PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

SMA NEGERI 14 JAKARTA Jalan SMA Barat, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tlp

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II ANALISIS BANDUL FISIS

UJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN 2010 / 2011 AYUNAN SEDERHANA

MODUL 5 BANDUL MATEMATIS DAN FISIS

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

SIMAK UI 2011 Fisika. Kode Soal

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas Agustus 2008 Waktu: 4 jam

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

I. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Mengenal sifat bandul fisis 2. Menentukan percepatan gravitasi

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

Materi Pendalaman 01:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

BAB III METODE PENELITIAN

SASARAN PEMBELAJARAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

Kuliah Mekanika Fluida 21/03/2005. Kuliah Mekanika Fluida Keseimbangan Benda Terapung

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

Prosiding Matematika ISSN:

GERAK HARMONIK SEDERHANA

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

KINETIC STUDY ON ADSORPTION OF CHROMIUM(lIl) TO DIATOMACEOUS EARTH PRE-TREATED WITH SULFURIC AND HYDROCHLORIC ACIDS

Deret Fourier dan Transformasi Fourier

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

KUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR OSILASI

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK

Uji Kompetensi Semester 1

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

Konsistensi Hambatan Kawat Kumparan Terhadap Hukum Ohm pada Berbagai Medium

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

Putri Indriana. Endah Rahmawati. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

GERAK OSILASI. Penuntun Praktikum Fisika Dasar : Perc.3

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

SIMULASI SMITH CHART UNTUK PENYESUAI IMPEDANS TIPE TRAFO 1/4 λ dan TIPE SINGLE STUB

PENENTUAN KONSTANTA PEGAS DENGAN CARA STATIS DAN DINAMIS. Oleh:

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

PENGUKUR PERCEPATAN GRAVITASI MENGGUNAKAN GERAK HARMONIK SEDERHANA METODE BANDUL

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

KARTU SOAL DAN SPESIFIKASI SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Antiremed Kelas 11 FISIKA

JURNAL PRAKTIKUM GERAK OSILASI DAN JATUH BEBAS

GERAK MELINGKAR. = S R radian

Getaran osilasi teredam pada pendulum dengan magnet dan batang aluminium

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Transkripsi:

36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with physica penduum method. This method is appied to experiment of simpe osciation that it can be used as a new method. Data anaisys is done in two ways, or methods. The resut of graphyc anaysis in the first way method is the vaue of inert moment that is obtained from ine gradient in graph ht vs h is : 6,00 ± 0,0 (0 - m kg); 8,00 ± 0,50 (0 - m kg); 0,80 ± 0,30 (0 - m kg) and 6,0 ± 0,80 (0 - m kg). The second way method, the graphic anaisys is found the vaue of inert moment in the ine gradient from this graph ht vs x is: 8,0 ± 0,0 (0 - m kg); 0,50 ± 0,0 (0 - m kg); and 6,0 ± 0,60 (0 - m kg). The rigid moment inert with the physica penduum has resut cose to the vaue of rigid inert moment in the iterature. The instrument that is made designed can be used to conduct the experiments in physics aboratory. Keys word: Inert moment, simpe osciation, physica penduum Momen keembaman (I) merupakan sifat fisis dari suatu benda yang saah satu gerak meingkar (rotasi). Seperti hanya dengan massa (m) sifat embam dari benda terhadap gerak transasinya, momen keembaman juga merupakan sifat embam benda terhadap gerak rotasinya. Setiap benda tegar yang masing-masing titik partikenya bergerak meingkari suatu acuan tertentu yang berada di uar benda seau dapat dicirikan dengan momen keembamanya (Giancoi, 00: 36). Masaah dasar dari peneitian ini adaah metode yang sederhana, tetapi cukup baik untuk mengukur besar momen keembaman suatu benda. Jika keembaman transasi (m) diukur dengan membandingkan massa benda dengan massa standar (mengunakan neraca atau timbangan dua engan), momen, keembaman (I) diukur dengan mengayunkan benda terhadap suatu titik tumpu. Pada prinsipnya, mengayunkan sama dengan merotasikan, waaupun tidak satu putaran penuh. Dengan prinsip ayunan, rumus momen keembaman dapat diturunkan meaui persamaan gerak yang sederhana. Akan tetapi, keadaan yang sebenarnya dari ayunan tidakah sederhana rumus persamaan gerak yang dipakai daam peneitian ini. Ada dua faktor yang diabaikan daam peneitian ini, waaupun pengaruh kedua faktor ini menyebabkan raat tota yang nampak daam grafik-grafik dan anaisisnya. Agar diperoeh raat yang keci, maka percobaan diakukan dengan

