Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

dokumen-dokumen yang mirip
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL PENNELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

STUDI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Mimi Hayatiˡ, Elfiana 2, Martina 3 ABSTRAK

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

Transkripsi:

71 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Timur terdiri atas 18 Kecamatan dengan luas wilayah 3.877.21 ha. Luas wilayah tersebut terdiri dari daratan (3.574.75 ha) dan luas wilayah perairan (292.46 ha). Kabupaten ini menurut garis lintang dan bujur pada peta bumi, terletak pada posisi geografis diantara 115 56 26 118 58 19 BT dan 2 1 1 52 39 LU seperti pada Gambar 22. Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur Sebelah utara Kabupaten Kutai Timur berbatasan dengan Kecamatan Kelay dan Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau dan Kabupaten Bulungan. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Bontang dan Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kertanegara, Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi, Sebelah Barat dengan Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kertanegara.

72 Secara umum wilayah Kabupaten Kutai Timur mempunyai topografi yang beragam dengan komposisi. Tabel 8 Klasifikasi Ketinggian Wilayah Di Atas Muka Air Laut Kabupaten Kutai Timur No Klasifikasi ketinggian muka tanah diatas air laut Luas wilayah Keterangan Kemiringan (%) 1 s/d 7 m, msl 121.83 ha dataran landai 2 3 4 8 s/d 25 m, msl 26 s/d 1 m, msl 11 s/d 1 m, msl 172.94 ha 658.52 ha 73.7 ha bergelombang berbukit pegunungan 5 11 s/d 16 m,msl 6.93 ha gunung, di wilayah Kecamatan Muara Ancalong dan Muara Wahau Sumber BPS Kabupaten Kutai Timur dalam angka tahun 22. Dari data seperti pada Tabel 8 menunjukan wilayah Kabupaten Kutai Timur didominasi daerah perbukitan. Curah hujan tertinggi 3.56 mm/ tahun terdapat di Kecamatan Muara Bengkal dan Muara Ancalong dengan jumlah hari hujan 129 hari per tahun. Jumlah hari hujan terbanyak pada bulan November, yaitu selama 17 hari. Jumlah curah hujan tertinggi kedua adalah Kecamatan Sanggata sebesar 2.231 mm/tahun yaitu dengan jumlah hari 96 per tahun. Jumlah hari hujan terbanyak ada dibulan Desember yaitu 15 hari hujan. Hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Bogor tahun 22, terdapat lima jenis tanah di Kabupaten Kutai Timur yaitu Podsolik, Alluvial, Andosol, Organosol dan Molisol yang penyebarannya sangat beragam. Data penggunaan lahan yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK), dengan rincian dari total luas daratan kabupaten Kutai Timur 3.574.75 ha, adalah sebagai berikut: lahan dialokasikan untuk kawasan hutan 68% atau 2.423.148 ha. sedangkan luasan yang dialokasikan untuk kawasan budidaya 32% atau 1.151.6 ha. Kawasan untuk sektor pertanian pangan, perikanan, perternakan sebesar 7.5% atau 27.658 ha terletak di dalam luasan budidaya. Sektor ini belum diusahakan secara optimal, meskipun lebih 6% penduduknya mengandalkan kehidupannya dari sektor tersebut. Indikatornya, sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan peternakan pada

