STUDI KOMPARASI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL WF TERHADAP PROFIL HSS PADA KOLOM STRUKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

Perbandingan Perancangan Gedung SRPMK di Atas Tanah dengan Kategori Tanah Lunak dan Tanah Baik

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

STUDI PERBANDINGAN STRESS RATIO DENGAN ELM (EFFECTIVE LENGTH METHOD) DAN DAM (DIRECT ANALYSIS METHOD) BANGUNAN WORKSHOP PADA PROYEK DI CIREBON

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN SNI 1729:2015

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

Concentrically Braced Frame adalah pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA. Dani Firmansyah NRP :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

PENERAPAN DAN PELAKSANAAN APARTEMEN UNTUK MBR DENGAN SISTEM PRACETAK PENUH BERBASIS MANUFACTUR OTOMATIS

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

STUDI PERBANDINGAN SPECIAL TRUSS MOMENT FRAME

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki resiko gempa yang cukup tinggi karena terletak pada empat lempeng

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KEKAKUAN DAN KEKUATAN SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBE BENTUK DIAGONAL MENURUT SNI 1726:2012 PASAL

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

Studi Perbandingan Perilaku Profil Baja WF dan HSS Sebagai Bresing pada SCBF Akibat Beban Lateral dengan Program Bantu Finite Element Analysis

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN ARMADA II DI MAGELANG. Bakhtiar Ali Afandi, Mansyur Arifudin, Himawan Indarto *), Ilham Nurhuda

*Koresponndensi penulis: Abstract

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

Latar Belakang 1) Struktur baja untuk gedung membutuhkan truss dengan bentang 6-8 m, sedangkan untuk bentang lebih besar dari 10 m, struktur baja menj

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

Naskah Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

Oleh : Irsyad Septian B. ( ) Dosen Pembimbing II : Budi Suswanto ST., MT., Ph.D. Hidayat Soegihardjo., Ir., MS., Dr.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. penggunaan bahan konstruksi dan sistem strukturnya. Pada perencanaan tersebut

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG MENARA BRI SEMARANG. Linda Permatasari, Rahadhiyan Putra W, Parang Sabdono *), Hardi Wibowo *)

MODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN GEDUNG PASCASARJANA POLTEKES SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

ANALISA PLASTIS PADA PORTAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DENGAN STRUKTUR BAJA 4 LANTAI PADA DAERAH GEMPA RESIKO TINGGI DENGAN METODE LRFD (LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN)

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

PERKUATAN SEISMIK STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG MENGGUNAKAN BREISING BAJA TIPE-X TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM GIGI DAN MULUT RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. basement dan Roof floor. Dimana pelat lantai yang digunakan dalam perencanaan

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

menggunakan ketebalan 300 mm.

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI

Transkripsi:

