EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI ( Coffea Sp ) Oleh ALI IMRON NIM :

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

I. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat

TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas

PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM.

III. BAHAN DAN METODE

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANUGERAH UREA SAKTI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. sumber kalori yang relatif murah. Kebutuhan akan gula meningkat seiring dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

Warlinson Girsang Staf Pengajar Kopertis Wilayah I DPK USI

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

PEMBERIAN PUPUK NPK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh : AHMAD LEGA RAMADHAN NIM.

BUDIDAYA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. Parachinensis L. ) DENGAN PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

PEMBERIAN HERBISIDA NABATI RIMPANG ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L) PADA GULMA DI PEMBIBITAN KOPI (Coffea sp) UMUR EMPAT BULAN

PENGARUH PEMBERIAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK DAN TANPA PEMBERIAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TIMUN

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Transkripsi:

1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

2 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

3 HALAMAN PENGESAHAN Judul karya Ilmiah : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Nama : Nur Aysah NIM : 080500129 Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian Menyetujui : Pembimbing, Penguji, Daryono, SP NIP. 19800202 200812 1 002 Rusmini SP, MP NIP. 19811130 200812 2 002 Menyetujui, Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Syarifuddin, MP NIP. 19650706 200112 1 001 Ir. Hasanuddin, MP NIP. 19630805 198903 1 005 Lulus ujian tanggal 12 Agustus 2011

4 ABSTRAK NUR AYSAH, Efektivitas penggunaan herbisida kontak (Gramoxone) terhadap gulma campuran pada tanaman kopi (Coffea Sp) (di bawah bimbingan (Daryono) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan herbisida kontak (Gramoxone) terhadap gulma campuran serta cara pengendaliannya. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Percontohan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Kegiatan ini dilakukan selama 30 hari dimulai dari tanggal 1 Februari sampai 30 Februari 2011, terhitung dari persiapan alat dan bahan serta pengambilan data awal hingga pengambilan data terakhir. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan yang mana masing-masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari (P 1 ) penyemprotan herbisida gramoxone dengan konsentrasi 45 cc/10 liter air, (P 2 ) penyemprotan herbisida gramoxone dengan konsentras 55 cc/10 liter air dan (P 3 ) penyemprotan herbisida gramoxone dengan konsentras 65 cc/10 liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyemprotan herbisida gramoxone dengan perlakuan (P 1 ) efektif mematikan gulma teki dan (P 3 ) efektif mematikan gulma berdaun lebar. Rata-rata persentase tertinggi tingkat kematian gulma penyemprotan herbisida gramoxone pada perlakuan (P 1 ) dicapai hasil 38,64% dan (P 3 ) dicapai hasil 56,96%.

5 RIWAYAT HIDUP NUR AYSAH, lahir pada tanggal 25 Maret 1988 di Desa Manuk Bungkul merupakan anak ke-3 dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Suherman dan Ibu Nur Hayati. Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 001 lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sembakung lulus pada tahun 2005, melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Nunukan dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2008 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Pertanian. Pada tanggal 01 Maret sampai dengan tanggal 30 April 2011 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Anugerah Urea Sakti, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tentang efektivitas penggunaan herbisida kontak terhadap gulma campuran pada tanaman kopi hingga tersusunnya laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam penyusunan karya ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Keluarga yang telah banyak memberikan motifasi dan doa kepada penulis selama ini 2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian 3. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan 4. Bapak Daryono, SP selaku dosen pembimbing 5. Ibu Rusmini SP, MP selaku dosen penguji 6. Staf pengajar Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah membimbing peneliti selama menempuh pendidikan 7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan materi laporan maupun dari segi pengetahuan. Namun demikian penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca. Penulis, Samarinda, 12 agustus 2011

7 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ii iii iv v I. PENDAHULUAN..... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA..... 3 A. Tinjauan Umum Gulma... 3 B. Tinjauan Umum Herbisida... 4 C. Identifikasi Jenis Gulma... 5 D. Penyebaran Gulma Pada Tanaman Kopi... 6 III. METODE PENELITIAN..... 7 A. Tempat Dan Waktu... 7 B. Alat Dan Bahan... 7 C. Prosedur Penelitian... 7 D. Perlakuan... 8 E. Pengambilan Data... 8 F. Pengolahan Data... 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..... 10 A. Hasil... 10 B. Pembahasan... 13 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 15 A. Kesimpulan... 15 B. Saran... 15 DAFTAR PUSTAKA... 16... LAMPIRAN... 17

