LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

dokumen-dokumen yang mirip
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MUTU MINYAK GORENG

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

PENENTUAN SIFAT MINYAK DAN LEMAK. ANGKA PENYABUNAN ANGKA IOD ANGKA REICHERT-MEISSL ANGKA ESTER ANGKA POLENSKE TITIK CAIR BJ INDEKS BIAS

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

PENENTUAN KUALITAS LEMAK PADA BAGIAN PERUT IKAN PATIN DJAMBAL (Pangasius djambal)

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

LEMAK. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

III. BAHAN DAN METODE

Adelya Desi Kurniawati, STP., M.Sc., MP.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN KULIT JERUK BALI (Citrus maxima) TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PEMANASAN

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan

PENGARUH LAMA PENAMBAHAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM LINN.) DALAM MINYAK GORENG BEKAS PAKAI TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Bab IV Hasil dan Pembahasan

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

DEFINISI. lipids are those substances which are

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

Praktikum Analisa Pangan. Analisa Lemak dan Minyak by Mochamad Nurcholis, STP.MP

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

PENINGKATAN ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK GORENG CURAH TERHADAP PENGGORENGAN BERULANG TEMPE

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2010

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energy yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam esensial seperti linoleat, linolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Lemak dan minyak terdapat pada hamper semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak seringkali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, mentega, lemak dan margarin. Di samping itu penambahan lemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki cita rasa bahan pangan, seperti pada kembang gula, penambahan mentega pada pembuatan kue-kue dan lain-lain. Lemak yang ditambahkan ke dalam bahan pangan atau dijadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Beberapa uji kimia telah dilakukan untuk megidentifikasi lemak dan untuk menentukan adanya pemalsuan. Semua lemak atau minyak mempunyai bilangan-bilangan khas dalam suatu kisaran nilai. Karena itu untuk identifikasi diperlukan beberapa uji sekaligus. Untuk mengetahui komposisi penyusun minyak dapat dilakukan dengan pengujian sifat fisika dan sifat kimia. Pengujian sifat fisika dan sifat kimia minyak dapat dipakai dengan maksud identifikasi jenis minyak dan penilaian mutu minyak. Secara umum pengujian sifat fisika meliputi titik leleh, warna minyak, kelarutan dalam pelarut organic, jumlah ikatan rangkap, ketengikan, pentabunan, asam,

peroksida, iod dan sebagainya. Dimana dalam percobaan ini identifikasi minyak atau lemak dilakukan dengan menentukan bilangan asam lemak bebas dan bilangan peroksida. 1.2 Tujuan 1. Dapat menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi ALB dan angka peroksida 2. Dapat menyebutkan reagen-reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi ALB dan angka peroksida 3. Dapat menerangkan langkah-langkah kerja ALB dan angka peroksida suatu minyak atau lemak

TINJAUAN PUSTAKA Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu, lemak dan minyak juga merupakan sumber energy yang lebih efektif disbanding dengan karbohidrat dan protein. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin A, D, E dan K. Lemak dan minyak terdapat pada semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan elmak berfungsi sebagai media penghantar panas seperti minyak goring, mentega putih, lemak, mentega dan margarine. Disamping itu juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan seperti kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kue-kue dan lain-lain. Asam lemak Asam-asam lemak yang ditemukan di alam, biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam dibagi menjadi 2 golongan yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Jenis Lemak dan Minyak Minyak Goreng Minyak goring berfungsi sebagai pengantar panas, penambahan rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Hidrasi gliserol akan membentuk aldehida tidak jenuh atau akrolein tersebut. Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng itu. Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas. Lemak yang telah digunakan untuk menggoreng titik asapnya akan turun, karena telah terjadi hidrolisis molekul lemak. Karena itu untuk menekan terjadinya hidrolisis, pemanasan lemak atau minyak sebaiknya dilakukan pada suhu yang tidak terlalu tinggi dari seharusnya. Pada umumnya suhu penggorengan adalah

177-221 C. Lemak dan minyak yang baik digunakan untuk minyak goreng adalah oleo stearin, oleo oil, lemak babi (lard), atau lemak nabati yang dihidrogenasi dengan titik cair 35-40 C. Margarin Margarin atau oleo margarine pertama dibuat orang dan dikembangkan tahun 1869 oleh Mege Moorioes dengan menggunakan lemak sapi. Margarine merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa dan nilai gizi yang hampir sama. Margarine juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80% lemak hewani atau lemak nabati.lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi dan lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan minyak biji kapas. Karena minyak nabati umumnya dalam bentuk cair, maka harus dihidrogenasi lebih dahulu menjadi lemak padat, yang berarti margarine harus bersifat plastis, padat suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, dan segera dapat mencair dalam mulut (Poedjiadi, 2006) Penentuan Kualitas Lemak Faktor penentu kualitas lemak atau minyak,antara lain: 1. penentu angka asam angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak. angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau minyak. Bilangan asam = b x N NaOH x 40 Berat cuplikan (gram) b = ml NaOH yang diperlukan dalam titrasi (http://www.rsd-jombang.com/) 2. Penentuan angka peroksida Angka peroksida menunjukkan tingkat kerusakan dari lemak atau minyak. Miliekivalen peroksida per 1000 gram = A x N Na 2 S 2 O 3 x 1000 Berat cuplikan