STUDI KOMPARASI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL WF TERHADAP PROFIL HSS PADA KOLOM STRUKTUR Budiman 1*, Heri Khoeri 1 1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510 *E-mail : budimanriau95@gmail.com ABSTRAK Pembangunan suatu konstruksi sangat berhubungan erat dengan suatu struktur yang menyokong konstruksi tersebut. Salah satu yang berperan besar dalam menyokong suatu konstruksi adalah kolom. Penelitian ini dilakukan pada konstruksi baja sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) 2 lantai yang berada di tanah lunak dengan 2 jenis Pemodelan. Model 1 menggunakan kolom profil WF (Wide Flange) standar SNI BJ 37 dan menggunakan balok dengan profil WF (Wide Flange) standar SNI BJ 37, sedangkan Model 2 menggunakan kolom profil HSS (Hollow Structural Section) Standard JIS G 3466, Grade STKR400 dan mengguna-kan balok dengan profil WF (Wide Flange) Standard SNI BJ 37. Konstruksi baja tersebut menerima beban gravitasi dan beban gempa. Untuk pemodelan dan pengecekan dilakukan menggunakan program bantu SAP2000 v.18.2.0 dan cara manual sesuai SNI 1729-2015. Melakukan analisa perbandingan efektifitas profil WF terhadap profil HSS sebagai kolom yang ditinjau dari simpangan, rasio tegangan dan berat konstruksi baja. Hasil penelitian menunjuk konstruksi yang menggunakan kolom profil HSS (Hollow Structural Section) mempunyai simpangan yang lebih besar, rasio tegangan yang lebih besar dan berat konstruksi baja yang lebih ringan dibanding profil WF (Wide Flange). Kata Kunci: profil WF, profil HSS, simpangan, rasio tegangan, berat konstruksi. ABSTRACT Construction of a construction is closely related to a structure that supports the construction. One of the major roles in supporting a construction is the column. This research was conducted on 2-storey special moment frame bearer system construction (SRPMK) in soft soil with 2 types of modeling. Model 1 uses the standard WF (Wide Flange) profile column of SNI BJ 37 and uses the standard WF (Wide Flange) standard SNI BJ 37, while Model 2 uses HIS Standard HIS (Hollow Structural Section) JIS G 3466, STKR400 Grade column and uses beam with WF (Wide Flange) profile Standard SNI BJ 37. The steel construction receives gravity load and earthquake load. For modeling and checking is done using SAP2000 v.18.2.0 auxiliary program and manual way according to SNI 1729-2015. Analyzing the effectiveness comparison of WF profile to HSS profile as the columns evaluated from the drift, stress ratio and weight of steel construction. The results indicate that construction using HSS (Hollow Structural Section) profile column has larger deviation, larger voltage ratio and lighter steel construction weight than WF (Wide Flange) profile. Keywords: WF profile, HSS profile, deviation, voltage ratio, construction weight. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada penelitian tugas akhir ini bermaksud melakukan modifikasi dari jurnal sebelumnya diantaranya modifikasi pemodelan, jenis struktur dan hal-hal yang ditinjau. Pada penelitian tugas akhir ini yang dianalisis adalah konstruksi baja sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) 2 lantai yang menerima beban gravitasi dan beban gempa. Pengecekan yang dilakukan menggunakan program bantu SAP2000 v.18.2.0 dan cara manual sesuai SNI 1729-2015. Dilakukan analisa perbandingan efektifitas profil WF (Wide Flange) terhadap profil HSS (Hollow Structural Sections) sebagai kolom yang 1

ditinjau dari simpangan, rasio tegangan dan berat konstruksi baja. 2. Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui simpangan yang terjadi pada konstruksi yang menggunakan kolom profil HSS (Hollow Structural Section) dan profil WF (Wide Flange). 2. Untuk mengetahui besarnya rasio tegangan pada kolom profil HSS (Hollow Structural Section) dan profil WF (Wide Flange). 3. Untuk mengetahui berat konstruksi baja yang menggunakan kolom profil HSS (Hollow Structural Section) dan profil WF (Wide Flange). LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Pembebanan struktur mengacu pada Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727- 1989) dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726-2012). Pembebanan pada struktur yang direncanakan terdiri dari beban beban mati, beban hidup dan beban gempa. 2. Perencanaan Kolom Baja Perencanaan kolom sebagai balok-kolom Dikarenakan Struktur yang elemen batangnya menerima kombinasi gaya aksial dan momen sekaligus maka struktur ini termasuk kedalam batang portal (balok-kolom). Interaksi gaya aksial dan momen lentur Jika P r 0.2 maka : P c P r + 8 P c 9 (M rx + M ry ) 1.0 M cx M cy Jika P r 0.2 maka : P c P r + ( M rx + M ry ) 1.0 2P c M cx M cy METODOLOGI PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium komputer jurusan sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan menggunakan software SAP2000 v.18.2.0. Objek yang diteliti adalah konstruksi baja sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) 2 lantai yang berada di tanah lunak dengan 2 jenis Pemodelan, Model 1 menggunakan kolom profil WF (Wide Flange) Standard SNI BJ 37 dan menggunakan balok dengan profil WF (Wide Flange) Standard SNI BJ 37 sedangkan Model 2 menggunakan kolom profil HSS (Hollow Structural Section) Standard JIS G 3466, Grade STKR400 dan menggunakan balok dengan profil WF (Wide Flange) Standard SNI BJ 37. ANALISIS KOLOM PROFIL WF (WIDE FLANGE) 1. Data Perencanaan Konstruksi Model 1 yang dianalisis pada penelitian tugas akhir mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Lokasi : Jakarta Panjang bangunan : 12 m Lebar bangunan : 10 m Tinggi antar lantai : 4 m Jarak antar kolom arah panjang bangunan : 6 m Jarak antar kolom arah lebar bangunan : 5 m Jumlah tingkat : 2 tingkat Fungsi bangunan : Perkantoran Jenis struktur atas : Struktur baja Material lantai bangunan :Beton bertulang Jenis tanah : Tanah lunak 2. Material Material baja yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini terdiri dari 2 macam jenis material untuk 2 jenis Pemodelan. Model 1 menggunakan profil WF (Wide Flange) Standard SNI BJ 37, data spesifikasi dari material baja tersebut sebagai berikut: Standard : SNI Tipe : BJ 37 Tegangan leleh : fy = 240 MPa Tegangan putus : fu = 370 MPa Material pelat lantai dan atap menggunakan beton bertulang dengan data spesesifikasi sebagai berikut: Mutu : K = 350 kg/m 2 Berat jenis : BJ = 2400 kg/m 2 2