73 tahun 22 hanya menyumbang 9.27% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB ). Hal ini disamping luas lahan sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan perternakan masih sangat kecil, pada Tabel 9 beberapa komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi justru tingkat produktifitasnya rendah. Penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten adalah sektor pertambangan dengan nilai konstribusi sebesar 72.86%. No Jenis Komoditas Tabel 9 Produksi,Tanaman Pangan, Perkebunan di Kabupaten Kutai Timur Luas Panen (ha) Produksi Total (ton) No Jenis Komoditas A. Tanaman Pangan B Tanaman perkebunan Luas Panen (ha) Produksi Total (ton) 1 Padi sawah 2.51 7.992 1 Karet 1.49 78. 54 2 Padi Ladang 1.212 22.599 2 Kelapa 7.755 3.47.25 3 Jagung 1.179 2.194 3 Kopi 633.5 19.2 4 Ubi kayu 254 3.323 4 Cengkeh 16..35 5 Ubi Jalar 16 879 5 Lada Pala Jambu mete Jahe 332. 5 26. 2. 22.4.3 6 Kacang tanah 189 188 6 Kapuk 61. 16. 7 Kedelai 176 192 7 Kemiri 296. 19. 25 Aren 265. 8 Kacang Hijau 73 78 8 Kakao Panili Kayu manis Kelapa sawit Sumber: BPS, Kabupaten Kutai Timur dalam Angka, Tahun 22 6.995 12.2 34. 6.3 2.87.7 Saat ini jumlah penduduk menurut sensus BPS Kabupaten Kutai Timur, tahun 2 sebesar 167.859 jiwa. Jumlah tersebut mengalami kenaikan rata-rata tiap tahun sebesar 4%. Kenaikan yang relatif signifikan terjadi pada periode tahun 199 sampai dengan tahun 2. Jumlah penduduk 99.647 jiwa bertambah menjadi 147.48. Kenaikan jumlah penduduk tersebut disebabkan antara lain banyaknya pendatang baru. Hal itu, karena kota Kecamatan Sangata menjadi ibu kota Kabupaten Kutai Timur yang terbentuk pada tahun 1999, merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kutai. Dengan luas daratan 3.574.75 ha, maka kepadatannya sekitar 17 jiwa atau 4 kepala keluarga setiap Km 2. Prediksi kedepan menurut BPS Kabupaten Kutai Timur jumlah penduduk diperkirakan akan meningkat menjadi 33.76 jiwa pada tahun 21. Gambar 23 menyajikan prediksi kenaikan pertambahan

74 penduduk sampai dengan tahun 21, sedangkan jumlah penduduk berdasarkan usia di sajikan pada Gambar 24. GRAFIK PROYEKSI PENDUDUK Penduduk 35, 3, 25, 2, 15, 1, 5, 58,187 99,647 167,859 157,84 147,48 216,89 33,76 198 199 2 21 22 25 21 - Tahun Gambar 23. Grafik Proyeksi Penduduk Kabupaten Kutai Timur Tahun 21 GRAFIK PROSENTASE PENDUDUK MENURUT UMUR 34.5%.8% 1.9% 35.5% Usia 4-15 Usia 16-3 Usia 31-55 Usia 56-65 Usia 66-75 27.3% Sumber BPS Kabupaten Kutai Timur 24 Gambar 24. Penduduk Kabupaten Kutai Timur Berdasarkan Usia

75 4.1.2. Kabupaten Kutai Kartanegara. Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri atas 18 Kecamatan dengan luas wilayah 2.772.553 ha. Luas wilayah tersebut terdiri dari daratan (2.611.69 ha) dan luas wilayah perairan (16.863 ha). Kabupaten ini menurut garis lintang dan bujur pada peta bumi, terletak pada posisi geografis diantara 115 26 28 118 28 2 B T dan 1 8 6 LU 1 8 6 LS seperti pada Gambar 25 Gambar 25. Peta Kabupaten Kutai Kartanegara Sebelah Utara Kabupaten Kutai Timur berbatasan dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Kutai Timur. Sebelah Selatan Kodya Samarinda dan Kodya Balikpapan dan Kabupaten Pasir. Sebelah Timur berbatasan dengan selat Makasar. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat. Secara umum wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai topografi yang beragam dengan komposisi.

76 Tabel 1 Klasifikasi Ketinggian Wilayah Di Atas Muka Air Laut Kabupaten Kutai Kartanegara 1 2 3 4 No Klasifikasi ketinggian muka tanah diatas air laut s/d 7 m, msl 8 s/d 25 m, msl 26 s/d 1 m, msl 11 s/d 5 m, msl Luas wilayah 22.282 ha 837.947 ha 681.956 ha 42.662 ha dataran landai bergelombang berbukit pegunungan Keterangan 5 51 s/d >1 m,msl 486.844 ha gunung, di wilayah Kecamatan Tabang Sumber BPS Kabupaten Kutai Timur dalam angka tahun 22 Dari data tersebut wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara lebih banyak didominasi daerah perbukitan. Luas wilayah bukit sampai dengan pegunungan hampir lebih dari satu juta lima ratus ribu hektar Curah hujan tertinggi 6.143 mm/tahun terdapat di Kecamatan Kembang Janggut, hampir setiap hari turun hujan sepanjang tahun setelah menjelang sore. Pada daerah kecuali kecamatan Kembang Janggut, curah hujan hampir sama,sebagai contoh di Kecamatan Tenggarong Kota besarnya curah hujan 1.597 mm / tahun, jumlah hari hujan 97 hari per tahun. Kecamatan Sanga-Sanga besarnya curah hujan 1475 mm/tahun, dengan jumlah hari hujan 85 hari per tahun. Hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Bogor tahun 22, terdapat empat jenis tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu Podsolik, Alluvial, Andosol, rezina yang penyebarannya sangat beragam. Tata guna lahan yang ada saat ini merupakan hasil evaluasi sumberdaya lahan dan rencana pemerintah daerah dalam melakukan optimalisasi kawasan yang dituangkan kedalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK). RTRWK Kutai Kartanegara memuat secara garis besar penggunaan lahan untuk kawasan-kawasan hutan, baik hutan lindung maupun hutan produksi, kawasan budidaya yang berupa pertambangan, perkebunan, pertanian pangan, perikanan, perternakan dan industri. Selain itu RTRWK juga memuat kawasan permukiman dan perluasannya, serta wilayah / kawasan pantai. Arahan pembangunan yang dibagi menjadi wilayah-wilayah prioritas yang mendasarkan pada keadaan daya dukung wilayah atau resources juga tergambar pada RTRWK.