8 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Tingkat Kematian Gulma Dengan Penyemprotan Herbisida... 10 2. Persentase Tingkat Kematian Gulma... 19

9 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Grafik Persentase Tingkat Kematian Gulma Penyemprotan Herbisida... 12

10 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Perse ntase Tingkat Kematian Gulma... 19 2. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian..... 20 3. Pembuatan Petak Perlakuan... 21 4. Petak Perlakuan. 21 5. Pencampuran Herbisida dengan Air.... 22 6. Tingkat Kematian Gulma Teki dengan Konsentrasi Penyemprotan 45 cc/10 Liter Air (P 1 )... 22 7. Tingkat Kematian Gulma Daun Sempit dengan Konsentrasi Penyemprotan 50 cc/10 Liter Air (P 2 )... 23 8. Tingkat Kematian Gulma Daun Lebar dengan Konsentrasi Penyemprotan 65 cc/10 Liter Air (P 3 )... 23

11 I. PENDAHULUAN Secara garis besar gulma adalah vegetasi yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki, karena gulma dapat mengganggu tanaman pokok/utama. Perkembangan pertanian dewasa ini menunjukkan kemajuan yang semakin pesat. Namun bersamaan dengan itu banyak segi yang secara langsung ataupun tak langsung dapat memacu pertumbuhan gulma, penggunaan bahan-bahan kimia berupa herbisida. Berarti dengan meningkatnya intensifikasi pertanian maka masalah gulma tidaklah semakin ringan, tetapi justru semakin berat. Keadaan suhu yang relatif tinggi, cahaya matahari melimpah, dan curah hujan yang cukup di daerah tropis, juga mendorong gulma untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma menjadi masalah dalam budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perairan, dan lahan non pertanian lainnya Sukman, (2004). Menurut Najiyati, dkk (2008), Untuk meningkatkan produksi kopi di Indonesia, pemeliharaan budidaya harus ditingkatkan, salah satu upaya tersebut yaitu dengan menggunakan herbisida kontak yang berfungsi untuk mengendalikan gulma campuran pada tanaman kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan herbisida kontak terhadap gulma campuran pada tanaman kopi serta cara pengendaliannya. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu agar dapat memberikan informasi kepada petani kopi tentang herbisida kontak yang dapat digunakan

12 untuk mengendalikan gulma campuran pada semua tanaman khususnya pada tanaman kopi. Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan herbisida kontak dan sistemik yaitu : Kelebihan menggunakan herbisida kontak adalah cepat mematikan gulma yang mengganggu tanaman, harganya mudah terjangkau dan didapat, sedangkan kekurangannya sistem kerja herbisida ini tidak bertahan lama sehingga pertumbuhan gulma cepat tumbuh kembali. Kelebihan menggunakan herbisida sistemik adalah proses kematian gulmanya agak lama dan hasil pertumbuhan gulma untuk tumbuh kembali juga lama, sedangkan kekurangannya dengan sistem sistemik ini tidak dapat melakukan penyemprotan pada gulma yang tumbuh pada umur tanaman muda.

13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Gulma Perkembangbiakan gulma ditinjau dari segi mekanisme perkembangannya adalah sangat efisien, dan bila diperhatikan jauh lebih efisien dari tanaman budidaya yang diusahakan. Para ahli telah berusaha mengendalikan gulma tersebut, namun masih tetap efisien perkembangbiakannya. Hal ini dikarenakan sifat efisiensi telah didapat dari seleksi alam dan adanya penyesuaian ekologis. Menurut Sukman (2004), herbisida merupakan alat yang canggih dalam pengendalian gulma, serta memberikan keuntungan lebih dalam pemakaiannya. Adapun keuntungan tersebut yang diberikan oleh herbisida adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengendalikan gulma sebelum mengganggu tanaman induk. 2. Dapat mencegah kerusakan perakaran tanaman 3. Lebih efektif membunuh gulma tahunan dan semak belukar 4. Dapat menaikkan hasil panen tanaman dibandingkan dengan perlakuan penyiangan biasa. Adapun kerugian yang diakibatkan gulma terhadap tanaman kopi yaitu : a. Menurunkan produksi tanaman kopi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air dan sinar matahari.

