Oleh : Abdallah Sakali ( )

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA GORONTALO TAHUN

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN PEDESAAN SEBAGAI PENGUMPAN (FEEDER) DARI KECAMATAN KALIDAWIR MENUJU KOTA TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan manusia dan barang. Pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terjadi

MODEL RUTE ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) (Studi Kasus: Kota Semarang) TUGAS AKHIR

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG NAMA-NAMA JALAN DI KOTA GORONTALO WALIKOTA GORONTALO,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan kegiatan perekonomian Kota Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

EVALUASI RUTE ANGKUTAN UMUM PUSAT KOTA DALAM MENGURANGI BEBAN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1.1 Latar Belakang Masalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

V. ANALISIS BESARAN SISTEM PENTARIFAN

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA DAN RENCANA PENGEMBANGAN. secara garis besar kebutuhan transportasi di Kabupaten Serdang Bedagai dalam

BAB III METODOLOGI MULAI. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I Pendahuluan I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu usaha pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

usaha pemenntah pusat maupun daerah dalam melaksanakan pembangunan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR SURABAYA SIDOARJO ( LEWAT JALAN AHMAD YANI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN I.1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

MAHASISWA : DANANG IDETYAWAN DOSEN PEMBIMBING: IR HERA WIDIYASTUTI, MT.PHD ISTIAR, ST.MT

Transkripsi:

PENENTUAN RUTE BIS KOTA GORONTALO Oleh : Abdallah Sakali (3606 100 058) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Latar Belakang Perkembangan kota akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah dan aktivitas penduduk. semakin beragamnya aktivitas penduduk semakin cepat pula kota itu berkembang. Transportasi merupakan sarana dalam memperlancar roda perekonomian, serta mempermudah mobilitas penduduk dan barang. Salah satu sarana transportasi yaitu sarana transportasi darat yang meliputi angkutan umum dan kendaraan pribadi, dimana penggunaan kendaraan pribadi lebih dominan dibandingkan angkutan umum. Angkutan umum merupakan komponen yang perannya sangat signifikan karena angkutan umum sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kota. Gorontalo sebagai kota yang sedang berkembang, kebutuhan pelayanan jasa angkutan kota sangat perlu untuk menunjang mobilitas penduduknya dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Kota Gorontalo saat ini menghadapi beberapa permasalahan transportasi antara lain hampir setiap hari pada jam tertentu terjadi penumpukan jumlah kendaraan angkutan umum. Permasalahan berikutnya yaitu berkaitan dengan pelayanan rute angkutan umum bis yang ada dirasakan belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para pengguna jasa transportasi, seperti masih ada kawasan di kota Gorontalo belum terlayani oleh rute angkutan umum, dan penerapan pola rute belum mampu menawarkan pelayanan yang maksimal.

Rumusan Masalah Pelayanan rute bis kota di Kota Gorontalo dikatakan belum efisien disebabkan adanya wilayah bangkitan pergerakan yang tidak terlayani oleh rute bis kota, penerapan rute yang ada yang belum maksimal, serta tidak terkoneksinya daerah wilayah bangkitan pergerakan dengan rute bis kota yang ada. Dari permasalahan ini, maka muncul pertanyaan penelitian : Faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan rute angkutan umum bis kota di Kota Gorontalo?

Tujuan : Tujuan dan Sasaran Untuk menentukan rute bis kota di Kota Gorontalo Sasaran : 1. Mengeksplorasi faktor-faktor penentuan rute bis kota yang ada di Kota Gorontalo. 2. Menentukan rute efisien bis kota Gorontalo.

Ruang Lingkup Ruang Lingkup Wilayah : Ruang lingkup wilayah penelitian adalah Kota Gorontalo pada umumnya, khususnya wilayah yang dilalui oleh rute eksisting.. Ruang Lingkup Pembahasan : Penelitian ini akan membahas tentang faktor yang mempengaruhi kinerja rute bis kota. Berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan, ruang lingkup substansial dibatasi pada : Kajian dilakukan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan potensi pergerakan, yaitu aspek guna lahan, aspek kependudukan, aspek tujuan perjalanan. Kajian trayek angkutan umum bis kota yaitu aspek jaringan jalan dan aspek pelayanan rute yang ditinjau dari jarak jangkau daerah pelayanan rute.