3. Pembebanan 1. Beban Mati (Dead Load) Beban mati tambahan (super dead load) pada pelat lantai = 130 kg/m 2 Beban mati tambahan (super dead load) pada atap.= 63 kg/m 2 Beban mati tambahan (super dead load) pada pelat lantai = 800 kg/m 2 2. Beban Hidup (Live Load) Beban hidup (live load) pada pelat lantai = 250 kg/m 2 Beban hidup (live load) pada atap = 100 kg/m 2 3. Beban Gempa (Quake Load) Beban gempa dianalisis menggunakan beban gempa dinamik (Response Spectrum). Berikut ini penjabaran dari beban gempa (quake load) pada konstruksi: Lokasi Kategori resiko bangunan gedung= II Faktor keutamaan gempa (I e)= 1 Nilai S S (perioda pendek)= 0.686 g Nilai S 1 (perioda 1 detik)= 0.3 g Nilai F a (koefisien situs periode pendek, T = 0.2 detik)= 1.328 Nilai F V (koefisien situs periode 1 detik)= 2.8 Nilai S MS = S S x F a= 0.911 Nilai S M1 = S 1 x F V= 0.840 Nilai S DS (perioda pendek) = 2/3 S MS= 0.607 Nilai S D1 (perioda 1 detik) = 2/3 S M1= 0.560 Kelas situs= SE Koefisien modifikasi respons (R)= 8 Faktor kuat-lebih sistem (Ω 0)= 3 Faktor pembesaran defleksi (C d)= 5.5 Nilai T (detik)= 0.2 Nilai T 0 = 0.2 (S D1/S DS)= 0.184 Nilai T S = S D1/S DS= 0.922 Katergori desain gempa (0.5 S DS) (0.20 S D1)= D = Jakarta 4. Pengecekan dengan SAP2000. 1. Simpangan. Tabel 3. Hasil cek simpangan. Lantai Joint δ e (m) i (m) a (m) i a 1 19 0.002724 0.0149 0.0769 Oke 2 24 0.005764 0.0167 0.0769 Oke Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa simpangan yang terjadi pada struktur dalam kategori aman karena simpangan yang terjadi pada struktur lebih kecil dibanding simpangan izin, maka dapat disimpulkan bahwa struktur aman. 2. Rasio Tegangan Tabel 4. Rasio tegangan kolom maksimal. Lantai Elemen Rasio 1 11 dan 13 0.185 2 14 dan 16 0.199 Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa rasio tegangan kolom maksimal terletak pada lantai 2 sebesar 0.199. rasio kolom tersebut terletak pada range 0-0.5. Rasio kolom 0-0.5 menyatakan bahwa elemen kolom tersebut berada pada kondisi sangat aman. Kolom sangat aman terhadap beban yang membebani kolom. 3. Berat konstruksi baja Tabel 5. Berat Konstruksi. TABLE: Base Reactions OutputCase CaseType StepType GlobalFZ Text Text Text Kgf DEAD LinStatic 16291.64 Dari tabel 5 didapat berat konstruksi sebesar 16291.64 kg. Berat konstruksi berpengaruh kepada pondasi yang akan digunakan. 5. Pengecekan Manual Sesuai SNI 1729-2015. Dari hasil perhitungan manual didapat rasio tegangan kolom sebesar 0.199, rasio 3

