RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
Penaung. TRAINING OF MASTER FACILITATORS ICCRI, Jember, East Java, Indonesia, September Jl. PB Sudirman No. 90 Jember Indonesia,

PENGELOLAAN TANAMAN NAUNGAN PADA PRODUKSI BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.) Oleh

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman

I. PENDAHULUAN. Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. tiga tipe kebun kakao di Desa Cipadang. Secara administratif, Desa Cipadang

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

STUDI PEMANFAATAN LAHAN DENGAN SISTEM AGROFORESTRY DI DESA AKE KOLANO KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

SKRIPSI PERANAN JENIS TANAMAN PENAUNG BAGI KELENGASAN TANAH DAN KARAKTERISTIK AGRONOMIS TANAMAN KOPI ROBUSTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat disediakan dari hutan alam semakin berkurang. Saat ini kebutuhan kayu

BAB I PENDAHULUAN. Perhutani sebanyak 52% adalah kelas perusahaan jati (Sukmananto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

PERANAN TEKNIK PEMANGKASAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADA KEBUN SUMBER BENIH KAKAO Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

MIKORIZA & POHON JATI

PROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

Studi kasus (lanjutan)

Ekologi Padang Alang-alang

TANAMAN PORANG Karakter, Manfaat dan Budidaya

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

BAB I PENDAHULUAN. Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial

SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

Lampiran 4. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kehutanan Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan (1)

I. PENDAHULUAN. jenis salak yang terdapat di Indonesia, yakni : salak Jawa Salacca zalacca

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan Lahan. Kesesuaian Lahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggabungkan unsur tanaman dan pepohonan. Agroforestri adalah suatu

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

BISNIS BUDIDAYA KARET

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

Sumber : Nurman S.P. (

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. musim gugur mencapai jumlah minimum (Basuki dan Tjasadihardja, 1995).

Pengelolaan Kakao di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl.PB.Sudirman 90 Jember 68118

Jurnal Galung Tropika, 5 (1) April 2016, hlmn ISSN Online ISSN Cetak

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Kelas: Monocotyledoneae, Tanaman tebu terdiri dari akar, batang, daun dan bunga.

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

Transkripsi:

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor, 2004

BUDIDAYA TANAMAN KAKAO PERSIAPAN NAUNGAN DAN PANGKASAN BENTUK Hendro Winarno PENDAHULUAN Kakao (Theobroma cacao, L) merupakan salah komoditas perkebunan yang sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi pekebun. Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika Selatan. Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar. Oleh karena itu dalam budidayanya, tanaman kakao memerlukan naungan. Sebagai daerah tropis, Indonesia yang terletak antara 6 LU 11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao. Namun setiap jenis tanaman mempunyai kesesuian lahan dengan kondisi tanah dan iklim tertentu, sehingga tidak semua tempat sesuai untuk tanaman kakao, dan untuk pengembangan tanaman kakao hendaknya tetap mempertimbangkan kesesuaian lahannya. Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao. PERMASALAHAN Pengembangan tanaman kakao, budidayanya memerlukan naungan. Tanpa persiapan lahan dan tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Tanaman penaung yang biasanya digunakan adalah Moghania macrophylla sebagai penaung sementara dan, Lamtoro atau Glirisidia sebagai penaung tetap, yang tidak memberikan manfaat ekonomis secara langsung bagi petani, sehingga kurang menarik bagi petani. Secara umum, dalam budidaya kakao juga dihadapi masalah harga komoditi yang tidak menentu, kondisi lahan yang semakin menurun, serta mutlak diperlukannya naungan dalam budidayanya. Oleh karema itu, maka pola diversifikasi tanaman kakao merupakan peluang untuk pengembangan kakao dengan pemanfaatan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis seperti pisang sebagai penaung sementara, dan kelapa sebagai penaung tetap, serta jati. sengon, atau tanaman lainnya sebagai tanaman tepi blok kebun. KESESUAIAN LAHAN DAN SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman kakao menghendaki lahan yang sesuai, yang mempunyai keadaan iklim dan keadaan tanah tertentu