77 Secara garis besar tata guna lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai pola yang hampir sama dengan Kabupaten Kutai Timur. Perbedaan terlihat pada jumlah luasan tiap sektor. Total luas daratan kabupaten Kutai Kartanegara 2.611.69 ha. Alokasi yang diperuntukan untuk kawasan lindung sebesar 59.4 % atau 1.647.997 ha, sedangkan luasan yang dialokasikan untuk kawasan budidaya 4.6 % atau 1.124.556 ha. Kawasan untuk sektor pertanian pangan, perikanan, perternakan sebesar 15% atau 17.28 ha terletak di dalam kawasan budidaya. Sektor ini juga belum diusahakan secara optimal meskipun lebih dari 75% penduduknya mengandalkan kehidupannya dari sektor tersebut. Indikatornya, sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan perternakan pada tahun 22 hanya menyumbang 13% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Beberapa komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi justru tingkat produktifitasnya rendah, seperti terlihat pada Tabel 11. Tabel 11 Produksi, Tanaman Pangan, Perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara No Jenis Komoditas Luas Panen (ha) Produksi Total (ton) No Jenis Komoditas Luas Panen (ha) Produksi Total (ton) A. Tanaman Pangan B Tanaman perkebunan 1 Padi 33.686 16.586 1 Karet 1.49 1.125 sawah 2 Padi 8.42 22.978 2 Kelapa 8.3,2 5.92 Ladang 3 Jagung 891 3.899 3 Kopi 1.613,3 1.45 4 Ubi kayu 1.669 35.532 4 Cengkeh 48,5.3 5 Ubi Jalar 539 7.475 5 Lada Pala Jambu mete Jahe 3.93,75 9,5 47,6 4.84 4 212 6 Kacang 477 997 6 Kapuk 36,47 19 tanah 7 Kedelai 373 74 7 Kemiri Aren 83,8 48,45 39 19 8 Kacang Hijau 141 255 8 Kakao Panili Kayu manis Kelapa hibrida Sumber: BPS, Kabupaten Kutai Kertanegara dalam Angka, Tahun 22 941,65 2,6 49 32 Penyumbang terbesar PDRB Kabupaten adalah sektor pertambangan dengan nilai kontribusi sebesar 6 %. 684 29 11

78 Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup berarti. Jumlah penduduk pada tahun 199 sebesar 34.69 jiwa. Pada Tahun 2 jumlah penduduk naik menjadi sebesar 427.791 jiwa, terdapat kenaikan sekitar 2.4 % per tahunnya. Tahun 22 jumlah penduduk mencapai 459.965 jiwa. Dengan luas 27.263,1 Km 2 maka kepadatan penduduk tiap-tiap 1 Km 2 di huni oleh 17 jiwa atau 4 kepala keluarga. Laju Kenaikan pertambahan penduduk setiap tahun hampir dua setengah persen. Gambar 26 meyajikan prediksi kenaikan jumlah penduduk sehingga mencapai sebesar 679.578 jiwa di tahun 21. Jumlah penduduk berdasarkan usia disajikan pada Gambar 27. GRAFIK PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK Penduduk 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, 679,578 427,791 434,759 459,965 34,69 GRAFIK PROSENTASE 219,46 PENDUDUK MENURUT UMUR 198 199 2 21 22 21 - Tahun Gambar 26. Grafik Proyeksi Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 21. 2,4% 5,9% 1,36% 24,21% Usia 4-15 Usia 16-3 Usia 31-55 Usia 56-65 Usia 66-75 39,13% Gambar 27. Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Berdasarkan Usia.

79 4.2. Profil Pertambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Timur Pada tahun 23 deposit batubara nasional adalah sebesar 58.8 milyar ton, dari jumlah tersebut 33.8 persen atau 19.5 milyar ton berada di Provinsi Kalimantan Timur (DIT PM&B,24). Deposit batubara Kalimantan Timur tersebut tersebar di tiga belas wilayah Kabupaten dan Kota. Saat ini deposit terbanyak berada di Kutai Kartanegara sejumlah 6.8 milyar ton atau 31.18 persen terhadap deposit Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Timur sejumlah 5.3 milyar ton atau 27.18 persen terhadap deposit Kalimantan Timur ( Gambar 28) 41.64% 31.18% 27.18% Kutai Kartanegara Kutai Timur Kabupaten lainnya Sumber: Diolah dari data Dit. Pengusahaan Batubara dan Mineral 23 Gambar 28 Deposit Batubara Kutai Kartanegara dan Deposit Batubara Kutai Timur. Saat ini terdapat 41 perusahaan yang secara resmi beroperasi di Provinsi Kalimantan Timur dengan konsesi lahan yang diberikan ijinnya dari pemerintah pusat seluas 1.821.4 ha. Menurut Soelarno(27) meskipun lahan yang diperuntukan untuk pertambangan sangat luas, tetapi dalam penggunaannya akan menyusut sesuai dengan kandungan deposit yang ada. Saat ini di Kabupaten Kutai Timur luas lahan yang dibuka (asumsi tanpa reklamasi ) 6. ha. Terkait dengan rencana pemerintah yang akan mengganti bahan minyak dan gas bumi untuk keperluan sektor energi dan industri ditahun 21 sebesar 75% dan untuk memenuhi permintaan pasar dunia yang cukup besar dengan harga yang bagus, maka deposit yang ada di Provinsi Kalimantan Timur akan mempunyai peran sangat besar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas. Kondisi ini akan mendorong pelaku bisnis dibidang sumberdaya energi dari mineral batubara

8 berlomba untuk melakukan aktifitas kegiatan penggalian / eksploitasi batubara dan berebut pasar dengan permintaan yang sangat signifikan. Hal ini menggambarkan berapa jumlah luasan lahan yang dapat diperkiraan akan rusak oleh penambang-penambang yang tidak bertanggung jawab. Secara lebih rinci profil pertambangan batubara di provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai kartanera dan Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Profil Pertambangan Batubara Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara No Kaltim Kutai Kertanegara Kutai Timur Keterangan 1 Deposit/Cadan 19.5 Milyar Ton 6.8 Milyar 4.4 Milyar Sisanya terdapat gan (posisi Ton atau Ton 27.18% di 11 Kabupaten Tahun 23) 31.18% /Kota 2 Produksi Tahun 23 3 Ekspor Tahun 23 4 Jumlah Perusahaan 57.7 Juta Ton 19.9 Milyar Ton 5.3 Juta Ton 17.37 Milyar Ton 16.2 Milyar Ton 16.3 Milyar Ton s.d.a Berasal 13Perusahaan dari 41 15 1 Sisanya berada 5 Luas Lahan 1.821.4 ha. 527.73 ha 297.372 ha s.d.a di lain Kabupaten Sumber: Indonesia Mineral & Coal Statistics 24, Journal Ditjen Geologi dan Mineral Resources Aktifitas kegiatan penambangan batubara terbuka tersebut akan membawa dampak, berupa dampak positif maupun negatif terhadap daerah yang bersangkutan. Pada Tabel 12 nampak bahwa pada saat ini perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 15 perusahaan dan di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 1 perusahaan. Jumlah penambang / pelaku penggalian mineral batubara terbuka yang tertera di Tabel 12 tersebut belum termasuk pengusahaan penambangan batubara yang ijinnya diberikan oleh pemerintah daerah setempat dengan luasan dibawah 1 ha. Terdapat juga pengusahaan penggalian Batubara yang tidak mendapat ijin dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

