BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

dokumen-dokumen yang mirip
USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN KONTRAKTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PROYEK

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DIPANDANG DARI ASPEK BIAYA

Drs.H.Adang Tadjuddin,M.Si. Drs.H.ADANG TADJUDDIN,M.Si

PEDOMAN MUTU TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

BIMBINGAN TEKNIK PERENCANAAN PRESERVASI JEMBATAN

Sistem manajemen mutu Persyaratan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian.

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

SOP-5 PELAKSANAAN PENUGASAN. Halaman 1 dari 11

PECHA KUCHA KE-16. Manajemen Mutu dalam Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya yang Berkualitas dan Berkelanjutan. 13 Maret 2015

AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015. Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambar I-1 Proses Pembuatan Batik

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Hiryanto, M.Si Dosen PLS FIP UNY. Peningkatan Mutu PKBM.PPM

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

BAB II STUDI PUSTAKA. pembuatannya berbeda dengan lokasi elemen akan digunakan. Lawan dari

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

Oleh: Dr. Widarto, M.Pd.

LAMPIRAN A Kuisioner Validasi Awal

Inititating Process Group

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan;

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 13. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

Tata Kelola E-learning (E-learning Governance)

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

BAB I MANAGEMENT PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Sistem manajemen mutu Persyaratan

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU PADA PROSES PEMBANGUNAN STRUKTUR BETON GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI SURAKARTA. Herman Susila.

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

DAFTAR IS Latar Belakang ldentifikasi Masalah Perumusan Masalah...;...

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN I-1

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tantangan globalisasi yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek


TEORI TENTANG QC (Quality Control) dan QA (Quality Assurance)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraannya adalah dihasilkan output dan outcome yang bermutu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Scanned by CamScanner

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

UAS REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Software Quality Assurance HANSI ADITYA KURNIAWAN

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditunjukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating procedure (SOP), quality target dan struktur organisasi SMM. Standart operating procedure merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan penilaian kinerja. Quality target merupakan acuan atau target dari kualitas pekerjaan. Dengan adanya target untuk suatu pekerjaan merupakan salah satu untuk mengendalikan kualitas. Sehingga kualitas pekerjaan bisa dicapai untuk kepuasan dari costumer atau owner (pemilik proyek). Struktur organisasi juga membantu untuk melaksanakan kualitas dari suatu proyek. Struktur organisasi ini berfungsi membagi tugas yang seimbang agar pengendalian mutu dapat mudah untuk dilaksanakan di lokasi proyek. Filosofi dasar dari TQM adalah sebagai efek dari kepuasan konsumen. Beberapa cara yang dipakai untuk mencapai kualitas yaitu dengan : a. Manajemen Harian b. Manajemen kebijakan c. Manajemen functional d. Kendali Mutu e. Keselamatan kerja

TQM (Total Quality Management) pada proyek konstruksi ada bagian penting yang harus ada sebelum proyek konstruksi dilaksanakan yaitu RMP (rencana mutu proyek). Rencana Mutu Proyek sebagai amanat Kepmen PU No.362/KPTS/M2004 tentang penerapan sistem manajemen mutu. Pada lingkungan departemen PU, Rencana mutu proyek didefinisikan dalam standar SNI 19-9000:2001. Bahwa proyek konstruksi merupakan proses yang terdiri dari bangunan atau perakitan infrastruktur. Penyusunan dan perakitan infrastruktur tersebut harus memiliki rencana mutu proyek untuk menghasilkan bangunan yang maksimal dan kepuasan dari owner dapat diperoleh. Untuk mencapai tujuan yang sesuai persyaratan tertentu dengan pengelolaan yang sangat dipengaruhi oleh adanya kendala waktu, biaya dan sumber daya. Rencana mutu proyek merupakan dokumentasi perencanaan realisasi produk untuk merencanakan dan mengembangkan proses realisasi produk secara konsisten dengan persyaratan sistem manajemen mutu. Rencana mutu proyek harus mengatur dan memuat ketentuan mengenai : a. Sasaran mutu dan persyaratan pekerjaan b. Penetapan proses, dokumen dan penyediaan sumber daya c. Persyaratan verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi, dan pengontrolan kualitas pekerjaan d. Dokumentasi dari pekerjaan yang dilakukan untuk membuktikan bahwa prses realisasi dan hasil produk memenuhi persyaratan yang direncanakan.

Rencana Mutu Proyek tersebut biasanya dikenal dengan RKS (rencana kerja dan spesifikasi). Penjaminan mutu tersebut sangat bermanfaat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Sehingga, pelaksanaan konstruksi tidak dilakukan dengan asalasalan. RMP atau RKS adalah sebagai pedoman memantau, mengukur dan mengendalikan kinerja penyelenggaraan proyek. Prinsip dan unsur pokok dalam TQM. Prinsip utama dalam TQM adalah sebagai berikut : 1. Inspeksi ( pemantauan kualitas ) Merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi sudah dicapai. 2. Quality control Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi. Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.

3. Quality assurance Pemastian Mutu (Quality Assurance) adalah seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses, baik internal maupun eksternal termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan. Maksud dari Quality assurance ini adalah mengidentifikasi kemajuan dari kualitas. Quality assurance mengevaluasi cost dari proyek secara keseluruhan secara teratur untuk menetapkan anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan standard kualitas.

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Manajemen Mutu. Mutu sudah diatur oleh standar ISO 9000 untuk sistem manajemen mutu. Pada proyek konstruksi ada tiga proses yang harus dilakukan untuk mendapatkan mutu yang baik. Ini aalah syarat yang harus dilakukan dalam manajemen mutu dalam suatu proyek. Tiga proses mutu tersebut adalah perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian mutu (Quality Control), dan penjaminan (Quality assurance). Ketiga proses ini dilakukan dalam suatu manajemen proyek agar proyek tersebut menghasilkan mutu yang baik. Gambar 2.1 Proses Mutu 2.2. Perencanaan Mutu Perencanaan mutu merupakan proses mengidentifikasi standar kualitas yang relevan, yang sesuai dengan kebutuhan pemilik dan memenuhi standar peraturan yang berlaku untuk setiap bagian pekerjaan, penetapan standar spesifikasi yang diberlakukan dalam proyek dan perencanaan strategi pencapaian standar yang direncanakan. Perencanaan mutu biasanya berkaitan dengan pemilik (owner), yaitu proses produksi, desain produk, atau pelayanan. Perencanaan mutu ini biasanya

dilakukan di tahap-tahap awal, sebelum tahap pelaksanaan. Untuk proyek konstruksi, merencanakan mutu ini sangat perlu sebagai acuan untuk melakukan proses selanjutnya seperti penjaminan mutu dan pengendalian mutu di tahap selanjutnya. Secara garis besar, Perencanaan mutu bertujuan mengidentifikasi dan menetapkan standar mutu yang relevan bagi proyek dan merumuskan strategi pencapaiannya untuk memastikan proyek dan pekerjaan yang dihasilkan dapat memehuhi standar mutu yang dapat diterima. Perencanaan mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek yang sedang dikerjakan : memahami kebutuhan owner/pemberi tugas memahami peraturan yang berlaku untuk setiap bagian pekerjaan mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk desain dan pelaksanaan konstruksi 2. Menganalisa dan menetapkan standar kualitas yang ingin dicapai proyek : penyusunan dan penetapan RKS/Spesifikasi Umum dan Teknis penetapan peraturan-peraturan yang dipakai dan harus ditaati dalam pelaksanaan pekerjaan 3. Merencanakan strategi pencapaian kualitas : pemilihan jenis/tipe/merk material (Spesifikasi Material) perencanaan metoda pelaksanaan : urutan kerja dan strategi kerja analisa kebutuhan material, alat dan sumber daya manusia yang diperlukan, baik dari sisi jumlah/volume, penjadwalan waktu, jenis, kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan antisipasi permasalahan yang mungkin timbul dan strategi penanganannya sinkronisasi, evaluasi dan validasi keselarasan antara standar kualitas (metoda, volume, kemampuan) dengan biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan

2.3. Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Penjaminan mutu merupakan suatu proses menjalankan apa yang sudah ditetapkan dan direncanakan dalam perencanaan mutu, mengawal, mengevaluasi dan verifikasi pelaksanaan terhadap rencana yang dibuat, serta identifikasi dan antisipasi masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek. Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu proyek telah dilaksanakan dengan berhasil. Penjaminan mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Menjalankan apa yang sudah ditetapkan dan direncanakan. 2. Mengawal strategi pencapaian kualitas supaya berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, supaya memenuhi persyaratan pengujian dan evaluasinya serta memenuhi metoda pelaksanaan yang baik, dengan urutan kerja yang benar dan kelengkapan material, alat dan sumber daya manusia yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan. 3. Mengevaluasi pelaksanaan apakah sesuai dengan rencana strategi pencapaian kualitas dalam batas toleransi yang dapat diterima. 4. Mengidentifikasi dan pencegahan/antisipasi masalah yang mungkin timbul dari kondisi lokasi kerja, material, alat dan sumber daya manusia yang ada serta melakukan evaluasi dan antisipasi problem dengan mengacu pada strategi yang telah direncanakan sebelumnya. Memberikan verifikasi keselarasan pelaksanaan pekerjaan dari pemenuhan kualitas, biaya dan waktu terhadap rencana.

2.4. Pengendalian Mutu (Quality Control) Pengendalian mutu merupakan suatu proses pemeriksaan dan pengujian terukur, mulai dari material (spesifikasi), pemasangan (sesuai gambar) dan hasil kerja (sesuai toleransi spesifikasi teknis hasil pekerjaan) dan penilaian berdasarkan standar RKS/Spesifikasi Teknis dan peraturan yang ditetapkan harus dipatuhi oleh proyek. Pengendalian mutu melakukan tindakan-tindakan berupa testing, pengukuran, dan pemerikasaan untuk memantau apakah kegiatan konstruksi telah dilakukan sesuai dengan rencana. Pengendalian mutu dilakukan pada tahap pelaksanaan proyek, khususnya pada tahap pengwasan dan pengendalian, agar mengetahui apakah tahap-tahap pelaksanaan proyek sudah dilakukan sesuai dengan syarat dan rencana pada perencanaan mutu. Lalu jika tidak dilakukan sesuai syarat, maka dilakukan penindak-lanjutan. Pengendalian mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Melaksanakan inspeksi (material, alat, pekerjaan) 2. Memeriksa dokumen sertifikasi (material, alat, tenaga kerja) Menyaksikan pelaksanaan dan menganalisa hasil pengujian (material, pekerjaan) 2.5. Standart Operating Procedure (SOP) Sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan maka disusun Standart Operating Procedure (SOP) item-item pekerjaan. SOP dituangkan dalam bentuk flow chart. Contoh SOP dalam bentuk flow chart dapat dilihat pada Gambar 2.2 sampai dengan Gambar 2.3.

Gambar 2.2 Flow chart pekerjaan kolom Gambar 2.3 Flow chart pekerjaan baja ringan

Disamping SOP dalam bentuk flow chart, maka perlu juga ditentukan quality target yang hendak dicapai. Contoh-contoh quality target dapat dilihat pada Gambar 2.4 sampai dengan Gambar 2.5. Gambar 2.4 Quality target pekerjaan kolom Gambar 2.5 Quality target struktur beton

Gambar 2.6 Quality target pekerjaan keramik

DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.slideshare.net/asrisurbakti/tahap-pelaksanaan-ubah 2. http://id.wikipedia.org/wiki/iso_9000 3. http://archgreenland.blogspot.com/2012/10/manajemen-konstruksi.html 4. http://id.wikipedia.org/wiki/manajemen_kualitas_total 5. http://www.academia.edu/4869484/bab_1_konsep_total_quality_ MANAGEMENT 6. http://huangcorp.wordpress.com/2008/04/29/manajemen-kualitas-qualitymanagement/ 7. https://id.scribd.com/doc/23050841/manajemen-kualitas#