BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta

dengan penuh hormat. rumah. mata.

Kejadian Sehari-hari

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

Kecakapan Antar Personal

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

BAB V HASIL PENELITIAN

DAFTAR ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik. suatu kesimpulan antara lain:

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family

Orang Tuamu T. nakmu, Tet. Ajaran dan Nasihat Tuhan.

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

lingkungan gambar 3.1 dani bermain di sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

CURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

INDONESIAN EXAM SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-HIKMAH BENCE. Apek penilaian mendengar dan berbicara. Apek penilaian membaca dan menulis

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK

BAB IV ANALISA PENDEKATAN HUMANISTIK DENGAN TEKNIK CLIENT-CENTERED OLEH GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

PENDAHULUAN. A. Latar belakang

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

Allah Swt. menciptakan langit dan bumi beserta isinya.

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. Judul: Analisis Peran Keluarga dalam Bisnis Keluarga Ditujukan untuk Owner/Pemilik

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

Bab 1. Awal Perjuangan

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan

Bab 5. Ringkasan. Setelah melakukan analisis pada bab tiga, penulis mengambil kesimpulan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

Laporan Kegiatan. Akulah Sang Juara #6. Enter the Entrepeneurship Voyage

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai orang tua yang memiliki anak, tugas utamanya adalah

Ramadan di Negeri Jiran

tempat umum gambar 1

keluarga gambar 2.1 ini keluarga dani

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

keyakinanku adalah Kristen. Aku berasal dari suatu kota yang bernama kota Purbalingga dan lahir pada 22 November Hobby aku sebenarnya ada tiga,

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

LAMPIRAN A. Autistic Social Skill Profile (ASSP) Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menjalani kehidupan. Era ini memiliki banyak tuntutantuntutan

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan

Sudah berkembang dengan baik Term 1. SC DIPERCAYA Mensyukuri nikmat Allah atas dirinya. Tahsin Al-Qur'an sesuai target

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orangtua. Anak bukan hanya sekedar hadiah dari Allah SWT, anak adalah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB II LATAR BELAKANG DOKTER SOEDARSO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Panti Asuhan Al-Mudakkir

ANGKET/ KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semua ini membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS ISLAMIC PARENTING DALAM TINJAUAN KONSELING DI PANTI ASUHAN SONGKHLA THAILAND

BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH

BAB II Relasi Punk Muslim dengan Kelompok Dominan

Validitas Item Self-Esteem

ALAT UKUR. Pengantar

Transkripsi:

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri mereka membutuhkan orang di sekitar untuk membantu dalam setiap kegiatannya sehari-hari, mulai dari lahir ke dunia sampai meninggal nanti. Itu membutuhkan bantuan dari orang lain. Implikasi dari hal tersebut yaitu sebagai manusia yang bersosial harus menjadi pribadi yang berkarakter, di antara karakter yang harus dimiliki oleh setiap individu yaitu memiliki sense of responsibillity. Kedudukan seorang individu di tengah komunitas masyarakat ibarat sel dalam tubuh manusia. Sesosok tubuh tidak akan sehat kecuali sel dalam jaringan tubuhnya juga sehat dan dapat berfungsi dengan baik. Begitu juga dengan kehidupan dalam masyarakat, tidak akan menjadi masyarakat yang baik dan merasakan kesehatan jiwa kecuali bila seluruh elemen dalam masyarakat itu juga sehat dan dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan penuh rasa tanggung jawab. 1 A. Profil Anak Asuh Sanggar Genius Ceu Wita Dalam mengetahui bagaimana latar belakang keluarga anak asuh yang berada di Sanggar Genius Ceu Wita, maka peneliti melakukan wawancara kepada 6 orang anak asuh yang menjadi fokus penelitian. Tujuan dari peneliti melakukan wawancara mendalam 1 Muhammad Utsman Najati, Psikologi..., p. 309. 40