14 b. Menurunkan mutu hasil akibat kontaminasi dengan bagian-bagian gulma. c. Menjadi inang bagi hama dan patogen yang menyerang tanaman. d. Dapat meningkatkan biaya usaha tani dalam perawatan kopi. Manfaat gulma disamping merugikan juga memberikan manfaat bagi manusia, terutama bila kepentingan manusai terhadap tumbuhan tersebut bersifat subyektif. Adapun manfaat gulma adalah sebagai berikut: 1. Menambah kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik. 2. Mencegah atau mengurangi timbulnya erosi. 3. Bahan penutup tanah dalam bentuk mulsa atau serasah. B. Tinjauan Umum Herbisida Pengendalian gulma secara kimia ialah pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimia yang dapat menekan atau bahkan mematikan gulma. Bahan kimia itu disebut herbisida dimana herbi berarti gulma dan sida berarti membunuh. Jadi herbisida ialah zat kimia yang dapat mematikan gulma. Pengendalian dengan cara kimia membutuhkan alat penyebar herbisida serta pengetahuan tentang herbisida itu sendiri, agar pengendalian yang dilakukan dapat berhasil. Kebanyakan herbisida akan lebih efektif pada gulma daun lebar, bila besar konsentrasi herbisida yang digunakan tepat saat pemberian yang dibutuhkan dan sesuai dengan waktu pemberian Sukman, (2004). Secara garis besar ada 2 jenis herbisida, berdasarkan cara kerjanya yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida kontak adalah herbisida yang sistem kerjanya langsung berpengaruh terhadap tubuh

15 tanaman yang terkena kemudian dapat ditranslokasikan. Sedangkan herbisida sistemik adalah herbisida yang sistem kerjanya melalui akar dan bereaksi agak lambat. Translokasi merupakan pergerakan herbisida dalam tubuh tanaman dapat lewat pembuluh batang (xylem) dan pembuluh daun (floem). Adapun salah satu dari herbisida kontak yaitu herbisida gramoxone. Herbisida gramoxone merupakan herbisida purna tumbuh yang bersifat kontak dan berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua (Moenandir, 2003). Adapun fungsi dari herbisida gramoxone adalah sebagai berikut : a. Mengendalikan gulma teki. b. Mengendalikan gulma daun sempit. c. Mengendalikan gulma daun lebar. Sedangkan bahan aktif yang terkandung dalam herbisida gramoxone yaitu parakuat diklorida 276 g dan ion parakuat 200 g. C. Identifikasi Jenis Gulma Menurut Sukman, (2004) Adapun gulma yang umumnya terdapat pada lahan perkebunan tanaman kopi yaitu sebagai berikut : a. Teki (Sedges) Teki-tekian mempunyai batang berbentuk segitiga, tidak berongga yaitu Cyperus rotundus L. Daun berbentuk garis dan mengelompok dekat pangkal batang. Teki-tekian ini biasa tumbuh di tempat terbuka atau terlindung.

16 b. Gulma Daun Sempit (Tight-Leaved Weeds) Axnopus compresses mempunyai bentuk daun sempit panjang dan pinggirnya berbulu halus. Berkembang biak dengan biji dan stek batang serta tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung. Adapun gulma daun sempit yang terdapat pada tanaman kopi yang berumur 2 tahun yaitu Axnopus compresses Paspalum comersonnilamk, daunnya berbentuk garis, berbulu pada pertemuan helai daun dan berkembang biak dengan biji serta anakan. Serta dapat tumbuh dimana-mana. c. Gulma Daun Lebar (Broad-Leaved Weeds) Memiliki tunas dan serta bagian batangnya terbentuk sebagai bagian terbuka yang sensitif terhadap perlakuan kimia yaitu Boreria alata. D. Penyebaran Gulma Pada Tanaman Kopi Umumnya lokasi atau bagian lahan yang ditumbuhi gulma pada tanaman kopi berada di sekitar gawangan tanaman. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara manual, kimia dan mekanis. a. Manual : Menggunakan parang atau dicabut dengan tangan. b. Kimia : Menggunakan penyemprotan dengan bahan kimia (herbisida). c. Mekanis : Menggunakan mesin/alat pemotong rumput. Adapun cara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara kimia. Selain itu herbisida gramoxone efektif mematikan gulma daun lebar jenis Boreria alata dan gulma teki jenis Cyperus rotundus.

17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di Kebun Percontohan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Waktu Waktu pelaksanaan dalam penelitian ini adalah selama 30 hari, dimulai pada tanggal 1 Februari 2011 sampai 30 Februari 2011, terhitung dari persiapan alat dan bahan hingga pengamatan data terakhir, serta pengolahan data. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan : Solo Sprayer, Ember, Alat tulis menulis, Tali rapia, Meteran, Parang, Label, Kamera, dan Gelas ukur. 2. Bahan Bahan yang digunakan : Herbisida (Gramoxone), Air. C. Prosedur penelitian Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Persiapan areal Areal yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gawangan dari tanaman kopi. Dengan aplikasi penyemprotan secara bersamaan

18 dalam sehari, dan selama 10 hari pengambilan data secara berturut-turut, dalam 1 petak diperkirakan tingkat kematian gulma 100 %. 2. Pemberian patok kayu yang berukuran ± 1 meter untuk batas tiap petak lalu patok ditancapkan ke tanah sedalam ± 5-10 cm. 3. Kemudian ujung patok diikat dengan tali rapia dan ditarik lurus sepanjang 10 meter dan lebar 2 meter sebanyak 3 petak dan tiap perlakuan masingmasing dibagi 5 petak di dalamnya. 4. Melakukan penyemprotan pada tiap petak dengan konsentrasi yang telah ditentukan untuk tiap perlakuan. Penyemprotan ini di lakukan pada pagi hari antara jam 9-10 ke atas tergantung cuaca panas. D. Perlakuan Perlakuan dalam penelitian menggunakan herbisida gramoxone yang terdiri dari 3 bagian yaitu petak jadi ulangan sebanyak 5 petak ulangan. 1. P 1 : Herbisida gramoxone dengan konsentrasi 45 cc/10 liter air. 2. P 2 : Herbisida gramoxone dengan konsentrasi 55 cc/10 liter air. 3. P 3 : Herbisida gramoxone dengan konsentrasi 65 cc/10 liter air. Penelitian ini dengan ulangan 5 kali yaitu diambil dari 5 petak dan diamati selama 10 hari. E. Pengambilan Data Pengambilan data melalui perhitungan persentase layu, kering hingga matinya gulma campuran, yang terdapat dalam petak penelitian untuk penyemprotan dengan konsentrasi berbeda.

19 Dengan menggunakan rumus sebagai berikut : F. Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan rataan sederhana, untuk mengetahui rata-rata persentase matinya gulma campuran yang diamati pada tiap perlakuan dalam penelitian Nugroho, (1995). x = x? x n = Rata-rata hitung n x = Banyaknya data = Variasi yang diteliti? = Jumlah

20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tingkat Kematian Gulma Pada Tiap Perlakuan Berdasarkan Lampiran (1), hasil pengamatan penggunaan herbisida kontak (Gramoxone) terhadap gulma campuran pada tanaman kopi umur 2 tahun dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Tingkat Kematian Gulma Setelah Penyemprotan Dengan Herbisida Gramoxone (%). Perlakuan Hari Pengamatan I II III IV V VI VII VIII IX X P 1 5 10,4 16,4 22,2 28,6 35,8 47,6 57,8 72,8 89,8 P 2 10 11,6 13,2 16 24,2 31,8 40,8 50,4 64 83,8 P 3 15 24,2 30,6 43,6 52 62,6 71,8 80,8 90,6 98,4 Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa perlakuan penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 65 cc/10 liter air (P 3 ) diduga lebih efektif dengan rata-rata tingkat kematian yang lebih tinggi 98,4 % dibandingkan dengan perlakuan penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 45 cc/10 liter air ( P 1 ) rata-rata tingkat kematian 89,8 % dan dengan penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 55 cc/10 liter air (P 2 ) rata-rata tingkat kematian gulma campuran 83,8 % Untuk perbandingan penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 45 cc/10 liter air (P 1 ) dan penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 65 cc/10 liter air (P 3 ) menunjukkan bahwa penyemprotan

