Tari Pendet Bali Pergeseran Tarian Sakral Menjadi Tarian Balih-Balihan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini tari pendet dikenal sebagian masyarakat sebagai tarian

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Sudirga, 2005 : 1). Tentunya hal tersebut merupakan suatu bentuk pernyataan

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

KERAGAMAN EKSPRESI SENI DI ERA GLOBAL: PENGALAMAN BALI. Abstrak

ARTIKEL KARYA SENI PROSES PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA GONG BAGI SISWA KELAS XII AP 1 SMK PGRI PAYANANG

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

3. Karakteristik tari

Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia

TARI ANGSA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN DIKLAT SENI BUDAYA SEKOLAH DASAR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Tari Legong Lasem Gaya Peliatan Dibengkel Tari Ayu Bulan Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

ARTIKEL KARYA SENI NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TARI SANGHYANG PENYALIN DI SANGGAR KERTHI BHUANA SARI PANCASARI BULELENG. Oleh : LUH PUTU AYU KARUNI

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

SKRIPSI TARI REJANG MUANI DI PURA PUSEH DESA PAKRAMAN LUMBUAN KABUPATEN BANGLI

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

PERSOALANSAKRALISASI TARI ANDIR DI DESA TISTA, KERAMBITAN,KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2014 PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

NGAYAH PADA UPACARA PAMELASPASAN AGUNG PURA SANTI DHARMA, DI DUSUN RAJAN, DESA SENEPOREJO, KECAMATAN SILIRAGUNG, KABUPATEN BANYUWANGI

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V KESIMPULAN. Penelitian lapangan ini mengkaji tiga permasalahan pokok. tentang bunyi-bunyian pancagita yang disajikan dalam upacara

UPAYA PELESTARIAN TARI KECAK MELALUI PENGEMBANGAN WISATA DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti mengenal penari-penari wayang topeng di Malang, Jawa Timur sejak

Desain Estetik Dalam Komposisi Tari Berpasangan Oleh: Lilin Candrawati.S.

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

SKRIP KARYA SENI SOHA

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

Taksu Seni Budaya Mewujudkan Ajeg Bali

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

BAB 2 DATA DAN ANALISA

WISATA EDUKASI-EKONOMI BERBASIS SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL BALI. Abstrak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. budaya daerah yang dapat digunakan sebagai icon atau simbol untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI MREGAPATI DI SANGGAR APTI BANGLI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

Perkembangan Legong gaya Peliatan Oleh: A.A.Ayu Kusuma Arini, SST.,MSi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Seni pertunjukan merupakan sebuah penyajian bentuk karya seni dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

Transkripsi:

Tari Pendet Bali Pergeseran Tarian Sakral Menjadi Tarian Balih-Balihan Oleh Dra. Lilin Candrawati S., M.Sn ============================================================ Abstrak Tari Pendet merupakan salah satu tari putri yang biasa ditarikan secara berkelompok dan atau berpasangan, dengan menggunakan property berupa bokor. Pada awalnya Pendet tergolong tari wali (tarian sakral), dengan ciri koreografi sederhana yang tampak pada susunan gerak, penggunaan ruang, waktu dan tata rias busananya. Terjadinya perubahan koreografi tari Pendet disebabkan oleh adanya penyesuaian kebutuhan akan hiburan. Hal itu menuntut seniman bali berkreasi pada tatanan tari Pendet menjadi tari balih-balihan (tarian hiburan atau tarian ucapan selamat datang). Keyword : Tari Pendet, tari wali, tari Balih-balihan ============================================================ Pendahuluan Bali merupakan salah satu propinsi yang tersohor dengan keanekaragaman kebudayaan dan eksotisme tempat wisata yang dimilikinya. Bali mempunyai beberapa kesenian tari yang sudah mendunia popularitasnya. Selain Tari Kecak, Tari Pendet merupakan salah satu kesenian yang sudah tak asing lagi bagi para pelancong lokal maupun manca negara. Tari ini secara rutin dipentaskan dan menjadi hiburan bagi para wisatawan. Tari Pendet sendiri merupakan sebuah pernyataan dari persembahan yang dituangkan dalam bentuk kesenian tari. Menjadi semakin populer karena kesenian ini sangat mudah ditarikan oleh semua orang dan tidak perlu dengan latihan yang intensif. A. Sejarah dan Latar Belakang 1