kolom tersebut terletak pada range 0-0.5. Rasio kolom 0-0.5 menyatakan bahwa elemen kolom tersebut berada pada kondisi sangat aman. Kolom sangat aman terhadap beban yang membebani. Dari hasil analisa kolom profil WF (Wide Flange) dengan menggunakan SAP2000 serta pengecekan manual sesuai SNI 1729-2015 sehingga diperlukan hal-hal berikut : 1. Dimensi kolom menggunakan profil WF 350 X 350 X 12 X 19. 2. Dimensi balok induk arah panjang konstruksi menggunakan Profil WF 300 X 150 X 6.5 X 9. 3. Dimensi Balok induk arah lebar konstruksi menggunakan Profil WF 300 X 150 X 6.5 X 9. 4. Dimensi Balok induk arah lebar konstruksi bagian interior menggunakan Profil WF 300 X 175 X 7 X 11. 5. Dimensi Balok anak menggunakan Profil WF 300 X 150 X 6.5 X 9. 6. Konstruksi menggunakan perletakan jepit. ANALISIS KOLOM PROFIL HSS (HOLLOW STRUCTURAL SECTION) Berdasarkan analisis pada BAB IV (Analisa kolom profil WF) didapat rujukan yang akan diterapkan pada analisis kolom profil HSS yaitu luasan dari profil WF. Luasan dari profil WF akan dijadikan rujukan untuk menentukan dimensi profil HSS yang akan digunakan. 1. Data Perencanaan Pada Analisa kolom profil HSS (Hollow Structural Section) menggunakan data perancanaan yang sama dengan analisa kolom profil WF (Wide Flange), menggunakan pembebanan dan kombinasi pembebanan yang sama dengan analisa kolom profil WF (Wide Flange). Perbedaan Analisa kolom profil WF dan analisa kolom profil HSS terletak pada material kolom profil baja yang digunakan. Analisa kolom profil HSS menggunakan kolom baja Standard JIS G 3466, Grade STKR400, data spesifikasi dari material baja tersebut sebagai berikut: Standard : JIS G 3466 Grade : STKR400 Tegangan leleh : fy = 245 MPa Tegangan putus : fu = 400 Mpa 2. Pengecekan dengan SAP2000. 1. Simpangan. Tabel 6. Hasil cek simpangan. Lantai Joint δ e (m) i (m) a (m) i a 1 19 0.002878 0.0158 0.0769 Oke 2 24 0.006504 0.0199 0.0769 Oke Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa simpangan yang terjadi pada struktur dalam kategori aman karena simpangan yang terjadi pada struktur lebih kecil dibanding simpangan izin, maka dapat disimpulkan bahwa struktur aman. 2. Rasio Tegangan. Tabel 7. Rasio tegangan kolom maksimal. Lantai Elemen Ratio 1 12 0.283 2 14 dan 16 0.228 Dari tabel 7. dapat dilihat bahwa rasio tegangan kolom maksimal terletak pada lantai 1 sebesar 0.283. rasio kolom tersebut terletak pada range 0-0.5. Rasio kolom 0-0.5 menyatakan bahwa elemen kolom tersebut berada pada kondisi sangat aman. Kolom sangat aman terhadap beban yang membebani kolom. 4

3. Berat konstruksi baja Tabel 8. Berat Konstruksi. TABLE: Base Reactions OutputCase CaseType StepType GlobalFZ Text Text Text Kgf DEAD LinStatic 12579.41 Dari tabel 8 didapat berat konstruksi sebesar 12579.41 kg. berat konstruksi berpengaruh kepada pondasi yang akan digunakan. 3. Pengecekan Manual Sesuai SNI 1729-2015. Dari hasil perhitungan manual diatas didapat rasio tegangan kolom sebesar 0.288, rasio kolom tersebut terletak pada range 0-0.5. Rasio kolom 0-0.5 menyatakan bahwa elemen kolom tersebut berada pada kondisi sangat aman. Kolom sangat aman terhadap beban yang membebani. Dari hasil analisa kolom profil HSS (Hollow Structural Section) dengan menggunakan SAP2000 serta pengecekan manual sesuai SNI 1729-2015 sehingga diperlukan dimensi kolom menggunakan profil HSS 300 X 300 X 9. ANALISIS GABUNGAN KOLOM PROFIL WF (WIDE FLANGE) DAN KOLOM PROFIL HSS (HOLLOW STRUCTURAL SECTIONS) Pemodelan konstruksi model 2 adalah mengganti jenis profil kolom yang digunakan untuk konstruksi dengan apa yang digunakan pada pemodelan model 1. Selain profil kolom tidak ada perbedaan antara konstruksi model 2 dengan model 1, data perencanaan, pembebanan dan kombinasi pembebanan antara model 1 dan model 2 sama. 1. Pengecekan dengan SAP2000. 1. Simpangan konstruksi model 1 dan konstruksi model 2. Tabel 9. Simpangan struktur. Lantai Joint Model 1 Model 2 i (m) i (m) a (m) 1 19 0.0149 0.0158 0.0769 2 24 0.0167 0.0199 0.0769 Dari tabel 9. dapat ditarik kesimpulan bahwa simpangan struktur konstruksi model 1 lebih kecil dibanding simpangan struktur konstruksi model 2. 2. Rasio tegangan konstruksi model 1 dan konstruksi model 2. Tabel 10. Rasio tegangan kolom maksimal. Lantai Model 1 Model 2 Elemen Rasio Elemen Rasio 1 11 dan 13 0.185 12 0.283 2 14 dan 16 0.199 14 dan 16 0.228 Dari tabel 10. dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio tegangan kolom pada konstruksi model 1 lebih kecil dibanding rasio tegangan kolom pada konstruksi model 2. 5