41 secara pribadi kepada anak asuh agar dapat mengetahui bagaimana keadaan jasmani dan ruhaninya atau dalam khazanah keilmuan psikologi disebut dengan kondisi kognitif, psikososial dan fisik. Adapun profil 6 anak asuh yang berada di sanggar genius Ceu Wita adalah sebagai berikut: 1. Responden DL DL merupakan anak pertama dari pasangan Ibu IM dan Bapak (alm) R. Ia kini kelas 4 SD dan sekolah dekat rumah yang berada di daerah kepandean. DL sudah kehilangan ayahnya selama 2 tahun lamanya. Ia kini tinggal bersama Ibu dan seorang adiknya ST yang masih sangat kecil di sebuah rumah yang bertempat di Kepandean. Ibu DL sebagai karyawan di sebuah pabrik di daerah Tangerang. Dengan keadaan ekonomi yang sederhana dan Ibu DL jarang memperhatikannya karena Ibu DL sibuk dengan mengurusi adik DL dan setiap pagi harus menyiapkan diri untuk pergi bekerja ke pabrik. Dengan seperti itu, membuat DL menjadi kurang disiplin terhadap waktu. 2 2. Responden AM Anak dari pasangan Ibu ES dan Bapak (alm) WN merupakan anak yang sudah tidak memiliki ayah sejak kecil. Usianya yang baru berumur 8 tahun membuat AM masih sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya. Sejak kecil, AM hanya tinggal bersama neneknya di sebuah rumah yang sederhana. AM tinggal bersama neneknya BY yang hanya berpenghasilan sebagai RT di daerah Kota Serang. 2 DL di wawancarai oleh Syifa Fauziah, 29 Febuari 2016 pukul 16.55

42 Nenek AM yang sudah tidak muda lagi, dan dengan penghasilan yang sangat kecil sebagai kepala RT untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Dengan kesibukan Nenek AM yang harus mencari dana untuk kehidupan sehari-hari, sehingga AM lebih sering datang terlambat ke sekolah, tidak mengerjakan PR, dan perlengkapan ATK tidak lengkap. 3 3. Responden MR MR adalah siswa kelas 5 SD. MR merupakan anak tunggal dari pasangan Ibu RE dan Ayah N (alm). MRS dan Ibunya tinggal di daerah Kepandean atau biasa disebut dengan MES. Ibu RE berpenghasilan sebagai jualan sate, sebetulnya MR anak yang cukup pandai. Namun, jarang sekali datang ke sanggar untuk belajar. Dan karena MR anak tunggal, MR sangat manja terhadap Ibunya, segala sesuatu yang diinginkannya harus segera dituruti. Dengan latar belakang ekonomi yang pas-pasan membuat Ibu RE harus ekstra banting tulang dalam mencari uang. Karena Ibu RE sangat sayang sekali terhadap MRS. Di sisi lain, ketika berada di sanggar MR lebih senang berdiam diri daripada berbincang-bincang atau bercanda dengan temannya. Atau lebih banyak dikenal dengan introvert (menutup diri). Sehingga membuat peneliti ekstra bersabar agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dengan sikap MR yang rendah diri membuat MR terus merasa bahwa 3 AM di wawancarai oleh Syifa Fauziah pada 29 Februari 2016 (pukul 17.15)

43 dirinya lebih baik sendirian daripada berteman dengan orang lain. 4 4. Responden NF NF adalah responden yang tinggal tidak jauh dari sanggar genius Ceu Wita yang bertempat di daerah Kepandean, NF anak dari pasangan Ayah AD (alm) dan Ibu UD. NF saat ini duduk di kelas 2 SD, di sanggar genius NF termasuk dalam kategori kelas kecil. Sebetulnya, NF adalah anak cukup periang, aktif dan energik. Ibu NF hanya sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan setiap bulannya di dapat dari penghasilan kakak keduanya yang bekerja menjadi karyawan. NF merupakan adik dari responden NN. Mereka terdiri dari 5 bersaudara dan semuanya perempuan. Ketika peneliti mewawancarai NF, NF cukup antusias mengenai kegiatan sehari-hari yang ia paparkan kepada peneliti. NF juga termasuk kedalam anak yang senang iseng dengan temannya dan jarang datang ke sanggar. Hal ini dibuktikan dengan pengamatan peneliti ketika anak-anak sanggar sedang mengikuti lomba, tiba-tiba teman salah satu temannya terkena pukulan oleh NF, ketika diminta untuk minta maaf NF seketika pergi dan pulang dengan keadaan menangis tersedu-sedu. Hal ini menunjukkan bahwa NF tidak mengakui kesalahan yang telah ia perbuat. 5 4 MR di wawancarai oleh Syifa Fauziah pada 2 Februari 2016 (pukul 17.00) 5 NF di wawancarai oleh Syifa Fauziah pada 2 Maret 2016 (pukul 17.30)