Kerangka Pemikiran Perkembangan Kota Gorontalo Sebagai Ibukota Provinsi Baru Peningkatan kebutuhan pergerakkan Latar Belakang : Perkembangan Kota Gorontalo yang ditandai dengan pertumbuhan perumahan di daerah pinggiran dengan pola menyebar menyebabkan sulitnya memenuhi kebutuhan pelayanan angkutan umum, Pada beberapa bagian kawasan di Kota Gorontalo belum terlayani oleh rute angkutan umum, serta Adanya rute yang ditawarkan belum mampu menawarkan pelayanan yang maksimal Faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan rute angkutan umum bis kota di Kota Gorontalo? Sasaran Penelitian : 1Mengeksplorasi faktor-faktor penentuan rute bis kota yang ada di Kota Gorontalo. 2Menentukan rute efisien bis kota Gorontalo. Untuk menentukan rute bis kota di Kota Gorontalo Gambar 1.1 : Kerangka Penelitian

Tinjauan Teori Kota dan Struktur Kota Kota merupakan tempat yang mempunyai sarana dan prasarana kota, sedangkan struktur kota merupakan gambaran dari distribusi tata guna lahan dan sistem jaringan dari suatu kota Guna Lahan Implementasi dari kebutuhan pemanfaatan ruang suatu kota. Sistem Transportasi Perkotaan Sistem yang memiliki fungsi untuk memindahkan orang maupun barang dari suatu tempat ke tempat lain dalam upaya mengatasi hambatan jarak geografis maupun topografis.

Tinjauan Teori Angkutan Umum Angkutan penumpang dengan menggunakan kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Bangkitan : Perkiraan jumalh pergerakan awal dari suatu zona Tarikan : Jumlah pergerakan yang tertarik dari suatu guna laha. Jaringan Trayek Suatu rute angkutan umum melayani calon penumpang yang mempunyai asal dan tujuan yang berbeda-beda, jarak perjalanan berbeda-beda serta karakteristik sosial ekonomi dan aktivitas yang berbeda-beda pula.

Sintesa Tinjauan Pustaka No. Teori/Pendapat Variabel Sub Variabel 1. Breheny Dan Rookwood (1999) : Bentuk kota dapat mempengaruhi fasilitas transportasi umum yaitu jalan dan jenis kendaraan umum yang akhirnya dapat mempengaruhi konversi tanah-tanah non urban untuk kegiatan urban. Chapin (1979) : Pola kota yang merupakan ilustrasi dari struktur ruang kota secara tak langsung dapat menunjukkan arah perkembangan kota yang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan. Tata guna lahan terbentuk didalam perkembangan kota yang berkaitan dengan pola pergerakan. Levinson (1976) : Permintaan angkutan umum penumpang pada umumnya dipengaruhi oleh karakteristik kependudukan dan tata guna lahan pada wilayah tersebut. Permintaan yang tinggi terjadi pada wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan wilayah dengan pemilikan kendaraan pribadi yang rendah. 2. Santoso (1996) : Yang harus dipertimbangkan Dalam perencanaan rute adalah Struktur dan konfigurasi jaringan jalan yang ada, hirarki dan kelas masing-masing jalan yang ada serta Menghindari jalan dengan kondisi jelek. Dirjen Perhubungan : Kondisi jaringan jalan akan menentukan pola pelayanan trayek angkutan umum. Guna lahan Kependudukan Tujuan Pergerakan Permukiman Fasilitas Sosial Fasilitas Umum Perdagangan Jalur Hijau Pertanian Jumlah Penduduk Penyebaran Penduduk Bekerja Pendidikan Berbelanja Kegiatan Sosial Rekreasi Bisnis Pulang ke Rumah Karakteristik Jaringan Jalan Jaringan jalan Klasifikasi jalan Kualitas jalan 3. LPKM-ITB (1997) Rute yang baik adalah rute yang mampu menyediakan pelayanan semaksimal mungkin pada daerah pelayanannya kepada penumpang dengan menggunakan sumber daya yang ada. Santoso (1996) : Yang dipertimbangkan dalam perencanaan rute yaitu luasan daerah pelayanan ataukoridor daerah pelayanan yang direncanakan. Pelayanan Rute yang Baik Coverage Area dengan lebar 0,8 km dan melayani 100% dari populasinya.