37 Jurna Pendidikan Matematika dan IPA Vo.. No.. Januari 03: 36- menggunakan peraatan yang memadai (Sutrisno, 997: 98). Gesekan antara titik tumpu ayun dan benda mengakibatkan ayunan semakin ama semakin emah (teredam). Sehingga persamaan matematis dari gerak benda meibatkan fungsi eksponensia. Pegaruh gesekan ini dapat diabaikan dengan cara menghauskan (mempericin) bagian benda yang bersentuhan dengan titik tumpu osiasi (Khanafiyah, 0). Penyeesaian matematis dari persamaan gerak benda dibuat sederhana dengan meakukan pendekatan matematis (sin ) (Resnick, 078). Konsekuensinya, simpangan benda harus sekeci mungkin. Saah satu sistem fisis yang bergerak mengikuti gerak harmonik sederhana adaah bandu fisis (Physica Penduum), yaitu benda tegar yang digantungkan sehingga dapat berayun daam bidang vertika terhadap sumbu yang meaui benda tersebut (Surya, 0). Bandu dengan massa m diayunkan dengan sumbu putar meaui O jarak pusat berat bandu adaah h. Momen inersia terhadap sumbu rotasi yang meaui pusat massa adaah: I 0 = mk + 0 mh Momen gaya pada bandu sewaktu sudut simpangan dari bandu sebesar adaah mgh sin, untuk sudut yang keci sin (Soetarman, 978), maka: mg Dengan menyatakan antara persamaan di atas akan diperoeh: d mgh = I (jika faktor redaman = 0) Biasanya daam percobaan faktor redaman tidak dapat dibuang sama sekai, faktor redaman akan memperambat ayunan benda, sedemikian sehingga persamaan gerak menjadi: d d -b (-mgh ) I atau, d d I b mgh 0 () Penyeesaian dari Persamaan () tersebut adaah : A e Bt cos t () Persamaan () ini dideferensiakan sekai dan dua kai terhadap t diperoeh: d BA e Bt coct - (- A) e Bt sin t dan, d Bt Bt B Ae cos t BAe sin t Bt Ae cos t sehingga Persamaan () menjadi: I ( B ) Bb k cos t IB b sin t 0 (3) Tujuan peneitian ini adaah menentukan niai momen inersia benda tegar dengan metode bandu fisis. Diharapkan hasinya dapat memberikan andi daam pengembangan peraatan aboratorium fisika. Metode. Peraatan Aat ukur yang digunakan untuk menentukan besaran-besaran fisis daam percobaan momen

Penentuan Momen Inersia Benda Tegar 38 keembaman terdiri atas stopwatch (keteitian: 0,00 sekon). Jangka sorong (keteitian: 0,05 mm); mistar (keteitian: 0,5 mm); neraca duduk (keteitian: 0,05 gram) (Armitage, 98). Obyek yang diteiti daam percobaan ini adaah sebuah bandu fisis (berupa empengan auminium yang diubangi sebanyak dua puuh ubang). Kedua ujung empengan dipatri dengan dua batang kuningan untuk keperuan pemasangan beban bervariasi.. Percobaan Kesearasan antara metode anaisa percobaan dan teori teretak pada kepatuhan daam menentukan sudut awa simpang bandu ( ), dan pengabaian faktor redaman (Sarojo, 978). Kepatuhan ini akan menyebabkan timbunya raat pada hasi percobaan terhadap teori. Akan tetapi raat yang dihasikan oeh adanya kepatuhan ini sangat keci sehingga bisa diabaikan. Daam percobaan ayunan bandu fisis simpangan berkisar pada harga 0. Ha ini akan menyumbangkan raat terhadap teori sebesar: sin 360 00% 0,0% sin Sumbangan raat 0,0% sangat keci sehingga daam perhitungan diabaikan. Faktor kedua adaah teretak pada kepatuhan menentukan faktor redaman. Besar raat akibat pengaruh faktor redaman terhadap niai momen keembaman secara teoritis dapat diperkirakan sebagai berikut ini. Pada percobaan, periode ayunan berkisar pada niai satu detik. Daam 0 kai ayunan, simpangan berkurang sekitar 0%, sehingga harga b dapat diperkirakan sebagai berikut: e( 0det ik) 0,9 e( 0det ik) Atau, 0b e 0,9 daam perhitungan didapatkan: b = 0,0 faktor redaman b= 0,0 menyumbangkan raat pada pengukuran periode ayunan T sebesar T. T dapat dicari dengan cara sebagai berikut ini. Didenifisikan periode ayunan secara teoritis sebagai T t dan periode ayunan terukur daam percobaan sebagai T p yang masingmasing dirumuskan: T t = mgh b T p = mgh / / dan Daam perhitungan seanjutnya diperoeh: b T T 6 p t T t T Tp Tt p b 6 dengan menuiskan T t -T P = (T) dan T t T P T dari perambatan raat, rumus di atas dapat dituis sebagai: TT b T 6 atau

