II. TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan bagian generatif. yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan,

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut.

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. divisi Spermatophyta dengan subdivisi Angiospermae dengan kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

VI.SISTEM PRODUKSI BENIH

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. akan terjadi perbedaan sistem perakaran kelapa sawit. Pada umumnya akar

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. melanococca. Kemudian digolongkan berdasarkan tebal tipisnya cangkang

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit atau yang sering disebut Elaeis quineensis Jacq, berasal dari

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Struktur Akar dan Fungsinya

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat.

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

III.Fisiologi Benih Sawit

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Kelapa Sawit a. Akar (Radix) Seperti jenis jenis palma yang lain, tanaman kelapa sawit mempunyai sifatsifat vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang dan daun. Sedangkan bagian generatif. yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, adalah bunga dan buah. Sebagai tanaman jenis palma kelapa sawit tidak mempunyai akar tunggang naupun akar cabang. Calon akar yang muncul dari biji kelapa sawit yang di kecambahkan disebut radikula, panjang 10 15 mm. Pertumbuhaan radikula mula-mula menggunakan makanan cadangan yang ada dalam endosperm yang kemudian fungsinya diambil alih oleh akar primer. Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran yang terdiri atas akar primer, yaitu akar yang tumbuh dari pangkal batang yang jumlahnya ribuan. Akar primer yang mati segera diganti dengan akar yang baru. Diameter akar primer berkisar anatara 8 10 mm. Panjang dapat mencapai 18 m, tetapi kebanyakan bergerombol tidak jauh dari batang ; Akar sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, diameternya 2 4 mm ; Akar tersier, yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, diameternya 0,7 1,5 mm dan panjannya dapat mencapai 15 cm ; Akar kuarter, yaitu akar akar cabang yang tumbuh dari akar tersier, berdiameter 0,1 0,5 mm dan panjang 1 4 cm. Akar tersier dan kuarter berjumlah sangat banyak dan membentuk massa yang sangat lebat dekat permukaan tanah. Kelapa sawit tidak memiliki rambut (bulu) akar, sehingga diperkirakan bahwa penyerapan 4

unsure hara dilakukan oleh akar akar kuarter (Semangun dan Mangosoekarso, 2008) Zona perakaran kelpa sawit kebanyakan terletak pada kedalaman sampai 1,5 meter, tetapi jumlah perakaran terbesar berada pada kedalaman antara 15 30 cm. Pada zona yag lebih dalam umumnya perkembangan akara sangat sedikit. Walaupun demikian, kerena sistem perakaran sangat rapat dan dapat menahan berdirinya pohon dengan kuat, maka jarang sekali ditemukan pohon kelapa sawit yang tumbang (Setyamidjadja. 2006). b. Batang (Caulix) Batang kelapa sawit tumbuh secara luas ke atas. Diameter batang normal adalah 40 60 cm, tetapi pada pangkalnya membengkak. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang membentuk daun daun (pelepah) dan memanjangkan batang. Selama 4 tahun pertama, titik tumbuh berkembang membentuk basis batang. Pertumbuhan meninggi dimulai setelah tanaman berumur 4 tahun, dengan kecepatan pertumbuhaan (pertambahan tinggi) sekitar 25 40 cm pertahun. Pada umumnya untuk beberapa tahun, batang masi tetap terbungkus oleh pelepah daun, oleh karenanya lingkar batang menjadi lebih besar. Apabila pelepah dipangkas secara teratur, bekas kaki kaki (pangkal pelepah) daun tampak pada batang yang letaknya taratur seperti spiral. Pada umumnya setiap tanaman mempunya 8 spiral yang letaknya agak tegak yang mengarah ke kanan atau ke kiri. Sifat ini merupakan sifat genetik. Pangkal pelepah daun biasanya mulai lepas (jatuh) setelah tanaman berumur 10 tahun atau lebih. Pangkal pelepah yang jatuh dapat dari mana saja, tetapi lebih sering dari pertengahan tinggi batang. Secara alamiah 5

