PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

583 JURNAL ENTROPI, VOLUME VII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

Mirza Azizah, Cholis Sa dijah, dan Abdul Qohar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

Kata Kunci: Numbered Heads Together (NHT), media mading, motivasi belajar, hasil belajar siswa.

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Reni Dian Saputri *), Drs. Askury, M.Pd **) Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. Dari hasil observasi peneliti, menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran mata

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh : Sulistyo, Sumartik. Kata Kunci: Pembelajaran NHT, Inkuiri, Motivasi, Hasil Belajar

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Istiningrum & Sukanti Halaman 64-79

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI NGRONGGOT NGANJUK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. istilah yang digunakan dalam skripsi ini akan dijelaskan sebagai berikut:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan disajikan secara berturut-turut mengenai laporan hasil

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads. Together (NHT) dengan Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DI SMPN 2 SEBUKU KELAS VIII KABUPATEN NUNUKAN KALTIM ARTIKEL

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Abstrak

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

II. KAJIAN PUSTAKA. menyampaikan sesuatu seperti menjelaskan konsep dan prinsip kepada siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi Gaya Melalui Model Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, mempunyai peranan yang sangat

A. Pelaksanaan Tindakan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

Nana Chintya, Bakti Mulyani*, dan Ashadi. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

Transkripsi:

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 MALANG PADA POKOK BAHASAN GARIS DAN SUDUT Fitria Dwi Rosi Universitas Negeri Malang E-mail :fitriadwirosi@yahoo.co.id Pembimbing : Dr. Sisworo, M.Si ABSTRAK: Berdasarkan observasi awal melalui wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 9 Malang, diperoleh informasi bahwa hasil belajar sebagian besar siswa pada mata pelajaran matematika masih tergolong rendah. Proses pembelajaran matematika di SMP Negeri 9 Malang masih belum maksimal. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar yang menunjukkan bahwa 70% nilai tes siswa yang belum memenuhi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yakni 75. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran Problem Posing- NHT (Numbered Head Together) yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari satu siklus yaitu 4 pertemuan. Sebagai sumber data, dipilih siswa kelas VII D SMP Negeri 9 Malang. Data penelitian hasil belajar siswa diperoleh melalui tes pada setiap akhir Kompetensi Dasar (KD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada tes 1 prosentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 75%, sedangkan pada tes 2 prosentase ketuntasan belajar secara klasikal meningkat menjadi 87.5 %. Hasil belajar siswa mengalami prosentase peningkatan sebesar 12.5 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Posing-NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 9 Malang pada pokok bahasan garis dan sudut. KATA KUNCI: problem posing, NHT, Hasil Belajar Rendahnya pemahaman siswa dikarenakan siswa cenderung kurang bersemangat pada saat belajar matematika. Semua itu terlihat dengan adanya sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam pembelajaran matematika terutama pada saat mengerjakan soal-soal matematika. Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan peneliti pada beberapa siswa SMP Negeri 9 Malang, sebagian besar siswa mengatakan bahwa sering tidak memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 9 Malang diperoleh fakta bahwa banyak siswa mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada materi garis dan sudut. Hal ini terlihat pada hasil ulangan matematika semester 2 tahun lalu yaitu pada materi 1

garis dan sudut, dimana 70% siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75. Proses pembelajaran di SMP Negeri 9 Malang belum berjalan secara maksimal. Hal ini dilihat dari hasil belajar yang belum maksimal. Guru sudah berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itu para guru terus berusaha menyusun dan mencoba menerapkan berbagai model dan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika sehingga siswa terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari suatu materi sehingga hasilnya menjadi lebih baik daripada hasil yang dijelaskan pada alinea sebelumnya. Model pembelajaran NHT merupakan model pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil secara heterogen dan setiap siswa dalam kelompoknya memiliki nomor tertentu, siswa diberikan soal untuk didiskusikan dengan kelompoknya, kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas sehingga terjadi diskusi kelas. Dalam buku Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK oleh Nurhadi tahun 2004 halaman 67, secara garis besar langkah-langkah dalam NHT yaitu penomoran (Numbering), pengajuan pertanyaan (Questioning), berpikir bersama (Head Together) dan pemberian jawaban (Answering). Dalam model pembelajaran ini pengelompokan siswa secara heterogen. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Abdur Rahman A asri yang berjudul Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Posing, Problem posing merupakan pendekatan pembelajaran dimana siswa diminta untuk mengajukan suatu masalah yang kemudian memikirkan langkah-langkah penyelesaiannya. Problem posing dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa dalam kemampuan bernalar dan memecahkan masalah, sehingga dapat dijadikan alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Seperti penelitian yang dilakukan Fitriana (2010) menunjukkan bahwa motivasi dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan problem posing lebih baik secara signifikan daripada motivasi dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional. Untuk itu, peneliti ingin menerapkan problem posing dan pembelajaran kooperatif model NHT dalam suatu proses belajar mengajar. Pembelajaran problem posing NHT yaitu pembelajaran dengan membentuk kelompok secara heterogen dan pemberian nomor untuk siswa dalam kelompoknya, selanjutnya siswa bekerja dalam kelompok dan guru memanggil nomor siswa untuk mempresentasikan pekerjaannya di depan kelas, sementara kelompok lain menanggapi. Setelah presentasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun soal sekaligus menyelesaikannya. Hubungan problem posing dengan NHT pada penelitian ini yaitu NHT berfungsi untuk memperkuat siswa dalam mendalami dan menguasai materi, selain itu NHT juga mempermudah siswa untuk membuat soal, dan menyelesaikan karena dengan berkelompok siswa dapat bekerjasama, dan saling bertukar pikiran. Sehingga dalam penelitian ini perlu dikembangkan model pembelajaran yang melibatkan Problem Posing dan NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi garis dan sudut. 2

Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti dalam penelitian bertindak sebagai perencana, pengajar, pengamat, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data dan pelapor hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Malang dengan subyek penelitian siswa kelas VII-D berjumlah 40 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : 1) hasil observasi selama proses pembelajaran yang berpedoman pada lembar observasi aktivitas guru dan lembar obserasi aktivitas siswa selama pembelajaran problem posing NHT: 2) Data hasil catatan lapangan sebagai data pendukung untuk mecatat kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung: 3) hasil tes akhir siklus berupa tes kemampuan: 4) hasil angket respon siswa tehadap pembelajaran problem posing NHT. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi terdiri dari lembar validasi RPP, lembar validasi lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar validasi LKS, lembar problem posing, soal tes, lembar observasi terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar observasi aktivitas guru, angket respon siswa tehadap pembelajaran problem posing NHT serta lembar catatan lapangan. Tahap pelaksanaan penelitian disusun berdasarkan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Plan (perencanaan), (2) Act (tindakan), (3) Observe (pengamatan), (4) Reflect (refleksi) (Fatchan, 2009:42). Pelaksanaan tindakan dalam satu siklus akan dibagi menjadi empat tahap sesuai dengan tahapan pembelajaran problem posing NHT yang telah tersusun dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang proses pembelajaran dan dilaksanakan pada saat kegiatan belajara mengajar berlangsung yang berpedoman pada lembar observasi aktivitas siswa maupun lembar observasi aktivitas guru. Refleksi yaitu peneliti mengumpulkan dan menganalisis data hasil observasi aktivitas siswa maupun observasi aktivitas guru, lembar catatan lapangan, angket respon siswa tehadap pembelajaran problem posing NHT serta hasil tes akhir siklus siswa. Data dari tes akhir siklus dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Hasil belajar siswa dikatakan meningkat dari hasil tes akhir siklus apabila data hasil tes tulis menunjukkan bahwa minimal 80 % siswa memperoleh nilai lebih atau sama dengan 75 serta aktivitas guru dan siswa mencapai kategori baik. Untuk mengetahui presentase subyek yang mencapai ketuntasan belajar dengan menggunakan rumus: TB = Jumlah siswa yang memperoleh skor 75 / Jumlah seluruh siswa x 100%. Untuk mengetahui respon siswa dengan menggunakan rumus: SK = Jumlah total / banyak siswa x 100%. Indikator keberhasilan adalah apabila ketercapaian kriteria hasil belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari tes 1 dan tes 2. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang dimaksud jika mencapai 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75. Dan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran problem posing-nht dapat mencapai kategori baik. 3