Keadaan iklim yang sesuai untuk tanaman kakao, antara lain : - Curah hujan cukup dan terdistribusi merata, dengan jumah curah hujan 1500-2500 mm/th, dengan bulan kering tidak lebih dari 3 bulan. - Suhu rata-rata antara 15 30 C, dengan suhu optimum 25,5 C - Fluktuasi suhu harian tidak lebih dari 9 C - Tidak ada angin bertiup kencang Keadaan tanah yang dikehendaki tanaman kakao antara lain : - Solum tanah dalam (>150 cm) - Tekstur dan struktur tanah baik, sehingga tanah mempunyai daya menahan air, aerasi, dan drainase yang baik - ph tanah antara 6-7 - Kandungan bahan organik tidak kurang dari 3% - Kandungan unsur hara cukup tinggi Dengan peninjauan dan survei langsung di lapangan akan dapat diperoleh data primer maupun data sekunder mengenai keadaan iklim dan tanah untuk lahan daerah dimaksud. Berdasarkan data-data keadaan kondisi iklim dan tanah, tingkat kesesuaian lahan untuk suatu tanaman dapat dievaluasi dan diklasifikasikan dalam katagori sesuai (S) atau tidak sesuai (N). Lahan yang sesuai dapat dibedakan menjadi S1 (sesuai), S2 (cukup sesuai), dan S3 (kurang sesuai). PERSIAPAN LAHAN DAN NAUNGAN Persiapan lahan dan naungan sebaiknya sudah dilakukan satu tahun sebelum tanaman kakao ditanam, sehingga pada saat bibit kakao ditanam, tanaman penaung di lapangan sudah tumbuh dengan baik dan siap berfungsi sebagai penaung kakao. Untuk tanaman penaung, biasanya digunakan Moghania macrophyla sebagai tanaman penaung sementara, dan tanaman Gamal (Gliricidia sp) atau Lamtoro (Leucaena sp) sebagai tanaman penaung tetap. Di samping itu dapat pula digunakan tanaman-tanaman produktif seperti pisang sebagai penaung sementara, kelapa sebagai tanaman penaung tetap, ataupun tanaman lainnya. Moghania macrophylla Sebagai tanaman penaung sementara, Moghania macrophylla ditanam satu tahun sebelum tanam kakao, dengan menggunakan benih sekitar 20-30 kg/ha, dan ditanam sebagai barisan arah utara-selatan dengan jarak antar barisan sesuai dengan jarak tanam kakao (misalnya 3 m). Diharapkan pada saat tanam kakao, barisan Moghania sudah mencapai tinggi sekitar 2,5 m dan sinar matahari yang masuk lorong tempat tanaman kakao ditanam pada jam 11.00 13.00. Tanaman Moghania macrophylla dapat disiwing sehingga lorong menjadi lebih longgar. Setiap tahun pada awal musim hujan dapat dipotong sampai ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. Pada saat tanaman kakao berumur 4 tahun atau pada saat tajuk kakao sudah saling menutup, tanaman penaung sementara Moghania macrophylla ini didongkel seluruhnya. Gamal (Gliricidia sp) atau Lamtoro (Leucaena sp)

Sebagai tanaman penaung tetap, Gamal (Gliricidia sp) atau Lamtoro (Leucaena sp) ditanam bersamaan dengan saat tanam naungan sementara, yaitu satu tahun sebelum tanam kakao. Bahan tanaman Gamal (Gliricidia sp) berupa stek panjang 1,5 m dan diameter sekitar 5 cm, sedangkan Lamtoro (Leucaena sp) berupa cangkokan dengan panjang sekitar 1 m. Pada awalnya tanaman penaung tetap ditanam dengan jarak sesuai dengan jarak tanam kakao (misalnya 3x3 m), dan selanjutnya populasinya dikurangi secara sistematis dan bertahap, yaitu pada saat tanaman kakao berumur 4 tahun didongkel 25%, dan pada saat kakao berumur 5 tahun didongkel lagi 25%. Populasi tanaman penaung tetap Gamal atau Lamtoro tersebut selanjutnya dipertahankan sekitar 500-600 ph/ha untuk daerah bertipe curah hujan C-D, dan sekitar 200-300 ph/ha untuk daerah bertipe curah hujan A-B. Berdasar populasi tersebut, selanjutnya pada awal musim hujan sebanyak 50% ditokok berselang-seling, dan 50% sisanya ditokok pada awal musim hujan berikutnya.

PEMANFAATAN TANAMAN LAIN SEBAGAI PENAUNG Tanaman-tanaman produktif dan mempunyai nilai ekonomis, yang mempunyai tajuk lebih tinggi daripada tanaman kakao, mempunyai kesamaan persyaratan lahan dengan tanaman kakao, serta tidak bersifat kontradiktif dengan tanaman kakao, dapat dimafaatkan untuk tanaman penaung kakao. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan tanaman bernilai ekonomis tersebut adalah pengaturan tata tanam agar persaingan antara tanaman kakao dengan tanaman penaung tersebut diusahakan seminimal-minimalnya, namun tanaman tersebut dapat.memberikan naungan yang cukup untuk tanaman kakao Pisang (Musa paradisiaca) Tanaman pisang dapat dimanfatkan sebagai tanaman penaung sementara dalam budidaya kakao. Tanaman pisang dapat ditanam dengan jarak tanam 6x3 m, sehingga di dalam lorong tanaman pisang arah utara-selatan dapat ditanam 2 baris tanaman kakao dengan jarak tanam 3x3 m. Sebagai tanaman penaung sementara, tanaman pisang dapat ditanam 6-12 bulan sebelum tanam kakao. Selanjutnya rumpun pisang dapat diatur dengan memelihara 2-3 anakan saja. Tanaman pisang dapat dipelihara sampai tahun ke 4 atau sesuai dengan keperluan dengan tetap memperhatikan tingkat penaungannya untuk tanaman kakao. Tata tanam kakao dengan pisang sebagai tanaman penaung sementara dapat digambarkan sebagai berikut :

x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x o o x Keterangan - Jarak tanam kakao 3 x 3 m (1100 ph/ha) - Jarak tanam kelapa 6 x 3 m (550 ph/ha) Barisan arah utara-selatan Kelapa (Cocos nucifera) Tanaman kelapa dapat digunakan sebagai tanaman penaung tetap untuk tanaman kakao. Dalam hal ini harus diatur agar persaingan minimal. Sebaran akar kakao terbanyak sampai radius 1 m dan sebaran akar kelapa terbanyak sampai radius 2 m, oleh karena itu perlu dibuat tatatanam dengan jarak antara kakao dan kelapa minimal 3 m. Dengan jarak tanam kelapa 10x10 m dan jarak tanam kakao 4x2 m dalam gawangan kelapa utara-selatan, maka dapat diperoleh pertanaman dengan populasi tanaman yang cukup yaitu tanaman kakao 1000 ph/ha dan kelapa 100 ph/ha. Sebagai penaung tanaman kakao, fungsi penaungan tanaman kelapa dapat diatur dengan melakukan siwingan (pangkasan) pelepah bila penaungannya terlalu gelap, terutama pada musim hujan. Demikian pula pada tanaman kelapa yang sudah cukup tua dan tinggi, apabila penaungannya kurang dapat ditambah tanaman penaung lain misalnya dengan lamtoro yang ditanam di diagonal tanaman kelapa. Tata tanam dalam penggunaan kelapa sebagai penaung kakao dapat disusun sebagaimana gambar berikut

X o o X o o X o o X o o X X o o X o o X o o X o o X X o o X o o X o o X o o X Keterangan - Jarak tanam kakao 4x2 m (1000 ph/ha) - Jarak tanam kelapa 10x10 m (100 ph/ha) - Jarak kakao-kelapa 3 m Tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya Tanaman kayu-kayuan atau tanaman lain yang mempunyai nilai ekonomis juga dapat dimanfaatkan sebagai penaung, tanaman sela, ataupun tanaman tepi dalam budidaya kakao. Tanaman Jati (Tectona grandis) dan Sengon (Albisia falcata) dapat dimanfaatkan sebagai tanaman tepi kebun ataupun tanaman sela pada pertanaman kakao. Pada pertanaman kakao tersebut tetap dimanfaatkan penaung Lamtoro atau Gamal, sedangkan Jati dan Sengon ditanam dalam barisan dua baris (double row) 3 x 2 m dengan jarak antar barisan jati atau sengon 24-30 m. Dengan tatatanam demikian terbentuk lorong diantara tanaman jati atau sengon, yang dapat ditanami tanama kakao 3x3 m Dalam hal ini jati, sengon atau tanaman kayu-kayuan yang lain dapat difungsikan sebagai tanaman penaung dan atau tanaman pematah angin.

Keterangan - Jarak tanam kakao (3 x 3) m - Jarak tanam Jati (3 x 2) m x 24-30 m - Jarak tanam Sengon (3 x 2) m x 24-30 m PENUTUP Pengembangan tanaman kakao hendaknya tetap memperhatikan kesesuaian lahannya. Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, sebelum penanaman kakao perlu persiapan lahan dan naungan yang prima. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Untuk tanaman penaung kakao, dapat digunakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis seperti pisang sebagai penaung sementara, dan kelapa sebagai penaung tetap, serta jati. sengon, atau tanaman lainnya sebagai tanaman tepi blok kebun. Penggunaan penaung tersebut perlu disusun dalam tatatanam yang tepat, sehingga dapat memberikan produksi yang optimal dan memberi manfaat konservasi lahan. Persiapan lahan, penyiapan bibit, dan saat tanam harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat, sehingga pada saat tanam, bibit kakao siap tanam, dan tanaman penaung di lapangan siap berfungsi sebagai penaung. Selanjutnya dengan teknik budidaya yang benar akan dapat diperoleh tanaman kakao dengan pertumbuhan baik dan produksi yang tinggi.