Milligram oksigen per gram = (a b) x ½ O 2 x 100 Berat cuplikan (gram) A = jumlah ml larutan Na 2 S 2 O 3 a = jumlah ml larutan Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi contoh b = jumlah ml larutan Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi blanko ½ O 2 = 8 = setengah dari berat atom oksigen Bilangan peroksida ditentukan berdasarkan jumlah iodine yang dibebaskan setelah lemak atau minyak ditambahkan KI. Lemak direaksikan dengan KI dalam pelarut asam asetat dan kloroform (2:1), Kemudian iodine yang berbentuk ditentukan dengan titrasi memakai Na 2 S 2 O 3 (Winarno, 1992: 112)

METODE 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum identifikasi asam lemak bebas dan peroksida ini dilaksanakan pada hari rabu 28 Januari 2009 pukul 14.00 17.00 WIB. Dilaboratorium Basic Science Universitas Bengkulu. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Klem dan statif Penangas air Labu Erlenmeyer Buret Gelas kimia 3.2.2 Bahan Minyak goreng Margarine Larutan KI Aquades Timbangan analitik Batang pengaduk Pipet tetes Gelas ukur Larutan pati 1% EtOH NaOH 0,1 N Indicator PP Larutan 0,1 N Na 2 S 2 O 3 3.3 Cara Kerja 1. Penentuan Angka Peroksida 1. 2,5 gram minyak dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml bertutup dan ditambah 30 ml larutan asam asetat-kloroform (3:2). Gojok hingga semuanya larut. Ditambah dengan 0,25 ml larutan KI jenuh 2. Didiamkan selama beberapa menit sambil sekali-kali digoyang dan ditambahkan 15 ml aquadest.

3. Dititrasi dengan 0,1 N Na 2 S 2 O 3 sam pai warna kuning hampir hilang. Ditambahkan 0,25 ml larutan pati 1% titrasi dilanjutkan sampai warna biru mulai hilang. Angka peroksida dinyatakan dalam miliekivalen dari peroksida dalam 1000 gram contoh. Angka peroksida = ml Na 2 S 2 O 3 x N Na 2 S 2 O 3 x 1000 Gram contoh 2. Penentuan ALB 1. Minyak dan lemak dicairkan, ditimbang sebanyak 14,1 gram contoh dimasukkan dalam erlenmeyer, ditambahkan 25 ml alkohol panas dan indikator PP. Dimasukkan 50 gram larutan bahan ke dalam erlenmeyer ditambah 150 ml aquades panas dan dihaluskan. 2. Dititrasi dengan larutan 0,1 N NaOH sampai warna merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik. 3. % asam lemak bebas dinyatakan sebagai oleat untuk kebanyakan minyak atau lemak untuk minyak sawit sebagai palmitat, minyak kelapa sebagai laurat. 4. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA atau angka asam % FFA = ml NaOH x N x BM asam lemak x 100 Gram contoh x 1000

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 1. Penentuan angka peroksida V Na 2 S 2 O 3 sebelum ditambahkan KI = 17 ml 2. Penentuan asam lemak bebas sampel V NaOH bimoli 1 ml mentega 3 ml Minyak curah 0,4 ml 4.2 Pembahasan a. Penentuan Angka Peroksida Bilangan peroksida ditentukan berdasarkan jumlah iodine yang dibebaskan setelah lemak atau minyak ditambahkan KI. Minyak direaksikan dengan KI dalam pelarut asam asetat dan kloroform kemudian iodin yang terbentuk ditentukan dengan titrasi memakai Na 2 S 2 O 3. Dalam percobaan ini digunakan 2,5 gr minyak yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 15 ml asam asetat dan kloroform. Tujuan dari penambahan asam asetat dan kloroform adalah untuk melarutkan minyak sekaligus memberikan suasana asam pada sampel. Setelah minyak larut ditambahkan 0,25 ml larutan KI jenuh sambil dikocok dan didiamkan beberapa menit sambil digoyangkan. Kemudian dimasukkan aquadest sebanyak 15 ml. Larutan yang diperoleh berwarna kuning. Lalu dititrasi dengan larutan standar Na 2 S 2 O 3 0,1 M sampai hilang warna kuning. Volume Na 2 S 2 O 3 0,1 M yang dipakai sebanyak 17 ml, lalu ditambahkan 0,25 ml larutan pati ke dalam erlenmeyer sebagai indikator. Menurut literatur larutan akan berwarna biru yang berasal dari warna amilum. Pada percobaan ini tidak dihasilkan warna biru karena pada saat dilakukan titrasi awal, warna kuning dari larutan tidak hilang, sehingga dapat mengganggu terjadinya

