EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) SKRIPSI OLEH :

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta crant) di Desa Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kab.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (602) :

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN APEL DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (19):

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

Evaluation Of Land Suitability For Rainfed Paddy Fields (Oryza sativa L.) In Muara Sub District North Tapanuli Regency

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI SAWAH, PADI GOGO

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

Evaluasi Kesesuaian Lahan Kabupaten Dairi Untuk Tanaman Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK (Citrus sp.) DAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) DI KECAMATAN SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK BHARAT ABSTRACT

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah. wilayahnya, sehingga kondisi iklim pada masing-masing penggunaan lahan adalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

TATA CARA PENELITIAN

Lampiran 1. Deskripsi Profil

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi

TINJAUAN PUSTAKA. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK (Citrus sp.) DAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) DI KECAMATAN SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK BHARAT SKRIPSI.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 2 SEPTEMBER 2013 ISSN

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

TINJAUAN PUSTAKA. yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini maka akan

Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang

Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna *

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI DAN PADI LADANG DI DESA BILA TALANG KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Kajian C-Organik, N Dan P Humitropepts pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

6/14/2013 .PENDAHULUAN KANDUNGAN HARA DAN TINGKAT EROSI PADA LAHAN MIRING BERSOLUM DANGKAL METODE

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Potensi. dengan kemiringan 2-15%. Letaknya yang berada di kaki Gunung Sumbing

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

KESESUAIAN LAHAN TANAH MINERAL DAN TANAH HISTOSOL UNTUK TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN POLLUNG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SKRIPSI OLEH :

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

Kesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) PADA BENTUK LAHAN ASAL VOLKANIS DI KECAMATAN PASRUJAMBE KABUPATEN LUMAJANG

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADI SAWAH, PANGAN LAHAN KERING DAN TANAMAN TAHUNAN SUB DAS MALANGGA DESA TINIGI KECAMATAN GALANG KABUPATEN TOLITOLI

11. TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara

ARDIAN HALOMOAN SIPAHUTAR PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

Rizki Annisa Nasution*, M. M. B. Damanik, Jamilah

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH DI DESA PASARAN PARSAORAN KECAMATAN NAINGGOLAN KABUPATEN SAMOSIR

PENDUGAAN TINGKAT BAHAYA EROSI PADA LAHAN TANAMAN KOPI (Coffea Sp.) DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN DAIRI SKRIPSI. Oleh:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pasir di semua wilayah penelitian sehingga cukup baik untuk meloloskan air.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

Evaluasi Kemampuan Lahan Desa Sihiong, Sinar Sabungan Dan Lumban Lobu Kabupaten Toba Samosir ABSTRACT

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BROKOLI (BRASSICA OLERACE VAR ITALICA)

Jurnal Jurusan Tanah

Transkripsi:

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) Agnes Helen R. Purba 1 *, Posma Marbun 2, Asmarlaili Sahar Hanafiah 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU Medan 20155 2 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU Medan 20155 *Corresponding author : E-mail: agnespurba5590@gmail.com ABSTRACT The purpose of the study was to find out the land suitability classes in Lintong Nihuta regency of Humbang Hasundutan for coffee (Coffea arabica). 5 SPT (set of land) is determined by pursuant to map of land, ground type, map of inclination of slope and map of place height yielded from topography map with the scale 1 : 50000, is later conducted by overlay. Assessment of land suitability pursuant to staff criterion center the research of land of Bogor year 1983 with the limit method of pursuant to Djaenuddin et al. 2003. The result of analysis showed the unity of all the sample has appropriate class of land potential at SPT (set of land) 1, 2, and 4 is N (rc), class of land potential at SPT (set of land) 3 and 5 is S3(wa,rc). Key words : appropriate class, Coffea arabica, Entisol soil ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tanaman kopi arabika (Coffea arabica). Diperoleh 5 SPT (satuan peta tanah) yang ditentukan berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian tempat yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1 : 50.000, kemudian dilakukan overlay. Penilaian kelas kesesuaian lahan berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor tahun 1993 dan metode evaluasi lahan adalah metode limit berdasarkan Djaenuddin et al. 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan potensial SPT (satuan peta tanah) 1, 2, dan 4 adalah N(rc), kelas kesesuaian lahan potensial SPT (satuan peta tanah) 3 dan 5 adalah S3(wa,rc). Kata kunci : kesesuaian lahan, Coffea arabica, tanah Entisol 1

PENDAHULUAN Salah satu daerah di Sumatera Utara yang sudah terkenal dengan kopinya adalah Lintong Nihuta. Secara geografis lokasi ini terletak pada 2 0 13-2 0 20 LU dan 98 0 47 lahan perkebunan kopi sebesar 1.647 Ha. Umumnya komoditi yang paling banyak terdapat di Kecamatan Lintong Nihuta ini adalah kopi dengan produksi sebesar 1.426,10 ton dan mata pencaharian utama masyarakatnya adalah berkebun kopi arabika. Namun kehidupan dan perekonomian masyarakat di Lintong Nihuta tersebut belum maksimal. Tanaman Kopi Lintong dari spesies Arabika telah dikenal di mancanegara yang memiliki keunggulan komperatif dibanding kopi lain di Indonesia. Kopi Lintong merupakan Natural Endowment bagi Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki keunggulan cita rasa seperti : aroma dan rasa yang prima serta mutu yang lebih tinggi. Kopi Lintong termasuk jenis Arabika dan telah diakui sebagai specialty coffee oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA) sejajar dengan Kopi Gayo, Takengon, Toraja Coffee, dan Java Coffee (http://www.taputkab.go.id/page.php, 2012). Tanaman kopi arabika di Kecamatan Lintong Nihuta ditanam pada tanah entisol dan inceptisol, yang secara umum memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah. Menurut literatur Damanik et al. (2010), pada entisol reaksi 98 0 57 BT. Menurut data yang dikemukakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (2009), Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki luas wilayah 18.126,03 Ha dengan luas lahan kebun rakyat 1.185 Ha dimana luas tanahnya mulai dari masam hingga agak masam. Kandungan bahan organik beragam dari sedang sampai tinggi. Jumlah basa dapat tukar, Kejenuhan Basa (KB) dan Kapasitas tukar kation (KTK) juga bervariasi dari rendah sampai tinggi. Sedangkan inceptisol memiliki reaksi tanah masam sampai agak masam (ph 4,6-5,5) dan agak masam sampai netral (ph 5,6-6,8). Kandungan bahan organik sebagian rendah sampai sedang sebagian lagi sedang sampai tinggi. Jumlah basa-basa dapat tukar diseluruh lapisan tergolong sedang sampai tinggi. Kapasitas tukar kation (KTK) sedang sampai tinggi di semua lapisan. Kejenuhan Basa (KB) rendah sampai tinggi. Kecamatan Lintong Nihuta merupakan salah satu daerah sentra penghasil kopi arabika, tetapi beberapa tahun terakhir di daerah ini mengalami penurunan produksi kopi arabika. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi lahan dalam menilai sumber daya lahan untuk memberikan informasi dan / atau arahan penggunaan lahan untuk tanaman kopi arabika. Berdasarkan literatur Rayes (2007) pada daerah yang kurang sesuai dan memiliki faktor-faktor pembatas perlu dilakukan usaha-usaha perbaikan lahan yaitu sebagai berikut : untuk kendala 2

ketersediaan air dengan memperbaiki sistem irigasi / pengairan; untuk kendala pada drainase dilakukan perbaikan sistem drainase, seperti pembuatan saluran drainase; untuk KTK melalui pengapuran dan penambahan bahan organik; untuk ph melalui pengapuran; untuk N total, P 2 O 5, dan K 2 O 5 melalui pemupukan. Bahaya banjir dengan cara pembuatan tanggul penahan banjir serta pembuatan saluran drainase untuk mempercepat pengaturan air, serta bahaya erosi dengan cara usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras, penanaman sejajar kontur, penanaman tanaman penutup tanah. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika (C. arabica) di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan dan usahausaha perbaikannya sehingga diharapkan nantinya akan dapat meningkatkan hasil kopi arabika di daerah tersebut. Data kesuburan tanah dan iklim pada daerah penelitian akan dimatchingkan (dicocokkan) dengan persyaratan tumbuh tanaman sehingga diperoleh kesesuaian tanaman pada daerah tersebut. Dengan adanya kegiatan penelitian ini, maka diharapkan petani di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan dapat mengembangkan komoditi kopi arabika pada lahannya yang sesuai dengan potensinya, sehingga produksi yang akan diperoleh dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Pemboran tanah dilakukan pada setiap SPT yang diperoleh berdasarkan peta jenis tanah, peta ketinggian tempat, dan peta kemiringan lereng yang dioverlay, yang dianggap mewakili karakter tanah utama di daerah penelitian secara zig-zag dan setelah dikompositkan dari beberapa lokasi pada Satuan Peta Tanah (SPT) yang sama. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan dua bentuk yaitu tanah utuh dengan menggunakan ring sampel untuk analisis sifat fisik seperti permeabilitas dan tanah biasa untuk analisis tekstur, KTK, KB, ph H2O, dan C-Organik. Analisis Tanah dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara. Pengambilan data sekunder di lapangan diperlukan untuk melengkapi penelitian ini diantaranya drainase, bahan kasar, kedalaman tanah, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan, dan singkapan batuan. Penghitungan bahaya erosi menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE) dengan persamaan berikut : 3

A = R x K x LS x C x P A = banyaknya tanah yang tereosi (ton/ha/thn) R = faktor curah hujan dan aliran permukaan K = faktor erodibilitas tanah, LS = faktor panjang lereng C = faktor vegetasi penutup tanah P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah Kriteria Bahaya Erosi tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi tingkat bahaya erosi (Departemen Kehutanan, 1986) Kedalaman Solum Tanah (cm) Dalam >90 Sedang 60-90 Dangkal 30-60 Sangat Dangkal <30 SR : sangat rendah R : rendah S : sedang B : berat : sangat berat Kelas Erosi I II III V Erosi ton/ha/th < 15 15-60 60-180 180-480 >480 SR 0 R I S II B III R I S II B III S II B III B III HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan di lapangan dan dilaboratorium, maka kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika (C. arabica) pada Tabel 2 SPT 1 ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 2. Kesesuaian lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 1 untuk tanaman kopi Arabika (Coffea arabica) 4

Karakteristik Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc) Temp. rata-rata ( o C) 19,98 S1 S1 Ketinggian tempat (mdpl) 1340 S1 S1 Ketersediaan air (wa) Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2 Kelembaban (%) 84,29 S3 S3 Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1 Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Baik S1 S1 Media Perakaran (rc) Tekstur Pasir (k) N N Bahan Kasar (%) <15 S1 S1 Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1 Retensi Hara (nr) KTK (me/100 gr) 16,62 S1 S1 Kejenuhan Basa (%) 10,16 S3 S1 ph H 2 0 6,11 S1 S1 C-organik (%) 1,93 S1 S1 Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) 3 S1 S1 Bahaya erosi (ton/ha/thn) 5,59 (sr) S1 S1 Bahaya banjir (fh) Genangan F0 S1 S1 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1 Singkapan batuan (%) <5 S1 S1 Kesesuaian Lahan aktual N(rc) Kesesuaian Lahan potensial N(rc) Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 2 adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air dan retensi hara sehingga kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi tidak sesuai / N(rc). Tabel 3. Kesesuaian lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 2 untuk tanaman kopi Arabika (Coffea arabica) Karakteristik Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial 5

Temperatur (tc) Temp. rata-rata ( o C) 19,98 S1 S1 Ketinggian tempat (mdpl) 1305 S1 S1 Ketersediaan air (wa) Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2 Kelembaban (%) 84,29 S3 S3 Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1 Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Baik S1 S1 Media Perakaran (rc) Tekstur Pasir N N berlempung (k) Bahan Kasar (%) <15 S1 S1 Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1 Retensi Hara (nr) KTK (me/100 gr) 9,96 S2 S1 Kejenuhan Basa (%) 26,40 S3 S1 ph H 2 0 4,93 S3 S1 C-organik (%) 1,66 S1 S1 Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) 13,5 S2 S1 Bahaya erosi (ton/ha/thn) 83,14 (s) S2 S1 Bahaya banjir (fh) Genangan F0 S1 S1 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1 Singkapan batuan (%) <5 S1 S1 Kesesuaian Lahan aktual N (rc) Kesesuaian Lahan potensial N (rc) Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 3 adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air dan retensi hara sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi tidak sesuai / N(rc). Tabel 4. Kesesuaian lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 3 untuk tanaman kopi Arabika (Coffea arabica) Karakteristik Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial 6

Temperatur (tc) Temp. rata-rata ( o C) 19,98 S1 S1 Ketinggian tempat (mdpl) 1457 S1 S1 Ketersediaan air (wa) Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2 Kelembaban (%) 84,29 S3 S3 Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1 Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Baik S1 S1 Media Perakaran (rc) Tekstur Lempung S3 S3 berpasir (ak) Bahan Kasar (%) <15 S1 S1 Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1 Retensi Hara (nr) KTK (me/100 gr) 24,88 S1 S1 Kejenuhan Basa (%) 10,65 S3 S1 ph H 2 0 4,57 S3 S1 C-organik (%) 2,52 S1 S1 Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) 12 S2 S1 Bahaya erosi (ton/ha/thn) 13,60 (sr) S1 S1 Bahaya banjir (fh) Genangan F0 S1 S1 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1 Singkapan batuan (%) <5 S1 S1 Kesesuaian Lahan aktual S3(wa,rc,nr) Kesesuaian Lahan potensial S3(wa,rc) Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 4 adalah kurang sesuai / S3 (wa,rc,nr) dengan faktor pembatas ketersediaann air, media perakaran, dan retensi hara. Namun dengan beberapa usaha perbaikan terhadap faktor pembatas sehingga kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi kurang sesuai / S3(wa,rc) Tabel 5. Kesesuaian lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 4 untuk tanaman kopi Arabika (Coffea arabica) Karakteristik Data Kelas Kesesuaian Aktual Temperatur (tc) Kelas Kesesuaian Potensial 7

Temp. rata-rata ( o C) 19,40 S1 S1 Ketinggian tempat (mdpl) 1477 S1 S1 Ketersediaan air (wa) Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2 Kelembaban (%) 84,29 S3 S3 Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1 Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Agak terhambat S3 S2 Media Perakaran (rc) Tekstur Pasir N N berlempung (k) Bahan Kasar (%) <15 S1 S1 Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1 Retensi Hara (nr) KTK (me/100 gr) 14,36 S2 S1 Kejenuhan Basa (%) 12,25 S3 S1 ph H 2 0 4,26 S3 S1 C-organik (%) 4,05 S1 S1 Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) 21 S3 S2 Bahaya erosi (ton/ha/thn) 150,99 (s) S2 S1 Bahaya banjir (fh) Genangan F0 S1 S1 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1 Singkapan batuan (%) <5 S1 S1 Kesesuaian Lahan aktual N(rc) Kesesuaian Lahan potensial N(rc) Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 5 adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi tidak sesuai N(rc). Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air, ketersediaan oksigen, retensi hara, dan bahaya erosi sehingga tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Tabel 6. Kesesuaian lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 5 untuk tanaman kopi Arabika (Coffea arabica) Karakteristik Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc) Temp. rata-rata ( o C) 19,98 S1 S1 8

Ketinggian tempat (mdpl) 1442 S1 S1 Ketersediaan air (wa) Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2 Kelembaban (%) 84,29 S3 S3 Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1 Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Baik S1 S1 Media Perakaran (rc) Tekstur Lempung S3 S3 berpasir (ak) Bahan Kasar (%) <15 S1 S1 Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1 Retensi Hara (nr) KTK (me/100 gr) 10,05 S2 S1 Kejenuhan Basa (%) 21,29 S3 S1 ph H 2 0 5,56 S3 S1 C-organik (%) 0,92 S2 S1 Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) 16,2 S3 S2 Bahaya erosi (ton/ha/thn) 304,52 (b) S3 S2 Bahaya banjir (fh) Genangan F0 S1 S1 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1 Singkapan batuan (%) <5 S1 S1 Kesesuaian Lahan aktual S3(wa,rc,nr,eh) Kesesuaian Lahan potensial S3(wa,rc) diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual dan Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 6 adalah kurang sesuai / S3(wa,rc,nr,eh) dengan faktor pembatas yaitu ketersediaan air, media perakaran, retensi hara, dan bahaya erosi. Setelah dilakukan beberapa usaha perbaikan diperoleh kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah kurang sesuai / S3 (wa,rc) dengan faktor tekstur yang tidak dapat diperbaiki. Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka potensial pada SPT 1, SPT 2 dan SPT 4 adalah tidak sesuai / N(rc) dengan faktor pembatas media perakaran yaitu tekstur. Dalam hal ini tidak dapat dilakukan usaha perbaikan untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahan potensialnya. Hal ini sesuai dengan literatur Rayes (2007) yang menyatakan bahwa dalam evaluasi lahan faktor tekstur tanah tidak dapat diperbaiki. Hal ini didukung oleh literatur Hillel (1980) yang menyatakan bahwa tekstur tanah berkaitan dengan kisaran ukuran partikel tanah, yaitu partikel penyusun tanah tertentu. Tekstur tanah menyatakan distribusi ukuran pertikel terukur. Tekstur tanah adalah atribut 9

tanah yang bersifat permanen dan alami, dan sifat alami ini yang tidak dapat diubah. Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah kurang sesuai / S3(wa,rc,nr,eh) dengan faktor pembatasnya adalah ketersediaan air, media perakaran, retensi hara, dan bahaya erosi. Setelah dilakukan usaha perbaikan terhadap faktor pembatas maka diperoleh kesesuaian lahan potensialnya kurang sesuai / S3(wa,rc) dengan faktor pembatasnya adalah ketersediaan air dan media perakaran pada SPT 5. Untuk kendala ketersediaan air maka dapat dilakukan usaha perbaikan dengan cara cara sistem irigasi / pengairan, hal didukung dengan literatur Rayes (2007) yang menyatakan kualitas / karakteristik lahan untuk ketersediaan air dapat dilakukan perbaikan dengan cara pembuatan sistem irigasi / pengairan. Tekstur tanah menyatakan distribusi ukuran pertikel terukur. Tekstur tanah adalah atribut tanah yang bersifat permanen dan alami, dan sifat alami ini yang tidak dapat diubah. Sedangkan untuk kendala retensi hara KB (Kejenuhan Basa) dapat diperbaiki dengan cara melakukan pemupukan atau pemberian bahan organik dan yang sesuai dengan literatur Rauf (2011) yang menyatakan terhadap sifat kimia tanah, bahan organik dapat memperbesar nilai kapasitas tukar kation tanah sehingga dapat menjerap hara lebih banyak, menyumbang hara ke dalam tanah. Pada SPT 15 untuk permasalahan ph dapat diatasi dengan cara melakukan pengapuran. Hal ini sesuai dengan literatur Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan ph nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedangkan tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan ph nya dengan penambahan belerang. Sedangkan untuk bahaya erosi dapat dilakukan dengan cara usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras, penanaman sejajar kontur, penanaman tanaman penutup tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Hardjowigeno (2003) yaitu dengan cara penggunaan tanaman penutup tanah untuk manahan daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan ; penanaman dalan strip dengan cara beberapa jenis tanaman ditanam dalam strip yang berselang-seling dan disusun memotong lereng (menurut kontur); memperlambat aliran permukaan; pengolahan tanah menurut kontur, dan teras yang berfungsi mengurangi panjang lereng dan mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menambah air infiltrasi. Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah kurang sesuai / S3(wa,rc,nr) dengan faktor pembatasnya adalah ketersediaan air, media perakaran, retensi hara, dan bahaya erosi. Setelah dilakukan usaha perbaikan terhadap faktor pembatas maka diperoleh kesesuaian lahan potensialnya kurang sesuai / S3(wa,rc) dengan faktor pembatasnya adalah ketersediaan air dan media perakaran pada SPT 3. Untuk kendala ketersediaan air maka dapat dilakukan 10

usaha perbaikan dengan cara cara sistem irigasi / pengairan, hal didukung dengan literatur Rayes (2007) yang menyatakan kualitas / karakteristik lahan untuk ketersediaan air dapat dilakukan perbaikan dengan cara pembuatan sistem irigasi / pengairan. Tekstur tanah menyatakan distribusi ukuran pertikel terukur. Tekstur tanah adalah atribut tanah yang bersifat permanen dan alami, dan sifat alami ini yang tidak dapat diubah. Sedangkan untuk kendala retensi hara KB (Kejenuhan Basa) dapat diperbaiki dengan cara melakukan pemupukan atau pemberian bahan organik dan yang sesuai dengan literatur Rauf (2011) yang menyatakan terhadap sifat kimia tanah, bahan organik dapat memperbesar nilai kapasitas tukar kation tanah sehingga dapat menjerap hara lebih banyak, menyumbang hara ke dalam tanah. Untuk ph tanah dapat dilakukan pengapuran, yang dikemukakan pada literatur Damanik, dkk. (2010) yang menyatakan peningkatan ph yang diharapkan karena dilakukannya pengapuran yaitu pemberian kapur ke dalam tanah. SIMPULAN Lahan di Kecamatan Lintong Nihuta dengan tingkat kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial untuk ditanami tanaman kopi arabika (C. arabica) adalah tidak sesuai / N(rc) dengan faktor pembatas media perakaran yaitu pada SPT 1, SPT 2 dan SPT 4. Lahan di Kecamatan Lintong Nihuta dengan tingkat kesesuaian lahan aktual kurang sesuai / S3(wa,rc,nr,eh) dengan faktor pembatas ketersediaan air, media perakaran, retensi hara, dan bahaya erosi dan kesesuaian lahan potensial kurang sesuai / S3(wa,rc) dengan faktor pembatas ketersediaan air dan media perakaran untuk ditanami tanaman kopi arabika (C. arabica) yaitu pada SPT 5. Lahan di Kecamatan Lintong Nihuta dengan tingkat kesesuaian lahan aktual kurang sesuai / S3(wa,rc,nr) dengan faktor pembatas ketersediaan air, media perakaran, dan retensi hara dan kesesuaian lahan potensial kurang sesuai / S3 (wa,rc) dengan faktor pembatas ketersediaan air dan media perakaran untuk ditanami tanaman kopi arabika (C. arabica) yaitu pada SPT 3. DAFTAR PUSTAKA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Damanik MMB ; BE Hasibuan ; Fauzi ; Sarifuddin & Hamidah Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan. 11

Departemen Kehutanan. 1986 dalam Rauf A ; K S Lubis ; Jamilah. 2011. Dasar-Dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. USU Press, Medan. Hillel D. 1980. Pengantar Fisika Tanah. Mitra Gama Widya. Palembang. Diterjemahkan Oleh Robiyanto, H. S. dan R. H. Purnomo. http://www.taputkab.go.id/page.php. 2012. Kopi. Diakses pada 4 Oktober 2012. Rauf A. 2011. Sistem Agroforestry (Upaya Pemberdayaan Lahan Secara Berkelanjutan). USU Press. Medan. Rauf A ; K S Lubis ; Jamilah. 2011. Dasar- Dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. USU Press, Medan Rayes ML 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Andi Offset, Yogyakarta. Winarso S. 2005. Kesuburan Tanah (Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah). Gava Media. Yogyakarta. 12