44 5. Responden NN NN salah satu anak asuh sanggar kelas 4 SD yang tinggal di daerah Kepandean, NN adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara dari pasangan Ibu UD dan AD (alm). Ibu UD hanya sebagai ibu rumah tangga biasa, Dan, Ibu UD lebih banyak menghabiskan kegiatan sehari-harinya di rumah untuk mengurus cucunya. Anak-anak dari Ibu UD yang lain mengurus segala sesuatunya sendiri. Tidak semua hal yang dapat di kontrol oleh Ibu UD. Oleh sebab itu, maka NN sering datang terlambat karena kurangnya ada controlling yang dilakukan oleh Ibu dan Kakak NN. Selain datang terlambat ke sekolah dan ke sanggar, NN ketika belajar di sanggar kurang fokus. NN pun jarang masuk ke sanggar, ketika di sanggar jarang membawa perlengkapan ATK yang lengkap. Hanya datang saja ke sanggar, tanpa ada tujuan untuk belajar bersama teman-teman dan bermain bersama dengan teman-temanya. 6 6. Responden VN VN merupakan anak dari pasangan Ibu E dan Ayah KA (alm). VN adalah anak yang pemalu sehingga peneliti sedikit kesulitan ketika mewawancari VN, data yang di dapat dari VN hanya sedikit saja. Selebihnya peneliti mendapatkan dari kakak pembimbing sanggar genius, sekaligus pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika observasi. VN saat ini duduk di kelas 2 SD, di Sanggar Genius VN termasuk dalam kategori kelas kecil. VN dan Ibunya hanya tinggal di sebuah rumah sederhana di daerah Kepandean. Semenjak di tinggal 6 NN di wawancarai oleh Syifa Fauziah pada 3 Maret 2016 (pukul 17.25)

45 ayah VN 9 tahun silam, Ibu E harus banting tulang dan bekerja sebagi satpam karena keadaan yang memaksa Ibu SA melakukan hal ini semua. Ketika di sanggar, VN lebih sering mencontek dengan temannya ketika mendapatkan tugas dari Kakak pembimbing. Setelah berhasil peneliti wawancara VN lebih banyak tidak membantu orang tuanya, ketika Ibunya VN minta tolong, maka VN menolak panggilan dari Ibunya dengan alasan sedang sibuk mengerjakan PR yang diberikan Guruya di sekolah. 7 Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 6 orang anak tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa anak yang berada di sanggar genius Ceu Wita sama-sama ditinggal oleh ayahnya (yatim) dan memiliki tanggung jawab yang kurang. Dan memang di Yatim Mandiri hanya difokuskan untuk anak yatim yaitu anak yang ditinggalkan oleh ayahnya. Di antaranya perilaku yang menunjukkan bahwa mereka memiliki sense of responsibility rendah yaitu ditandai dengan ketika mereka datang ke sanggar sering datang terlambat, lebih senang bermain daripada belajar bersama teman, iseng dengan temannya, dan sering tidak membawa ATK. tidak megerjakan tugas dengan baik dan kurang disiplin. Karena minimnya controlling yang dilakukan oleh keluarga dari masing-masing anak. 7 VN diwawancarai oleh Syifa Fauziah pada 3 Maret 2016 ( pukul 17.00)