(pertumbuhan liar di hutan), tinggi batang mencapai 30 meter tetapi secra komersial ( dalam budi daya perkebunan), tinggi batang mencapai 15 18 meter. Hal ini berhubungan dengan kemudahaan pelaksanaan pemanen buah dan pemiliharaan lainnya, misalnya pemangkasan pelepah (Risza. 1994) Bagian dalam batang merupakan serabut, yang dilengkapi jaringan pembuluh sebagai penguat batang dan untuk menyalurkan hara. Fungsi batang adalah menimbun hara dan perkembangan batang akan terlihat berubah diameternya bila terjadi fluktuasi dari status hara dalam tanaman (SOP PTP. Nusantara IV, 2008) c. Daun (Folium) Daun kelapa sawit terdiri dari kumpulan anak daun (leaflet) yang memiliki tulang anak daun (midrib) dengan helai anak daun (lamina). Sementara itu, tangkai daun (rachis) yang berfungsi sebagai tempat anak daun melekat akan semakin membesar menjadi pelepah sawit (Rustam dan Widarnako, 2011). Panjang pelepah daun dapat mencapai lebih dari 9 meter. Helaian anak daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah yang paling panjang dan panjangnya dapat melebihi 1,20 meter. Jumlah anak daun dalam satu pelepah daun adalah 120 160 pasanag. Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam suatu susunan yang melingkar batang dan membentuk spiral. Pada tanaman yang tumbuh normal 2 set spiral terdapat selang 8 daun mengarah kekana dan selang 13 daun mengarah kekiri, tergantung pada sifat genetisnya. Tanaman kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan pada satu batang terdapat 40 50 pelepah daun.bila tidak di laksanakan pemangkasan sewaktu panen, maka jumlah pelepah daun dapat melebihi 60 batang. Pertumbuhan pelepah daun tiap tahun pada tanaman muda 6

yang berumur 4 6 tahun mencapai 30 40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua berjumlah antara 20 25 helai ( Setymidjaja, 2006 ) d. Bunga (Flos) Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious (berumah satu). Artinya, bunga jantab san betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak terdapat dalam satu tandan yang sama. Walaupun demikian, kadang kadang di jumpain juga bunga jantan dan betina pada satu tandan (hemaprodit) tandan bunga terdapat di ketiak daun, mulai tumbuh ketika tanaman mulai berumur sekitar 1 tahun. Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu bunga majemuk (infloresen). Perkembang bunga majemuk dari proses inisiasi awal sampai membentuk bunga majemuk lengkap dengan ketiak daun memerlukan waktu 2,5 3 tahun. Bunga majemuk akan muncul dari ketiak daun beberapa saat menjelang penyerbukan (antesis). Bunga kelapa sawit merupan bungan majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam bunga majemuk yang berbentuk spiral. Bunga jantan maupun bunga betina mempunyai ibu tangkai bunga (rachis) yang merupakan sruktur pendukung spikelet. Umumnya, dari pangkal rachis muncul sepasang daun pelindung (spathes) yang membungkus bunga majemuk sampai dengan saat saat menjelang terjadinya penyerbukan. Dari rachis ini, terbentuk sruktur triangular bract yang kemudian membentuk tangkai - tangkai bunga (spikelet).bunga majemuk (infloresen) digolong berdasarkan bunga majemuk betina dan bunga majemuk jantan. Bunga majemuk betina memiliki panjang 30 cm. bunga majemuk jantan danbetina secara bersama sama terbentuk dari bract (struktur seperti daun). Struktur bract akan menjadi 7