Metodologi Penelitian Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivistik yang bersumber pada empiri fakta dimana ilmu yang dibangun berasal dari pengamatan indera dengan didukung landasan teori. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif yang merupakan jenis penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki yang terkait dengan lingkup studi penelitian.

Variabel Penelitian No. Variabel Definisi Operasional 1. Guna lahan Suatu proses yang berkelanjutan dalam pemanfaatan lahan bagi maksud pembangunan secara optimal dan efisien (Sugandhy, 1989) 2. Kependudukan Kependudukan sangat mempengaruhi permintaan angkutan umum penumpang, tingkat kependudukan yang tinggi secara ekonomis dapat dilayani oleh angkutan umum (Warpani, 1990) 3. Tujuan Pergerakan Sistem kegiatan yang mempunyai suatu jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan tujuan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kegiatan (Tamin,2000) 4. Karakteristik Jaringan Jalan Jaringan jalan yang dilalui harus disesuaikan dengan struktur dan kelas jalan serta menghindari jaringan jalan yang jelek 5. Pelayanan Rute yang Baik (Santoso, 1996) Daerah pelayanan rute adalah daerah dimana seluruh warga dapat menggunakan atau memanfaatkan rute tersebut untuk kebutuhan perjalanannya (LPKM-ITB, 1997).

Metode Pengumpulan Data Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada di Kota Gorontalo. Adapun jumlah masyarakat yang tinggal di wilayah Kota Gorontalo berdasarkan data BPS Kota Gorontalo yaitu sebesar 191.415 jiwa. Teknik Pengumpulan Data Survei primer : Dilakukan untuk mendapatkan gambaran atau fakta fakta mengenai kondisi di lapangan. Dalam penelitian ini, survei primer dilakukan dengan metode observasi lapangan dan survey home interview. Survei sekunder : dilakukan untuk mendapatkan data data sekunder berupa dokumen ataupun data data yang telah dibukukan. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari survei instansional dan survei literatur.

Metode Analisis Data Analisis Untuk Mengeksplorasi Faktor Penentuan Rute Bis Kota di Kota Gorontalo Dalam mengeksplorasi faktor penentuan rute bis kota yang ada di Kota Gorontalo, dilakukan dulu studi literatur melalui teori yang ada di tinjauan pustaka. Hasil studi literatur berupa variabel yang nantinya digunakan dalam menentukan rute bis kota di wilayah penelitian. variabel-variabel yang dihasilkan melalui hasil studi literatur selanjutnya dilakukan analisis faktor. Analisis ini dipergunakan untuk menyederhanakan sejumlah variabel yang saling berkorelasi menjadi beberapa faktor. Analisis Untuk Menentukan Rute Bis Kota Gorontalo Analisis untuk evaluasi pelayanan rute bis kota Gorontalo dilakukan dengan menggunakan analisis arcview. Analisis ini dipergunakan untuk menentukan pelayanan rute yang efektif dan efisien. Analisis ini dilakukan dengan melihat jumlah pergerakan (asal tujuan) berdasarkan hasil home interview survey juga melihat zona menjadi tarikan maupun bangkitan berdasarkan peta guna lahan sehingga dapat diketahui perkiraan pelayanan rute bis berdasarkan pola perjalanan.

