38 KEADAAN UMUM KOTA BANDA ACEH 4.1. Kota Banda Aceh 4.1.1. Letak Geografis Secara geografis Kota Banda Aceh terletak antara 5 30 05 0 35 LU dan 95 30 99 0 16 BT, dengan ketinggian rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 61,36 km 2. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut : sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka; sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Darul Imarah dan Kecamatan Ingin Jaya (Kabupaten Aceh Besar); sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Peukan Bada (Kabupaten Aceh Besar); sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Barona Jaya dan Kecamatan Darussalam (Kabupaten Aceh Besar). Wilayah administrasi Kota Banda Aceh meliputi 9 Kecamatan, 70 desa dan 20 kelurahan, luas masing-masing wilayah kecamatan di Kota Banda Aceh. Tabel 4. Luas dan Persentase Wilayah Kecamatan di Kota Banda Aceh NO KECAMATAN LUAS (Km 2 ) PERSENTASE (%) 1. Meuraxa 7.258 11.83 2. Baiturrahman 4.539 7.40 3. Kuta Alam 10.047 16.37 4. Syiah Kuala 14.244 23.21 5. Ulee Kareng 6.150 10.02 6. Banda Raya 4.789 7.80 7. Kuta Raja 5.211 8.49 8. Lueng Bata 5.341 8.70 9. Jaya Baru 3.780 6.16 JUMLAH 61.359 100.00 Sumber: Banda Aceh Dalam Angka, 2006 4.1.2. Topografi Kota Banda Aceh secara geomorfologi merupakan dataran banjir Krueng Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter dari permukaan laut. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan
39 ketinggian hingga 50 m di atas permukaan laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut. 4.1.3. Hidrologi Ada delapan sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (Catchment Area) dan sumber air baku, kegiatan perikanan, dan sebagainya. Tabel. 5 Nama Sungai di Kota Banda Aceh dan Luas Daerah Resapannya Nama Sungai Luas Daerah Resapan (km 2 ) Krueng Aceh 1712,00 Krueng Daroy 14,10 Krueng Doy 13,17 Krueng Neng 6,55 Krueng Lhueng Paga 18,25 Krueng Tanjung 30,42 Krueng Titi Panjang 7,80 Sumber: URRP Banda Aceh City JICA, 2006. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian Utara dan Timur kota sampai ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari Timur ke Barat. Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian Selatan kota. 4.1.4. Klimatologi Banda Aceh memiliki rentang suhu udara mulai dari 18 0 C hingga 37 0 C dengan rata-rata bulanan antara 25 0 C hingga 27 0 C dan tekanan (minibar) 1008-1012. Adapun kelembaban udaranya adalah berkisar dari 75-85 % dengan jumlah hari hujan 11 hari dalam 1 bulan. Rata-rata jumlah curah hujan adalah 1.454 mm dengan konsentrasi musim hujan mulai dari bulan Oktober hingga Maret. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi, yaitu dengan kecepatan normal rata-rata 13,3 m/detik dan kecepatan maksimum rata-rata sebesar 17,3 m/detik.
40 4.1.5. Geologi Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang memanjang dari Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser sekitar 11 cm/tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor. Kota Banda Aceh diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul Imarah dan Darussalam, dan kedua patahan yang merupakan sesar aktif tersebut diperkirakan bertemu pada pegunungan di Tenggara kota. Sehingga sesungguhnya Banda Aceh adalah suatu dataran hasil amblasan sejak Pliosen, membentuk suatu Graben. Sehingga dataran Banda Aceh ini merupakan batuan sedimen yang berpengaruh kuat apabila terjadi gempa disekitarnya. 4.2.Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kota Banda Aceh sebelum terjadinya bencana tsunami adalah sekitar 263.668 jiwa, dengan mayoritas penduduk beragama dan berbudaya Islam. Sebagai ibukota Provinsi yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, Kota Banda Aceh memiliki jumlah dan kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya dalam lingkup Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tabel 6. Jumlah Penduduk Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK PRE- PASCA JUMLAH PENGUNGSI 1. Baiturrahman 37.449 36.783 5.052 2. Kuta Alam 55.062 43.113 23.971 3. Meuraxa 31.218 5.657 867 4. Syiah Kuala 42.779 35.514 6.411 5. Lueng Bata 18.360 18.254 5.229 6. Kuta Raja 20.217 5.122 230 7. Banda Raya 19.071 19.015 9.451 8. Jaya Baru 22.005 11.384 6.163 9. Ulee Kareng 17.510 17.388 8.126 TOTAL 263.668 192.194 65.500