reaksi antara sampel dengan indicator. Selanjutnya dilanjutkan lagi titrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 M. Pada percobaan ini tidak didapatkan hasil yang diinginkan sehingga tidak dapat dihitung angka peroksida karena volume larutan Na 2 S 2 O 3 yang digunakan tidak dapat diamati melalui percobaan. Menurut literatur angka peroksida dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Miliekivalen peroksida per 1000 gram = A x N Na 2 S 2 O 3 x 1000 Berat cuplikan Milligram oksigen per gram = (a b) x ½ O 2 x 100 Berat cuplikan (gram) A = jumlah ml larutan Na 2 S 2 O 3 a = jumlah ml larutan Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi contoh b = jumlah ml larutan Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi blanko ½ O 2 = 8 = setengah dari berat atom oksigen b. Penentuan Asam Lemak Bebas Penentuan asam lemak bebas dilakukan dengan menimbanng 14,1 gr contoh dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 25 ml etanol panas dan indicator pp. Tujuan dari penambahan etanol panas adalah untuk melarutkan minyak atau sebagai pelarut, sedangkan indicator pp untuk mengetahui titik akhir titrasi yaitu jumlah NaOH yang habis bereaksi dengan asam yang berasal dari contoh. Kemudian larutan tadi dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N selama 30 detik. Pada percobaan ini digunakan 3 contoh yaitu bimoli, mentega dan minyak curah. Untuk bimoli, volume NaOH yang digunakan agar terbentuk warna pink yang berasal dari indicator pp sebanyak 1 ml. Untuk mentega dan minyak curah, volume NaOH yang digunakan masing-masing adalah 3 ml dan 0,4 ml. rumus: Besarnya bilangan asam lamak bebas dapat ditentukan dengan menggunakan Bilangan asam = b x N NaOH x 40 Berat cuplikan (gram) b = ml NaOH yang diperlukan dalam titrasi

Bilangan asam bimoli = 1 ml x 0,1 N x 40 14,1 gram = 0,284 Bilangan asam mentega = 3 ml x 0,1 N x 40 14,1 gram = 0,851 Bilangan asam minyak curah = 0,4 ml x 0,1 N x 40 14,1 gram = 0,113 Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam suatu minyak. Dari ketiga contoh mentega mempunyai bilangan asam terbesar berarti paling banyak mengandung asam lemak bebas. Penentuan asam lemak bebas ini dapat menunjukkan tingkat kerusakan dari minyak.

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi asam lemak bebas dan peroksida sebagai berikut: klem dan statif, penangas air, labu erlenmeyer, buret, gelas kimia, timbangan analitik, batang pengaduk, pipet tetes, dan gelas ukur 2. Reagen-reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi asam lemak bebas dan peroksida adalah a. angka peroksida: campuran larutan asam asetat dan kloroform, larutan KI larutan standar Na 2 S 2 O 3 0,1 N dan larutan pati. b. Asam lemak bebas: etanol panas, indicator pp dan NaOH 0,1 N 3. Penentuan kadar protein bahan dengan cara semi-mikro kjeldahl secara umum dapat dibagi ke dalam 3 tahap yaitu: - Destruksi - Destilasi - Titrasi 4. Langkah-langkah kerja dalam menganalisa asam lemak bebas suatu minyak dilakukan dengan menimbanng 14,1 gr contoh dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 25 ml etanol panas dan indicator pp. Lalu dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N selama 30 detik. 5. Langkah-langkah kerja dalam menganalisa angka peroksida suatu minyak dilakukan dengan cara 2,5 gr minyak yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 15 ml asam asetat dan kloroform. Setelah minyak larut ditambahkan 0,25 ml larutan KI jenuh sambil dikocok dan didiamkan beberapa menit sambil digoyangkan. Kemudian dimasukkan aquadest sebanyak 15 ml. Lalu dititrasi dengan larutan standar Na 2 S 2 O 3 0,1 M dan ditambahkan 0,25 ml larutan pati. Lalu titrasi dilanjutkan

5.2 Saran Pada penentuan asam lemak bebas dan angka peroksida diharapkan kepada pembaca untuk mengetahui minyak yang baik untuk dikonsumsi dan ditambahkan dalam bahan pangan. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. 2008. Asam Lemak. Jombang : http://www.rsd-jombang.com/) Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyatin. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama