BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental research semu), yakni suatu penelitian yang meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004). Disebut eksperimen semu karena bukan merupakan eksperimen murni tapi seolah-olah murni. Dalam penelitian ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan (bimbingan Kelompok). Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Kelompok kontrol diadakan untuk mengetahui perbedaan yang mungkin tampak antara kedua kelompok, agar kesimpulan yang diambil lebih kuat. Baik kelompok eksperimen yang diberi perlakuan maupun kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Keduanya diberi test awal (pretest) dan test akhir (Postest). Model yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Group Pretest Treatment Posttest Eksperimen Y1 X Y2 Kontrol Y1 Y2 Tes awal diberikan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan interaksi sosial antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian pada kelompok eksperimen dikenal variabel perlakuan X ( variable bebas) untuk jangka waktu tertentu. Kemudian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes akhir untuk 29
mengukur variabel tergantung atau terikat (interaksi Sosial) dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan interaksi sosial setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan. Tabel 3.1 Hasil Penyebaran Skala Interaksi Sosial Kategori Interval Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 133 -- 160 0 0% Tinggi 102 -- 132 5 13,5% Rendah 71 -- 101 32 86,5% Sangat Rendah 40 -- 70 0 0% Total 37 100% Dari hasil pretest awal, analisis pengukuran data dari 37 siswa didapat hasil skala interaksi sosial yaitu terdapat 0 siswa (0%) dengan kategori sangat tinggi yang memiliki skor antara 133-160, 5 siswa (13,5%) dengan kategori tinggi yang memiliki skor antara 102-132, sedangkan 32 siswa ( 86,5%) dengan kategori rendah yang memiliki skor antara 71-101, 0 siswa ( 0%) dengan kategori sangat rendah yang memiliki skor antara 40-70. Kemudian dari 32 siswa yang memiliki interaksi sosial rendah akan dilakukan penelitian oleh penulis yang akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberikan layanan bimbingan kelompok, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak akan diberikan layanan bimbingan kelompok. 3.2. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Temanggung yang berusia 12-13 tahun. Yang memiliki interaksi sosial berkategori rendah berjumlah 32 siswa dari 37 siswa kelas VII C SMP N 4 Temanggung. 3.3. Variabel Penelitian 30
Sugiyono (2008) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Ada dua jenis variabel yang popular yaitu variabel bebas dan variabel terikat atau variabel yang berpengaruh. Variabel bebas sering pula disebut variabel pengaruh atau veriabel antiseden dan variabel terikat sering pula disebut variabel terpengaruh atau konsekuensi ( Danim, 2004). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut : Variabel bebas : bimbingan kelompok Variabel terikat : interaksi sosial. 3.4. Definisi Oprasional 3.4.1. Interaksi Sosial Interaksi sosial kelompok teman sebaya dalah kedekatan hubungan dan sifat hubungan dari pergaulan kelompok teman sebaya dan hubungan individu atau anggota kelompok yang mencakup keterbukaan, kerjasama dan frekuensi hubungan. 3.4.2. Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu pemberian bantuan kepada peserta didik melalui kegiatan kelompok. Layanan bimbingan kelompok, merupakan aktivitas dan dinamika kelompok dapat diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan dan pemecahan masalah siswa. 31