Dahulunya tari Pendet merupakan tarian yang bersifat sakral dan hanya dipentaskan di Pura pada saat ada ritual keagamaan tertentu. Selain itu Tari Pendet juga termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan dan pemujaan yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi kahyangan ke bumi. Sejarah Perkembangan tari Pendet di awali pada tahun 1950. Tari Pendet tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan keagamaan yang kental. Pada 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari Pendet tersebut dengan pola seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penarinya menjadi lima orang. Berselang setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menciptakan tari pendet massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang, untuk ditampilkan dalam upacara pembukaan Asian Games di Jakarta. 1. Tari Sakral Pada awalnya tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh para putri, dan lebih dinamis dari tari Rejang. Ditampilkan setelah tari Rejang di halaman Pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih), dimana Bhatara dan Bhatari itu bersemayam. Pendet dilakukan oleh para wanita dengan memakai pakaian adat. Para penari membawa bokor yang berisi canang sari, bunga-bunga dan kwangen. Sebagian diantara mereka juga membawa alat-alat upacara sesajian dan persembahan seperti : sangku (wadah air suci), kendi dan pasepan. Tari ini dilakukan secara massal dan dipimpin oleh seorang pemangku (pemimpin upacara) dengan membawa sebuah pasepan atau alat pedudusan yang diberi menyan dan dibakar. Pada bagian akhir dari tariannya, para penari meletakkan saji-sajian, canang sari dan kwangen itu pada pelinggih dan ada juga yang menaburkan bunga kepada 2

Bhatari sebagai suatu penghormatan. Tari ini diiringi dengan gambelan gong kebyar. Lahirnya tari Pendet adalah sebuah ritual sakral odalan di pura yang disebut mamendet atau mendet. Prosesi mendet berlangsung setelah pendeta mengumandangkan puja mantranya dan seusai pementasan topeng sidakarya - teater sakral yang secara filosofis melegitimasi upacara keagamaan. Hampir setiap pura besar hingga kecil di Bali disertai dengan aktivitas mamendet. Pada beberapa pura besar seperti Pura Besakih yang terletak di kaki Gunung Agung itu biasanya secara khusus menampilkan ritus mamendet dengan tari Baris Pendet. Tari ini dibawakan secara berpasangan atau secara masal oleh kaum pria dengan membawakan perlengkapan sesajen dan bunga. Aktivitas mendet yang secara etimologis berasal dari mendak (menyambut) itu, penarinya tak selalu dipersiapkan secara khusus, umumnya dapat dibawakan oleh seluruh partisipan, priawanita tua dan muda. Gambar Pendet Bali Tari Ketika gamelan sudah melantunkan gending papendetan, mereka yang ingin ngayah mendet; menari secara tulus akan bergantian 3

tampil di halaman suci pura, bisa secara solo, berpasangan, atau juga masal. Para remaja yang masih energik sering dapat disaksikan mamendet dengan menari sesungguh-sungguhnya. Semuanya dilakukan dalam bingkai berkesenian sebagai sebuah persembahan yang bermakna kegirangan menyongsong kehadiran para dewa. Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari Pendet menjadi tari Ucapan Selamat Datang, dilakukan sambil menaburkan bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di Hawaii. Kendati demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan keagamaan yang kental. 2. Tari Pendet Penyambutan Pencipta atau koreografer bentuk modern tari Pendet ini adalah I Wayan Rindi (pada tahun 1967), merupakan penari yang dikenal luas sebagai penekun seni tari dengan kemampuan menggubah tari dan melestarikan seni tari Bali melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Semasa hidupnya ia aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari Pendet kepada keturunan keluarganya maupun di luar lingkungan keluarganya. Oleh I Wayan Rindi seni tari ini diubah menjadi kesenian yang dapat dipentaskan tidak hanya pada setiap ritual keagamaan. Tarian ini dibawakan oleh beberapa orang remaja putri yang dalam menarikannya membawa mangkuk dari perak dimana di dalamnya diisi penuh dengan Bunga. Pada akhir pementasan, bunga yang berada di dalam mangkuk perak itu nantinya akan ditaburkan oleh para penari kepada para penonton sebagai ucapan selamat datang. Oleh karena itu tari Pendet sering disebut sebagai tari penyambutan. Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Wayan Dibia, menegaskan bahwa menarikan tari Pendet sudah sejak lama 4

menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Hindu Bali. Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh sekelompok remaja putri, masing-masing membawa mangkuk perak (bokor) yang penuh berisi bunga. Pada akhir tarian para penari menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau memulai suatu pertunjukkan (1999: 47). Merunut dari sejarah, tari Pendet telah lama mengakar dalam budaya Bali. Wayan Dibia guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengatakan, tari Pendet merupakan salah satu tarian yang paling tua di antara tari-tarian sejenis yang ada di Pulau Dewata. Penggagas tarian tersebut lanjut Dibia adalah dua seniman kelahiran Desa Sumertha Denpasar, yakni I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. Kedua seniman ini menciptakan tari Pendet penyambutan dengan empat orang penari, untuk disajikan sebagai bagian dari pertunjukan turistik di sejumlah hotel yang ada di Denpasar, Bali, tambahnya. Ia mengatakan, sejak diciptakan tarian itu selalu dijadikan acara pembuka bagi sajian tari Bali lainnya. 5

