PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK DENGAN STRATEGI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

dokumen-dokumen yang mirip
Osnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM


LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Keperluan korespondensi, HP : ,

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis,

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM. Oleh : Rimba Hamid dan Aceng Haetami ABSTRAK

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF,INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) BERKARAKTER MELALUI ON THE JOB LEARNING PADA GURU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha merefleksikan secara kritis dan kolaboratif pendekatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Teknik Make A Match pada Siswa Kelas III SD Inpres Bumi Bahari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto

BAB III METODE PENELITIAN. oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada peningkatan

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas atau class room action research adalah suatu pencermatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KONSEP VIRUS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Transkripsi:

Dinamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK SMAN 14 Kota Semarang Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SMAN 14 Semarang melalui model supervisi artistik dengan strategi FGD. (2) Mendiskripsikan persepsi/ tanggapan guru tentang model supervisi artistik dengan strategi FGD. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan subjek 53 orang guru. Penelitian Tindakan Sekolah yang terdiri dari dua siklus ini, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, angket dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai rata-rata hasil supervisi pada siklus I adalah 81,25 menjadi 86,26 pada siklus II atau meningkat 6,17%. (2) Tanggapan guru-guru terhadap model supervisi artistik dalam kategori baik sebesar 63,8% dan sangat baik 33,7%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa model supervisi artistik dengan strategi FGD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru dan guru-guru memberikan tanggapan yang baik terhadap model. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran; Supervisi Artistik; FGD 2013 Dinamika PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses merubah manusia menjadi lebih baik, lebih mahir dan lebih terampil. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya dibutuhkan strategi yang disebut dengan strategi pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran terkandung tiga hal pokok yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran akan sangat efektif dan bermakna jika dengan pembelajaran tersebut, peserta didik menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran dan dengan pembelajaran itu pula peserta didik menjadi senang dan termotivasi untuk belajar serta tidak mudah jenuh (Sutikno S, 2007: 5). Dari hasil pengamatan sehari-hari, kualitas pembelajaran yang kurang maksimal ini dikarenakan guru-guru cenderung menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Dalam membuat instrumen tes tanpa dilengkapi kisikisi. Keadaan ini menyebabkan rendahnya nilai rata-rata kelas. Masalah lain yang sering dijumpai adalah ada guru yang tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, tidak mengisi buku nilai, dan administrasi kelas yang kurang lengkap. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil supervisi pada semester gasal Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Nilai Rata-rata Hasil Supervisi Pengajaran di Kelas Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/2012 INSTRUMEN Nilai Rata-rata IPKG 1 IPKG 2 IPKG 3 IPKG 4 IPKG 5 77,60 78,41 75,19 74,13 76,67 76,40 Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah: (1) Apakah melalui model supervisi artistik dengan strategi FGD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SMAN 14 Semarang? (2) Bagaimanakah tanggapan guru di SMAN 14 Semarang tentang penerapan model supervisi artistik dengan strategi FGD? Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: (1) Meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SMAN 14 Semarang melalui model supervisi artistik dengan strategi FGD. (2) Mendiskripsikan persepsi/tanggapan guru di SMAN 14 Semarang tentang model supervisi artistik dengan strategi FGD. Untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas guru diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran yang menggunakan prinsip-prinsip PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot). Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Ahmadi I K dan Amri S, 2011: 1). Untuk mengontrol kualitas pembelajaran seorang kepala sekolah harus melaksanakan supervisi Supervisi itu menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the others), bekerja melalui orang lain (working though the others) (Ardiansyah, 2011). Dalam hubungan bekerja dengan orang lain maka suatu rantai hubungan kemanusiaan adalah unsur utama. Hubungan manusia dapat tercipta bila ada kerelaan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya hubungan itu dapat tercipta bila ada unsur kepercayaan. Hubungan tampak melalui pengungkapan bahasa, yaitu supervisi lebih banyak menggunakan bahasa penerimaan ketimbang bahasa penolakan (Thomas Gordon, 1985 dalam Ardiansyah, 2011). Supervisor yang mengembangkan model artistik akan menampak dirinya dalam relasi dengan guru-guru yang dibimbing sedemikian baiknya sehingga para guru merasa diterima. Adanya perasaan aman dan dorongan positif untuk berusaha untuk maju. Sikap seperti mau belajar mendengarkan perasaan orang lain, mengerti orang lain dengan problema-problema yang dikemukakan, menerima orang lain sebagaimana adanya, sehingga orang dapat menjadi dirinya sendiri. Dalam pelaksanaan FGD, kunci utama agar proses diskusi berjalan baik adalah permulaan. Untuk membuat suasana akrab, cair, namun tetap terarah, tugas awal moderator terkait dengan permulaan diskusi harus membawa anggota diskusi fokus pada permasalahan yang dibicarakan. Irwanto (1998: 1) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata kunci: a) diskusi (bukan wawancara atau obrolan); b) kelompok (bukan individual); c) terfokus/terarah (bukan bebas). METODE PENELITIAN Subyek penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 14 Semarang yang berjumlah 53 orang guru selain guru BK. Lokasi SMA Negeri 14 Semarang terletak di Jalan Kokrosono Kecamatan Semarang Utara, merupakan salah satu sekolah kategori mandiri di Wilayah Kota Semarang. Variabel penelitian ini adalah kualitas pembelajaran guru dari aspek kemampuan perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan penilaian pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang direncanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas 4(empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK 425