3.4.3. Teknik Permainan Permainan digunakan untuk belajar dari pengalaman, dimana dapat memperbaiki hubungan antar manusia dan mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Permainan kerja sama dan komunikasi ini akan membutuhkan kerja sama dan komunikasi dalam kelompok. Dalam pelaksanaannya para anggota akan melakukan kontak sosial, aktifitas bersama dan frekuensi hubungan dimana ketiga hal tersebut adalah syarat utama dalam interaksi sosial. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ini menggunakan skala interaksi sosial yang diadaptasi oleh penulis berdasarkan teori Partowisastro(dalam Supriyadi,2011) Skala Interaksi sosial ini mengungkap tentang interaksi sosial siswa dengan kisi-kisi kontak sosial, aktifitas bersama, dan frekuensi hubungan dengan jumlah item 40 soal. Dalam skala interaksi sosial ini, skala yang digunakan penulis dalam pemberian skor adalah skala Likert. Hadi (1997) menjelaskan bahwa skala Likert merupakan skala yang berisi empat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Dalam skala Likert yang asli tingkat kesetujuan responden terhadap pernyataan dalam skala Interaksi sosial yang diklasifikasikan sebagai berikut : Kisi-kisi ini disusun berdasarkan dari aspek-aspek interaksi sosial yang diadaptasi dari Partowisastro (Supriyadi, 2011) 32
a. Untuk soal favorable, 1. Sangat Sesuai, diberi skor 4 2. Sesuai, diberi skor 3 3. Kurang sesuai, diberi skor 2 4. Tidak sesuai, diberi skor 1 b. Untuk soal unfavorable, 1. Sangat sesuai, diberi skror 1 2. Sesuai, diberi skor 2 3. Kurang sesuai, dberi skor 3 4. Tidak sesuai, diberi skor 4 Tabel. 3.2 Skala Interaksi sosial berdasarkan teorinya dari Partowisastro (Supriyadi, 2011) No Aspek Indikator F UN No Item 1 Kontak Sosial 1.1. Menjalin hubungan yang akrab dengan teman 1.2. Memperoleh penerimaan dari teman 1.3. Mendapat dukungan dari teman 1.4. Teman sebagai sumber informasi baru 6,11 2, 27 7, 9 13 1, 3, 4 5 8, 10 15 1,3,4,6, 11 2,5,27 7, 8, 9, 10 13, 15 2 Aktifitas Bersama 3 Frekuensi Hubungan 1.5. Terbuka kepada teman 2.1.Mengikuti kegiatan kelompok 2.2. Sering bekerja sama 2.3. Membangun hubungan untuk kemajuan kelompok 2.4. Memiliki Pendapat 3.1.Menghabiskan waktu bersama teman 16 20, 21, 22 19, 26 29 23 31,32, 33, 36, 37 18, 40 12, 14, 17 24 28 25 30,34,35, 38, 39 16, 18, 40 12,14,17,20, 21,22 19,24, 26 28, 29 23, 25 30,31,32, 33,34,35,36, 37,38, 39 33
3.6. Uji Coba Instrumen Pelaksanaan uji coba dilaksanakan pada tanggal 19 April 2013.kepada siswa kelas VII D SMP Negeri 4 Temanggung. Skala interaksi sosial penulis bagikan kepada siswa kelas VII D yang berjumlah 37 siswa. Pengujian validitas item dan relibilitas dilakukan setelah instrument diisi oleh responden dengan bantuan program for window SPSS 16.0. Menurut Arikunto (2002) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat validitas dan kesahihan suatu instrument. Azwar (2000) validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurannya. Untuk mengukur validitas dari item interaksi sosial peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) Release 16.0 for windows. Menurut Azwar (2000) tidak ada batasan universal yang menunjukan angka yang harus dipenuhi agar suatu skala psikologi dikatakan valid. Namun demikian, korelasi yang berkisar antara 0,3-0,5 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembega penelitian. Setelah dilakukan perhitungan validitas skala interaksi sosial tidak didapatkan niai yang negatif. Oleh karena itu skala interaksi sosial dalam penelitian ini dapat dikatakan sudah valid. Selain valid, syarat alat ukur yang baik adalah reliabel. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar,2009). Pernyataan ini mengandung arti bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Menurut Sudjana (2008) dalam 34
pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas atau alfa (α) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut : 1. Apabila (α) sama dengan lebih besar daripada tes 0.70 berarti tes sedang diuji, reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi(reliable) 2. Apabila (α) lebih kecil dari pada 0,70 berarti bahwa tes yang sedang diuji reliabilitas tinggi (unreliable 3.7. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann Whitney yaitu untuk melihat perbedaan nilai tes akhir (Post test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji Mann Whitnay mensyaratkan data ordinal dalam pengujiannya (Sugiyono, 2008) dan skala yang digunakan penulis dalam peneliti ini adalah data ordinal dalam analisa ini, penulis dibantu dengan program SPSS 16.0 for window 35