21 herbisida gramoxone konsentrasi 45 cc/10 liter air (P 1 ) lebih efektif menekan perkembangan gulma teki jenis Cyperus rondutus dengan ratarata tingkat kematian gulma 89,8 % sedangkan (P 3 ) penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 65 cc/10 liter air efektif menekan perkembangan gulma daun lebar jenis Boreria Alata dengan rata-rata tingkat kematian gulma 98,4 %. Jadi pengendalian gulma yang kurang efektif untuk mematikan gulma ditunjukkan pada perlakuan (P 2 ) penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 55 cc/10 liter air dengan rata-rata tingkat kematian 83,8 %. Hal ini diduga karena adanya jenis gulma yang berbeda. Adapun gulma yang terdapat dalam petak (P 2 ) yaitu gulma daun sempit jenis Axnopus compresses. 2. Daya Berantas Herbisida Gramoxone Untuk daya berantas herbisida dapat diketahui melalui pengamatan terhadap tubuh atau bagian gulma dari daun, batang dan akar tanaman. Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa perlakuan penyemprotan gulma campuran dengan herbisida gramoxone menggunakan konsentrasi 65 cc/10 liter air (P 3 ), efektif mengendalikan gulma daun lebar jenis Boreria alata, dengan daya berantas sampai ke tingkat akar pada hari ke 10 dibandingkan dengan penyemprotan gulma campuran herbisida gramoxone konsentrasi 45 cc/10 liter air (P 1 ) dan penyemprotan gulma campuran dengan herbisida gramoxone menggunakan konsentrasi 55 cc/10 liter air (P 2 ).

22 Perbedaan persentase kematian gulma untuk masing-masing perlakuan dengan perbandingan penyemprotan herbisida gramoxone (P 1 ), (P 2 ), dan (P 3 ) dapat terlihat dengan jelas seperti pada grafik berikut : Gambar 1. Grafik garis persentase tingkat kematian gulma penyemprotan herbisida gramoxone.

23 B. Pembahasan Dari hasil pengamatan penyemprotan herbisida gramoxone terhadap tingkat kematian gulma pada tiap perlakuan menunjukkan bahwa nilai rata-rata penyemprotan gulma campuran herbisida gramoxone konsentrasi 45 cc/10 liter air (P 1 ) 89,8 % lebih efektif mengendalikan gulma teki jenis Cyperus rondutus dan penyemprotan gulma campuran dengan herbisida gramoxone menggunakan konsentrasi 65 cc/10 liter air (P 3 ) 98,4 % lebih efektif mengendalikan gulma berdaun lebar jenis Boreria alata dibandingkan dengan penyemprotan gulma campuran dengan herbisida gramoxone menggunakan konsentrasi 55 cc/10 liter air (P 2 ) 83,8 %. Hal ini terjadi karena efek residu gramoxone bereaksi terhadap zat kimia yang terkandung dalam herbisida gramoxone, dan gulma daun sempit jenis Tight-Leaved Weeds kematiannya lama dan hampir dikatakan tidak mati karena akar gulma tersebut kuat. Herbisida ini dapat mengubah dan berpengaruh terhadap gulma. Penyerapan herbisida oleh jaringan tumbuhan tergantung jumlah kutikula yang ada pada permukaan daun (Syawal, 2005). Menurut Sukman (2004), herbisida gramoxone dapat menghambat pembentukan klorofil dan menghambat proses fotosintesis. Oleh sebab itu apabila konsentrasi yang ditentukan tepat waktu, tepat dosis dan tepat sasaran akan mematikan gulma secara cepat dan maksimal.

24 Pengendalian gulma secara kimia dapat bereaksi terhadap gulma apabila terjadi perubahan lingkungan, iklim dan tanggapan gulma terhadap perlakuan zat kimia terhadap herbisida yang digunakan (Moenandir, 2003). Peranan lingkungan dan cara aplikasi dapat menunjang keberhasilan tingkat kematian gulma. Peranan lingkungan (cahaya, suhu, air, tanah dan angin) dapat mempengaruhi herbisida. Contohnya, letak herbisida berubah terhadap gulma, maka herbisida akan berubah sifatnya. Cara aplikasi juga penting dalam penentuan keberhasilan pengendalian gulma seperti aplikasi yang mengurangi kontak dengan tanaman budidaya dan memperbanyak kontak dengan gulma Sukman, (2004).