46 B. Gambaran Karakter Tanggung Jawab Anak Asuh Sanggar Genius Ceu Wita Rasa tanggung jawab wajib dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini. Allah pun memerintahkan agar dapat bertanggung jawab dan itu sudah diatur sedemikian rupa. Sense of responsibility harus dipupuk sejak dini (usia anak-anak). Karena anak-anak mudah untuk merespon dan senang mempelajari hal-hal baru. Ketika menanamkan rasa tanggung jawab sejak dini, maka itu akan berdampak ketika sudah dewasa nanti. Anak belajar untuk memahami bagaimana ia memiliki sense of responsibility. Seperti yang telah diungkapkan oleh kak Tia, salah satu pembimbing anak di Sanggar Genius bahwa anak di sanggar selain belajar matematika, anak diajarkan agar menjadi berkarakter, salah satunya menanamkan rasa tanggung jawab pada anak. 8 Pernyataan sependapat pun diutarakan oleh Kak Mukti pembimbing di Sanggar Genius Yatim mandiri bahwa pendidikan karakter penting agar anak dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Karena karakter merupakan pondasi utama, dan ini wajib diajarkan sejak dini. Dan setelah anak tidak dibina di Sanggar Genius lagi, anak sudah siap untuk terjun ke lapangan dan memiliki kepribadian yang berkarakter. 9 Hal ini menjadi sebuah afirmasi bahwa mengajarkan dan mengembangkan sense of responsibility ini perlu diajarkan sejak dini. Selain melakukan wawancara dengan Kakak Pembimbing Sanggar Genius, peneliti pun melakukan pengamatan terhadap anak 8 Hasil wawancara dengan Kak Tia, Pembimbing di sanggar genius Ceu Wita, Kota Serang, pada 22 Februari 2016, pukul 17.05 WIB 9 Hasil wawancara dengan Kak Mukti, Pembimbing di Sanggar Genius Ceu Wita, Kota Serang pada 24 Februari 2016, pukul 17.00

47 dan melakukan sedikit wawancara dengan anak. Adapun, hasil dari observasi dan wawancara dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Lembar Observasi Tanggung Jawab No Indikator Pernyataan 1 2 3 Tanggung Jawab diri sendiri Tanggung jawab bangsa dan negara Tanggung jawab masyarakat Responden DL AM MR NN NF VN Bangun tidur - - - * * - sendiri Sopan - * - - - Menjaga * * - - - - kesehatan Tidur tepat * - - * * waktu Selalu mengucapkan salam Hemat - - - - - Datang ke - - * - sekolah tepat waktu Menyiapkan - - * perlengkapan sekolah Rapih dalam - - * * - - berpakaian Mengerjakan - * - - - - tugas dengan baik Mendengarkan - * * * - aktif Selalu * * - * - membantu orang lain Ramah ketika - - - * -

48 4 5 Tanggung jawab terhadap keluarga Tanggung jawab terhadap tuhan bertemu orang lain Tidak - - - - mengganggu temannya Berbagi dengan * * - - - teman Buang sampah pada tempatnya * * * * - - Menjaga dan * * - * menyayangi adik Menghormati - - - - kakak & orangtua Membantu - * * * * orang tua Selalu minta * - - - - izin Mendo akan * * * * * orang tua Shalat tepat * - - * - - waktu Belajar mengaji * Belajar * * * - berpuasa wajib Jujur - * * * - * Silaturahmi Keterangan : Tanda ( ) = Sudah muncul pada diri anak Tanda (-) = Belum muncul pada diri anak Tanda (*) = Terkadang muncul dan terkadang tidak muncul