HASIL Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dalam kelas dan wawancara informal dengan ibu Wahyu Widayatin selaku guru matematika SMP Negeri 9 Malang. Didapatkan fakta didasarkan dalam pengamatan bahwa pembelajaran dalam kelas masih menggunkan metode ceramah, kemudian dari hasil wawancara informal diperoleh informasi tentang keadaan siswa dalam kelas yang meliputi keaktifan, kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab soal selama mengikuti pelajaran matematika. Paparan data siklus I, tahap perancanaan tindakan sebagai berikut. (1) memilih materi pembelajaran yaitu garis dan sudut. (2) menyusun RPP 1 yang sesuai dengan pembelajaran problem posing-nht, RPP 1 dan 2 disusun dengan alokasi waktu 5 x 40 menit (2 pertemuan). (3) menyusun Lembar Kegiatan Siswa sesuai dengan materi yang dipelajari. (4) Lembar Problem Posing (5) Menyusun lembar observasi aktivitas guru, lembar aktivitas siswa dan lembar catatan lapangan. (6) membagi kelompok heterogen berdasarkan hasil tes kemampuan awal. (7) mengkoordinasikan dengan guru mata palajaran matematika untuk proses observasi pembelajaran matematika dan 2 seorang mahasiswa UM jurusan matematika. Pada pembelajaran problem posing NHT ini terdiri dari 5 komponen dasar, yaitu numbering (penomoran), questioning (pengajuan pertanyaan), head together (berpikir bersama), answering (menjawab pertanyaan) dan problem posing (pengajuan soal) tersebut dalam salah satu bagian pembelajaran problem posing NHT. Pelaksanaan tindakan penelitian dalam 4 pertemuan. Setiap pertemuan pelaksanaan pembelajaran problem posing NHT terbagi dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal guru memandu siswa dan memberikan contoh melukis sudut dan membagi sudut. Kegiatan Inti terdiri dari numbering (penomoran) yaitu siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen. Terdapat 10 kelompok yang masing masing terdiri dari 4 siswa. Questioning (pengajuan pertanyaan) yaitu siswa diberikan pertanyaan berupa LKS. Head together (berpikir bersama) dimana siswa setelah mendapatkan LKS, siswa yang bernomor 1 menyelesaikan diskusi 1, diskusi 2 sampai diskusi dstnya juga sama dalam mengerjakannya berdasarkan nomor anggotanya. Jika dalam kelompok ada anggota yang tidak mengerti atau tidak bisa mengerjakan maka siswa diminta berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjawab permasalahan tersebut. Jika dalam anggota kelompok tidak bisa mengatasi permasalahan maka bertanyalah kepada guru. Answering (menjawab pertanyaan) yaitu siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada saat membahas diskusi 1, semua siswa yang bernomor 1 pada semua kelompok juga menanggapinya. Diskusi 2 sampai diskusi dstnya juga sama dalam presentasi. Problem Posing yaitu siswa diberikan informasi kepada setiap kelompok, kemudian guru meminta siswa untuk menyusun soal matematika. Pada setiap lembar informasi terdapat 4 informasi, hal ini bertujuan agar siswa nomor 1 menyusun soal matematika dan jawaban dari informasi no 1, siswa nomor 2 menyusun soal matematika dan jawaban dari informasi nomor 2, sehingga setiap siswa menyusun soal dan jawaban yang sama dengan nomor yang dimiliki. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, siswa diminta mengumpulkan pekerjaaannya. Setelah itu, guru meminta siswa untuk duduk di bangku masingmasing dan mengeluarkan selembar kertas. Kemudian guru membagikan lembar 4

tes kepada seluruh siswa. Kegiatan Akhir Siswa yang telah selesai mengerjakan tes, mengumpulkan lembar jawaban di meja guru. Guru mengingatkan untuk menyiapkan materi untuk pertemuan selanjutnya. Dan guru memberi salam untuk menutup pertemuan. Hasil Refleksi Tindakan I yaitu Penerapan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 telah mencerminkan langkah-langkah pembelajaran problem posing- NHT. Hal ini didukung oleh hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori baik untuk aktivitas guru dan kategori baik untuk aktivitas siswa. Penerapan pembelajaran problem posing - NHT menunjukkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi garis dan sudut. Hal ini berdasarkan ketuntasan belajar pada tes 1 sebesar 75 % dari siswa yang tuntas belajar sedangkan ketuntasan belajar pada tes 2 sebesar 87.5 % dari siswa yang tuntas belajar dan mengalami peningkatan sebesar 12.5 % dibandingkan tes 1. PEMBAHASAN Hasil pembelajaran matemates matematika siswa kelas VII D SMP Negeri 9 Malang meningkat setelah diterapkan pembelajaran problem posing-nht. Hal ini terlihat dari hasil tes 1 pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran problem posing-nht menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 78.83. Nilai tertinggi pada tes 1 ini adalah 100 dan nilai terendah adalah 44. Pada tes 1 ini prosentase ketuntasan belajar matematika secara klasikal adalah 75% (30 siswa tuntas belajar dari 40 siswa). Hasil tes 2 pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran problem posing-nht menunjukkan rata-rata nilai siswa meningkat dari tes 1 menjadi 87. Nilai tertinggi pada tes 2 ini adalah 100 dan nilai terendah adalah 60. Pada tes 2 ini prosentase ketuntasan belajar matematika secara klasikal adalah 87.5% siswa yang tuntas belajar dan mengalami peningkatan sebesar 12.5 % dibandingkan tes 1. Penerapan pembelajaran problem posing-nht secara keseluruhan telah sesuai dengan harapan yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII D. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah pengajaran dengan menggunakan fasilitas berupa LKS dan kegiatan yang dapat membuat siswa semangat belajar. Dalam kerja tim yang merupakan inti dari pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa yang belum menguasai materi, sehingga dapat menambah pengetahuan. Hal ini seperti pendapat Ibrahim (dalam Azizah 2007 :21) yang menyatakan pembelajaran kooperatif juga bertujuan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Selain itu faktor lainnya adalah adanya presentasi diskusi kelompok. Dalam pelaksanaan presentasi diskusi kelompok, siswa tidak mengetahui siapa yang akan ditunjuk oleh peneliti untuk mempresentasikan diskusi kelompoknya. Oleh karena itu siswa dituntut untuk menguasai materi yang dipelajari saat itu sehingga sebelum presentasi siswa harus belajar terlebih dahulu. Presentasi diskusi kelompok merupakan salah satu tahapan dalam pembelajaran problem posing NHT yaitu tahap menjawab (Answering) yang juga berperan meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan adanya presentasi tersebut, siswa menjadi semangat belajar dan dapat berlatih mengerjakan soal soal yang terdapat dalam LKS. 5

Kegiatan menyusun soal (problem posing) yang juga berperan meningkatkan hasil belajar siswa, karena dapat memantapkan konsep yang dimiliki siswa dan mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah diajarkan serta siswa lebih tertantang dalam mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar problem posing. Pembelajaran Problem Posing-NHT (Numbered Heads Together) pada materi melukis sudut dan membagi sudut dilaksanakan sesuai dengan tahapantahapan pada Problem Posing-NHT. Pelaksanaan dimulai dari penomoran (Numbering), mengajukan pertanyaan (Questioning), berfikir bersama (Heads Together), menjawab (Answering), dan mengajukan soal (problem posing). Tahap-tahap tersebut dapat dilalui oleh siswa dengan baik. Meskipun pelaksanaan telah sesuai dengan tahapan-tahapan pada Problem Posing-NHT tetapi masih terdapat kendala yang dihadapi oleh peneliti. Kendala tersebut dialami selama pembelajaran pada siklus 1. Kendala-kendala tersebut akan menjadi bahan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya. Beberapa kendala yang dihadapi serta solusi yang dihadapi peneliti dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Kendala dan solusi selama pelaksanaan pembelajaran Problem Posing NHT Kendala Pada saat pembagian kelompok (numbering) kelas menjadi gaduh dikarenakan banyak siswa yang memprotes pembentukan kelompok tersebut dengan alasan siswa tersebut tidak sekelompok dengan teman akrabnya. Pada awal pertemuan pada saat diskusi kelompok berlangsung terkadang suasana kelas menjadi terlalu ramai, terlihat siswa masih banyak yang berbicara dengan temannya, bersenda gurai, dan lari kesana kemari, sehingga siswa tidak aktif dalam diskusi kelompok. Pada langkah Answering (menjawab pertanyaan), siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya. Hal ini terlihat, siswa masih ragu-ragu ketika diminta untuk mempresentasikan jawabannya didepan kelas. Pada langkah problem posing, siswa merasa sulit dalam menyusun soal menggunakan informasi yang diberikan oleh guru, karena bagi siswa menyusun soal dengan menggunakan informasi merupakan pengalaman pertama bagi Solusi Peneliti memberikan penjelasan bahwa semua siswa itu sama dan memberikan motivasi kepada siswa. Contohnya, semua teman itu sama, selain itu kalian bisa lebih akrab dengan satu sama lain. Peneliti menegur siswa yang ramai dan bertindak tegas. Siswa diberi motivasi dengan memberikan reward yaitu dengan mengatakan akan memberikan tambahan nilai bagi siswa yang mengajukan atau menjawab pertanyaan atau dengan cara memberikan pujian bagi siswa yang mengajukan atau menjawab pertanyaan. Peneliti memberikan arahan kepada siswa tentang tata cara menyusun soal menggunakan informasi, jika siswa masih belum mengerti, peneliti memberikan contoh soal kepada siswa. 6