39 Jurna Pendidikan Matematika dan IPA Vo.. No.. Januari 03: 36- b 3 T T 6 Dari percobaan yang teah diakukan, besar T berkisar pada satu detik. Raat teoritis bagi T = detik dengan b = 0,0 adaah: T 00% 0,000% T Sumbangan raat 0,000% sangat keci sehingga daam perhitungan dapat diabaikan (Soejoto, 993). Jadi penganggapan bahwa b = 0 untuk getaran teredam daam percobaan yang diakukan sangatah bijaksana dan dapat dipertanggungjawabkan. Daam percobaan ini, besaran fisis yang diukur adaah waktu getar bandu fisis (T) sebagai fungsi jarak titik tumpu ayunan dari titik acuan yang teah ditentukan secara sembarang yaitu x. Terdapat dua buah metode anaisa daam penentuan harga I o. Kedua buah metode tersebut adaah seperti yang diuraikan berikut ini:. Metode I Dasar perhitungan daam metode ini adaah dengan memperhatikan etak titik pusat massa sistem. Data yang diperoeh daam percobaan mengukur waktu getar T sebagai fungsi jarak titik tumpu terhadap titik acuan, yaitu x, dibuat grafik T vs x. Seanjutnya I o dapat ditentukan dari grafik ht vs h, seteah mengetahui besar sope, misa dinotasikan dengan A, dan titik potong grafik, yang dinotasikan dengan B. A= g I B = O mg. Metode II Daam metode ini untuk menentukan momen keembaman I o tidak menentukan dimana etak pusat massa sistem. Bia variabe h diganti dengan R-x, maka seteah diakukan penjabaran ebih anjut diperoeh persamaan yang berbentuk: R I 0 x T g x R mr R Dari persamaan T, kondisi minimum dicapai jika: d T 0 dt Dengan perhitungan massa diperoeh: x I mr 0 min x min tersebut bia dimasukan d T ke persamaan 0 maka dt diperoeh harga T min daam bentuk: 8 I0 atau, g m T MIN g T min I0 6 dengan T min ditentukan dari grafik T vs x, g dihitung dari persamaan T mim, m diukur dengan sebuah neraca. Dan bia hargaharga tersebut dimasukkan ke persamaan I o maka diperoeh harga momen embam sistem m

Penentuan Momen Inersia Benda Tegar 0 terhadap sumbu yang meaui pusat massa. Hasi dan Pembahasan. Menentukan I o Dengan Metode I Momen keembaman I o ditentukan dengan persamaan g T min I0 m daam bentuk : 6 mgb I 0 = Massa bandu m diukur angsung dengan neraca, sedang harga g dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: R I0 x T g x R mr R, dimana besar gradien A ditentukan dari grafik ht vs h dan B ditentukan sebagai titik potong pada sumbu ht. Raat I o yaitu I o dihitung dengan rumus umum perambatan raat daam bentuk : I o = I o I o I o ( m) ( g) ( B) m g B Rumus ini dipakai karena semua variabe tak bergayut dan semua raat rambang. Raat massa m ditentukan besarnya dengan mempertimbangkan skaa terkeci dari neraca yang digunakan, dan besarnya ± 0,05. Sedangkan raat g yaitu g dihitung dengan rumus perambatan raat yaitu: dg G = A A da A Dengan A ditentukan dari grafik yang dirumuskan daam bentuk: A A A = A dan A sebagai gradien garis yang dibuat dengan mempertimbangkan raat yang dimiiki oeh garis vertika pada grafik ht Vs h. Raat ht diperoeh dengan menggunakan rumus perambatan raat seperti diakukan di atas. Dimana daam perhitungan raat tersebut adaah sebesar ± 0,. Yang terakhir B ditentukan dari setengah seisih dari harga mutak dua titik potong garis yang memiiki gradien masing-masing A dan A. Hasi pengukuran dan perhitungan dengan anaisa metode I dinyatakan daam Tabe. Tabe. Hasi Pengukuran dan Perhitungan dengan Anaisa Metode I No. M (0-3 kg) A (s /m) G (m/s ) B(0-3 67,50 ± 0,05 87,0 ± 0,05 7,0 ± 0,05 37,30 ± 0,05,00 ± 0,0,00 ± 0,0,00 ± 0,0,00 ± 0,0 9,60 ± 0,0 9,80 ± 0,50 9,70 ± 0,0 9,80 ± 0,0 m.s ) 3,60 ± 0,0 3,80 ± 0,50 3,70 ± 0,0,80 ± 0,0 I (0 m.kg) 6,00 ± 0,0 8,00 ± 0,50 0,80 ± 0,30 6,0 ± 0,80