3. Berat konstruksi baja model 1 dan model 2 Tabel 11. Berat Konstruksi baja. Model 1 Model 2 Kg Kg Kg 16291.64 12579.41 3712.23 Dari tabel 11. dapat disimpulkan bahwa konstruksi model 1 mempunyai berat konstruksi yang lebih berat dibanding konstruksi model 2. berat konstruksi berpengaruh kepada pondasi yang akan digunakan. 2. Pengecekan manual sesuai SNI 1729-2015. Tabel 12. Rasio tegangan kolom maksimal. Model 1 Model 2 Elemen Rasio Elemen Rasio 14 dan 16 0.199 12 0.288 Sumber : Output SAP2000 dan pengecekan manual Dari tabel 12. dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio tegangan kolom pada konstruksi model 1 lebih kecil dibanding rasio tegangan kolom pada konstruksi model 2. Hasil pengecekan manual mendapatkan hasil yang hampir sama dengan pengecekan menggunakan SAP2000. KESIMPULAN 1. Konstruksi yang menggunakan kolom profil HSS (Hollow Structural Section) mempunyai simpangan yang lebih besar dibanding profil WF (Wide Flange). 2. Kolom dengan profil HSS (Hollow Structural Section) mempunyai rasio tegangan yang lebih besar dibanding menggunakan profil WF (Wide Flange). 3. Berat konstruksi baja yang menggunakan kolom profil HSS (Hollow Structural Section) lebih ringan dibanding menggunakan profil WF (Wide Flange). DAFTAR PUSTAKA American Institute of Steel Construction. (2010). ANSI/AISC 360-10 : An American National Standard : Spesification for Structural Steel Buildings, Chicago, Illinois. Badan Standarisasi Nasional. (1989). Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung : SNI 1727:1989, Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung: SNI 03-1729-2002, Badan Standarisasi Nasional. (2012). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung : SNI 1726:2015, Badan Standarisasi Nasional. (2015). Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural : SNI 1729:2015, Budiono, B., Supriatna, L. 2011. Studi Komparasi Desain Bangunan Tahan Gempa. Bandung: ITB.Dewobroto, W. 2016. Struktur Baja Perilaku, Analisis & Desain-AISC 2010. Jakarta: Teknik Sipil UPH. Dewobroto, W. 2013, Komputer Rekayasa Struktur dengan SAP2000, Lumina Press: Jakarta Dewobroto, W. 2016. Struktur Baja Perilaku, Analisis & Desain-AISC 2010. Jakarta: Teknik Sipil UPH. Imran, I., Hendrik, F. 2014. Perencangan Lanjut Struktur Beton Bertulang. Bandung: ITB. Salmon, Charles G.,et al, 1990, Struktur Baja : Desain dan Perilaku Jilid 1- Edisi Pertama, Erlangga: Jakarta. Salmon, Charles G.,et al, 1991, Struktur Baja : Desain dan Perilaku Jilid 2- Edisi Kedua, Erlangga: Jakarta. Setiawan, A. 2008. Perencanan Struktur Baja dengan Metode LRFD Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. 6

Setiawan, A. 2016. Perencangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847:2013. Jakarta: Erlangga. Setiyowati, A.N., Suswanto, B., Soewardojo, R. H. 2012. Studi Perbandingan Perilaku Profil Baja WF dan HSS Sebagai Bresing pada SCBF Akibat Beban Lateral dengan Program Bantu Finite Element Analysis. Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No. 1, ISSN: 2301-9271. 7