mereka Pembelajaran problem posing dengan NHT memerlukan waktu yang lama, karena siswa harus berpikir dalam membuat soal dan menyelesaikan. Peneliti harus memperhitungkan waktu yang diperlukan, yaitu dengan memberi batasan waktu dalam mengerjakan tugas secara berkelompok. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan paparan data, temuan penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. pembelajaran problem posing NHT (Numbered Head Together) yang meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 9 Malang Pada Pokok Bahasan Garis dan Sudut, yaitu : (a) Numbering, yaitu guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen kemudian setiap kelompok diberikan nomor sesuai jumlah anggota kelompoknya sehingga setiap anggota kelompok mendapat nomor yang berbeda: (b) Questioning, yaitu guru memberikan LKS pada setiap kelompok: (c) Head Together, yaitu siswa diminta untuk berdiskusi bersama kelompoknya: (d) Siswa dipilih secara acak untuk memberikan jawaban di depan kelas dan siswa yang bernomor sama dari setiap kelompok membandingkan jawaban untuk kemudian memberikan tanggapan, komentar atau masukan (answering): (e) Selanjutnya guru meminta siswa secara berkelompok untuk membuat soal sekaligus menyelesaikannya (problem posing). 2. Pembelajaran problem posing NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 9 Malang, dapat dilihat pada ketuntasan belajar pada tes 1 sebesar 75 % siswa yang tuntas belajar sedangkan pada tes 2 sebesar 87.5 % dari siswa yang tuntas belajar dan mengalami peningkatan sebesar 12.5 % dibandingkan tes 1. 3. Hasil perolehan angket tanggapan siswa dapat dipaparkan sebagai berikut. Pada tahap head together, siswa merasa senang dengan kegiatan diskusi yang dilakukan selama pembelajaran matematika. Pada tahap answering, siswa merasa mendapat kesempatan yang merata untuk mengeluarkan pendapat atau pikiran. Pada tahap problem posing, siswa menjadi aktif dalam memecahkan masalah dan sangat termotivasi untuk belajar matematika. Saran 1. Bagi guru SMP Negeri 9 Malang khususnya guru bidang studi matematika dapat menerapkan pembelajaran problem posing NHT sebagai alternatif pembelajaran matematika karena pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Dalam melaksanakan pembelajaran problem posing NHT, hendaknya lebih memperhatikan kondisi kelas dalam pembentukan kelompok pada tahap Numbering. Pada tahap head together, lebih giat memantau jalannya diskusi kelompok agar siswa tidak berbicara di luar materi pelajaran dan bercanda dengan temannya, sehingga fokus perhatian siswa tertuju pada kegiatan pembelajaran serta mendatangi siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompok dan memberikan motivasi kepada mereka. Pada tahap Answering, guru disarankan dapat memberikan penguatan (seperti memberikan pujian 7

atau penghargaan) kepada siswa sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran terutama pada saat berdiskusi dan presentasi di depan kelas serta mengeluarkan pendapat. DAFTAR PUSTAKA Abdussakir. 2009. Pembelajaran Matematika Dengan Problem Posing. (Online), (http://www.abdussakir.wordpress.com/2009/02/13/pembelajaran - matematika-dengan problem-posing/), diakses tanggal 3 Maret 2013 Apriliana, Neni. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan NHT untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pandaan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. As ari, Abdur Rahman. 2000. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Posing. Buletin Pelangi Pendidikan: 42-46 Azizah, Noor. 2007. Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered-Heads-Together) Dengan Pemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus Dan Balok) Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP N 6 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007, (online), (http://google.com/diakses tanggal 13 Mei 2013) Fatchan, Ahmad. 2009. Metode penelitian Tindakan Kelas. Malang: Jenggala Pusataka Utama. Fitriana. 2010. Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 5 Malang Melalui Pembelajaran Problem Posing NHT. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Iriana, Marinda Tanjung. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA Di SMANegeri 1 Kepanjen.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM Isjoni. 2010. Cooperative Learning efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta Jihad, A & Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo. 8

Lie, A. 2005. Cooperatif Learning. Jakarta: PT Gramedia Widyasarana Indonesia Mahmudi, Ali. 2008. Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, (Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/ali20mahmudi,s.pd,m.pd,dr./makalah2003semnasunpad2008_problemposingutkkpmm_.p df), diakses 03 Maret 2013. Moleong, Lexy. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurhadi, Yasin dan Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM. Nurnahdziya,Riza.2012. Penerapan Metode Pembelajaran Problem Posing dengan NHT untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa kelas VII F MTS Al-Ma arif 01 Singosari. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Rhozaq, Abdul.2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Garis Lurus Kelas VIII - D SMP Negeri 1 Gedeg Mojokerto. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM Slavin, R. 1995. Cooperatif Learning Theory, Research, and Practice. Amerika: Simon & Schuster Company. 9