41 Pasca terjadinya Tsunami, jumlah penduduk kota Banda Aceh berkurang dengan nyata sekitar 27 %, tereduksi menjadi 192.194 jiwa, dengan jumlah kehilangan (meninggal dunia atau hilang) sebanyak 71.475 jiwa dan jumlah penduduk yang kehilangan tempat tinggal sebanyak 65.500 jiwa. Perbandingan penurunan jumlah penduduk dan jumlah pengungsi antar kecamatan di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada gambar berikut ini. Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa jumlah kehilangan terbesar terjadi di Kecamatan Meuraxa (82 %), Kecamatan Kuta Raja (75 %), Kecamatan Jaya Baru (49 %), dan Kecamatan Kuta Alam (22 %). 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 Baiturrahman Kuta alam Meuraxa Syiah Kuala Jumlah Penduduk Pre-Tsunami Jumlah Pengungsi Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Jumlah Penduduk Pasca Tsunami Gambar 4. Grafik Jumlah penduduk sebelum dan sesudah tsunami. 4.2.1. Kepadatan Penduduk Akibat besarnya penurunan jumlah penduduk yang terjadi pada bencana Tsunami, kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh juga mengalami penurunan dari 43 jiwa/ha menjadi hanya 31 jiwa/ha. Data kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel 7. Penurunan tingkat kepadatan penduduk yang paling drastis terjadi di Kecamatan Meuraxa (menurun
42 sebesar 82 %) dan Kuta Raja (menurun sebesar 75 %) karena memang di kedua wilayah tersebutlah terjadi jumlah kehilangan penduduk yang paling besar. Selain itu, Kecamatan Jaya Baru dan Kuta Alam juga mengalami penurunan kepadatan yang cukup besar. Sedangkan untuk Kecamatan Ulee Kareng, Banda Raya dan Lueng Bata tidak mengalami perubahan kepadatan penduduk. Ketiga wilayah tersebut memang tidak terkena dampak yang besar akibat bencana tsunami. Gambar 5 di bawah ini menunjukkan penurunan kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh pasca bencana tsunami. Tabel 7. Tingkat Kepadatan Pendudukdi Kota Banda Aceh Pasca Tsunami NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) PRE- PASCA LUAS WILAYAH (Ha) KEPADATAN PENDUDUK (Jiwa/Ha) PRE- PASCA 1. Baiturrahman 37.449 36.783 453.90 83 81 2. Kuta Alam 55.062 43.113 1004.70 55 42 3. Meuraxa 31.218 5.657 725.80 43 8 4. Syiah Kuala 42.779 35.514 1424.40 30 25 5. Lueng Bata 18.360 18.254 534.10 34 34 6. Kuta Raja 20.217 5.122 521.10 39 10 7. Banda Raya 19.071 19.015 478.90 40 40 8. Jaya Baru 22.005 11.384 378.00 58 30 9. Ulee Kareng 17.510 17.388 615.00 28 28 TOTAL 263.668 192.194 6135.9 43 31
43 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Baiturrahman Kuta alam Meuraxa Syiah Kuala Kepadatan Penduduk Pre-Tsunami Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Kepadatan Penduduk Pasca Tsunami Gambar 5. Grafik Penurunan Kepadatan Penduduk di Kota Banda Aceh Pasca Bencana Tsunami. Kecamatan Ulee Kareng, Lueng Bata, dan Banda Raya Secara administratif Kecamatan Ulee Kareng, Kecamatan Lueng Bata, dan Kecamatan Banda Raya, termasuk kedalam wilayah administrasi Kota Banda Aceh. Ketiga Kecamatan tersebut terletak di sebelah Selatan Kota Banda Aceh dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Besar. Kecamatan Ulee Kareng terdiri dari 9 desa, Kecamatan Lueng Bata terdiri dari 9 desa, dan Kecamatan Banda Raya terdiri dari 10 desa (lihat Tabel 8) Tabel 8. Nama Desa / Kelurahan KECAMATAN Ulee Kareng Lueng Bata Banda Raya KELURAHAN/DESA Pango Raya, Pango Deah, Ilie, Lamteh, Lam Glumpang, Ceurih, Ie Masen Ulee Kareng, Doi, Lambhuk. Landom, Cot Mesjid, Batoh, Lueng Bata, Blang Cut, Lampaloh, Sukadamai, Panteriek, Lam Seupeung. Lam Ara, Lampuot, Mibo, Lhong Cut, Lhong Raya, Peunyeurat, Lam Lagang, Geuceu-Komplek, Geuceu- Iniem, Geuceu Kayee Jato. Sumber: Banda Aceh dalam Angka, 2006.
44 4.4. Sosial Ekonomi Jumlah penduduk Kecamatan Ulee Kareng, Lueng, Bata, dan Banda Raya tahun 2006 berturut-turut adalah 22.823 jiwa, 19.339 jiwa, 24.272 jiwa. Dengan rata-rata kepadatan penduduk berturut-turut adalah 2.536 jiwa/desa, 2.149 jiwa/desa, dan 2.427 jiwa/desa dengan penduduk beragama dan berbudaya Islam.