refleksi. a. Siklus I 1) Perencanaan a) Membuat rencana tindakan dalam bentuk FGD b) Membuat instrumen FGD terkait aspek perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran. c) Menyiapkan lembar observasi d) Menyusun angket respon guru terkait pelaksanaan model Supervisi Artistik dengan strategi FGD di akhir tindakan. e) Membuat jadwal supervisi kelas 2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan Model Supervisi Artistik dengan Strategi FGD sesuai dengan jadwal pembinaan dan pendampingan yang telah direncanakan, yaitu: a) Tahap sebelum supervisi dilaksanakan: i. Kepala Sekolah melakukan pembinaan secara umum kepada guru-guru untuk melakukan refleksi hasil supervisi semester yang lalu. ii. Kepala Sekolah memberikan informasi model supervisi yang akan digunakan pada semester ini adalah supervisi artistik dengan strategi FGD. iii. Kepala Sekolah menugaskan guru-guru senior setiap mapel sebagai supervisor. iv. Kepala Sekolah melaksanakan FGD dengan Supervisor untuk menyamakan persepsi. v. FGD TIM MGMP sekolah didampingi Kepala Sekolah untuk mempersiapkan pelaksanaan supervisi. b) Tahap Pelaksanaan Supervisi Kelas Supervisor melaksanakan supervisi kunjungan kelas didampingi guru yang menjadi observer, untuk keterlaksanaan RPP yang telah disusun. Pelaksanaan supervisi disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang telah ada sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar. c) Tahap Setelah Supervisi Kelas Supervisor dan guru-guru yang tergabung dalam TIM MGMP sekolah mengadakan FGD didampingi Kepala Sekolah untuk refleksi proses pembelajaran. Supervisor menyampaikan secara santun dan bersahabat tentang kelebihan/kekuatan guru pada saat pembelajaran dan meyampaikan kekurangan/kelemahannya. Guru yang disupervisi menyampaikan argumentasi. Kepala Sekolah memberikan masukan untuk tindakan berikutnya dan membantu menentukan solusi atas kendala-kendala atau masalah-masalah yang terjadi saat supervisi. Supervisor mencatat hasil FGD. Pada akhir siklus Kepala Sekolah melaksanakan pembinaan kembali secara umum sebagai tindak lanjut. 3) Observasi Dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh Supervisor dibantu guru sesama mata pelajaran untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Aktivitas guru sebagai fasilitator akan terlihat pada keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan dilanjutkan dengan FGD. 4) Refleksi Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi. Dengan refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Selain itu juga untuk mengetahui kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya. Pada penelitian ini refleksi yang dilakukan meliputi (a) kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan, (b) penguasaan guru dalam 426 Dinamika Vol. 3. No. 3. (2013)