Tahapan Penelitian Perumusan Masalah : Pelayanan rute bis kota di Kota Gorontalo dikatakan belum efisien disebabkan adanya wilayah bangkitan pergerakan yang tidak terlayani oleh rute bis kota, penerapan rute yang ada yang belum maksimal, serta tidak terkoneksinya daerah wilayah bangkitan pergerakan dengan rute bis kota yang ada. Tujuan Penelitian : Untuk menentukan rute bis kota di Kota Gorontalo Observasi Lapangan Studi Literatur Mengeksplorasi faktor yang mempengaruhi kinerja pelayanan rute bis kota Analisis faktor dan studi lietratur Wawancara dan pengukuran lapangan Menentukan pelayanan rute efisien bis kota Gorontalo Analisis Arcview Gambar 3.1 : Tahapan Penelitian

Gambaran Umum Secara geografis Kota Gorontalo mempunyai luas 64,79 km 2, Secara administratif kota Gorontalo berbatasan dengan : Batas Utara : Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango Batas Selatan : Teluk Tomini Batas Timur : Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Batas Barat : Kecamatan Telaga dan Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo

Penduduk Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu daerah selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap. Jumlah penduduk Kota Gorontalo berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo pada tahun 2011 yaitu sebesar 191.415. Adapun lokasi wilayah kepadatan penduduk tinggi yaitu : Kelurahan Huangobotu, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Limba B, Limbau II, Kelurahan Talumolo, Kelurahan Libuo.

Penggunaan Lahan Kawasan Permukiman : tersebar di Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Dungingi, Kota Utara dan Kota Timur. Kawasan Perdagangan dan Jasa : Pusat perdagangan regional/pasar Induk terdapat di sekitar pusat kota Gorontalo. Kawasan koridor jalan HB Yasin dan jalan Pangeran Hidayat. Kawasan perdagangan dengan skala lingkungan berada di pusat kecamatan. Kawasan Perkantoran : Perkantoran berskala provinsi terdapat dikelurahan Botu, dan Kelurahan Dulomo Selatan. Kawasan perkantoran swasta terdapat di koridor jalan Sudirman dan Jalan Nani Wartabone.

Penggunaan Lahan Kawasan Pendidikan : Terletak di Kelurahan Limba U Satu dan Kelurahan Limba U Dua dengan skala regional. Untuk kawasan pendidikan menengah (SLTP dan SMU/SMK) terdapat di setiap pusat Kecamatan. Kawasan Rekreasi : Rekreasi pantai terdapat di bagian selatan wilayah Kota Gorontalo (Kawasan Teluk Tomini).

Pola Pergerakan Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih effisien. Di wilayah penelitian pola pergerakan yang terjadi yaitu dari kawasan bangkitan pergerakan (Permukiman) ke kawasan tarikan pergerakan (tempat kerja, tempat pendidikan, tempat perdagangan, dan tempat rekreasi)

Rute Eksisting Bus Kota No. Nama Rute Jalan Panjang Rute 1. Rute 2 (Terminal 42 Jl Jhon Katili Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. Soeprapto Jl Jamaludin malik 16,4 Km Jl Nani Wartabone Jl Sudirman Jl Cokroaminoto Jl Sultan Botutihe Jl Merdeka Jl 23 Januari Jl Nani Wartabone Lapangan Taruna Jl Raja Eyato Jl Diponegoro Jl HB Yasin Jl Palma Jl Rambutan Jl Jhon Katili Terminal 42) 2. Rute 3 (Terminal 42 Jl Jhon Katili Jl Piola Isa Jl Prof dr Aloei Saboe Jl Sultan Botutihe Jl. Cokroaminoto Jl. Jend Sudirman Jl Nani Wartabone Jl. Jamaludin Malik Jl Soprapto Jl HB Yasin Jl Sudirman Jl Raden Saleh Jl Kalimantan Jl Madura Jl Jhon Katili Terminal 42 ) 16,5 Km 3. Rute 4 20,6 Km (Terminal 42 - Jl Jhon Katili Jl Pangeran Hidayat (JDS) Jl Cokroaminoto Jl Sultan Botutihe Jl 23 Januari Jl Tribrata Jl Jalaludin Tantu Jl Mayor Dullah Jl Laks. Martadinata Pelabuhan Veri)