Gambar Tari Pendet Bali Wayan Rindi adalah penekun seni tari yang dikenal karena kemampuannya menggubah tari dan melestarikan seni melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Salah satunya terekam dalam beragam foto semasa hidupnya yang aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari Pendet pada keturunan keluarga maupun di luar lingkungan keluarganya. Menurut anak bungsunya, Ketut Sutapa, Wayan Rindi memodifikasi tari pendet sakral menjadi tari pendet penyambutan. Rindi menciptakan tari pendet ini sekitar tahun 1950. Meski dimodifikasi, namun semua busana dan unsur gerakan tarinya tetap mengacu pada pakem seni Bali yang dikenal khas dan dinamis. Pada 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari pendet tersebut dengan pola seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penarinya menjadi lima orang. Berselang setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menciptakan tari pendet massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang, untuk diperkenalkan ke dunia internasional melalui suatu event 6

internasional yaitu Asian games. Tari pendet ini dipertunjukkan pada upacara pembukaan Asian games di Jakarta yang dibuka oleh Presiden Soekarno. B. Perkembangan tari Balih-Balihan Pendet merupakan salah satu contoh bentuk seni pertunjukan yang telah mengalami perkembangan dalam dua dekade. Perkembangannya ditandai dengan munculnya kembali tarian Pendet baru yang memiliki bentuk, isi dan tata penyajian serta fungsi yang berbeda dengan tarian Pendet pada waktu sebelumnya. Tari Pendet baru disajikan dalam bentuk, isi dan struktur penyajian yang terpola. Unsur-unsur seni yang terkandung dalam tari seperti : musik, gerak, pola lantai, level, ruang dan waktu diatur dengan sebuah tatanan yang terstruktur, sehingga dapat memunculkan sebuah sajian tari yang menarik. Gambar Penari Pendet oleh remaja putri 7

Menurut Dibia (1993:31) ada sejumlah tari-tarian hiburan/tontonan yang biasa disebut dengan tari Balih-balihan. Tarian ini biasanya dipentaskan sebagai seni hiburan, baik bagi masyarakat Bali sendiri maupun masyarakat di luar pulau Bali (wisatawan) yang berkunjung di pulau Dewata dengan tujuan untuk menghibur atau sebagai suguhan hasil kreatifitas seni berkualitas tinggi. Jenis tarian hiburan meliputi berbagai jenis tari klasik tradisional, seperti tari Telek/Jauk, Topeng, Arja, Wayang wong dan Legong, serta tari lepas lainnya seperti tari Baris tunggal, Pendet, Gabor dan lain-lain. Kesimpulan Sebagai salah satu jenis tari putri yang bisa ditarikan secara berkelompok dan atau berpasangan, dengan menggunakan properti berupa bokor. Pendet termasuk jenis tarian Bali yang simpel. Pada awalnya tari Pendet tergolong ke dalam jenis tari Wali (tarian sakral), dengan ciri kesederhanaan penggarapan koreografinya. Sifat kesederhanaan muncul pada susunan gerak yang selalu berjalan beriringan dengan penggunaan ruang dan waktu serta tata rias dan busana. Terjadinya perubahan koreografi tari Pendet disebabkan pula oleh adanya penyesuaian terhadap kepentingan pemenuhan kebutuhan akan hiburan, hal ini menuntut seniman Bali untuk dapat berkreasi pada tatanan yang lebih tinggi, sesuai dengan perubahan fungsinya dari tari Wali (sakral) menjadi tari Balih-balihan (tarian hiburan atau tarian ucapan selamat datang). 8

DAFTAR PUSTAKA Bandem, I Made. 1983. Ensiklopedi Tari Bali. Denpasar : Akademi Seni Tari Indonesia. Bandem, I Made. 1983. Gerak Tari Bali. Denpasar : Akademi Seni Tari Indonesia. Bandem, I Made. 1996. Etnologi Tari Bali. Denpasar : Kanisius Bandem, I Made. 2004. Kaja dan Kelod : Tarian Bali dalam Transisi. Yogyakarta : Badan Penerbit Institut Seni Indonesia. Cristina Formaggia, Maria. 2000. Gambuh Drama Tari Bali ( Wujud Seni Pertunjukan Gambuh Desa Batuan dan Desa Pedungan ). Jakarta : Yayasan Lontar. Dibia, I Wayan. 1977. Perkembangan Seni Tari di Bali. Denpasar : Proyek Sasana Budaya Bali. Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Bandung: Masyarakat seni Pertunjukan Indonesia. Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan Soebadyo, Haryati, et al. 2002. Seni Pertunjukan. Jakarta : Buku Antar Bangsa Untuk Grolier International, Inc. 9

BIODATA PENULIS Dra. Lilin Candrawati S., M.Sn, saat ini merupakan Widyaiswara di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Meraih gelar sarjana seni di Institut Seni Indonesia jurusan Komposisi Tari tahun 1990, dan meraih gelar Magister Seni (MSn) Pengkajian Seni Tari di Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2006. 10