berduri pada ujung spikelet betina. Pada bagian tengah bunga majemuk betina, setipa spikelet dapat menghasilkan 12 30 bunga. Semsntara, pada bagian atas dan bawah bunga majemuk, spikelet hanya dapat menghasilkan kurang dari 12 bunga. Oleh karena setiap majemuk dapat membentuk 85 265 spikelet, dimana jumlah yang paling sering dijumpai berkisar antara 125 165 spikelet maka dari datu bunga majemuk betina dapat dihasilkan 2.000 3.000 bract yang berserat dan tebal. Setiap bract mampu menghasilkan sebuah bunga trifloral. Bunga bunga trofloral tersebut tersusun dalam bentuk spiral mengelilingi rachis dari spikelet dan dari setiap bunga majemuka dapat dihasilkan ribuan bunga. Bunga bunga betina setelah penyerbukan akan menjadi buah / brodolan. Oleh karena bunga betina yang dihasilkan tidak seluruhnya dpat dibuahi maka dari tandan buah dewasa umumnya hanya dapat diperoleh 600 2.000 (persentase fruit set 40 60 %), dimana penyerbukan hanya mengandalkan bantuan angin (anemophyli), dan serangga (entomophyli). Bunga majemuk jantan mempunya panjang 3-4 mm dan lebarnya 1,5 2,0 mm dan memiliki tangkai (peduncle) yang lebih panjang dari bunga majemuk betina dan terdiri dari spiklet yang berbentuk silinder, seperti jari jari tangan serta tidak berduri. Spikelet memiliki panjang berkisar 10 20 cm dengan diameter 0,8 1,5 cm dan mempunyai bract yang pendek. Bunga jantan mekar mulai dari bagian dasar spikelet dan seluruh bunga biasanya sudah mekar dalam 2 hari, kecuali pada kondisi hari hujan, diman biasnya bunga akan mekar semua setelah 4 hari. Umunya tepung sari dihasilkan selama 2 3 hari setelah bunga mekar dan 8

akan habis dalam 5 hari. Dari 1 bunga majemuk jantan, dapat menghasilkan 25 300 g tepung sari (Rustam dan Widarnako, 2011). e. Buah (Fructus) Buah kelapa sawit tersusun dalam satu tandan. Diperlukan waktu 5,5 6,0 bulan dari saat penyerbukan sampai matang panen. Dalam satu rangka terdapat kurang lebih 1800 buah yang terdiri dari buah luar, buah tengah dan buah dalam yang ukurannya kecil karena posisi terjepit mngakibatkan tidak berkembang dengan baik.(mardiana, 2007) Kelapa sawit yang akan masak dibagi menjadi beberapa variatas atau tipe yang di bedakan menurut warna buah, tebal cangkang, tipe buah, bentuk luar, dan ciri ciri lainnya. Menurut warna buah sawit di bagi menjadi 3 tipe yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albecens (Semangun dan Mangoensoekarso, 2008). Tipe nigrescens memiliki ciri ciri : buah mentah berwarna ungu sampai hitam pada ujungnya, sedangkan pangkalnya agak pucat. Setelah buah masak berwarna menjadi kuning kemerahaan. Tipe ini banyak dijuampain dimana mana. Tipe Virescens memiliki ciri - ciri : buah berwarna hijau, setelah setelah buah masak berwarna menjadi kuning kemerahan. Tipe Albecens memiliki ciri ciri : pangkal buah muda berwarna pucat kekuningan, sedangkan buah masak berwarna agak kuning tua. Ujung buah berwarna ungu kehitaman. Tipe ini sulit di jumpai dan kurang di sukai oleh orang ( risza, 1994). Bentuk yang dipakai pada tanaman komersial adalah Nigrescens, bentuk lainnya dipakai untuk program penelitian baik dalam produk maupun dalam kualitas, variatas Nigrescens adalah yang terbaik (Semangun dan Mangoensoekarso, 2008). 9