Pergerakkan Penumpang Tempat Kerja Tempat Pendidikan dan Pelayanan Umum Perdagangan dan Jasa Rekreasi

Eksplorasi Faktor Penentuan Rute Bis Kota Gorontalo No. Variabel Faktor 1. Tata guna lahan Kependudukan Tujuan pergerakan Perkembanga n kota dan potensi pergerakan 2. Karakteristik jaringan jalan Sistem jaringan jalan 3. Daerah pelayanan rute angkutan umum Tingkat pelayaanan rute

Analisa Pola Pergerakan Untuk mengetahui asal tujuan perjalanan dan maksud perjalanan yang dilakukan terhadap masyarakat pengguna bis kota Gorontalo melalui home interview survey. Dalam mengidentifikasi potensi pergerakan yang dilakukan, wilayah Kota Gorontalo dibagi menjadi 5 (lima) zona penelitian. Pembagian zona ini didasarkan pada persamaan aktivitas dan guna lahan yang dominan pada kawasan atau zona tersebut

Hasil Home Interview Survey : Tujuan Asal I II III Total A B Total 10 6 14 30 11 10 25 46 21 16 39 76

Analisa Jaringan Jalan Untuk mengetahui mengetahui karakteristik jaringan jalan dan kualitas jalan yang dilalui oleh rute bis kota. Ruas-ruas jalan yang dilalui oleh rute angkutan bis dalam Kota Gorontalo memperlihatkan kecendrungan hanya melalui jalan-jalan utama. Sehingga pola rute yang ada, hanya menghubungkan zona pinggir kota dengan zona pusat kota. Belum ada rute yang efektif yang menghubungkan daerah pinggir kota tanpa terlebih dahulu melewati daerah pusat kota.

Arteri Kolektor No. Rute/Trayek Primer Sekunder Primer Sekunder Lokal 1. Rute 1 3-1 3 9 2. Rute 2 2 3 1 5 7 3. Rute 3 2 5-3 4 4. Rute 4 3 3-1 2 5. Rute 5 - - 1-2 Jumlah 10 11 3 12 24

Analisa Jangkauan Pelayanan Rute Jangkauan pelayanan rute angkutan umum (Coverage Area) adalah daerah dimana orang masih cukup nyaman untuk berjalan pada rute bersangkutan. Besarnya daerah pelayanan masing-masing rute trayek angkota adalah koridor di kiri kanan rute dengan lebar 800 meter.

No. Trayek/Rute Panjang Rute (Km) Area Coverage (Km 2 ) 1. Pusat kota Lap. Taruna* 9,5 7,6 2. Term. 42 Pusat kota 16,4 13,12 3. Term. 42 RSU Pusat kota 16,5 13,2 4. Term. 42 Term. Leato 20,6 16,48 5. Tangga 2000 Dembe* 8,3 6,64 Besarnya Coverage Area Rute yang beroperasi 42,8 Besarnya Coverage Area akibat overlapping 14,56 Besarnya Coverage Area Rute dikurangi overlapping 28,24 Luas wilayah Kota Gorontalo 65,23 Luas wilayah yang Belum Terlayani 36,99

Hasil Pelayanan Rute Efisien Bis Kota Melalui Arcview GIS Proses penentuan rute dengan memasukan data pergerakan zona bangkitan (zona A) ke zona tarikan pergerakan (zona I, zona II, dan zona III) serta pergerakan dari zona bangkitan B ke zona tarikan pergerakan (zona I, zona II, dan zona III) melalui analisa arcview GIS. Rute yang didapatkan tidak hanya melewati jaringan jalan utama daerah pusat kota, tetapi juga melewati daerah pinggiran kota dimana hampir menjangkau wilayah Kota Gorontalo. Rute ini (jaringan jalan) melewati zona bangkitan A dan zona bangkitan B yang ada di kota Gorontalo yang dapat menjangkau zona tarikan seperti perkantoran, perdagangan dan jasa, serta kawasan pelabuhan dan wisata Jangkauan pelayanan biskota menjangkau daerah pinggiran kota maupun daerah pusat kota.

Hasil Pelayanan Rute Efisien Bis Kota Melalui Arcview GIS Alternatif pelayanan rute bis kota yang didapat yaitu : Jalan Rambutan Jalan T Gobel Jalan Membramo Jalan Rusli Datau Jalan Brig. Piola Isa Jalan Prof. dr. Aloei Saboe Jalan Sultan Botutihe Jalan Tribrata Jalan Jalaludin Tantu Jalan Mayor Dullah Jalan Jalaludin Tantu Lapangan Taruna Jalan Nani Wartabone Jalan HB Yasin Jalan Palma.

Hasil Pelayanan Rute Efisien Bis Kota Melalui Arcview GIS

Evaluasi Pelayanan Rute Bis Kota Pelayanan Rute eksisiting : 1. Rute eksisting yang ada, ketiganya melewati pusat kota tanpa menjangkau beberapa wilayah pinggiran yang ada di bagian utara dari wilayah penelitian yang merupakan potensi bangkitan pergerakan. 2. Para penumpang yang ada diwilayah pinggiran harus beberapa kali melakukan perpindahan moda sehingga menyebabkan biaya tinggi bagi pengguna jasa angkutan umum. 3. Adanya rute overlaping dengan rute lainnya sehingga mengakibatkan terakumulasinya kendaraan angkutan bis kota sehingga terjadi penumpukan kendaraan.

Evaluasi Pelayanan Rute Bis Kota Alternatif Pelayanan Rute Hasil Analisa Arcview : 1. Rute yang ditawarkan dapat menjangkau daerah pinggiran yang ada dibagian utara wilayah penelitian maupun wilayah pinggiran yang ada dibagian timur, barat, maupun selatan. sehingga bangkitan pergerakan yang terjadi bisa difasilitasi melalui adanya rute ini. 2. Meminimalisir pergantian moda angkutan calon penumpang yang ada di wilayah penelitian, karena jangkauan pelayanan rute bisa menjangkau hingga radius 0,4 km. Kecuali bagi calon penumpang yang ingin ke luar Kota Gorontalo diperlukan pergantian moda angkutan umum. 3. Zona bangkitan maupun zona tarikan yang ada di wilayah penelitian hampir seluruhnya di fasilitasi atau dilayani oleh rute tersebut.

Kesimpulan Faktor-faktor penetuan rute bis kota di Kota Gorontalo meliputi faktor perkembangan kota dan potensi pergerakan, sistim jaringan jalan, dan tingkat pelayanan rute Penentuan rute bis kota yang efisien yang didapat berdasarkan analisa menggunakan arcview (gambar 4.9) yaitu : Jalan Rambutan Jalan T Gobel Jalan Membramo Jalan Rusli Datau Jalan Brig. Piola Isa Jalan Prof. dr. Aloei Saboe Jalan Sultan Botutihe Jalan Tribrata Jalan Jalaludin Tantu Jalan Mayor Dullah Jalan Jalaludin Tantu Lapangan Taruna Jalan Nani Wartabone Jalan HB Yasin Jalan Palma. Rute yang ditawarkan dapat menjangkau daerah pinggiran yang ada dibagian utara wilayah penelitian maupun wilayah pinggiran yang ada dibagian timur, barat, maupun selatan. sehingga bangkitan pergerakan yang terjadi bisa difasilitasi melalui adanya rute ini.

Saran Untuk meningkatkan kinerja rute terutama wilayah yang belum terjangkau oleh rute angkutan bis, maka perlu dilakukan peningkatan coverage area dari rute trayek. Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan rute eksisting yang ada di Kota Gorontalo

Sekian Dan Terima Kasih