuk pemancar. 10. Penyetel batasan lebar (Coarse span adjustment) Digunakan sebagai penyetelan untuk memperlebar bidang gerak pengimbang utama. 11. Penyetel batasan sempit (Fine span adjustment) Digunakan sebagai penyetelan untuk mempersempit bidang gerak pengimbang utama. 12. Relai pilot (Pilot relay) Digunakan sebagai kerangan pengatur tekanan udara instrument tekanan out-put dari transmitter. 13. Pegas peninggi atau penekan (Suppression atau Elevation spring) Digunakan sebagai penyetelan untuk menaikkan skala perbandingan antara variabel proses dengan tekanan udara instrument out-put.

2.6. Diafragma Diafragma adalah suatu bahan yang mudah melentur atau biasa disebut dengan membran. Membran ini biasanya terbuat dari bahan logam tipis, kulit sutra, teflon, polyethilene dan lain sebagainya. Umumnya digunakan karena mempunyai gerakan keluarnya secara mekanis yang dapat dihubungkan secara langsung kepada tipe gerakan dari pengontrolan. 2.7. Pengembus Pengembus (bellow) cocok untuk digunakan pada pengukuran tekanan sangat rendah, karena permukaaan yang menerima tekanannya luas. Untuk mendapatkan daerah pengukuran yang lebih besar dapat dipasang pegas di dalamnya. Sama halnya dengan diafragma, dimana pengembus juga terbuat dari bahan logam tipis. Sama seperti tabung bourdon, pengembus juga akan bergerak memuai bila tekanan pada bagian dalamnya lebih besar daripada tekanan luarnya. 2.8. Adjustment Transmitter Pneumatik Alat alat kontrol yang tidak dilakukan penyetelan (adjustment) dengan baik dapat menyebabkan kesalahan pada pengukuran level. Hal ini jelas karena dengan melakukan adjustment dengan baik akan dapat menghasilkan kerja dari alat kontrol menjadi sempurna. Misalnya suatu transmitter menghasilkan sinyal yang salah pada 0 % dan 100 % maka akan mempengaruhi kerja dari alat kontrol

lainnya sehingga pengendalian level akan salah serta keakuratan pengukuran level menjadi kurang sempurna. Dalam aksi kontrol, yang menjadi bagian dasar adalah kerja dari alat penyampai sinyal. Alat kontrol yang berfungsi dalam penyampai sinyal ini adalah transmitter. Adjustment (penyetelan) terhadap alat ukur ini dapat dilakukan dengan cara : a. Penetapan sinyal yang dihasilkan terhadap besaran yang diukur Sinyal yang dihasilkan oleh transmitter pneumatik adalah 0,2 1,0 kg/cm 2. Pada keadaan besaran proses 0 % sinyal yang dihasilkan oleh transmitter adalah 0,2 kg/cm 2. penetapan harga ini dapat dilakukan dengan mengatur zero adjustment pada transmitter tersebut. Apabila keadaan besaran proses 100 % maka sinyal yang dihasilkan oleh transmitter adalah 1,0 kg/cm 2. penetapan ini dapat dilakukan dengan penetapan span. Penyetelan pada keadaan 0 % dan 100 % dilakukan secara berulang ulang sampai penunjukkan stabil. b. Penyetelan set point besaran proses dengan menggunakan Check meter Besarnya set point dapat tidak sesuai terhadap besaran proses yang terjadi, hal ini dapat terjadi dikarenakan ketidaksesuaian tekanan kerja pompa. Untuk itu kita harus memastikan set point dan besaran proses yang terjadi harus sama. Keadaan ini dapat kita pastikan dengan menggunakan check meter yang dihubungkan pada transmitter. Penyesuaian ini dilakukan pada keadaan 100 %, maka check meter harus menunjukkan 100 %.