81 Penggalian batubara jenis ini adalah pengusahaan eksploitasi Batubara terbuka secara illegal dan biasanya tidak mengindahkan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan sehingga dampak yang ditimbulkan banyak merugikan terhadap ekosistem alam terutama lingkungan. Seperti disebutkan di atas terdapat dampak positif dan negatif dari aktiftas penambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Timur. Dampak positif secara ekonomi terhadap daerah antara lain; Pertama, kontribusi terhadap neraca pemasukan keuangan didalam PDRB, nilai kontribusi dari batubara Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 7% dan di Kabupaten Kutai Timur sebesar 8%. Kedua,dapat menggairahkan perputaran ekonomi masyarakat secara nyata. Sebagai contoh dampak terhadap ekonomi riil adalah tingginya frekwensi transpotasi yang digunakan untuk mendukung aktifitas produksi, akibat dari aktifitas tersebut dibangunnya sarana dan prasarana fisik. Terkait dengan perekonomian di sektor riil, dampak positif dari aktifitas eksploitasi batubara di dua kabupaten tersebut terlihat banyaknya jumlah atau arus barang yang masuk, sehingga berdampak positif terhadap sektor perdangangan dan pembangunan. Indikasi ini terlihat dengan meningkatnya kenaikan dua sektor tersebut sebesar 15 % tiap tahun. Dampak positif terhadap sosial budaya antara lain terdapatnya assimilasi antara penduduk asli dengan pendatang. Penduduk pendatang usia kerja yang rata-rata tiap tahun bertambah 2.4 % di Kabupaten Kutai Kartanegara dan 6.8 % tiap tahun di Kutai Timur. Kenaikan angka-angka tiap sektor per tahun di kedua Kabupaten (Kutai kartanegara dan Kutai Timur) disebabkan karena terdapatnya aktifitas pertambangan batubara terbuka. Di samping dampak positif seperti diuraikan diatas, terdapat juga dampak negatif dari aktifitas eksploitasi batubara terbuka yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan. Sebagai contoh adalah terhadap keseimbangan kehidupan biotik dan abiotik sehingga sistem alam (ecosystem) rusak yang ditandai dengan turunnya kualitas lingkungan. Kenampakan nyata dampak negatif tersebut dapat terlihat insitu terutama pada lahan. Lahan pasca tambang batubara terbuka yang ditinggalkan begitu saja / derelict land akan menyisakan sejumlah persoalan teknis maupun non teknis. Secara teknis, terdapat perubahan permukaan tanah, salah satu contoh bentuk topografi dengan

82 kemiringan yang ekstrim antara titik terendah dan tertinggi dengan sudut elevasi > 45. Tanah dengan bentuk lereng seperti tersebut sangat rentan terhadap terjadinya erosi. Aktifitas dengan alat-alat berat juga dapat menekan dan memadatkan tanah sehingga berakibat terjadinya perubahan struktur tanah. Aktifitas-aktifitas seperti yang diuraikan diatas, dapat berakibat pada perubahan sifat fisik dan kimia tanah sehingga tidak dapat untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Koch dan Ward, 21). Gambar 29 menunjukkan lahan pasca tambang yang ditinggalkan begitu saja tanpa di reklamasi (berada di Kabupaten Kutai Kartanegara). Gambar 29. Lahan Pasca Tambang Batubara Terbuka Tidak di Reklamasi Dampak negatif secara non teknis adalah timbulnya berbagai persoalan antara lain menurunnya tingkat kesehatan warga yang letak permukimannya dekat dengan lahan pasca tambang yang ditinggalkan begitu saja. Hasil wawancara dan kuesioner terhadap warga masyarakat di sekitar lahan pasca tambang batubara yang tidak direklamasi, menyatakan sulitnya untuk mendapatkan air yang berkualitas. Persoalan sosial budaya dan kelembagaan hak-hak adat terhadap tanah menjadi kabur, karena penduduk setempat beranggapan tanah tersebut sudah tidak bisa menghasilkan untuk membantu kehidupan mereka. Lahan pada kondisi seperti yang diuraikan di atas akan menjadi lahan yang diterlantarkan, lama-kelamaan tanah akan terus terdegradasi dan pada gilirannya menjadi gersang

83 dan sulit sebagai media tumbuh tanaman untuk keperluan produksi pertanian/perkebunan. Lahan pasca tambang batubara untuk dapat mendukung berlangsungnya ekosistem alam secara berkesinambungan, menurut Lorenzo et al. (1996) dalam kesimpulan penelitiannya di Pocos de Caldas, Spanyol diperlukan waktu lebih kurang 5 tahun.