Menurut Yan, (2008) variatas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah sebagai berikut : Table 1. Jenis jenis variatas kelpa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah Variatas Deskriptis Dura Pisifera Tenera Tebal tempurung 2 8 mm Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung Daging buah relative tipis, yaitu berkisar 35 50 % terhadap buah Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah Dalam persilangan diaplikasikan sebagai pohon induk betina Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hamper tidak ada Daging buag tebal, lebih tebal dari daging buah dura Daging biji sangat kecil Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dapat dicapai sebagai pohon induk jantan Hasil dari persilangan dura dengan pisifera Tempurung tipis (0,5 4 mm) Terdapat lingakar serabut di kelilingi tempurung Daging buah sangat tebal 60 96 % dari buah Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relative lebih kecil ( Sumber : Buku Pintar Mandor, 2007 ) Berdasarkan tebal tipisnyacangkang dikenal tipe-tipe diantaranya adalah : Tipe Dura, Pisifera dan Tenera. Tipe Dura, memiliki ciri-ciri : daging buah tipis, cangkang setebal 2 8 mm. Intinya besar dan tidak terdapat cincin serabut. Persentase buah 35,60 % dengan rendemen minyak 17 18 %. Tipe Pisifera, memiliki ciri ciri : daging buah tebal, tidak mempunyai cangkang, tidak terdapat cincin tersebut yang mengelilingi inti. Intinya kecil sekali bila dibandingkan dengan tipe Dura maupun Tenera. Perbandinag daging buah terhadap buahnya tinggi, dan kandungan minyaknya tinggi. Bunga tipe Pisifera biasanya steril. Tipe ini dipakai sebagai pohon induk jantan dalam persilangan dengan tipe Pisifera. Sfat tipe Tenera merupakan kombinasi sifat khas dari kedua induknya. Tipe ini 10

mempunya tebal cangkang sekitar 0,5 4 mm, mempunya cincin serabut walaupun tidak sebanyak seperti pada pisifera, sedangkan intinya kecil. Perbandingan daging buah terhadap buah 60 96 %, rendeman minyak 22 24 %. Jumlah daun yang terbentuk setiap tahun pada tipe ini lebih banyak dari pada tipe dura, tetapi ukurannya lenih kecil (Semangun dan Lahija, 1985). B. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit a) Iklim Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daera antara 12 Lintang Utara dan 12 Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaji antara 2.000 2.500 mm per tahun dengan pembagian merata sepanjang tahun. Lama penyiraman matahari optimum antara 5 7 jam per hari dan suhu optimum berkusar 24-38 C. ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 0 500 meter. Keadaan iklim yang paling banyak diamati adalah curah hujan, sedangkan data yang lainnya sangat diamati karena jumlahnya tidak jauh berbeda dan masih sesuai dengan tanaman kelapa sawit. Curah hujan yang di kehendaki sepanjang tahun merata adalah tanpa bulan kemarau panjang. Kelebihan atau kekurangan curah hujan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan prodiktifitas tanaman kelapa sawit. Jika tanah kekurangan air (kekeringan) maka akar tanaman akan sulit menyerap mineral dalam tanah sebab dengan adanya air unsur unsur hara dalam tanh dapat larut dan tersedia bagi tanaman. Factor factor kelembaban udara juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kelpa sawit. Sedangkan factor factor yang mempengaruhi kelembaban antara lain curah hujan, suhu, dan lamanya penyinaran matahari. Kelembaban optimum bagi 11

tanaman kelapa sawit berkisar antara 80 90 %. Musim kemarau dapat mengancap terjadinya kekerinagn pada tanaman, karena kekurangan air 400 mmmulai berpengaruh terhadap produksi. Curah hujan yang berlebihan juga berakibat kurang baik karena dapat menyebabkan erosi lapisan tanah atas dan keadaan drainase terutama di daerah yang topografinya jelek. Sinar mataharinya dapat mendorong pembentukan bunga, pertumbuhan vegetative dan produksi buah. Berkurangnya lama penyinaran matahari akan mempengaruhi proses asimilasi untuk memproduksi karbonhidrat dan pembentukan bunga yang berakibat kurangnya jumlah bunga betina.tetapi jika penyinaran matahari terlalu lama juga dapat berakibat buruk bagi tanaman, karena makin lama penyinaran makin tinggi suhu setempat sehingga mempengaruhi pembungaan dan kematangan buah. Oleh karena itu pengetahuan tentang iklim hendaknya benar benar dipahami (Risza, 1994) b) Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol Hidromorfik kelabu (HK), regosol, andosol, organosol, dan alluvial. Di Indonesia posolik merah kuning mendominasi areal perkebunan kelapa sawit. Tanah ini terbentuk pada zaman tertier denga bahan induk batuan liat dan pasir. Solum cukup dalam dengan tekstur liat berpasir. Kondisi ini cukup baik bagi perkembangan akar dan mekanisme air namun kesuburan kimianya tergolong rendah. Podsolik yang berasal dari bahan liparit letusan Toba di Sumatera Utara baik fisik dan kimianya cocok untuk kelapa sawit dan ini terdapat di daerah Simalungun, Asahan dan Deli Serdang. Tanah hidromarfik kelabu (HK) secara 12