25 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Herbisida gramoxone efektif mengendalikan gulma berdaun lebar jenis Boreria alata dan gulma teki jenis Cyperus rotundus. 2. Penyemprotan pengendalian gulma campuran herbisida gramoxone dengan konsentrasi 45 cc/10 liter air (P 1 ) efektif mengendalikan gulma teki jenis Cyperus rotundus. 3. Pengendalian gulma campuran dengan herbisida gramoxone dengan konsentrasi 65 cc/10 liter air (P 3 ) efektif mengendalikan gulma daun lebar jenis Boreria alata. 4. Untuk penggunaan herbisida harus tepat sasaran, tepat waktu dan tepat konsentrasi agar kematian gulma dapat maksimal. B. Saran 1. Sebaiknya jika mengendalikan gulma menggunakan herbisida harus lebih memperhatikan cara aplikasi serta faktor lingkungan. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan konsentrasi yang lebih rendah.

26 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006. Bercocok tanam kopi. Kanisius. Jakarta.. 2006. Gramoxone. PT. Syngenta Indonesia. Moenandir, J. 2003. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Pers. Jakarta. Najiyati, S dan Danarti. 2008. Kopi Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. Penebar Swadaya. Jakarta. Nugroho. 1995. Rumus-rumus Statistik Serta Penerapannya. CV. Rajawali. Jakarta. Syawal. 2005. Pengaruh Herbisida Terhadap Perkembangan Gulma. Penerbit CV. Rajawali. Jakarta. Sukman Y. 2004. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Penerbit CV. Rajawali. Jakarta.

LAMPIRAN 27

28 2 m 2 m 2 m U 10 m 10 m 10 m P 1 P 2 P 3 Ket : Lebar = 2 m Panjang = 10 m Konsentrasi = P 1 = 45 cc / 10 liter air P2= 55 cc / 10 liter air P3 = 65 cc / 10 liter air

29 Lampiran 1. Persentase Tingkat Kematian Gulma Perlakuan Persentase Tingkat Kematian Gulma (%) I II III IV V VI VII VIII IX X P 1.(1) 5 7 13 17 23 30 41 50 67 87 P 1.(2) 5 8 14 19 26 33 46 55 75 90 P 1.(3) 5 10 15 21 28 35 48 57 70 89 P 1.(4) 5 12 19 26 31 39 50 61 75 90 P 1.(5) 5 15 21 28 35 42 53 66 77 93 Jumlah 25 52 82 111 143 179 238 289 364 449 Rata-Rata 5 10,4 16,4 22,2 28,6 35,8 47,6 57,8 72,8 89,8 Perlakuan Persentase Tingkat Kematian Gulma (%) I II III IV V VI VII VIII IX X P 2.(1) 10 12 14 15 25 32 41 52 65 85 P 2.(2) 10 11 12 14 18 22 35 42 55 75 P 2.(3) 10 13 15 20 27 35 43 53 70 90 P 2.(4) 10 11 13 15 28 37 45 55 67 87 P 2.(5) 10 11 12 16 23 33 40 50 63 82 Jumlah 50 58 66 80 121 159 204 252 320 419 Rata-Rata 10 11,6 13,2 16 24,2 31,8 40,8 50,4 64 83,8 Perlakuan Persentase Tingkat Kematian Gulma (%) I II III IV V VI VII VIII IX X P 3.(1) 15 27 33 46 52 65 73 83 93 100 P 3.(2) 15 24 35 50 65 76 82 89 97 100 P 3.(3) 15 25 30 45 50 63 70 80 90 100 P 3.(4) 15 22 28 38 44 52 66 75 85 97 P 3.(5) 15 23 27 39 49 57 68 77 88 95 Jumlah 75 121 153 218 260 313 359 404 453 492 Rata-Rata 15 24,2 30,6 43,6 52 62,6 71,8 80,8 90,6 98,4

Lampiran 2. Persiapan Alat Dan Bahan Penelitian 30

31 Lampiran 3. Pembuatan Petak Perlakuan Lampiran 4. Petak Perlakuan

32 Lampiran 5. Pencampuran Herbisida dengan Air Lampiran 6. Dokumentasi Penyemprotan Lampiran 6. Tingkat Kematian Gulma Teki dengan Konsentrasi Penyemprotan 45 cc/10 Liter Air (P 1 )

33 Lampiran 7. Tingkat Kematian Gulma Daun Sempit dengan Konsentrasi Penyemprotan 55 cc/10 Liter Air (P 2 ) Lampiran 8. Tingkat Kematian Gulma Daun Lebar dengan Konsentrasi Penyemprotan 65 cc/10 Liter Air (P 3 )