materi pembelajaran, (c) kemampuan guru dalam mengelola kelas, (d) kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran, (e) kesesuaian tindakan guru dengan format supervisi, (f) tindak lanjut guru dan observer. Hasil releksi tersebut meliputi kelemahan dan kelebihan pelaksanaan siklus I. Kelemahan yang terjadi pada siklus I adalah: (1) perangkat pembelajaran belum lengkap terutama pada bahan ajar, (2) metode/model pembelajaran kurang bervariaisi (alat evaluasi belum dilengkapi dengan kisi-kisi), proses pembelajaran kurang maksimal dikarenakan belum melaksanakan prinsip-prinsip PAIKEM GEMBROT, program remidial dan pengayaan belum maksimal dan penggunaan IT kurang maksimal. Adapun kelebihan pada siklus I adalah: (1) guru-guru lebih percaya diri saat disupervisi karena yang mensupervisi adalah teman sendiri, (2) pada saat FGD TIM MGMP sekolah yang dibimbing supervisor lebih terjalin komunikasi yang nyaman, terbuka dan santai, (3) adu argumentasi lebih mengenai sasaran karena guru-guru lebih berani menyampaikan sanggahan. b. Siklus II Kegiatan tindakan pada siklus II didasarkan atas temuan-temuan hasil dari siklus I, adapun langkah-langkah tindakan yang dilakukan sama dengan pada siklus I dengan rangkaian tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 1) Perencanaan Dalam tahap ini direncanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a) Menyiapkan materi pembinaan tentang model-model pembelajaran inovatif, prinsip-prinsip evaluasi, dan pemanfaatan IT pada pembelajaran. b) Membuat instrumen supervisi artistik dengan strategi FGD terkait aspek perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran. c) Menyiapkan lembar observasi d) Menyusun angket respon guru terkait pelaksanaan model Supervisi Artistik dengan strategi FGD di akhir tindakan. e) Membuat jadwal remidial dan pengayaan di luar jam pelajaran. 2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan model supervisi artistik dengan strategi FGD sesuai dengan jadwal pembinaan dan pendampingan yang telah direncanakan, yaitu: a) Tahap sebelum supervisi dilaksanakan: i. Kepala Sekolah menyelenggarakan IHT dengan materi model-model pembelajaran inovatif, penyusunan bahan ajar, prinsip penilaian, dan pemanfaatan IT dalam pembelajaran. ii. Guru-guru dalam TIM MGMP sekolah menyusun RPP dengan menggunakan model-model pembelajaran inovatif, membuat bahan ajar dan merancang pemanfaatan IT dalam pembelajaran. iii. Guru-guru membuat kisi-kisi ulangan harian b) Tahap Pelaksanaan Supervisi Kelas i. Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap supervisor-supervisor melalui supervisi artistik dengan strategi FGD. ii. Supervisor-supervisor yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah melaksanakan FGD bersama guru-guru yang tergabung dalam TIM MGMP sekolah untuk menyiapkan sarana dan prasarana supervisi kunjungan kelas. iii. Supervisor mempersiapkan instrumen supervisi yaitu: IPKG 1, IPKG 2, IPKG 3, IPKG 4, dan IPKG 5. iv. Guru yang disupervisi mempersiapkan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, media atau alat peraga, bahan ajar, dan alat evaluasiyang digunakan). v. Guru yang ditugaskan sebagai observer menyiapkan instrrumen untuk pengamatan aktivitas peserta didik. vi. Guru, observer, dan supervisor memasuki ruang kelas secara bersama-sama PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK 427

dan menjalankan tugasnya masing-masing. vii. Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas (meliputi : keterlaksanaan metode/model pembelajaran, interaksi guru dengan peserta didik, antusias peserta didik, penggunaan media pembelajaran dan hasil penilaian guru). c) Tahap Setelah Supervisi Kelas i. Supervisor dan guru-guru yang tergabung dalam TIM MGMP sekolah melaksanakan FGD setelah supervisi kunjungan kelas dibimbing Kepala Sekolah. ii. Supervisor melaporkan hasil keterlaksanaan model-model pembelajaran yang diterapkan guru-guru. iii. Observer guru sesama mata pelajaran melaporkan hasil pengamatannya, terutama aktivitas peserta didik dengan prinsip PAIKEM GEMBROT. iv. Guru-guru mengisi angket tentang penerapan model supervisi artistik dengan strategi FGD. 3) Observasi Dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan setelah dilakukan perbaikan perbaikan pada model pembelajaran, penyempurnaan alat evaluasi, dan pemanfaatan IT dalam pembelajaran. Kepala Sekolah selaku peneliti mengamati jalannya supervisi, pelaksanaan kegiatan remidial dan pengayaan. Pada saat FGD setelah supervisor menjalankan supervisi terhadap guru-guru yang menjadi tanggungjawabnya, Kepala Sekolah/peneliti mengumpulkan data-data. Observer penelitian yang ditunjuk kepala sekolah mengamati dan mencatat semua kejadian saat kepala sekolah membina/ membimbing guru-guru secara umum, saat kepala sekolah membimbing jalannya FGD, dan saat kepala sekolah melaksanakan refleksi di akhir siklus. 4) Refleksi Hasil refleksi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan guru sudah lengkap, bahan ajar sudah dibuat, soal-soal telah dilengkapi kisi-kisi, dan program remidial maupun pengayaan berjalan dengan baik. Antusias peserta didik dalam pembelajaran meningkat dengan dilaksankannya PAIKEM GEMBROT. Sumber data penelitian ini adalah guru-guru mata pelajaran SMA N 14 Semarang. Jenis data yang diperoleh meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari: (1) skor hasil penilaian perencanaan pembelajaran, (2) skor hasil Penilaian Kinerja Guru dalam melaksanakan pembelajaran, (3) skor perencanaan penilaian pembelajaran, (4) skor pelaksanaan penilaian pembelajaran, dan (5) skor penilaian program perbaikan dan pengayaan. Data kualitatif diperoleh dari hasil angket pendapat guru terkait dengan implementasi model supervisi artistik dengan strategi FGD dan catatan lapangan. Pengambilan data melalui observasi, angket, dan catatan lapangan. Observasi untuk: 1) Data keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen FGD yang memuat aspek perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran. 2) Data tentang kegiatan observasi pada saat pengajaran berlangsung. 3) Data tentang refleksi diri guru serta perubahan yang terjadi pada guru diperoleh dari jurnal kegiatan peneliti. Adapun angket untuk mengetahui tentang respon guru terhadap kegiatan supervisi artistik dengan strategi FGD. Catatan Lapangan tentang pelaksanaan penelitian oleh observer dalam mengamati kegiatan yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Data penelitian yang terkumpul dianalisis melalui langkah mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan serta verifikasi. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah: 1) Nilai rata-rata hasil supervisi artistik dengan strategi FGD minimal 85. 2) Tanggapan guru-guru terhadap model supervisi artistik dengan strategi FGD dalam kategori baik atau sangat baik. 428 Dinamika Vol. 3. No. 3. (2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilaksanakan tindakan selama dua siklus diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 2. Peningkatan Hasil Supervisi dari Siklus I ke Siklus II INSTRUMEN SIKLUS I SIKLUS II PENINGKATAN IPKG 1 81,64 85,48 4,70 % IPKG 2 81,31 85,35 4,97 % IPKG 3 84,61 86,09 1,75 % IPKG 4 77,52 88,25 13,84 % IPKG 5 81,76 86,14 5,36 % RATA-RATA 81,25 86,26 6,17 % Gambar 1. Perbandingan Nilai Hasil Supervisi Untuk mengetahui tanggapan guru-guru terhadap model supervisi artistik dengan strategi FGD diberikan angket yang berisi 10 pertanyaan mengenai pengaruh supervisi artistik dengan strategi FGD terhadap kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Jawaban pada pertanyaan didesain untuk pilihan A sangat positif, pilihan B positif, pilihan C kurang positif, dan pilihan D tidak positif (negatif). PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK 429

Tabel 3. Hasil Angket Tanggapan Guru-Guru terhadap Pelaksanaan Supervisi Artistik dengan Strategi FGD NO JAWABAN PERTANYAAN A B C D 1 13 40 0 0 2 26 27 0 0 3 5 48 0 0 4 15 33 5 0 5 38 12 3 0 6 10 43 0 0 7 27 26 0 0 8 23 28 2 0 9 19 30 4 0 10 3 50 0 0 JUMLAH 179 337 14 0 PERSENTASE 33,7 63,8 2,5 0 Dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan model supervisi artistik dengan strategi FGD dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata hasil supervisi, yaitu 81,25 pada siklus I menjadi 86,26 pada siklus II. Supervisi artistik dengan strategi FGD berdampak positif terhadap kualitas pembelajaran guru, yaitu dari persiapan guru dalam menyusun dan menggunakan perangkat pembelajaran yang otomatis membuat guru yang disupervisi menggunakan inovasi pembelajaran dengan metodemetode/model-model pembelajaran yang tidak konvensional lagi. Model supervisi artistik dengan strategi FGD merupakan supervisi yang membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya. Pada penelitian ini terlihat jelas peningkatan kualitas pembelajaran yang terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut. 1. Perencanaan Pembelajaran Pada siklus 1 diperoleh nilai perencanaan pembelajaran sebesar 81,64 menjadi 85,48 pada siklus 2 atau meningkat 4,70%. Peningkatan ini adalah dampak dari tindakan supervisi artistik dengan strategi FGD yang dilakukan peneliti. Dengan adanya supervisi artistik dengan strategi FGD maka guru dapat menyempurnakan RPP melalui FGD. Guru-guru yang tergabung dalam MGMP sekolah menyusun bahan ajar, sehingga persiapan pembelajaran lebih matang. Dinamika kelompok yang terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan informasi yang penting, menarik, bahkan kadang tidak terduga. Hal ini sesuai dengan pendapat Irwanto (1998: 1) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pada siklus 1 diperoleh nilai guru yang melaksanakan pembelajaran sebesar 81,31 meningkat menjadi 85,35 pada siklus 2 atau meningkat 4,97%. Peningkatan ini dikarenakan guru-guru menggunakan metode/model pembelajaran yang menggunakan prinsip PAIKEM GEMBROT. Selain itu guru-guru menggunakan IT dalam pembelajaran sehinggan peserta didik tidak merasa jenuh, karena menurut Sergiovani Th.J (1982) supervisi artistik menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses kehidupan kelas dan peristiwa-peristiwa yang signifikan yang dapat ditempatkan dalam konteks waktu tertentu. 3. Perencanaan Penilaian Pembelajaran Pada siklus 1 diperoleh nilai guru dalam perencanaan penilaian pembelajaran sebesar 84,61 menjadi 86,09 pada siklus 2 atau meningkat 1,75%. Peningkatan ini merupakan dampak dari IHT yang memberikan materi penilaian dan guru-guru dilatih membuat kisi-kisi soal. 430 Dinamika Vol. 3. No. 3. (2013)

4. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Pada siklus 1 diperoleh nilai guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran sebesar 77,52 menjadi 88,25 atau meningkat 13,84%. Dengan adanya kisi-kisi, soal yang dibuat lebih mengukur pada tujuan pembelajaran dan kompetensi peserta didik. Hal ini sesuai dengan pertanyaan pada angket nomor 5 yaitu, menurut Anda apakah instrumen penilaian proses dan hasil belajar yang dirancang melalui FGD dapat digunakan? Ada 38 orang yang menjawab ya, sepenuhnya dapat digunakan dan 12 orang menjawab ya, sebagian besar dapat digunakan. 5. Program Perbaikan dan Pengayaan Pada siklus I nilai program perbaikan dan pengayaan sebesar 81,25 dan menjaadi 86, 14 atau meningkat 5,36%. Hal ini dikarenakan adanya program perbaikan dan pengayaan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran Pelaksanaan supervisi artistik dengan startegi FGD yang dilaksanakan terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran hal ini terjadi karena guru yang sedang disupervisi tidak merasa canggung/takut dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan supervisi ini supervisor lebih bertindak membimbing dan membantu guru yang disupervisi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kualitas pembelajaran guru di SMAN 14 Semarang dapat ditingkatkan melalui model supervisi artistik dengan strategi FGD. Nilai rata-rata hasil supervisi pada siklus I adalah 81,25 menjadi 86,26 pada siklus II atau meningkat 6,17%. 2. Guru-guru di SMAN 14 Semarang memberikan tanggapan yang positif tentang model supervisi artistik dengan strategi FGD. Dari 10 pertanyaan yang ada pada angket 33,7% menjawab A, 63,8% menjawab B, dan 2,5% menjawab C. Hal ini berarti tanggapan guru-guru terhadap implementasi model supervisi artistik dengan strategi FGD dalam kategori baik Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan beberapa hal, antara lain : 1. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran, guru harus dapat mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik, mengadakan pembelajaran yang efektif dan efisien dan menggunakan metode/model-model pembelajaran yang up to date. 2. Agar kualitas pembelajaran di sekolah dapat meningkat maka kepala sekolah dapat melakukan supervisi artistik dengan strategi FGD secara rutin dan periodik. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi I K & Amri S. 2011. Paikem Gembrot. Jakarta : Prestasi Pustaka. Ardiansyah A. 2011. Model-model Supervisi Pengajaran. http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/ model-model-supervisi-pengajaran.html Glickman, Carl.D. 1981. Developmental Supervision Alternative Practices for Helping Teachers Improve Instruction. Virginia: Asscociation for Supervision and Curriculum Development. Gunawan A W. 2006. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Soedibyo. 2007. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Melalu Supervisi Individual Dengan Pendekatan Kolaboratif Pada SMA Negeri Sub Rayon 04 Kota Semarang. PTS. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK 431