Jurna Pendidikan Matematika dan IPA Vo.. No.. Januari 03: 36-. Menentukan I o dengan Metode II Raat I o dengan teori perambatan raat dengan m dan g teah diperoeh dari perhitungan pada metode I. Sedang T ditentukan dari grafik T vs x. Pemecahan mencari T min diakukan dengan meihat secara angsung titik terendah yang dihasikan oeh grafik tersebut. Hasi perhitungan dengan metode II yang dinyatakan daam Tabe. Tabe. Hasi Pengukuran dan Perhitungan dengan Anaisa Metode II No. m(0-3 kg) T min (s) I o (0 - m kg) 3 87,0 ± 0,05 7,0 ± 0,05 37,30 ± 0,05 0,7670 ± 0,00 0,873 ± 0,0 0,93 ± 0,00 8,0 ± 0,0 0,50 ± 0,0 6,0 ± 0,60 Untuk percobaan dengan m = (67,50 ± 0,05) 0-3 kg, tidak bisa ditentukan harga I o karena ketidak jeasan T min yang bisa ditentukan daam grafik yang dihasikan daam percobaan ini. Simpuan dan Saran Hasi peneitian ini disimpukan bahwa:. Aat ini dapat bekerja berdasarkan rancangan percobaan yang direncanakan.. Daam menentukan momen keembaman (I) dapat diakukan dengan dua metode. 3. Dari grafik ht vs h metode I dapat ditentukan momen keembaman dari gradien garis yang dibuat dan diperoeh niai momen keembaman untuk metode I sebesar: 6,00 ± 0,0 (0 - m. kg), 8,00 ± 0,50 (0 - m. kg), 0,80 ± 0,30 (0 - m. kg) dan 6,0 ± 0,80 (0 - m. kg).. Dari grafik ht Vs x metode II dapat ditentukan momen keembaman dari gradien garis yang dibuat dan diperoeh niai momen keembaman untuk metode II sebesar: 8,0 ± 0,0 (0 m.kg), 0,5 ± 0,0 (0 - m.kg), dan 6,0 ± 0,60 (0 - m.kg). Daftar Pustaka Armitage E., 98. Practica Physics in SI. London: Jhon Murray, Pubishers Ltd 50 Abemare Street Giancoi, Dougas C. 00. Fisika Jiid I (Edisi ke -5). (Pentrjemah: Yuhiza Hanun). Jakarta: Erangga. Khanafiyah, S. 0. http://journa. unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi/artic e/ downoad/000/98 (3 Oktober 03). Resnick, Robert & Haiday, David. 978. Physics, 3 ed. Canada: John Wiey. Sarojo, Ganijati Aby.978. Mekanika, Teori dan Soa. Jakarta: Jurusan Fisika FIPIA Universitas Indonesia. Sutrisno. 997. Fisika Dasar Seri: Mekanika. Bandung: Penerbit ITB Surya Yohannes.0. www, yohannessurya.com/downoad/penuis/asyikf isika 08.pdf (diakses tangga november 03) Soetarmo. 985. Fisika. Surakarta: Widya Duta. Soejoto dan Euis Sustini, 993. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti Proyek Pembinaan TKPT.

Penentuan Momen Inersia Benda Tegar