fisik baik meski harnya kurang dan drainase jelek seperti Ajamu dan Adolina. Tanah HK ini slumnya cukup dalam. Merupakan hasil endapan sungai yang berbeda beda asal bajan induknya. Tanh ini umumnya terdapat pada daerah datar sehingga aliran permukaan rendah dan gerak turun ke bawah lambat dan terbatas (Lubis, 2008) C. Pembibitan Tahap awal yang dilakukan untuk memperoleh bahan tanam yang baik di lapangan yaitu dengan melakukan pembibitan kelapa sawit. Pembibitan adalah suatu proses untuk menumbuhkan dan mengembangkan biji atau benih menjadi bibit yang siap untuk ditanam. Sistem pembibitan yang banyak digunakan pada saat ini yaitu pembibitan dengan menggunakan polibeg besar dan pembibitan polibeg kecil. Pada sistem polibeg kecambah langsung ditanam di dalam polibeg besar. Sedangkan pada pembibitan polibeg kecil kecambah di tanam dan dipilihara dahulu dalam kantok pelastik kecil selama 3 bulan, yan di sebut juga tahap pembibitan awal (pre nursery), selanjutnya bibit di pindah pada kantong pelastik besar selama 9 bulan. Tahap akhir ini di sebut juga sebagai pembibitan utama (main nursery) (Semangun dan Mangoensoekarso, 2008). Areal lokasi pembibitan yang digunakan harus memiliki persyaratan sebagai berikut : areal datar, dekat dengan sumber air, relative dekar dengan sumber penanaman, tidak tergenang, lokasi dekat dengan tempat pengambilan tanah, jauh dari sumber hama dan penyakit tanaman, dekat dengan sumber tenaga kerja, luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman, dan lokasi dipilih suatu tempat yang permanen (SOP PT.PN IV, 2008). 13

Adapun pertumbuhan bibit normal yang diharapkan dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 2. Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Umur ( Bulan ) Jumalah Daun Tinggi ( cm ) Diameter batang ( cm ) 1 4,0 20 1,3 2 4,5 25 1,5 3 5,5 32 1,7 4 8,5 40 1,8 5 10,5 52 2,5 6 11,5 59 2,7 7 11,5 64 3,0 8 12,0 73 3,6 9 14,0 88 4,5 10 16,0 110 5,5 11 17,0 120 5,8 12 18,0 130 6,0 ( Sumber : Buku Pintar Mandor, 2007 ) Media tanam yang digunakan pada pembibitan awal harus mempunyai sifat fisik dan kandungan hara yang baik. Tanah yang digunai harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta bebas kontaminasi (hama, penyakit, pelarut dan bahan kimia). Bila tanh yang digunakan kurang gembur dapat di campur pasir (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007) Sasaran dari pembibitan adalah menyediakan bibit kelapa sawit yang superior dan siap ditanam di areal perkebunan dengan berbagai macam kondisi lingkunagn. Selain itu juga kegiatan ini memastikan ketersedian bibit dalam jumlah yang cukup, berkualitas, dan tepat waktu dengan biaya yang rasional. Kondisi bibit yang superior, baik secara genetic maupun fenotipe, merupan satu jaminan untuk mendapatkan produktivitas yan tinggi ( Sunarko, 2009 ). 14