49 Dalam tabel di atas terlihat bahwa beberapa dari sense of responsibility anak ada yang sudah mucul, belum muncul dan terkadang muncul dan tidak. Dari 6 orang responden maka masingmasing memiliki karakteristik yang berbeda. Terlihat dari sebelum melakukan kegiatan bimbingan kelompok pada anak, anak kurang memiliki sense of responsibility. Adapun paparan dari tabel diatas adalah sebagi berikut: 1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri Terlihat dari 5 indikator tentang tanggung jawab yang sudah peneliti sebutkan bahwa diantara 6 responden yang bangun tidur sendiri 4 di antaranya tidak bisa bangun tidur apabila tidak ada yang membangunkan. Dan yang memiliki sopan santun hanya 1 di antara 6 responden. Yang menjaga kesehatan seperti sikat gigi, membersihkan kasur setelah tidur dan mandi, di antara 6 responden hanya 2 yang mulai muncul dari dalam diri mereka, sedangkan 4 responden lagi harus ada yang meminta ketika harus menjaga kesehatan. Ketika datang ke sanggar dan mengucapkan salam semuanya sering melakukan hal tersebut. Dan hanya ada 1 di antara 6 yang menghemat uang yang diberikan kepadanya. 2. Tanggung jawab bangsa dan negara Sudah dipaparkan pada bab 1 bahwa yang dimaksud dengan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara adalah dengan melakukan pendidikan sebaik mungkin, pada indikator tanggung jawab terhadap bangsa dan negara terlihat bahwa 2 di antara 6 responden yang datang ke sanggar atau sekolah tepat

50 waktu. 3 di antara mereka sudah mulai muncul rasa untuk menyiapkan peralatan ke sekolah sendiri. 4 dari mereka belum berpakaian rapih, berpakaian rapih hanya di rumah saja. 5 di antara mereka mengakui bahwa ketika mendapatkan PR mereka mengerjakan sebelum pelajaran dimulai, bahkan ketika mendapatkan tugas di tempat, lebih banyak mengerjakan bersama dengan temannya yang lain (mencontek). Dan untuk yang mendengarkan aktif ketika di sanggar hanya ada 1 yang berusaha untuk mendengarkan aktif, selebihnya senang bercanda dan mengganggu ketika pelajaran sedang berlangsung. 3. Tanggung jawab sosial Selalu membantu orang lain hanya 1 di angtara 6 responden yang di sanggar, 3 masih memilih ketika ingin berbuat baik dalam membantu orang lain dan 2 yang belum peka terhadap lingkungan sekitar. Ramah ketika bertemu orang baru, 1 di antara 6 responden yang ramah karena sifatnya yang periang dan mudah berbaur dengan orang baru, 4 dari mereka harus disapa terlebih dahulu, dan 1 sisanya tetap diam meskipun sudah didekatkan dan diajak berbicara. Mereka lebih senang mengganggu temannya ketika temannya sedang diam, 4 di antara mereka senang mengganggu temannya. Pada jam pelajaran berlangsung, beberapa dari mereka membawa makanan ketika pembimbing sanggar meminta untuk menyimpan atau membagikan kepada yang lain, mereka lebih senang untuk menyimpannya sendiri daripada harus berbagi dengan yang lainnya. Buang sampah pada tempatnya belum muncul pada diri anak, terlihat dari hasil observasi, 4 dari

51 mereka sudah mulai buang sampah ketika ada yang mengingatkan dan 2 dari mereka masih tetap tidak mendengarkan ketika sudah ada yang mengingatkan. 4. Tanggung jawab terhadap keluarga. Menjaga dan menyayangi adiknya hanya terlihat pada 2 responden. Begitu pula yang menghormati kakak dan orangtuanya. Mereka lebih senang untuk pura-pura sibuk atau banyak alasan ketika diminta tolong oleh orangtuanya, dan terpaksa ketika mengiyakan apa yang orangtuanya ucapkan. Dan ketika hendak pergi bermain bersama dengan temannya 4 responden tidak pernah meminta izin ketika hendak bermain. Hanya ada 1 di antara 6 responden yang selalu mendoakan orangtuanya. 5. Tanggung jawab terhadap Tuhan. 4 dari responden belum muncul dari dalam diri mereka untuk melaksanakan shalat tepat waktu. Untuk belajar mengaji dan bersilaturahmi sense of responsibility sudah muncul pada diri mereka, mereka senang berkunjung ke rumah sanak saudara mereka. Dan setiap ba da magrib, mereka mengaji di rumah guru mereka masing-masing. Dari 6 responden hanya 2 yang sudah mau belajar berpuasa pada bulan ramadhan. Dan 4 responden sudah lebih sering jujur.